Halo Suamiku!

Mengenali Orang Yang Salah



Mengenali Orang Yang Salah

0

Epigraf: 

Sang Xia selalu berpikir bahwa Rong Zhan adalah iblis, orang cabul, penjahat, dan bajingan. 

Sejak saat itu, setiap kali lelaki itu membentangkan sayap iblisnya, ia juga telah membuka langit baru bagi Sang Xia. 

Melindunginya dari angin dan hujan. 

Membuat ia aman sepanjang waktu!

 **

Malam itu, angin berhembus membawa udara dingin. 

Di sebuah hotel VIP kelas atas di kota T.

Terdengar suara sumbang dari salah satu kamar. 

Itu adalah suara seorang wanita yang sangat serak. 

Hari berikutnya...

Sang Xia bangun dengan sakit kepala setelah semalam ia mabuk berat. 

Ia menyadari ruangan ini tidak nampak seperti tempatnya sendiri. Terasa seperti bingkai yang rusak dan ia dapat merasakan rasa sakit di kepalanya yang tidak berkesudahan. 

Seolah-olah ia baru saja berperang melawan sesuatu yang tak dapat ia ingat tadi malam.

Ia memicingkan matanya dan mencoba melihat dengan jelas. 

Suasana yang aneh, kamar dimana ia berada bergaya Eropa, besar, dan terlihat kemewahan sederhana. Entah sudah jam berapa sekarang, cahaya hangat telah menembus jendela kamar masuk ke dalam ruangan.

Tubuhnya merasa tidak nyaman lalu Ia memutuskan untuk bangkit berdiri dengan menggunakan tangan sebagai penopang. Saat itu juga ia amat terkejut karena menyentuh kulit yang hangat. Ia bergegas berbalik dan menoleh ke samping…...lelaki, seorang lelaki?! 

Sang Xia membelalakkan matanya ketika mendapati tubuhnya dan lelaki itu telanjang bulat. 

Bagaimana mungkin itu dia?

Lelaki di depannya memiliki wajah yang luar biasa. Banyak wanita di kota T yang ingin masuk ke dalam tempat tidurnya, tetapi saat ini, Sang Xia justru merasa sangat ngeri melihat ia dan lelaki ini berada di kamar yang sama dengan kondisi yang tidak dia mengerti.

Apa yang terjadi semalam?!

Sang Xia mengerutkan alisnya dan berusaha untuk mengingat apa yang terjadi dengannya. Semalam, Sang Xia mendengar kalau mantan pacarnya telah kembali. Lalu ia minum beberapa botol minuman keras di kelab malam. Kemudian, kemudian... ia menutupi kepalanya yang sakit dengan wajah pucat dan tangan gemetar. 

Tetapi bagaimana bisa ia berakhir tidur dengan lelaki di sampingnya. 

Demi Tuhan, ia dan pria itu ada di tempat tidur saat ini, sudah jelas telah terjadi sesuatu. Ia….. ia tahu itu. 

Orang di sebelahnya adalah sahabat dari mantan pacarnya, Rong Zhan.

Seorang pria yang kuat, jahat, dan berbahaya di kota T.

Nafas Sang Xia menjadi tidak teratur dan ia ingin segera pergi dari tempat ini. 

Begitu ia hendak bangun, tiba-tiba pinggangnya ditarik ke belakang dengan sebuah lengan besar. Mau tidak mau tubuhnya yang kecil dan ramping terguling di atas kasur dan dengan suara serak khas orang baru bangun tidur, lelaki itu membuka suara, "Sekali lagi." 

Sekali lagi?! 

Ia masih punya muka untuk mengatakan sekali lagi? 

"Pergi!" 

Sang Xia berteriak lantang dan dengan kesabaran yang sudah hilang, ia mengangkat tangannya hendak menampar lelaki itu! 

Tetapi Sang Xia terbelenggu di dekapan Rong Zhan yang erat. 

Lelaki itu membuka matanya, saat itu juga Sang Xia bisa melihat jelas mata elang lelaki itu yang sipit dan licik. Tanpa ragu-ragu, Rong Zhan melengkungkan senyum sinis di bibir tipisnya, "Sang Xia, sebaiknya kamu ceritakan padaku apa yang terjadi!" 

Melihat Sang Xia yang tiba-tiba terpana, ia mencibir, "Jangan bilang kalau kamu lupa." 

"Aku... Aku melupakan apa?" 

Wajah Sang Xia menjadi semakin pucat. 

Ia menarik dagu Sang Xia dan memaksanya untuk menatap lurus ke wajahnya, "Semalam kamu sangat ingin pergi ke kamarku. Sekarang kamu mencoba untuk bersikap sok suci?" 

Sang Xia terkejut!

Sang Xia benar-benar tidak ingin mempercayainya. Tetapi saat kesadarannya perlahan pulih, beberapa kepingan ingatan muncul di kepalanya. 

Semalam, di bawah pengaruh alkohol dan kesadarannya sudah mulai hilang. 

Setelah ia mabuk, sepertinya ia diseret pergi oleh beberapa lelaki dan kemudian ia mencium aroma tubuh yang sangat familiar.

Itu sangat mirip dengan mantan pacarnya.

Bau tembakau yang samar di tubuhnya saat itu begitu akrab bagi Sang Xia tetapi juga memunculkan perasaan sedih. Tanpa sadar Sang Xia meraih pakaian di dada lelaki itu, lalu tiba-tiba berjinjit melingkarkan lengannya di leher lelaki itu dan mencium bibirnya.

Ia begitu dimabuk oleh kesedihan. 

Sesaat setelah adegan itu muncul di kepala Sang Xia, wajahnya benar-benar pucat pasi. 

Rong Zhan menatap Sang Xia sambil menyeringai. 

Semalam, Sang Xia berulang kali memanggil nama pria lain sejak ia menciumnya. Mendengarnya, mata Rong Zhan memerah karena marah. Ia sangat ingin Sang Xia tergila-gila padanya.

Wanita bodoh ini. 

Sebenarnya banyak pertanyaan mengenai kejadian semalam yang memenuhi kepala Sang Xia saat ini. 

Tetapi ia tidak berani memikirkannya lagi. 

"Tidak, tidak bisa." Suara Sang Xia terdengar serak. Ia sudah salah menganggap Rong Zhan sebagai mantan pacarnya tadi malam. Bagaimana ini bisa terjadi. 

Tatapan mata Rong Zhan menjadi ganas dan menyeramkan ketika ia melihat Sang Xia menolak mempercayai apa yang telah terjadi dengan lelaki di depannya. Ia menyeringai, "Kenapa? Kamu lupa bagaimana kamu menelanjangi dirimu sendiri di depanku semalam, bagaimana kamu memohon belas kasihanku, dan bagaimana..."

Plak!

Tanpa aba-aba Sang Xia mendaratkan tamparan keras di wajah Rong Zhan. 

Ia terus berusaha melayangkan pukulan tanpa ampun seolah-olah seluruh tenaganya tercurah pada saat itu juga.

"Keluar dari sini!"

Sang Xia berteriak histeris. 

Rong Zhan memiringkan kepalanya sambil menjilat sudut bibirnya yang berdarah. Ia hanya terkekeh. 

Wajahnya nampak mengerikan memancarkan aura berbahaya. 

Tetapi Sang Xia tidak merasa takut sama sekali, ia justru menunjukkan rasa jijiknya, "Rong Zhan, aku salah mengira kamu sebagai orang lain. Tetapi kamu adalah laki-laki, jadi dalam hal ini, aku yang menderita kerugian. Aku benar-benar tidak ingin lagi terlibat denganmu. Seharusnya ini tidak terjadi dan aku tidak akan muncul lagi di hadapanmu ." 

Malam itu Sang Xia melakukan banyak kesalahan. 

Sang Xia akan membayar kesalahannya. 

Tetapi begitu ia mengatakannya, saat itu juga suasana di sekelilingnya menjadi suram. 

"Kamu bicara apa?" 

Rong Zhan menggerakkan matanya perlahan dan sudut bibirnya naik, tampak seperti orang yang ingin tersenyum tetapi tangannya mencengkram tangan Sang Xia dengan erat. 

Apa maksudnya mengira orang yang salah? 

Wanita ini... Sudah lebih dari sekali mengatakan dia adalah orang yang salah. Sejak awal Rong Zhan sudah ingin mencekik wanita ini!

Apa maksudnya dengan tidak ingin terlibat dengannya, seolah-olah kejadian tadi malam tidak pernah terjadi. Dan juga Sang Xia yang tidak akan pernah muncul di hadapannya lagi. Ia... begitu membenci dirinya!? 

Jari-jari Sang Xia berada dalam genggaman Rong Zhan dan ia tersenyum sinis, "Kita semua sudah dewasa dan itu hanyalah kesalahan. Kenapa harus membesar-besarkan masalah ini?" 

Rong Zhan menatap Sang Xia dengan menahan amarah yang sudah meletup-letup di dadanya, "Kenapa? Bukankah kamu sudah putus dengan sahabatku, Bo Yi? Aku hanya ingin mencicipi wanita yang begitu tergila-gila padanya. Apa yang salah dengan ini? Apa yang kamu takutkan?" 

Pernyataan Rong Zhan sangat memalukan bagi Sang Xia. Ia berniat untuk menampar Rong Zhan sekali lagi, tetapi ia hanya menampar udara kosong. 

Seluruh tubuh Sang Xia gemetar karena marah. Wajahnya menjadi merah padam saat mendengarkan penghinaan yang diucapkan oleh Rong Zhan.

Baik. 

Mari saling merendahkan, siapa yang takut pada siapa!? 

Wajah Sang Xia menunjukkan ekspresi ejekan, "Rong Zhan, kamu tahu, jangan berpikir kamu bisa dibandingkan dengan Bo Yi. Aku tetap menyukainya bahkan jika aku sudah berpisah dengannya. Dan kamu, apa kamu!? Kamu hanya punya sedikit uang haram, gangster kecil, bajingan, penjahat. Dan dengan diriku di atas kasurmu seperti ini, bukankah orang-orang akan berpikir sebaliknya, siapa yang merayu siapa?"

Setelah mengatakannya, Sang Xia bergegas mengambil pakaian dari tempat tidur dan mengenakannya lalu pergi. 

Ia benar-benar mengabaikan mata tajam di belakangnya yang menatap punggungnya dengan amarah yang meluap-luap. 

Tiba-tiba Sang Xia merasakan sesuatu. 

Ingin menoleh ke belakang. 

Tetapi sudah terlambat. Detik berikutnya ia terjatuh.

"Aaaahhh___!" 

Pergelangan kaki Sang Xia tiba-tiba ditarik oleh kekuatan yang besar dan tubuhnya terjatuh di tempat tidur yang langsung disambut oleh tubuh yang tinggi dan ramping. Laki-laki itu seperti singa yang mengamuk, tanpa ampun ia langsung menggigit leher Sang Xia.

Didampingi teriakan Sang Xia, Rong Zhan membuka suara, "Karena aku terlihat sangat menyedihkan di matamu, jadi aku akan menunjukkannya kepadamu!" 

 Rong Zhan sudah tidak tahan lagi dengan semua omong kosong Sang Xia! 

Pakaian Sang Xia sudah lepas di tangan besar Rong Zhan. Sangxia terus memberontak dan menjerit berjuang untuk melepaskan diri.

Rong Zhan menyekap tangan Sang Xia agar tidak melakukan tindakan brutal.

Terdengar langkah kaki mendekat dan kemudian tiba-tiba pintu kamar terketuk.

Suara itu mengejutkan keduanya. 

"Rong Zhan, ini aku." 

Suara seorang pria yang tidak asing dari balik pintu. 

Wajah Sang Xia memucat seketika! 

Seluruh tubuh Sang Xia langsung menggigil. Tanpa menunggu waktu lagi, ia segera berpakaian dan bersembunyi. 

Itu dia! 

Ia berada di luar sana sekarang. 

Sang Xia belum melihatnya semenjak mereka putus dan ia tidak berencana untuk melihatnya setelah lelaki itu kembali ke sini. 

Beberapa waktu sebelumnya, Sang Xia nampak seperti macan tutul yang siap memangsa sebelum akhirnya ia terlihat seperti anak kucing yang menggigil ketakutan dan tidak berdaya seperti ini.

Rong Zhan tahu, ia bukanlah orang yang bisa mengubah suasana hati Sang Xia. 

Rong Zhan melihat ke samping dan menemukan Sang Xia yang sedang menyembunyikan dirinya di dalam selimut. Ia benar-benar tidak nyaman melihatnya, entah itu sebuah perasaan cemburu atau perasaan ingin menyakiti, "Sudah lebih dari setahun tiga bulan sejak kalian putus. Apa yang kamu takutkan? Apa kamu masih bermimpi tentang dia sekarang?" 

Sang Xia yang mendengar ucapan Rong Zhan, tanpa diduga air matanya mengalir keluar. Kemudian ia menarik lengan Rong Zhan dan berkata dengan terbata-bata, "Tolong, suruh dia pergi. Aku tidak ingin dia melihatku seperti ini. Tolong..." 

Rong Zhan merasa terganggu melihat air mata Sang Xia. 

"Cium dan layani aku dengan senang hati, lalu aku akan memintanya pergi. Bagaimana?" 

Detik setelahnya, Rong Zhan menarik dagu Sang Xia dan mata sipitnya menjelajahi wajah Sang Xia dengan liar. 

Sang Xia menahan napas dengan air mata yang tertahan dan menatap Rong Zhan dengan pandangan tidak percaya. 

Rong Zhan menyunggingkan senyum mengejek, "Kenapa? Tidak berani?" 

Sang Xia hanya bisa terpaku, "..." 

"Oh, berpura-pura menjadi suci lagi. Semalam kita sudah tidur bersama dan sekarang tak disangka..." belum sempat Rong Zhan menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba mulutnya telah dibungkam oleh sesuatu yang lembut. 

Sang Xia menciumnya tanpa aba-aba. Segala sesuatu yang ada di kepala Rong Zhan telah tertahan oleh ciuman Sang Xia. 

Merasakan bibir Sang Xia yang begitu lembut, dengan penuh nafsu membara Rong Zhan langsung melumatnya dengan serakah. 

Tetapi hati Rong Zhan menjadi dingin karena tingkah laku Sang Xia. 

Akhirnya, saat Sang Xia berniat untuk pergi, Rong Zhan meraih rambut Sang Xia dengan kasar. 

Sang Xia berjuang sekuat tenaga untuk melepaskan diri. Begitu ia kembali menangis, Rong Zhan melepaskan Sang Xia dan melemparkannya ke tempat tidur. Detik setelahnya, Rong Zhan mengenakan baju tidurnya dan berjalan keluar. 

Sebelum sampai ke ujung pintu, tanpa menghentikan langkahnya, Rong Zhan memberikan ancaman dengan sinis, "Jika kamu telanjang, tunjukkan itu hanya untukku. Jika kamu membiarkan orang lain melihatmu seperti itu, aku akan membunuhmu!" 

Setelah akhir kalimatnya, ia menghilang di balik pintu dan menutupnya rapat-rapat. 

Saat ini, hati Sang Xia sedikit tertegun. 

Ia membiarkan dirinya jatuh ke dalam bayangan gelap. Saat ia menyentuh sudut matanya, ia menemukan setetes air mata yang mulai luruh. 

Meskipun ia telah putus dengan Bo Yi, ia tidak pernah memikirkan akan berurusan dengan orang-orang di sekitarnya.

Ia hanya ingin berada sejauh mungkin dengan apapun yang berkaitan dengan Bo Yi. 

Tetapi Tuhan memang suka bercanda. 

Jika lelaki itu tahu dirinya telah tidur dengan sahabatnya setelah putus dengannya, Sang Xia takut Bo Yi akan berpikir bahwa dirinya adalah wanita murahan. 

Entah sudah berapa lama kedua lelaki itu berada di luar, Sang Xia tidak bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan. Sang Xia hanya ingin segera pergi dari sini. 

Tidak hanya ingin melarikan diri dari Bo Yi, tetapi ia juga ingin melarikan diri dari iblis kejam, Rong Zhan!

Sang Xia mengambil pakaiannya untuk membersihkan diri dan melihat ke cermin. Meskipun ia tahu saat ini ia tidak sedang kondisi prima, tetapi saat melihat sekujur tubuhnya yang dipenuhi oleh jejak-jejak biru keunguan, ia tidak bisa menahan kakinya bergetar. 

Iblis itu tahu jika ini adalah yang pertama kalinya bagi Sang Xia dan ia sengaja mempermalukannya dengan cara seperti ini. 

Jika bukan karena ia tahu bahwa semalam ia mabuk, ia tidak akan percaya kalau ia mengenali orang yang salah dan berhubungan badan dengan pria itu! 

Ia tidak tahu apa yang ada di pikirannya.

Setelah dengan segera membersihkan diri, ia keluar dan menemukan sebuah komputer di ruangan itu. 

Tanpa menunggu waktu lama, Sang Xia bergegas menyalakan komputer dan jarinya dengan lincah mengetikkan sesuatu di sana. 

Tiba-tiba muncul kode hitam di layar. 

Tidak salah lagi. 

Sang Xia meretas sistem pengawasan kelab malam itu. 

Sang Xia, wanita yang terlihat sangat cantik dan mempesona, ternyata….

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.

Terimakasih atas pengertian Anda.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.