Halo Suamiku!

Adegan Yang Menakutkan!



Adegan Yang Menakutkan!

0Ketika menoleh ke belakang, Sang Xia melihat Rong Zhan sepertinya tidak berada dalam kondisi yang baik. Ia mengambil setengah panci cairan yang tersisa di tanah, lalu mencubit dagu pria itu di satu tangan dan memaksanya membuka mulut. Cairan itu langsung dituangkan ke mulut pria itu dari atas oleh Rong Zhan.     

Mata pria itu melebar, wajahnya nampak ketakutan, dan tubuhnya memberontak sekuat tenaga. Tetapi bagaimana bisa kekuatannya dibandingkan dengan Rong Zhan? Kekuatan Rong Zhan saat ini saja hampir menghancurkan dagu pria itu.     

Orang-orang di sekitar semuanya tampak bodoh, menutupi mulut mereka dengan tidak percaya dan takut.     

"Jangan lihat, kakak ipar. Bos tidak ingin kamu melihatnya. Ayo pergi."     

"Tapi…"      

"Tidak ada tapi." Cheng Donglin berbicara dengan sangat tegas.      

Bulu mata Sang Xia berkedip samar, ia ingin sekali mengatakan sesuatu, tetapi saat ini Rong Zhan sedang terluka.     

Ia bukanlah seorang Dewi, jadi ia tidak tahu bagaimana cara melindungi orang lain.      

Saat Sang Xia kembali menoleh ke belakang, ia melihat Rong Zhan telah melepas mantel hitamnya dan melemparkannya ke tanah dalam kondisi yang benar-benar buruk. Tubuhnya masih diselimuti oleh kemeja tipis yang ternoda mulai dari pundak sampai setengah punggung.     

Dalam sekali lihat, Sang Xia bisa langsung membayangkan cairan itu pasti telah menembus pakaiannya yang mampu merusak kulitnya. Itu hanya bagian belakang tubuhnya, lalu bagaimana dengan bagian depannya?      

Semakin Sang Xia memikirkannya, semakin ia bertambah cemas. Ini bukan saatnya mencari tahu siapa di balik semua ini, yang harus ia lakukan sekarang adalah mengobati lukanya sesegera mungkin.     

Memikirkan hal itu, Sang Xia bergegas kembali dan Cheng Donglin tidak berhasil menangkapnya. Mau tak mau ia segera mengikuti.     

Begitu Sang Xia masuk, ia bergegas menyiapkan soda kue, gunting, dan barang lainnya, lalu ia menarik Rong Zhan.     

Rong Zhan hanya ingin menyingkirkan orang yang menariknya, tetapi merasakan napas yang akrab dan seseorang yang memanggil namanya, Rong Zhan benar-benar terkejut. Ia bergegas bangkit dan berbalik untuk melihatnya.     

Sang Xia yang mengawasinya berbalik dengan cepat, langsung menatap ke wajah Rong Zhan. Bulu matanya bergerak cepat dan detik itu juga ia merasa lega.     

Ternyata ia baru saja menutupinya dengan mantel hitamnya. Tidak ada apapun di wajah Rong Zhan, sebagian besar cairan itu hanya mengenai pundak dan punggungnya.     

Tidak peduli seberapa serius dirinya sekarang, tetapi cairan itu pasti akan meninggalkan bekas luka di tubuhnya. Hanya saja, bagaimana bisa pria seperti Rong Zhan membiarkan dirinya mendapat resiko sebesar ini? Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Sang Xia pasti akan merasa sangat bersalah. Sekarang saja semuanya sudah cukup rumit.      

"Jangan pedulikan dia dulu, sekarang cepat ikut denganku."      

Entah cedera apa yang akan ia alami, tapi itu semua tidak dapat ditunda saat ini.     

Saat ini Sang Xia sudah tidak punya cara lain. Meskipun apa yang Rong Zhan lakukan hari ini bukan untuknya, ia pasti tetap akan melakukan ini. Ia selalu memiliki cara yang jelas tentang segalanya, kecuali Rong Zhan...     

Sang Xia tahu dirinya sudah berutang budi pada Rong Zhan.      

Melihat kembalinya Sang Xia, Rong Zhan terlihat agak rumit, lalu ia melihat ke arah Cheng Donglin. Cheng Donglin dengan cepat menyadari. Ia hanya ingin mengatakan sesuatu tentang itu, tetapi kemudian ia mendengar kata-kata Rong Zhan, "Bereskan dan untuk sementara tinggalkan dua orang untuk berjaga di sini."     

Cheng Donglin segera mengerti apa yang Rong Zhan maksudkan. Ia bergegas berbalik dan mulai memanggil orang-orang untuk membereskan itu semua.     

Warnet ini tidak berada di area ramai. Dibandingkan dengan area perumahan, warnet masih sangat dibuka untuk umum. Kamar mandinya bersih, tapi tidak besar.     

Setelah Sang Xia menarik Rong Zhan, tubuhnya yang tinggi dan ramping membuat ruang yang kecil ini menjadi semakin sempit.     

Ia adalah sosok pria yang elegan, menawan, lesu, dan agaknya ia sangat tidak cocok dengan keadaannya yang seperti ini. Tapi ia sama sekali tidak peduli dan menyerahkan dirinya sepenuhnya pada Sang Xia.      

Kali ini Rong Zhan bisa melihat emosi yang cukup rumit di mata Sang Xia. Tak menunggu waktu lama, Sang Xia segera membuka mulutnya, "Berbalik dan sedikit membungkuklah. Aku akan memotong bajumu terlebih dulu."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.