Halo Suamiku!

Canggung Sesaat



Canggung Sesaat

0Di depan kantor polisi.     

Cheng Donglin melihat Sang Xia yang turun dari taksi. Ia segera berbalik masuk dan berteriak, "Bos, bos, jangan tidur. Bangun, kakak ipar akan datang."     

Di dalam kantor polisi.      

Rong Zhan masih dalam keadaan mabuk, pusing, dan linglung. Saat ini, ia meremas ke kursi yang disatukan Cheng Donglin sebagai tempat tidurnya. Untungnya polisi lalu lintas menangkapnya, kalau tidak, orang biasa tidak akan bisa menghentikannya ketika mereka melihat plat nomornya.     

Setelah ia sempat menyerang polisi, ia berbaring di jalan sembari mendengkur. Lalu ia diseret ke kantor polisi.      

Sampai akhirnya ia terbangun di tengah malam, Cheng Donglin lah yang pertama mendapat kabar itu. Setelah menyelesaikan semua prosedur, ia diizinkan untuk pergi.      

Begitu Rong Zhan mengetahui bahwa yang datang adalah Cheng Donglin, ia langsung tertidur dengan mata tertutup, lalu mengatakan pada Cheng Donglin untuk meminta orang lain yang menjemputnya.      

Tidak ada yang tahu siapa "orang lain" yang ia maksud, kecuali Cheng Donglin.     

Siapa lagi orang lain itu? Mau tak mau polisi kembali membuka kontak nomor di ponselnya dan nomor pertama yang ditemukan adalah "Istriku".     

Begitu polisi melihatnya, ia langsung mengerti dan bergegas menelponnya.     

Saat ini.      

Cheng Donglin membangunkan Rong Zhan yang sedang menggosok pelipisnya yang sakit. Kemeja hitamnya sangat berantakan tetapi justru membuatnya terlihat seksi. Ketika ia mendengar bahwa Sang Xia akan datang, tidak hanya ekspresinya yang berubah, tetapi juga ia langsung mengambil tusuk gigi di piring buah dan membawanya ke mulut.     

Sedangkan orang-orang yang sedang berkeliaran di sekitar sempat memalingkan wajah keheranan tetapi kembali tampak acuh tak acuh.      

"Bos, jangan bersikap seperti ini. Dari awal jika kamu ingin pergi, kamu bisa pergi. Bukankah kamu menunggu kakak ipar untuk menjemput? Kalau begitu, jangan berikan wajah dingin seperti itu, ada begitu banyak…"     

Sebelum Cheng Donglin selesai berbicara, mata tajam Rong Zhan menyapu ke arahnya, memaksanya untuk menutup mulut.     

Cheng Donglin hanya bisa menghela napas berat.      

Apa yang sedang ia lakukan sebenarnya? Apa yang sebenarnya terjadi pada bos dan Sang Xia pada hari itu? Mengapa bos pergi menyetir larut malam sambil minum?     

Saat Cheng Donglin sedang memikirkannya, pintu kantor polisi didorong terbuka, menampilkan sosok Sang Xia yang masuk ke ruangan.     

Dengan tampilannya yang cantik, Sang Xia mampu menarik perhatian semua orang yang ada di sana, terutama sekelompok pria tua yang ada di dalam.      

Tetapi tidak ada perubahan ekspresi di wajah Rong Zhan, ia hanya melirik Sang Xia diam-diam. Ketika ia kembali menatap Sang Xia, ia mendapati begitu banyak orang yang sedang menatap istrinya. Rong Zhan sedikit menyipitkan mata elangnya yang kecil dengan menampilkan tatapan berbahaya.     

Tiba-tiba ia meludahkan tusuk gigi yang ada di mulutnya, bangkit, dan langsung menuju ke arah pintu, tak lupa ia menoleh kepada Cheng Donglin untuk memberikan perintah, "Ayo pergi!"     

Melewati Sang Xia, matanya menatapnya sekilas dan ia sengaja menghindari bahunya, seolah ia sudah kehilangan rasa hormatnya pada Sang Xia.     

Itu bukan gestur yang baik.      

Sebaliknya, Sang Xia menundukkan kepalanya untuk menangani urusan selanjutnya. Cheng Donglin ragu-ragu apakah ia harus tinggal untuk menemani Sang Xia menyelesaikan semua prosedurnya atau tidak.      

"Kakak Sang, maaf sudah mengganggumu." Cheng Donglin tersenyum meminta maaf.      

Sang Xia bertanya balik, "Apakah kamu benar-benar tidak dapat menyelamatkannya tanpa aku?"     

Kenapa dia tidak percaya?     

Lihatlah penampilan buruk Rong Zhan. Apakah itu terlihat seperti sikapnya? Apakah ia bisa begitu saja keluar tanpa Sang Xia?     

"Apa maksud kata-kata anda, Kak Sang? Tentu saja, dia hanya bisa keluar ketika Anda datang. Polisi lalu lintas tidak mengenal orang dan tidak mengerti hal-hal semacam itu. Mereka hanya ingin menemukan anggota keluarga. Kakak ipar, anda pernah mengatakan bahwa bagi kami, Tuan Zhan, adalah seorang tokoh masyarakat yang besar. Terlalu memalukan untuk pergi seperti ini. Tetapi kata-kata Anda baru saja sangat sulit untuk dimengerti, polisi memang hanya ingin anggota keluarga yang menjemput... "     

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Cheng Donglin mengeluarkan ponsel Rong Zhan dan membuka kontak ponselnya untuk menunjukkannya kepada Sang Xia dengan sengaja, "Kakak Sang, lihatlah apa yang Tuan Zhan inginkan. Di dalam benaknya, bukankah anda adalah istrinya?"     

Sang Xia hanya melirik sekilas, lalu sebuah bayangan bergegas masuk dan tiba-tiba mengambil ponsel itu__     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.