Halo Suamiku!

Penguntit Kereta Bawah Tanah!



Penguntit Kereta Bawah Tanah!

0Bahkan orang-orang di sekitar Rong Zhan terlibat dalam hubungan dengan kelompok senjata dan Sang Xia harus memastikannya.     

Meskipun Su Li memiliki keraguan di sana, tetapi ia tetap menjawab dengan tulus, "Namanya Rong Zhan..."     

Sang Xia hanya bisa terdiam.      

Sembari menghirup napas dalam-dalam.      

"Ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba bertanya ini? Sang Xia, apa kamu baik-baik saja?"     

Di sebarang telepon Su Li mengangkat alisnya dan bertanya dengan cemas.     

Sang Xia tidak tahan. Ia menelan ludahnya dengan susah payah, "...tidak apa-apa."      

"Baiklah kalau begitu. Ngomong-ngomong, saat aku menyadari keberadaan adikku, aku langsung pergi. Kamu tahu, aku takut padanya, tapi dia sangat tampan. Jika aku punya kesempatan, aku bisa memperkenalkanmu ..."     

Su Li terus berbicara panjang lebar di sisi lain.      

Sedangkan Sang Xia sama sekali sudah tidak memperhatikan. Dalam benaknya, ia harus dengan segera mengumpulkan informasi identitas mereka.      

Meskipun ia tidak pernah berpikir bahwa identitas mereka tidaklah biasa, tetapi tidak disangka, mereka benar-benar bukan orang biasa. Ini yang membuatnya pikirannya bergetar hebat dan sulit untuk kembali pulih.      

Hugh, seperti yang diduga, adalah Rong Zhan. Meskipun Sang Xia sudah menebaknya, tetapi itu masih sangat mengejutkan baginya ketika ia benar-benar mendengar Su Li mengatakan itu.     

Ketika masih kecil, ia mendorong kakaknya jatuh dari tangga dan sekarang kakaknya hanya bisa duduk di kursi roda. Tak lain, kakaknya adalah Jun Hang.      

Lalu Rong Zhan kecil datang ke kota G untuk berkembang bersama Bo Yi, yang juga anak dari mantan personil inti internal kelompok senjata.     

Padahal identitas mereka tidak rumit.     

Yang rumit itu adalah Sang Xia.     

Dalam identitas mereka yang berbeda-beda, mereka juga memiliki kapasitas yang berbeda.     

Kebetulan seperti itu membuat Sang Xia terkejut.     

Namun jika ia adalah seorang gadis yang tidak bisa lebih biasa, ia mungkin tidak akan menjadi begitu.     

Meskipun Sang Xia sudah membereskan semuanya, tapi malam ini nampaknya ia sangat sulit untuk tidur.     

Pada akhirnya, yang bergema di benaknya adalah kalimat Su Li: namanya Rong Zhan...     

Ah, ia benar-benar sial.      

Bagaimana bisa ia sangat tidak beruntung!      

  **     

Keesokan harinya.      

Sang Xia keluar sesuai dengan rencananya.      

Ia tidur di sofa tadi malam. Ketika bangun, ia mendapati dirinya sudah berada di tempat tidur. Barang-barang Rong Zhan menghilang dan ia hanya bisa mendengar kesunyian di apartemen kecilnya. .     

Sebelumnya Sang Xia mengatakan ia akan mengambil arlojinya di tempat Bo Yi dan menampilkan wajahnya di sana.      

Sang Xia bergegas pergi dengan naik kereta bawah tanah.     

Tetapi entah itu hanya ilusi Sang Xia saja atau bukan, hanya saja ia selalu merasa seperti ada yang mengikutinya.      

Ini adalah hari kerja, terlalu banyak orang. Bahkan jika dia melihat ke belakang, ia tidak dapat menemukan sumber yang tepat.     

Kecurigaannya muncul lagi.     

Sampai dia masuk ke kereta bawah tanah, ia mengeluarkan ponselnya ketika tangannya bebas.     

Dan sosok di belakangnya mengenakan setelan kasual hitam, topi baseball, zip sampai setinggi leher untuk menutupi bibirnya, mengenakan kacamata hitam, dan juga dari waktu ke waktu terus melihat ke arah Sang Xia.     

Tapi entah sejak kapan, sosok itu yang melihat Sang Xia sedang memegang ponselnya, tersenyum dengan sangat manis.     

Matanya melebar dalam sekejap, seolah-olah mengingat tujuan kepergiannya. Ia bergegas mendongak ke arah Sang Xia untuk melihat siapa yang bersamanya.     

Namun tepat saat ia masuk ke kerumunan, tiba-tiba terdengar bunyi klik.     

Sosok itu mendengarnya dengan jelas, lalu berbalik dan bersembunyi, seolah takut ditemukan oleh Sang Xia.     

Saat ini, Sang Xia sudah mengambil foto orang itu. Menatap sosok salah satu pengikutnya, ia memperbesar dan memperbesar lagi——     

"Bajingan ini!" Sang Xia bisa melihat dengan jelas, menggigit bibir bawahnya, ia hanya bisa mengucapkan sumpah serapah. .     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.