Halo Suamiku!

Sang Xia Yang Cenderung Kuat!



Sang Xia Yang Cenderung Kuat!

0Rong Zhan hanya bisa menatapnya. Setelah beberapa saat, ia mengangguk samar dan berbalik, "Ayo."     

Setelah mengatakannya, ia lebih dulu melangkah ke depan.      

Sedangkan Sang Xia mengikuti di belakangnya.      

Saat ini Sang Xia tidak banyak memakai pakaian di tubuhnya. Hanya ada mantel, syal rajut yang melilit lehernya, dan satu lapis baju tipis di dalam mantel.      

Saat mereka berjalan keluar dari rumah sakit, angin dingin berhembus dan daun maple merah jatuh dari pohon. Tiba-tiba Sang Xia bersin yang membuat tubuh Rong Zhan menegang untuk sesaat, berdiri di tempat, menunggunya.     

Ketika Sang Xia mendekat, tanpa sadar Sang Xia mengulurkan tangannya dan meraih lengan Rong Zhan. Sang Xia menyadari bahwa lengan Rong Zhan juga membeku. Namun ekspresinya acuh tak acuh, seolah-olah ia tidak merasakan apapun. Lalu ia menyelipkan tangannya sedikit untuk meraih tangan dingin Rong Zhan.     

Memasukkan ke dalam saku mantelnya yang hangat.     

Dua orang itu berjalan bersama. Lengan kaku Rong Zhan yang awalnya menegang, setelah beberapa saat secara bertahap akhirnya rileks,ia juga menahan tangan Sang Xia.     

Secara bertahap, semakin ketat.     

Ada banyak hotel di dekat rumah sakit. Mereka dengan santai memasuki yang terdekat, tetapi sayangnya, hanya ada satu kamar tidur besar yang tersisa.     

"Boleh, satu tempat tidak masalah."      

Melihat Rong Zhan yang ragu-ragu, Sang Xia akhirnya berkata dengan ringan tanpa menunggu jawaban Rong Zhan.     

Melihat ini, Rong Zhan memilih tempat tidur besar. Saat ini, suara Sang Xia terdengar lagi. Terdengar sangat rendah dan ringan, tetapi Rong Zhan masih mendengarnya, yang membuat hatinya menegang.     

Ia berkata, "Yah, tidak perlu tempat sebesar itu."     

Tidak perlu tempat sebesar itu...     

Satu tempat tidak masalah…      

Apa yang ingin Sang Xia lakukan dan katakan kepada Rong Zhan?     

Ingin mencari tempat untuk berbicara dengannya, bukan?     

Rong Zhan dengan erat menekankan bibirnya, menurunkan alisnya, dan bulu matanya bergetar. Lalu ia mengambil kartu kamar dan berjalan menuju lift.     

Dan Sang Xia memandangi bagian belakang punggungnya. Matanya yang panjang lebih dalam menatapnya.     

Dengan mata yang sedikit menyipit, sekarang ia terlihat lebih lelah dan lemah.     

Sesampainya di kamar.      

Di mata Sag Xia kali ini, Rong Zhan benar-benar bersikap aneh. Setelah masuk dan memeriksa sebentar, Rong Zhan kembali menekan gagang pintu, "Istirahatlah. Aku akan pergi dulu. Jika ada apa-apa, segera hubungi aku."     

Dia akan pergi.     

Seketika Sang Xia bangkit dari tempat tidur, "Tunggu."     

Rong Zhan telah membuka pintu untuk keluar.     

Matanya mengelak seolah ia tidak sabar untuk pergi.     

Sepertinya Sang Xia akan mengatakan sesuatu padanya.     

Menyalahkan, mengeluh, atau… putus.     

Tidak peduli apa itu, Rong Zhan tidak mau mendengarkan. Ia takut mendengarnya, jadi ia tidak akan memberi Sang Xia kesempatan untuk mengatakannya.     

Akhirnya Sang Xia mendekat padanya. Saat itu Rong Zhan berpura-pura tenang tetapi sebenarnya ia panik——     

'Brak!'     

Sang Xia menendang pintu, tangannya masih dalam posisi terentang, dan hanya berpura-pura tenang.     

"Aku di sini. Kamu akan pergi kemana?"     

Sang Xia menarik kembali kakinya, berdiri di sisi Rong Zhan, dan bertanya dengan ringan.     

Meskipun nadanya sangat ringan, tetapi momentumnya sangat kuat.     

Mata Sang Xia akhirnya menatap lurus kepada Rong Zhan.     

Meskipun ia lebih pendek dan ramping daripada Rong Zhan, tetapi tampaknya itu tidak bisa diremehkan, apalagi ketika Sang Xia menatap lurus ke arah Rong Zhan, itu adalah senjata yang mampu menghancurkan hati.     

Dalam hati Rong Zhan sangat menderita.     

"... Aku akan keluar mencari udara segar."      

Rong Zhan menundukkan kepalanya untuk waktu yang lama.     

"Jangan pergi."     

Seketika Rong Zhan menatapnya. Kali ini ia mencoba yang terbaik untuk mengendalikan emosinya. Bahkan nafasnya sudah mulai berat, "Aku bilang aku akan keluar!"     

Dia pergi, dia akan lari! Dia tidak akan tinggal bersama Sang Xia!     

Saat itu juga nada suara Sang Xia tiba-tiba menajam, "Aku bilang, jangan pergi. Kamu tidak mengerti?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.