Halo Suamiku!

Jika Aku Ingin Menciummu, Aku Akan Melakukannya!



Jika Aku Ingin Menciummu, Aku Akan Melakukannya!

0Ah Nian tampak seperti sedang melampiaskan sesuatu. Dia bahkan menggigit bibir Su Li hingga menyebabkan rasa sakit, dia juga memanfaatkan kekosongan itu dengan menangkap lidah kecil Su Li, lalu mengikatnya untuk membuat keterikatan yang dalam.      

Sementara Su Li benar-benar dibuat kebingungan.     

Dia ingat saat terakhir kali itu.     

Tapi itu hanya karena Ah Nian memaksakan ciuman dan itu tidak terlalu dalam.     

Sama sekali berbeda dengan ciuman yang sekarang.      

Dengan kuat Ah Nian terus menyerang dan menjarah bibirnya yang mampu membuat sekujur tubuh Su Li lemah seketika.      

Su Li yang awalnya masih mencoba memberikan perlawanan, sampai akhirnya sedikitpun dia tidak mampu membuat kekuatannya sendiri. Dengan tubuhnya berada di dekapan Ah Nian, dia menutup mata, tangan masih mengepal pada kerah baju Ah Nian, mulai dari perjuangannya, sampai saat dia menyerah dan hanya bisa pasrah.      

Di sela-sela bibir dan giginya, seperti ada salju manis yang menelusup. Ah Nian tidak merokok atau minum. Sama seperti Xiaobai, dia bersih...     

Su Li menutup matanya dan bibir serta lidahnya sudah terjerat. Momen ini membuatnya merasa ada semacam ilusi seperti ciuman Xiaobai sebelumnya.     

Bahkan tampaknya nafasnya sangat mirip...     

Membuat debaran jantung yang dia rasakan serupa dengan saat dia bersama dengan Xiaobai.      

Entah sudah berapa lama waktu berlalu.      

Ah Nian terus menciumnya, seolah tidak cukup, sampai bibir Su Li menjadi merah dan bengkak.     

Ketika sampai akhirnya Ah nian melepaskannya, napas Su Li sudah tidak teratur, pipinya memerah, dan mata indahnya menatap Ah Nian samar-samar, seolah menunggunya mengatakan sesuatu.     

Hatinya bergetar hebat dan jantungnya berdebar kencang.     

Begitu mata Ah Nian menatapnya dalam, perlahan muncul kalimat, "Lihat, tidak ada alasan khusus. Jika aku ingin menciummu, aku akan melakukannya."     

Tidak ada alasan.      

Tidak ada alasan khusus, jika aku ingin menciummu, aku akan melakukannya.      

Saat mendengar ini, Su Li seharusnya merasa sedikit malu, atau menamparnya, memakinya dengan sebutan bajingan, tapi sepertinya kesadarannya seperti direnggut paksa, dia tidak bisa bergerak, bahkan seolah kehilangan suara.     

Kalimat itu, membuat hatinya jumpalitan.      

Dia menyukai Ah Nian, namun dia tidak mengatakannya.      

Sementara Ah Nian menyukainya, tapi dia tidak mengakuinya.     

Namun dia bahkan menciumnya dan memberikan alasan yang tidak masuk akal. Apakah mereka ingin saling menyiksa seperti ini?      

Untuk sesaat, bulu mata Su Li perlahan-lahan bergetar cukup hebat, mata memerah, lalu berkata dengan sedikit menyakitkan, "Kalau begitu, Ah Nian, kamu benar-benar tidak menyukaiku?"     

Saat mengatakannya, dia mundur perlahan, selangkah demi selangkah, dan sepertinya sudah mulai menyerah.     

"Jika seperti itu, mungkin aku yang terlalu sentimental. Kalau begitu, aku tidak akan mengganggumu. Aku akan pergi. Aku tidak ingin menghina diriku sendiri. Aku akan pergi..." Katanya sambil berbalik pergi.     

Satu langkah, dua langkah, tiga langkah.     

Tidak ada pergerakan sedikit pun di belakang.     

Lalu dia mengangkat tangannya seolah ingin menyeka sesuatu dari wajahnya.     

"Tunggu--!"      

Begitu mendengar seruan itu, Su Li mengenhentikan langkahnya.      

Dia hanya berdiri diam.     

Tetapi sama sekali tidak menolehkan kepalanya.      

Tak lama, sebuah suara milik Ah Nian terdengar, "Kenapa kamu mencariku lagi?"     

Kenapa mencarinya?      

Tenggorokan Su Li serasa tercekat, jantungnya kembali berdebar kencang. Kenapa? Karena dia ingin bersama dengannya.      

Karena Su Li menyukainya.      

Meski Ah Nian terlihat jelek, terlihat biasa-biasa saja, rendah hati, tapi Su Li sudah jatuh cinta padanya.     

Tapi saat dirinya hendak mengakuinya pada Ah Nian.      

Benar-benar konyol.      

Ah Nian justru mengatakan jika dia tidak menyukainya.     

Bahkan jika hatinya mungkin tidak merasa demikian.     

"Ah Nian, kamu sudah lama bersamaku. Aku sudah terbiasa dengan hari-hari bersamamu. Kamu tahu… sungguh mengerikan membiasakan diri dengan hal seperti ini."     

Su Li sama sekali tidak melihat ke belakang.     

"... Ada lagi?"     

Apakah ada alasan lain.     

Su Li mengepalkan tinjunya dan merasa ingin tertawa sebentar, tetapi dia tidak berdaya.     

Hanya sudut bibirnya yang ditarik dengan lembut.     

Apakah dia harus mengatakannya sendiri?     

"Ada."      

Ketika Su Li mengucapkan kata itu, Ah Nian berhenti bernapas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.