Halo Suamiku!

Memberimu Kesempatan Untuk Kembali Padaku



Memberimu Kesempatan Untuk Kembali Padaku

0Pinggir jalan.      

Di halte bus.      

Pohon Wutong di kedua sisi jalan sedang tumbang yang membuat trotoar bata merah di sana dilapisi dengan cetakan belang-belang dari dahan pohon.     

Sedangkan kedua sosok itu berjalan depan belakang.     

Akhir musim gugur seperti ini selalu membuat orang merasakan suasana dan kesedihan yang berbeda.     

Su Li mengikuti Ah Nian keluar dari warnet, lalu Ah Nian melepaskan tangan Su Li, dan membiarkannya untuk mengikutinya dari belakang.     

"Ah Nian."      

Su Li menghentikan langkah Ah Nian dengan suaranya yang masih sedikit serak.     

Mendengar itu, Ah Nian hanya berdiri diam dan tidak berbalik.      

Su Li melanjutkan, "Ah Nian, ayo kembali. Kembali saja, oke?"     

Kembali padanya, di sisinya.     

Tanpa berbalik, Ah Nian hanya berkata dengan lemah, "Aku bukan orang biasa pada umumnya, aku juga sangat miskin, tidak bisa bicara, bertele-tele, satu pun tidak ada yang baik, kan?"     

Begitu kata-kata ini keluar dari mulut Ah Nian.      

Su Li hanya bisa menghela napas dengan berat dan tidak bisa berkata-kata untuk beberapa saat.      

Akhirnya, dia menundukkan kepalanya, menatap kakinya, mengusap-usap tanah, dan berkata perlahan, "Kamu masih begitu keras kepala. Aku telah mengatakan hal yang salah, bukan maksudku mengatakan jika kamu tidak bisa berbicara."     

Mata Ah Nian berkedip samar.     

"Pulang saja."      

Dia berucap singkat.      

"Kenapa? Ah Nian, kamu sangat marah padaku? Kamu marah padaku karena aku baru saja mempermalukanmu. Aku telah menghinamu di depan banyak orang. Aku memarahimu, berteriak padamu, dan memukulmu, kan?"     

Su Li melangkah maju dan menatapnya. Kali ini, Su Li menatap dalam ke arah mata Ah Nian.     

Dengan tenang, Ah Nian membalas tatapan itu, "Kamu bisa menganalisis dengan sangat teliti, lalu kenapa kamu masih bertanya lagi?"     

Su Li hanya bisa terdiam.      

Dengan wajah yang cukup buruk untuk dilihat.      

Dia telah memukul dan memarahi orang lain di depan begitu banyak orang, jelas itu menunjukkan jika dirinya berkemauan keras dan sombong. Tapi setelah sedikit saja mengubah sikap dan orang lain tidak menerimanya, dia merasa yang paling dirugikan.      

Sial, dia telah begitu kejam.      

Tapi Su Li berpikir lama sekali sampai dia menyadari jika dirinya benar-benar seperti itu.      

Tetapi sebenarnya, dia juga tidak melakukan ini setiap kali di depan banyak orang, kan? Hanya saat di depan Ah Nian saja.      

Menurut pendapatnya, Ah Nian pasti akan mentolerirnya, atau tetap mencintainya, jadi dia bisa bertindak sesuka hati.      

Namun Su Li juga menyesalinya.     

Saat menyerang Ah Nian, sejujurnya dia juga merasakan hatinya sakit.      

Tapi terkadang, dia tidak bisa mengontrol mulutnya.     

Seperti sekarang,     

"Ah Nian, bisakah kamu untuk tidak berpura-pura? Dengan rendah hati aku telah memintamu untuk kembali, bukankah itu berarti aku sangat memikirkanmu? Kamu menyukaiku, sekarang aku memintamu untuk kembali, kamu bisa terus tinggal denganku, bukankah ini juga akan memuaskan hatimu?" Saat mengatakannya, Su Li berjalan mendekat dengan wajah kaku dan mantel punk yang membungkus tubuhnya.      

Lalu berpura-pura bersikap natural dan meraih tangan Ah Nian.      

Mungkin dia sengaja melakukannya karena sangat ingin Ah Nian untuk kembali padanya. Sejujurnya, dia tidak bisa memikirkannya, tetapi dia harus mendroktrin ini pada otak Ah Nian, "Ayo pergi saja. Setiap hari kamu harus pergi ke warnet untuk melihat berita tentangku, tapi mana mungkin berita di internet itu akan akurat? Bukankah lebih baik kamu kembali dan melihat semuanya tentangku dari sisiku?"      

Dia memiliki kepercayaan diri yang kuat akan itu.     

Sebenarnya Su Li telah mencintai Ah Nian, namun dia tidak berani mengatakannya. Sementara Ah Nian, sudah semakin mencintainya dan tidak bisa melepaskannya. Dengan Su Li yang memintanya kembali, itu hanya akan membuat Ah Nian merasa jika Su Li hanya kasihan padanya.      

Jadi...     

Ah Nian tidak bergerak, seolah tubuhnya terpaku di tempat.      

Tidak peduli seberapa santai dan acuh tak acuh Su Li mencoba membujuknya kembali, tapi Ah Nian sama sekali tidak menanggapi.     

"Ah Nian?"     

Su Li mulai khawatir.      

Sementara Ah Nian hanya mengatupkan bibirnya dengan erat, matanya tenang tanpa menunjukkan emosi apa pun, dan tangannya ditarik kembali dari genggaman Su Li.     

"Maaf, tapi seseorang akan segera mengambil alih pekerjaan untuk melindungimu."      

"Ah Nian!"      

Mendengar itu, Su Li menatapnya dengan ternganga.     

Apa maksud dari ucapannya?      

Pengawal baru? Apa-apaan ini!      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.