Halo Suamiku!

Saat Ah Nian Pergi, Su Li Merasa Lega Tetapi Juga Hancur Hati



Saat Ah Nian Pergi, Su Li Merasa Lega Tetapi Juga Hancur Hati

0"Su Li… katakan padaku, saat Ah Nian pergi, apa yang kamu rasakan?"     

Dia menyukai Ah Nian dan Xiao Bai secara bersamaan, benar?     

Tapi di satu sisi, mereka jelas orang yang sama.     

Namun, Sang Xia tidak ingin Su Li menyukai Ah Nian.     

Sang Xia juga takut jika Ah Nian juga tidak menginginkannya.      

Di luar dari itu, itu adalah pilihan terakhir.      

Begitu pertanyaan itu terlontar dari mulut Sang Xia, Su Li langsung menyingkir dari pangkuannya, meminum kembali botol yang ada di tangannya, tersenyum sambil menatap ke atas, lalu berbalik, dan terjatuh ke atas sofa. Tak lama, air mata yang dibarengi tawa menyakitkan terdengar, "Apa yang aku rasakan? Aku merasa sangat lega!"      

Bagaimana tidak merasa lega.      

Dia tidak lagi perlu khawatir tentang apa pun.      

Terlebih lagi, tidak perlu ada rasa sakit.      

"Tapi, tapi ..." Dia mengerucutkan bibirnya dan senyuman yang dia tunjukkan untuk sesaat menghilang. Dia menundukkan kepalanya lagi, mengepalkan tinjunya, dan menutupi dadanya. Dia menangis dengan suara serak tak berdaya seperti binatang kecil yang kesakitan, "Tapi saat aku menoleh ke dalam hatiku, di sana seperti sedang dihunus ribuan pisau."     

Dia pergi.     

Sesaat ia merasa lega dan berbalik, dia mendapati hatinya hancur.     

Nyeri kejang tak terkendali.     

Kenapa dia pergi? Dan mengapa dia pergi seperti ini?     

Bukankah dia baru saja memberikan ciuman yang kuat! Kenapa dia merasa begitu tidak berharga!      

Mengapa dia tidak berani menghadapi dirinya sendiri lagi!     

Su Li meneteskan ingus, dia duduk untuk mengambil ponselnya, dan ujung jarinya bergetar, "Seharusnya aku tidak mencoba untuk mengujinya, tidak seharusnya berpura-pura mabuk, lalu meminta orang meneleponnya untuk menjemputku. Karena dengan begitu aku tidak akan tahu jika diriku benar-benar fakir asmara! "     

Di akhir kalimatnya, Su Li melemparkan ponselnya begitu saja dengan emosi yang masih meluap di dadanya.      

Suara benturan antara ponsel dan lantai itu begitu nyaring dan memilukan!      

Sementara Sang Xia tidak bisa mengatakan apa-apa.     

Dia hanya menatap Su Li dan mendengar amukannya. Hanya dengan begitu menandakan jika Su Li masih hidup.      

Baik itu Chen Nianbai atau Ah Nian.     

Ini adalah takdirnya.     

Lama sekali, sampai akhirnya Sang Xia tiba-tiba bertanya pada Su Li, "Su Li, jika orang yang kamu cintai tidak akan menemanimu untuk waktu yang lama, apa kamu akan tetap memilih untuk mencintainya, bahkan di masa depan, meskipun itu akan menyakiti hatimu?"     

Su Li dengan erat mengerutkan bibirnya, bulu matanya bergetar, dan dengan enggan dia membuka mulutnya, "Ya, kenapa tidak? Aku orang yang hidup pada saat ini."     

Lalu air mata jatuh menetes.      

"Tapi apa gunanya mengatakan itu sekarang? Semua orang yang kucintai telah meninggalkanku. Hidupku sekarang bukan hanya tentang saat ini, tapi juga tentang lusa dan seterusnya. Setiap hari tidak ada artinya bagiku sekarang."     

Seperti mayat berjalan.     

Dia bergumam, suaranya serak, membiarkan air mata menetes di telapak tangannya, dan senyum di bibirnya tampak suram.     

Tidak peduli seberapa cemerlang penampilannya, kekosongan dan kesepian di hatinya tidak dapat diisi. Itu bukanlah tas kulit yang bisa diisi sembarang benda.      

Sang Xia hanya bisa terdiam.      

Mungkin kita semua memilih cara untuk memperlakukan Su Li seperti apa mau kita, tetapi tidak ada yang pernah memikirkan keinginannya sendiri.     

Dan sekarang Sang Xia tahu.      

Dia tidak mau.     

Tidak mau.      

Setelah terdiam cukup lama, Sang Xia meraih tangannya, menarik napas dalam-dalam, menatapnya, dan perlahan berkata, "Su Li, ayo cari Ah Nian, dia tidak akan meninggalkanmu. Bukankah kamu menyukainya? Tidak peduli dia adalah pengawal atau apa pekerjaannya kamu mencintainya, itu cukup, jangan menyiksa dirimu sendiri..."     

Ketika Sang Xia mengatakan ini, dia menghela napas sedikit, "Dan, kamu harus tahu, Xiaobai sangat mencintaimu, dia juga berharap kamu bahagia."     

Sang Xia sudah tidak memiliki cara lain.     

Dia tidak ingin mengingkari janjinya karena dia adalah Chen Nianbai.     

Dan yang paling penting adalah——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.