Halo Suamiku!

Tidak Bisa Lolos, Berantakan



Tidak Bisa Lolos, Berantakan

0Sang Xia terus meronta untuk melepaskan diri, namun Rong Zhan menarik sudut bibirnya dengan sedikit kekejaman yang tak terkatakan. Saat Sang Xia hendak melompat, seketika Rong Zhan meraih pinggang kecil Sang Xia dan menariknya ke bawah dengan sengit!      

"Aaahhh!"      

Saat itu juga Sang Xia merasa amarah di dadanya meluap!      

Saat ini, tubuh Rong Zhan masih terbungkus handuk mandi, sementara Sang Xia juga sedang memakai pakaian dalam tipis yang dibungkus dengan piyama seksi yang tak kalah tipis.     

Tapi Rong Zhan begitu kejam, begitu galak, bahkan dengan sangat mudah dia melewati begitu banyak penghalang di tubuh Sang Xia, dan dia hampir memasukinya!     

Sedangkan Sang Xia masih terus meronta sembari menggigit bibirnya, tapi Rong Zhan dengan sigap mengulurkan tangannya untuk mengontrol kedua tangan Sang Xia di atas kepala, sehingga dia tidak bisa bergerak! Lengan satunya dia gunakan untuk mematikan lampu samping tempat tidur.     

Dalam sekejap, hanya ada suara nafas cepat dua orang yang terdengar begitu ganas, seolah ada sesuatu yang membakar emosi mereka.     

Kali ini, Rong Zhan benar-benar menekan tubuh Sang Xia dan telah berhasil menghalau semua penghalang yang menutupi tubuh Sang Xia.      

Sang Xia sangat ingin menutup kakinya, tetapi dia tidak bisa melakukannya sama sekali. Tampaknya Rong Zhan dengan sengaja membalas dendam terhadapnya untuk menyiksanya. Sudah lama tubuh Sang Xia sensitif dengan sentuhan Rong Zhan. Setelah beberapa kali, pada dasarnya Sang Xia sudah terpikat olehnya.     

Bisa dibilang, sudah lama Rong Zhan tidak berada di tempat yang paling dirindukannya ini. Saat Sang Xia menggigit bibirnya sembari mengumpat padanya dengan napas yang tidak teratur, Rong Zhan langsung menjilat lehernya yang halus, lalu beralih ke telinganya. Setelah bermain-main beberapa saat di sana, dia memuntahkan beberapa kata, "Sayang, jangan berpura-pura."     

"...Menyingkirlah! Aku tidak menginginkannya!"     

Pipi Sang Xia memerah, di bawah sinar bulan, tubuhnya berangsur-angsur beradaptasi dengan derajat kegelapan, yang justru terlihat begitu cantik, begitu menarik.     

Wajah menawan yang murni dan dingin, tubuh halus, kulit putih bak porselen, pinggang meliuk layaknya ular air, dada menopang dua buah bulatan yang cukup melengkung, entah bagaimana, namun itu mampu membuat mata Rong Zhan yang melihatnya perlahan-lahan memerah.     

"Sayang, apa kamu tahu apa yang aku inginkan sekarang?"      

Sebuah kalimat itu terlontar dengan diwarnai nada jahat dan suara yang sangat berat.      

Mendengar itu, telinga Sang Xia terasa panas. Sekarang, tanpa Rong Zhan menjawabnya pun, Sang Xia sudah bisa menebak kata apa yang akan dia keluarkan selanjutnya, yaitu "kamu."     

Dan pada saat bersamaan.     

Setelah Rong Zhan menyelesaikan kata-katanya, Sang Xia langsung membalikkan tubuhnya sambil berseru. Saat pinggangnya terangkat, dia merasa kedinginan, lalu dengan panik dia bergegas merangkak naik untuk melarikan diri, namun hanya dua detik berselang, pinggangnya sekali lagi dipeluk dari belakang dan ditarik kembali secara tiba-tiba!     

"Aaahh!"      

Selesai sudah.      

Sudah terlambat.     

Dia hanya bisa mengangkat lehernya yang seksi dan menawan sambil berteriak dengan sedih. Teriakan itu bahkan bergema untuk waktu yang lama.     

Dia benar-benar selesai!      

Tubuh itu bukan lagi miliknya.     

 **     

Pepohonan di luar villa bergerak riang dan bergemerisik di bawah cahaya bulan yang dingin.     

Angin malam bertiup semakin dingin di luar.     

Namun suasana di dalam ruangan itu dipenuhi dengan keindahan yang tidak bisa dihamburkan.     

Dua orang yang menolak keterikatan itu telah menjadi satu.     

Sang wanita sudah lama menyerah.     

Sementara sang pria rela diombang-ambingkan oleh delapan ratus posisi sekali pun.     

Di bawah selimut lembut tipis hitam, tubuh kuat Rong Zhan setengah tertopang, sambil bergoyang di atas tubuh Sang Xia lagi dan lagi.     

Keringat mengalir dari dahi Rong Zhan dan jatuh ke dada Sang Xia.     

Aromanya menguar indah dan membekas.      

Pandangan Sang Xia mengabur.     

Sangat tak tertahankan untuk menanggung penderitaannya...     

Benar-benar berantakan.      

Di saat seperti ini.     

Sang Xia menggigit bibirnya. Kali ini, bibirnya masih penuh dengan erangan yang menindas, setengah menyipitkan matanya, tidak tahu apakah dia sedang diambang kesadaran atau terjaga untuk melihat Rong Zhan.     

Hanya Sang Xia yang tahu itu——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.