Halo Suamiku!

Berbalik perlahan, Su Li akhirnya melihat ke arah pria itu.      

Itu adalah bos penginapan ini.      

Pria itu mengangkat wajahnya sedikit saat ini, tapi posisinya setengah miring. Alih-alih melihat Su Li, dia malah memandangi terumbu karang pantai yang dihempas ombak.     

Jika bukan karena Su Li benar-benar mendengar apa yang pria itu katakan, dia pasti akan meragukan apakah pria itu baru saja membuka mulutnya.     

"Kamu memanggilku?"      

Su Li berjalan perlahan, menatapnya, lalu duduk untuk mengambil sepotong tiramisu untuk dimakan.     

"Terima kasih."      

Dia berkata dengan samar saat makan. Dia benar-benar lapar, sehingga dia tidak terlalu sopan.     

Namun di tengah-tengah makan, Su Li menemukan sesuatu yang tidak beres…...     

Bos ini.      

Kenapa begitu pendiam? Dia seringkali tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Su Li, dan saat dia berbicara, tanpa diduga…...     

Tidak pernah menatap ke arah Su Li sekali pun!      

Apakah saat pria seperti itu, dia rasa Su Li tidak akan pernah menyadarinya?      

Su Li juga sensitif. Dia selalu merasa ada yang tidak beres.     

Jadi saat ini, sambil makan, matanya sedikit terangkat dan dia melihat pria di depannya.     

Ia terlihat biasa saja, pakaiannya sangat sederhana, dan kulitnya sangat putih. Tapi bagaimana dia bisa tetap memakai begitu banyak pakaian di hari yang panas? Apa benar dia tidak merasa terlalu gerah?     

Atau apa ada bekas di tubuhnya yang ingin dia tutupi.     

Apa yang ingin ditutupinya?      

Entah apa yang Su Li pikirkan saat ini, tapi dia tertegun.      

Tiramisu jatuh dari tangannya tiba-tiba.     

Su Li kemudian menatapnya, tiba-tiba bertanya, "Bukankah kamu baru saja keluar?"     

Saat mengucapkan kata-kata itu, Mu Luo yang membawa dua gelas limun mendekat, mendengar mulut bosnya yang ringan memunculkan kalimat, "Tidak."     

Seketika, Mu Luo menatapnya dengan takjub.     

Wajah bosnya tampak polos saat ini.      

Gerakan Mu Luo yang meletakkan dua gelas sedikit bergetar.      

Dan dia mematung di sana.      

"Kenapa? Apa masih ada sesuatu?" Bosnya menatapnya dan Mu Luo cepat-cepat tersenyum dan menjawab, "Tidak ada, tidak ada."      

Lalu dia kabur.     

Lalu bersembunyi di balik bar, menatap mereka, sembari menggigit tangan yang kusut itu.     

Selesai!      

Bosnya tidak menyukai bintang besar itu, kan?      

Kenapa dia harus menipu orang?      

Pertama-tama, dia menyerahkan kamarnya padanya, dan saat ini dia ingin makan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan, tiba-tiba dia mengundang si cantik untuk makan bersamanya. Dan yang paling penting adalah, ketika si cantik bertanya padanya, dia benar-benar berbohong!     

Padahal jelas-jelas dia baru saja berada di luar!      

Ya Tuhan!      

Ini seperti matahari yang terbit di Barat.     

Bos yang sakit hati biasanya tidak berbicara dengan wanita, apalagi berbicara dengan mereka.     

Sementara Su Li hanya menatapnya, tidak tahu harus percaya atau tidak.      

Kepala bos penginapan ini setengah dimiringkan, masih tidak mau melihat ke arahnya, dan justru melihat pemandangan di luar kaca yang berada di sebelah kanan.      

Su Li dengan kuat menahan kecurigaan yang aneh itu.     

Tidak, bagaimana ini bisa terjadi.      

Pria itu memberi perasaan aneh pada diri Su Li.      

Sangat tidak biasa.      

Kenapa aneh, karena dia bahkan membuat Su Li seakan melihat diri Ah Nian.     

Ini membuat seluruh hati Su Li tidak bisa tenang.     

Su Li dengan lembut mengerucutkan bibirnya, menatapnya, mengerutkan kening, lalu berkata dengan nada santai, "Sepertinya kamu tidak berani menatapku, dan justru menatap ke luar kaca, apa ada bunga di sana? Apa yang harus dilihat?"     

Su Li hanya mengatakannya dengan santai.     

Dan kemudian Su Li menundukkan kepalanya untuk melihat ke arah ponsel seakan tidak terlalu peduli.     

Tapi saat dia menundukkan kepalanya.      

Dia mengirimkan pesan pada Sang Xia--