Halo Suamiku!

Mungkin Seperti Inilah Cinta Itu



Mungkin Seperti Inilah Cinta Itu

0Dia mengerutkan alisnya dan meraih sesuatu dengan tangannya. Segera setelahnya, seekor kura-kura kecil muncul di depan matanya. Ekornya, yang sempat dia tarik, berkibar di depan matanya.     

"Ya Tuhan! Lepaskan Chenchen kecilku!"      

Fu Jiu, yang melihat hewan peliharaannya disiksa oleh Su Li, segera melebarkan matanya dan bergegas meraihnya.     

Dengan tidak suka, Su Li menggosok lengannya sambil mengatupkan giginya, "Bu, namanya sungguh tidak bagus. Kenapa kamu harus menamainya dengan nama ayahku?"     

Fu Jiu ingin menendangnya, tapi Su Li lebih gesit menghindar, "Kamu gadis kurang ajar. Ayahmu bahkan tidak mengatakan apa pun, lalu kenapa kamu yang memprotes!"      

Su Li muncul.     

Ya, dia tidak boleh mengganggu.     

Meski ayah dan ibunya sudah memasuki usia paruh baya, namun setiap hari ibunya selalu berbicara manis kepada ayahnya.     

Dan dia telah mencoba yang terbaik di depan ayahnya.     

Mungkin seperti inilah cinta itu.     

Bagaimanapun, dia biasa mengintip pesan teks ibu dan ayahnya.     

Percakapan itu.      

Sialan. Itu seperti dua anak yang berada di sekolah dasar.     

Kekanak-kanakan setengah mati.     

Dia melihatnya dengan binar di matanya.     

Bahkan beberapa kata tidak bisa dia percaya jika itu keluar dari ayahnya yang dalam kesehariannya nampak tenang dan bermartabat.      

Saat ini, Su Li sedang menunggu ayahnya kembali. Menunggu seseorang yang begitu didambakan dan dirindukan.     

Melihat ibunya seperti sedang menenangkan kura-kura kecil itu, Su Li sengaja membuat kesal ibunya, "Bu, kamu bilang saat aku lahir, kura-kura ini juga lahir. Masih bisakah dia bertahan hidup untuk waktu yang lama? Apa dia akan mati?"     

Sebenarnya kata-kata itu tidak layak dikatakan.     

Tapi di luar dugaan, ibunya tidak marah.     

Memandang ke arah Su Li, dia berkata, "Aku juga bertanya kepada ayahmu mengenai hal yang sama. Tebak apa yang dikatakan ayahmu."     

"Huh?"     

Su Li mengangkat alisnya lalu mengambil limun untuk diminum.     

"Awalnya ayahmu mengerutkan kening, sebelum akhirnya dia berkata kepadaku dengan serius: [Itu tergantung bagaimana kamu membesarkannya. Jika kamu merawatnya dengan baik, dia bisa mengantarkan kepergianmu.]     

"Poof!"     

Su Li menyemburkan limun yang ada di mulutnya. Dia terbatuk dengan wajah memerah.      

Sialan.      

Merawatnya dengan baik, maka akan bisa mengantarkan kepergian.      

Bisakah dia hidup cukup lama untuk mengirimnya ke barat?     

'Uhukk, uhuukk! Bukankah kamu sengaja ingin membuatku tersedak dengan air ini?" Air mata Su Li bahkan sudah keluar.      

Ibu Su Li menggaruk cangkang perut kura-kura kecil itu, mengokang kakinya yang terlihat polos, "Tanyakan pada dirimu sendiri, salahkah aku?"     

Su Li, "..."      

Baik, baiklah baiklah.      

Veteran jauh lebih mampu daripada rekrutan.     

Su Li hanya menampilkan wajah datar dan tidak mau lagi bicara.     

Saat ini, dia bersandar di sofa dan memegang bantal sebentar. Dia memicingkan mata ke wanita yang memegang kura-kura kecil itu dan melihat dia sedang menyuapi kura-kuranya dengan keripik kentang. Postur tubuhnya yang anggun dan menawan serta sisi wajah yang sempurna...     

Dia menatap sejenak, tiba-tiba menjambak rambutnya sendiri yang acak-acakan, dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Bu, katakan yang sebenarnya, apakah kamu merayu ayahku, sehingga ada aku dan adikku. Ayahku dipaksa olehmu untuk bertanggung jawab untukmu?"     

Ibunya membeku sejenak, mencibir, lalu bertanya, "Kenapa memangnya jika yang kamu katakan itu benar?"     

Su Li mendengarkan ini, segera mengacungkan dua jempol, mengangguk, "Itu benar-benar paksaan dan kamu melakukannya dengan baik! Kalau tidak, di mana kita bisa menemukan ayah seperti itu?"     

Ayahnya juga sangat memanjakan ibunya. Wanita dengan usia itu, masih memiliki tampilan bak bunga yang masih mekar, penuh perasaan cinta, yang membuat semua pria bertekuk lutut padanya.      

Ini terlihat seperti nutrisi bagi tubuh.      

Meskipun Su Li selalu merasa bahwa ibunya tidak melakukan apapun di rumah, dia harus mengakui jika ibunya sangat cantik.     

Pada pandangan pertama, dia seperti wanita yang begitu polos dan baru pertama kali berhubungan dengan pria. Dia seperti belum pernah melihat dunia.     

Tapi sebenarnya?      

Detik berikutnya--     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.