Halo Suamiku!

Kamulah Yang Paling Aku Sukai, Tapi Kamu Jugalah Yang Tidak Menghargainya!



Kamulah Yang Paling Aku Sukai, Tapi Kamu Jugalah Yang Tidak Menghargainya!

0Mereka berjalan di jalan saat senja, seperti kebanyakan kekasih atau pasangan biasa setelah bekerja. Su Li bersandar di pundak Ah Nian dan berkata padanya, "Ah Nian, tanpamu, tidak ada yang bisa berdiri bersamaku saat senja. Tanpa peduli bubur itu hangat atau tidak, aku tetap sangat menyukaimu. Kenapa kau tidak bisa menerimaku?"     

Jujur, Ah Nian benar-benar terkejut.      

Lalu dia melanjutkan, "Sebenarnya, entah apakah kamu memakai satin atau linen kasar, cerah atau gelap, tapi apakah kamu tahu bahwa itu semua tidak sebaik jika kamu bisa memberiku anggukan?"     

Begitu kalimat itu dikatakan, kata-kata itu benar-benar mampu melunakkan hati orang yang mendengarnya.      

Seketika itu juga hati Ah Nian tak mampu menahan riak dan debur ombak yang berkecamuk di dalam.      

Meskipun dia tahu jika Su Li menyukai dirinya, tapi setiap kali dia mendengar pengakuannya, hatinya terasa rumit dan tidak jelas, namun tetap ada rasa manis di sudut hatinya.     

Tapi dia tidak berani membiarkannya menyebar.     

Jadi dia berusaha keras untuk mengontrol emosinya.      

Tapi tak lama, suara Su Li kembali bergema. Dia terkekeh seolah menghina dirinya sendiri, lalu berkata dengan terus terang, "Ah Nian, kamu tahu? Setelah aku benar-benar tumbuh dewasa, banyak jenis orang yang sudah aku temui, tapi kamu adalah satu-satunya yang paling aku sukai."      

Sampai kalimat ini, dia mengalihkan pandangannya beralih menatap lurus ke arah Ah Nian, "Tapi, hanya kamu yang paling tidak menghargainya."     

Pupil Ah Nian sedikit melebar, namun detik berikutnya, dia menurunkan pandangan matanya dengan perlahan dan tidak berani menatap Su Li.      

Lalu dia memegang tangannya dalam cengkraman kesadaran.      

Tapi bibir tipisnya masih mengerucut, tidak bisa mengatakan apa-apa.     

Sementara Su Li sengaja mengangkat senyum enggan, tapi kalimat seperti itu, sangat terukir dalam benak Ah Nian.     

Aku sudah bertemu banyak orang, hanya kamu yang paling aku sukai. Namun, kamu adalah satu-satunya yang paling tidak menghargainya.     

 ...     

Apa dia salah?     

Awalnya dia tidak yakin, tapi setelah dia kembali beberapa tahun lalu, melihat Su Li putus asa, sedih, dan kecewa setiap harinya, dan bahkan selalu menghela napas dalam-dalam untuk menekan rasa sakit di hatinya, Ah Nian tahu bahwa Su Li harus melakukan itu.      

Karena, seseorang telah mengalami sebuah pukulan besar, dan Ah Nian tidak tahan membiarkannya kembali melewati rasa sakit itu atau bahkan lebih parah di kemudian hari.     

Jadi dia dengan egois memilih keputusan ini untuk Su Li.     

"Ddrtt, ddrtt!"      

Ponsel Su Li berdering, bergetar.     

Sekilas melihat, dia mendapati nomor tak dikenal dan seketika dia sedikit mengernyit, menjawab, "Halo, dengan siapa?"     

 "..."     

"Halo? Aku akan menutup telepon jika kamu tidak bicara."     

"Ya, saya sendiri."     

Dua kata akhirnya diucapkan, tetapi itu membuat Su Li bereaksi setelahnya, dan tubuhnya langsung menjadi kaku.     

Siapa ini? Siapa lagi.     

"Su Li, ini nomor baruku untuk menghubungimu. Aku tahu kamu masih di Kota T dan kamu belum pergi. Bisakah kita bertemu dan memberiku kesempatan lagi? Akhir-akhir ini aku takut menghubungimu, aku juga merasa bersalah, tidak seharusnya aku tidur bersama wanita lain saat bersamamu, apalagi sampai memiliki anak, meskipun sekarang sudah tidak ada lagi yang tersisa, tapi! Tapi Su Li, aku benar-benar mencintaimu!"     

"… Aku mencintaimu, Su Li. Tolong, temui aku lagi dan beri aku kesempatan lagi. Aku berjanji bahwa itu tidak akan pernah terjadi lagi. Aku akan menghargaimu seumur hidupku."     

Su Li tertegun dan hanya bisa terdiam.      

Namun, suara yang ada di ponsel membuat tubuh pria yang berdiri di sampingnya menjadi tegang. Tampaknya dia memiliki banyak pendapat tentang seseorang yang menelepon.     

Dan Tang Ye lah yang melakukan panggilan ini.     

Sampai akhirnya, Su Li melepas topi di kepalanya dan mencoba mengendalikan suasana hatinya, lalu dia berbicara dengan jelas——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.