Halo Suamiku!

Kamu Adalah Mimpiku Yang Tiada Habisnya (1)



Kamu Adalah Mimpiku Yang Tiada Habisnya (1)

0Ini sangat besar.     

Sebagai seorang pria, Rong Zhan tentu saja menyukai perubahan pada tubuh wanita kesayangannya.     

Tidak ada alasan untuk tidak menyukainya.      

Dan itu membuat air liurnya seolah tak lagi bisa dibendung.      

Sebenarnya Rong Zhan bisa saja berdiri tegak dan berjalan, tetapi ketika melihat kekasihnya seperti ini, apalagi yang bisa dia lakukan?     

Tiba-tiba, dia berpura-pura mengerang yang membuat Sang Xia mau tak mau menopangnya.     

Begitu tubuh Sang Xia menekan tubuhnya, salah satu lengannya mengambil kesempatan untuk memeluknya, memeluk pinggangnya, dan kemudian jari-jari rampingnya bergerak ke atas seperti secara tidak sengaja merentangkan inci demi inci.     

Akhirnya, ketika dia sampai di sisi tempat tidur, tangan besar Rong Zhan tiba-tiba jatuh ke sisi yang lembut lagi.     

"Aahhh...! Apa yang kamu lakukan!"      

Sang Xia berteriak dan melepaskannya dengan begitu saja!     

Tapi sudah terlambat.      

Tubuh Rong Zhan yang sangat tinggi dan langsing langsung segera terjatuh menutupinya. Namun dia sangat berhati-hati dengan perutnya. Dia memeluknya dan langsung membaringkannya di tempat tidur. Tanpa membuang waktu, dia langsung mencium lehernya.     

Lalu dia mengangkat kedua lengan Sang Xia ke atas sisi kepalanya.      

Dia terus mencium dengan penuh semangat. Tak lama, dia mengeluarkan suara paraunya, "Sayang, kamu sangat harum, sangat harum, sangat lembut."     

Meskipun Sang Xia kurus, tapi ada beberapa bagian yang sangat luar biasa, terutama bagian putih dan lembut ini. Ini seperti tahu yang empuk, yang membuat Rong Zhan sangat menyukainya dan dia memeluknya begitu erat.      

Sementara Sang Xia benar-benar dibuat frustasi olehnya. Dia baru saja kesakitan namun sekarang dia akan membuatnya kewalahan.     

Apa dia tidak punya malu?      

Sadar akan tingkah laku Rong Zhan yang semakin lancang, Sang Xia segera menunjukkan penolakan yang tegas, "Jangan memaksaku, berhati-hatilah dengan bayi di dalamnya."     

Begitu kata-kata itu terlontar, mata elang yang panjang dan sempit itu menggelap dan seketika duduk sembari melepaskan diri. Namun detik berikutnya, dia mengangkat bajunya sendiri---!      

Ck.      

Waktu seolah berhenti berputar saat ini.      

Dia melepas setengah dari pakaiannya, yang membuat delapan otot perut yang kuat dan menawan muncul, garis perutnya yang menarik juga benar-benar memikat hati dan jiwa siapapun yang melihatnya!      

Sang Xia terkejut dengan adegan ini.     

Dia sedikit mengepalkan tangannya dan telinganya samar-samar memerah.      

Hanya butuh dua detik bagi Rong Zhan untuk melepaskan semuanya dan melemparkannya ke lantai tanpa melihatnya. Matanya tetap tertuju pada Sang Xia yang ada di depan.      

Penglihatan itu bergerak ke bawah dan jatuh pada tubuh Sang Xia dengan gaun tidurnya yang longgar dan lengannya yang mencoba untuk bangun.     

Gaun itu sepertinya akan segera robek, dan tubuhnya yang ramping benar-benar menarik mata Rong Zhan.     

Lalu tubuh Rong Zhan yang ramping melompat dan begitu dia meraih lengan Sang Xia, dia mematikan lampu yang berada di samping tempat tidur.     

Gerakannya secepat kilat!      

Seketika, kamar tidur itu gelap. Mereka berdua tidak bisa melihat apa-apa, tapi mengingat adegan sebelumnya, Rong Zhan mengerang, dan tubuhnya bergegas menerkam Sang Xia seperti binatang buas!     

Jeritan Sang Xia mulai terdengar.      

Malam masih panjang.     

Udara di tengah malam dan bulan yang dingin menggantung tinggi.     

Namun, di kamar tidur hotel mewah yang gelap itu, dipenuhi dengan suara terputus-putus yang tak terlukiskan.     

Dalam cahaya redup.     

Baju tidur Sang Xia sudah terbuka lebar.     

Dia telah dicium dari kepala hingga kaki.     

Sampai akhirnya Rong Zhan menyelinap di antara kaki Sang Xia…...     

Dia menundukkan kepalanya.     

Dan sepanjang malam itu dipenuhi dengan cinta.      

 **     

Keesokan harinya.      

Ketika Sang Xia bangun lagi, dia dapat merasakan sakit ditubuhnya. Dia sedang hamil jadi dia tidak berani terlalu banyak bergerak, tetapi ada banyak cara bagi Rong Zhan untuk menyerangnya semalam. Bahkan kakinya hampir lelah.     

Ada juga bekas cakaran dan ciuman di dada.     

Saat ini, ketika mencoba bergerak sedikit, dia menemukan beberapa kesulitan.      

Begitu membuka mata dan melihat lebih dekat, dia mendapati Rong Zhan masih memeluknya di belakangnya, dan tangannya masih memeganginya.     

Sialan.      

Bajingan ini!      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.