Halo Suamiku!

Rong Zhan Berlutut Di Atas Papan Cuci! (2)



Rong Zhan Berlutut Di Atas Papan Cuci! (2)

Di samping tempat tidur, Rong Zhan berlutut dengan tenang sembari menunggu Sang Xia keluar.     

Wajah Rong Zhan tampak kusut dan menyakitkan.     

Sialan.      

Papan cuci itu benar-benar dapat membuat orang yang berlutut di atasnya merasa beigtu kesakitan.     

Saat ini, ketika kekasihnya keluar, Rong Zhan menggertakkan giginya menahan sakit dan berkata, "Sa, Sayang... aku tahu kamu marah padaku. Aku salah. Tolong beri aku kesempatan lain. Aku tidak akan membohongimu lagi! Aku bersumpah aku…..."     

"Rong Zhan...!"      

Tanpa membuang waktu, Sang Xia langsung menghentikan apa yang ingin Rong Zhan katakan. Saat ini, dia sudah berjalan ke samping tempat tidur, menyeka rambutnya dengan lembut, dan melirik ke sampingnya lagi, "..."     

Sementara Rong Zhan tidak bisa berkata-kata, "..."      

Apa maksudnya?      

Begitu Sang Xia mendengar permintaan maafnya, dia tahu apa yang sedang terjadi. Su Li pasti mengatakan sesuatu padanya siang tadi yang membuat Rong Zhan begitu ketakutan.     

Sebenarnya, Sang Xia tidak ingin banyak menghukum Rong Zhan, tetapi setelah mendengarkan kata-kata Su Li, akhirnya dia setuju.     

Dan melihat Rong Zhan benar-benar berlutut di papan cuci sembari meminta maaf, Sang Xia bahkan ingin tertawa.     

"Tidakkah sakit berlutut di atas papan cuci?" Sang Xia bertanya ringan.     

"Sakit, sakit sekali, sakit, Sayang."      

Rong Zhan menanggapi dengan tergesa-gesa, berteriak kesakitan, dan terus-menerus menghisap udara dengan rakus.     

Sang Xia yang sedang duduk di samping tempat tidur, terbungkus jubah mandi putih, dengan V-neck besar dan ikat di pinggangnya, dan tanpa sehelai pun kain yang ada di dalamnya.      

Sesaat setelah Rong Zhan merintih kesakitan, Sang Xia menghentikan gerakan tangannya yang sedang menyeka rambut, lalu mengulurkan tangan rampingnya untuk menepuk ke sisi tubuhnya, lalu melihat ke arah Rong Zhan, "Kalau begitu, kenapa kamu tidak duduk di sini saja?"     

Ketika Rong Zhan mendengar ini, dia tidak bisa mempercayainya. Dia hanya merasa bahwa kata-kata kekasihnya itu seperti suara alam. Apalagi dengan kekasihnya yang masih duduk di tempat tidur dan memintanya untuk duduk di sana juga, yang benar-benar tidak dia duga.     

Jadi dengan tidak sabar dia langsung berdiri.     

Namun saat dia hendak berdiri, karena telah berlutut di atas papan cuci cukup lama, lututnya seolah kehilangan kesadaran dan tiba-tiba saja terasa lemas. Detik setelahnya, dia kembali berlutut di atas papan cuci sembari menggeram kesakitan dan keringat di dahi yang mengucur deras.      

Sedangkan Sang Xia yang melihat kesakitan itu dengan cepat berdiri untuk membantunya.     

"Kenapa kamu berlutut lagi? Apa benar-benar tidak sakit?"     

Bagaimana mungkin Rong Zhan akan mengakui jika dia masih tidak bisa berdiri. Sembari menggertakkan giginya dia berkata, "Tidak, tidak, bukan begitu, Sayang. Aku ingat kamu masih belum mengatakan telah memaafkanku. Jangan tinggalkan aku….."      

Setelah mengatakannya, dia menarik napas dalam-dalam, lalu kembali menggertakkan gigi, "...Jika kamu tidak memaafkanku, aku tidak akan bangun hari ini."     

Sang Xia lalu melihat ke papan cuci stainless steel itu. Wajahnya sedikit cemberut dan dia sedikit mengernyit, "Kamu bodoh, apa aku pernah bilang jika aku tidak akan memaafkanmu? Kamu sudah tahu bahwa kamu salah. Seperti yang kamu katakan, kamu membuatku sedih, tetapi sebenarnya hatimu tidak bermaksud demikian."     

Setelah mengatakannya, Sang Xia membungkuk dan meraih lengan Rong Zhan untuk membantunya berdiri.      

Entah berapa lama dia berlutut di papan cuci sampai mempengaruhi cara berjalannya.     

Nyeri yang dirasakan Rong Zhan sangat luar biasa, apalagi lututnya masih terasa lemas. Dia berlutut lagi. Itu rasanya…...     

****! Jangan bahas itu!     

Namun ~     

Saat ini, dia melihat kekasihnya membungkuk untuk membantunya berdiri.     

Ketika membungkuk, Sang Xia hanya mengenakan jubah mandi besar berleher V-neck di depannya, yang langsung menarik mata Rong Zhan seperti magnet, dan membuatnya melupakan rasa sakitnya sejenak. Saat Sang Xia menopang tubuhnya, matanya menatap ke arahnya…...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.