Halo Suamiku!

Hati Sang Xia Sakit, Akankah Anaknya Lahir Tanpa Ayah?



Hati Sang Xia Sakit, Akankah Anaknya Lahir Tanpa Ayah?

0Untuk memulai album baru, mereka akan membuat video klip, dan lokasi pengambilan videonya adalah daerah barat terpencil di Negara Cina untuk mendapatkan lokasi salju dan gurun.     

Pemandangannya luar biasa, tetapi hanya ada sedikit orang di sana.     

Mereka akan pergi bersama dengan seluruh band dan para profesional perusahaan. Uang bukanlah masalah. Yang utama adalah mengeluarkan Music Video yang bagus, juga dengan peralatannya yang lengkap.     

Ketika Sang Xia membaca email ini, entah apa yang dia pikirkan.     

Meski Anthony mengatakan jika itu akan seperti liburan, tapi Sang Xia tidak bisa menahan gejolak kegelisahan di hatinya.      

Bahkan….      

Cukup lama, Sang Xia merasa ragu-ragu, sampai akhirnya, dia bangun dan pergi ke balkon hotel dengan telepon di tangannya.     

Siapa pun yang dia hubungi.     

Segera, panggilan itu tersambung di sana.     

"Halo, Sang, bukankah seharusnya kamu terjebak dengan kekasihmu saat ini? Kenapa bisa kamu meneleponku sekarang?"     

Suara Anthony yang begitu dewasa terdengar. Dia berkata sambil tersenyum dari telepon, dengan humor dan berkah diantara kata-katanya.     

Sang Xia menundukkan kepalanya sedikit, menyentuh kaca di depannya, menarik sudut bibirnya, dan berkata dengan suara serak, "Direktur, aku benar-benar ingin memberitahumu sesuatu."     

"Oh, katakan, akan aku dengarkan."      

Sangxia menatap jari kakinya sembaru sedikit berkedip, "Aku sudah menerima emailmu, dan aku pikir, Music Video yang akan dibuat dalam enam bulan terakhir, mungkin aku tidak bisa berpartisipasi di dalamnya."     

Begitu dia mengatakan ini, Anthony terdiam sesaat.     

Setelah beberapa saat, suara Anthony terdengar, "Alasan, kamu harus memberiku alasan."     

Kali ini, kalimat itu terlontar dengan penuh keseriusan.     

Sang Xia menggenggam ponselnya erat-erat sembari melihat ke luar jendela. Meski hari ini dingin, tapi matanya tetap terlihat memesona.     

Meskipun di dalamnya terlihat kilatan masam dan menyakitkan.      

"Aku sedang hamil dan aku menginginkan bayi ini."      

Di seberang, Anthony menghela napas lega.     

"Sang, kamu benar-benar membuatku takut. Aku sempat berpikir apa yang terjadi padamu? Kehamilan adalah hal yang baik. Setelah dua konser kita, konser berikutnya akan memakan waktu lama. Sekarang kita bisa membuat video klip dan merilis rekaman. Kita bisa menunggu sampai bayimu lahir, dan tidak dulu membuat beberapa video klip."     

Anthony berkata dengan jeda sejenak sebelum akhirnya melanjutkan, "Kita punya banyak waktu, dan syuting video klip ini tidak akan terlalu melelahkan. Setelah selesai, kamu bisa berlibur dan kami juga bisa mencarikan perawat untukmu..."      

"Tidak, tidak, direktur, aku…...aku…...maafkan aku…..."     

Saat Sang Xia menyela perkataan Antony, pada akhirnya suaranya tiba-tiba menjadi tersendat dan parau. Dia menundukkan kepalanya, menutupi ponselnya, matanya memerah, dan air mata mengalir di matanya.     

"Halo, halo, Sang, ada apa denganmu? Apa yang terjadi?" Anthony akhirnya menemukan sesuatu yang salah dan bertanya dengan penuh kekhawatiran.     

Hati Sang Xia terasa sangat sakit, dia tidak bisa berbicara. Bagaimana dia bisa mengatakan jika pria tercintanya menderita kanker?      

Sehingga nanti, meski anaknya lahir, mungkin tidak akan ada ayah di sampingnya.     

Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasakan sakit. Matanya terasa masam dan lembab. Dia menutup matanya dan tiba-tiba merasa pusing. Dengan cepat dia memegang jendela dan ponselnya jatuh dari tangannya.     

"Halo, halo..."      

Ponsel mengeluarkan suara lemah di lantai, tetapi tidak ada lagi jawaban dari Sang Xia. Dia tidak bisa berbicara.     

Sang Xia turun perlahan dan duduk di tanah di dekat jendela.     

Akhirnya dengan lemah, dia mengambil ponselnya, menutup teleponnya, menggerakkan jari-jarinya dan mengirimi Anthony pesan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.