Halo Suamiku!

Entah Manja Atau Kacau! (1)



Entah Manja Atau Kacau! (1)

0Semua orang yang ada di sana terpana dengan apa yang terjadi.      

Setelah Rong Zhan naik ke atas panggung, dia menurunkan kotak hitam yang indah dari bawah UAV.     

Saat lensa kamera diperbesar, semua orang dapat melihat kotak kecil yang tergantung di bawah UAV. Dalam sekejap, banyak penggemar yang berteriak karena apa maksud dari itu semua sudah terbukti dengan sendirinya!     

Bahkan Sang Xia sendiri adalah orang yang paling terkejut.      

Karena dia tidak menyangka, konser ini, ini adalah kejutan untuk Rong Zhan, tapi sekarang justru berubah menjadi Rong Zhan yang…..     

Rong Zhan yang memberinya kejutan?      

Sepuluh kendaraan udara tak berawak, sebagai pemimpin kelompok senjata pertama di Eropa Barat, Rong Zhan memiliki terlalu banyak latar belakang yang kuat, tetapi perilaku mendominasi seperti itu masih mampu mengguncang hati Sang Xia.     

Jantungnya tak bisa berhenti berdebar kencang, bahkan sekarang semakin tak terkendali.      

Sang Xia memandang Rong Zhan dengan bingung. Dia bahkan tidak berani berkedip.     

Sembari menahan napas, dia melihat Rong Zhan yang berjalan ke arahnya, selangkah demi selangkah.      

Dengan kotak kecil di tangannya.     

Sampai akhirnya Rong Zhan berada di hadapan Sang Xia.      

Tak lama, dia berkata, "Sayang, aku tidak menyangka kamu selangkah lebih maju dariku."     

Bahkan lebih dari satu langkah dan Rong Zhan tidak berani memikirkannya.     

Dan kata-kata Rong Zhan membuat orang-orang memahami niatnya dengan semakin jelas.     

Dalam sekejap, para fans tak bisa menahan teriakan dan keriuhan.      

"Ya Tuhan, dia akan melamar, dia akan melamar!"     

"Aaahhhh, lamaran!"      

"Apakah keduanya saling memberikan kejutan, Ya Tuhan!"     

Ternyata selama ini Sang Xia bukannya menolak lamarannya, melainkan justru Sang Xia menyiapkan lamaran besar untuk dirinya.      

Setelah melontarkan kalimatnya tadi, Rong Zhan perlahan membuka kotak hitam yang indah itu.     

Kotak itu terbuka perlahan dan kamera memperbesar kearah kotak itu!     

Dengan diiringi musik piano dari lagu yang baru saja Sang Xia bawakan, kotak itu perlahan terbuka dan sebuah cincin perlahan muncul di pandangan semua orang.     

Seketika, terdengar gemuruh di aula besar itu...!     

Sebuah cincin dengan jenis berlian merah muda langka yang paling indah, disertai dan bertatahkan berlian putih yang mempesona di sekitarnya, potongannya penuh dan sempurna.     

Sebuah nilai yang kekal untuk menemani hingga tua!      

Nilai sebuah batu tidak dapat diukur, yang melampaui ukuran uang.     

Saat ini.      

Ketika berlian seperti itu muncul di hadapan Sang Xia, dia mungkin telah menjadi wanita yang membuat iri di dunia.     

Bukan hanya karena ukuran berliannya, tetapi juga karena makna dan cinta diam-diam di antara mereka.     

Seberapa besar mereka ingin mencintai satu sama lain dan seberapa besar mereka bersiap untuk memberitahu dunia bahwa mereka saling mencintai di konser yang begitu besar?     

Sangat menyentuh.     

Terlebih lagi, mereka berdua ingin saling memberikan kejutan yang paling tak terlupakan.     

Tetapi tidak ada keraguan bahwa keduanya berhasil.     

Dan itu lebih menarik daripada keberhasilan satu lamaran saja.     

Mereka berdua adalah milik satu sama lain.     

Sang Xia adalah wanita Rong Zhan.     

Dan Rong Zhan adalah pria Sang Xia!      

Rong Zhan, dengan kemampuannya yang sombong untuk melamar dan bersembunyi, layaknya memberitahu semua pria yang ingin mendambakan wanitanya dan ingin merampoknya, bahwa itu semua hanya mimpi!     

Pada saat yang sama, dia juga memberitahu wanita di seluruh dunia bahwa dirinya hanya milik Sang Xia.     

Dia hanya mencintai Sang Xia.      

Mata Sang Xia sudah memerah, sementara Rong Zhan menatapnya dengan senyuman menawan.     

Lalu dia membuka bibirnya dan bertanya, "Sayang, apakah menurutmu aku harus berlutut?"     

Begitu kata-kata itu terlontar, seluruh penonton tidak bisa menahan tawa dan jeritan.     

Sedangkan Sang Xia hanya bisa menutup mulutnya, matanya kabur, dan jantungnya berdebar hebat.     

Rong Zhan yang melihat ini, tubuhnya yang langsing mundur selangkah dengan senyum penuh makna tersungging di bibirnya, "Baiklah, katakan untuk berlutut, aku akan langsung berlutut."     

Sampai akhirnya--      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.