Halo Suamiku!

Dia Menderita Kanker Paru-Paru?



Dia Menderita Kanker Paru-Paru?

0Alis Sang Xia sedikit membeku, lalu tanpa sadar terangkat.     

Sebenarnya, dia tidak ingin melihatnya, tetapi dalam pikirannya, Rong Zhan sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya, dan pria itu tidak ingin mengatakannya. Jadi Sang Xia merasa punya firasat dengan kertas ini.     

Seolah-olah potongan kertas ini bisa memberitahu jawabannya.     

Bagaimanapun, itu adalah sesuatu yang Rong Zhan bawa bersamanya.     

Pikiran sederhana Sang Xia melintas di benaknya begitu saja. Setelah menggantung mantelnya, dia membuka lipatan kertas di tangannya.     

Lalu.      

Saat dia membukanya, dia langsung disuguhkan dengan lembar CT scan dari rumah sakit! Itu adalah CT scan paru-paru, dan ada laporan laboratorium di belakangnya!     

Saat melihat ini, seketika itu juga pikiran Sang Xia menjadi kosong!     

Untuk sesaat, dia seperti tersambar petir, tubuhnya membeku seolah-olah semua kesadarannya direnggut, dan jantungnya berhenti berdetak sejenak.     

Ketika Sang Xia benar-benar mencermati apa itu, pikirannya berdengung, dan dia terhuyung mundur. Lembar tes kesehatan itu terlepas dari tangannya dan mendarat tanpa daya di lantai.     

Sekujur tubuhnya hampir tak terkendali, lemas, dan gemetar. Tubuhnya perlahan merosot ke bawah, satu tangan dengan sadar menopang gantungan baju, sementara tangan yang lain menutupi mulutnya, dia melebarkan matanya, seolah-olah bingung, tidak bisa percaya, tetapi pada akhirnya, matanya dipenuhi kabut, dipenuhi rasa sakit dan ketidakberdayaan.     

Air matanya tak lagi bisa dibendung.     

Semuanya mengalir di luar kendali.     

Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.     

Bahkan lebih sulit untuk percaya bahwa lembar tes kesehatan itu adalah milik Rong Zhan.     

Itu kanker paru-paru…...!     

Sekujur tubuh Sang Xia gemetar. Dia menundukkan kepala dan bahunya naik turun dengan keras, tetapi dia tidak berani bersuara. Dia menutup mulutnya setengah mati dan jantungnya menegang seketika. Dia seperti tercekik.     

Sang Xia tidak berani mempercayainya.      

Ternyata... inikah yang sebenarnya ingin dikatakan Rong Zhan pada dirinya…...     

Sang Xia menggelengkan kepalanya, masih tidak bisa menerima.     

Tidak.      

Tidak.      

Kenapa, padahal dia akan melamarnya. Bukankah Rong Zhan selalu ingin menikahi dirinya?     

Kenapa, dia sudah hamil. Bukankah Rong Zhan selalu menginginkan bayi untuk mereka berdua?     

Sang Xia menggelengkan kepalanya sembari menggigit bibirnya. Dia tidak bisa mempercayainya. Dia hampir tidak bisa menahan rasa sakit karena mati lemas. Dia tidak berani bersuara. Namun, keputusasaan di hatinya hampir menenggelamkannya.     

Tidak.      

Rong Zhan…...     

Kenapa bisa seperti ini?      

Dengan erat Sang Xia mengepalkan tangannya, punggung tangannya terus digunakan untuk mengusap air matanya yang tak bisa berhenti mengalir.     

Dia baik-baik saja, kan?     

Dia akan terus hidup, kan?     

Tapi, tapi.      

Itu adalah kanker.      

Sang Xia tidak bisa menerimanya. Dia tidak bisa membayangkan bajingan yang arogan dan sombong seperti Rong Zhan, suatu hari akan berbaring di ranjang rumah sakit dengan selang di sekujur tubuhnya, mengalami gagal organ, hidup dalam bahaya, dan hanya bisa terbaring di sana untuk menerima perawatan.     

Dia sangat kuat, bagaimana dia bisa melihat dirinya sendiri menjadi seperti itu.     

Sedangkan Sang Xia tidak tahan lagi.     

Bagaimana bisa Rong Zhan melakukan ini padanya.     

Sang Xia tidak tahan menerima pukulan seperti itu.     

Saat ini, suara air di kamar mandi tiba-tiba berhenti!     

Mata Sang Xia masih kabur dan memerah. Dengan cepat dia mengambil lembar tes itu, melipatnya, dan menaruhnya kembali di mantel Rong Zhan.     

Ketika Rong Zhan keluar, dia menyeka rambut basahnya dengan handuk dan mengenakan jubah mandi. Dia tampak malas dan jahat, tapi juga menawan dan seksi.     

Kepala tempat tidur diterangi dengan lampu kuning redup. Saat ini, tubuh Sang Xia dibungkus selimut dan dia meringkuk memunggunginya.     

Melihat sosoknya, Rong Zhan merasa nyaman dan tenang.     

Setelah memikirkannya matang-matang, Rong Zhan memutuskan untuk membicarakannya secara terbuka. Inilah waktunya. Dia tidak bisa menakuti kekasihnya dengan hal sebesar itu.      

Setelah selesai menyeka rambutnya, dia membuang handuknya, melepas gaun tidurnya, pergi tidur, naik ke selimut dan memeluk Sang Xia.     

Namun dia menemukan, bahu kekasihnya gemetar...?      

"Sayang...?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.