Halo Suamiku!

Kamu Akan Menjadi Keluarga Rong! (2)



Kamu Akan Menjadi Keluarga Rong! (2)

0Satu tangannya masih membelai rambutnya, sementara Sang Xia terkubur di pelukannya, bahkan jempol kecilnya saja tidak sanggup untuk diangkat.     

"Kurangi minum!"      

Qin Shuangshuang memelototi suaminya saat mengemudi.     

Rong Bei menyesap lagi. Alih-alih mendengarkan, dia justru menawari istrinya anggur. Qin Shuangshuang menatapnya. Bagaimanapun, dia tidak punya pilihan selain menarik sudut mulutnya. Lalu dia menyesapnya sedikit saat mengemudi.     

Lalu dia menyerahkannya langsung ke belakang.     

Rong Zhan meraihnya dan meminumnya tanpa ragu. Cairan menyengat mengalir di dagunya. Akhirnya, dia hanya meminumnya dalam satu tarikan napas dan langsung membuang botolnya.     

Kemudian bibir tipis dengan wangi arak itu tiba-tiba menundukkan kepala dan mencium mulut kecil Sang Xia. Hanya ada sedikit yang tersisa untuknya. Sebelum Sang Xia bisa menelannya, itu telah menghilang dan hanya sedikit anggur yang tersisa di mulutnya.     

Rong Zhan berbisik di telinganya, "Nanti, kamu akan menjadi keluarga Rong."     

Sang Xia yang terkubur dalam pelukannya sontak telinganya berubah menjadi agak memerah sembari mengepalkan baju di dada Rong Zhan.     

 **     

Kembali ke hotel.     

Orang tua Rong Zhan tidak tinggal lebih lama lagi. Sekarang mereka sudah bertemu dengan menantu perempuan dan cucu mereka di masa depan, semuanya berakhir untuk sementara waktu.     

Apalagi mengingat menantu perempuan mereka mengalami penyanderaan, hatinya pasti masih takut.      

Jadi sudah waktunya Rong Zhan merawatnya dengan baik. Mereka tidak bisa melakukan lebih banyak interupsi lagi.     

Rong Zhan turun dari mobil dan melihat mereka pergi. Lalu dia membawa Sang Xia naik ke atas.     

Selama waktu ini, Sang Xia tidak mengatakan sepatah kata pun kepada mereka, karena kelelahan tentu saja, lalu rasa malu menguasai dirinya.     

Dia sangat kacau, rambutnya berantakan, wajahnya memucat, dan ada noda darah. Dia takut itu akan menakut-nakuti dirinya sendiri, jadi dia hanya bisa setengah bangun dan setengah tidur dan mencoba untuk tidak lebih mengacaukan suasana.     

Kalau tidak, dia tidak berani melihat orang tua Rong Zhan seperti ini.     

Itu sangat jelek.     

Dia tidak ingin memberi kesan buruk pada mereka.     

Lalu dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.     

Rong Zhan melepas semua pakaian kotornya. Ia membilas tubuhnya, masuk bersama ke dalam bak mandi yang hangat, memeluknya di bak mandi, dan memandikannya dengan bersih.     

Sang Xia akhirnya menutup matanya dengan nyaman dan meletakkan kepalanya di dada Rong Zhan.     

Rong Zhan memeluknya dari belakang, memijatnya sambil menundukkan kepala di telinganya dan berbisik, "Sayang, apa kamu masih sakit? Apa kamu takut? Ayo pergi ke rumah sakit sebelum kembali ke kota T."     

Sang Xia berbalik sedikit dan melingkarkan lengannya di leher Rong Zhan.     

Pipinya yang berada di lekukan leher Rong Zhan digosok-gosok ringan, "Aku baik-baik saja, jauh lebih baik, Rong Zhan. Terima kasih telah menyelamatkanku."     

Dalam menghadapi krisis ini, meskipun dia adalah wanita Rong Zhan, tapi dia tetap harus mengucapkan terima kasih karena telah diselamatkan olehnya. Kalau tidak, dia tidak bisa membayangkan akan seperti apa dirinya sekarang, apalagi Rong Zhan tidak hanya menyelamatkan dirinya sendiri sekali atau dua kali.     

Dia berpikir bahwa dia tidak bisa melakukannya setiap saat.     

Rong Zhan menunduk dan menggigit leher halusnya. Sontak, Sang Xia mengerang kesakitan, tapi suaranya terdengar mempesona, "Kamu adalah wanitaku. Jika aku tidak bisa menyelamatkan wanitaku sendiri, bagaimana aku bisa disebut laki-laki!"     

Begitu kata-kata itu terlontar, seketika membuat Sang Xia gemetar. Mau tak mau, dia mengingat Sang Zhirou yang meminta Rong Zhan untuk berlutut padanya.      

Tanpa sadar ia mengepalkan genggaman di lengan Rong Zhan, bernafas tersendat, dia tidak berani melihat adegan itu, tapi, Rong Zhan…... diminta untuk berlutut?     

Benarkah?      

Jika benar seperti itu, dia benar-benar tidak bisa menerimanya!     

Saat memikirkannya, dia melontarkan pertanyaan--     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.