Halo Suamiku!

Sang Xia Sangat Ingin Mengubur Dirinya



Sang Xia Sangat Ingin Mengubur Dirinya

0Qin Shuangshuang tidak menatapnya. Dia justru memandang Sang Xia dengan tatapan lembut dan dengan suara manis berkata, "Jika kita tidak datang, kapan kamu dan menantu perempunku akan pulang ke rumah? Apa kalian sudah menikah atau kalian sudah punya anak?"     

Rong Zhan sudah bertahun-tahun tidak berhubungan dengan ayahnya, tapi dia tetap berhubungan dengan ibunya secara pribadi.     

Ketika Rong Zhan mendengar ini, dia menunduk dan mencubit cangkir air tanpa mengeluarkan suara.     

Sementara Sang Xia meletakkan tangannya di lutut dan berkata sambil tersenyum lembut, "Bibi, bukan seperti itu. Rong Zhan mengatakan kepadaku bahwa dia akan membawaku pulang untuk bertemu denganmu dalam dua hari ini."     

Sebelum Qin Shuangshuang membuka mulut untuk merespon, dengungan dingin tiba-tiba terdengar.      

"Pulang kemana? Kamu tidak perlu mengatakan hal-hal yang baik untuknya, bajingan ini tidak akan mau pulang sampai kapanpun!"      

Tidak perlu menebak, tentu saja ayah Rong Zhan yang mengatakan itu.      

Hanya saja, begitu kata-kata itu terlontar, suasana seketika berubah menjadi canggung.      

Ibu Rong Zhan kembali menatap ayahnya, sedikit cemberut, dan terlihat sangat tidak bahagia.     

Ayah Rong Zhan tidak berbicara lagi, tapi dia hanya mendengus dingin. Lalu dia menoleh dan melihat ke arah lain sembari memegang cangkir kopi di tangannya.     

Meski Sang Xia merasa suasananya kurang bagus, sebenarnya Sang Xia ingin mengatakan bahwa ayah Rong Zhan dan Rong Zhan sangat mirip.     

Sementara Rong Zhan dan ibunya sama sekali tidak mirip satu sama lain, dan mereka tidak memiliki kepribadian yang sama. Gen kuat sang ayahlah yang membuat Rong Zhan terlihat sama.     

Tapi sepertinya emosi ayahnya jauh lebih meluap-luap daripada Rong Zhan.     

Untuk mencairkan suasana, mata Sang Xia berbinar sedikit, lalu tersenyum, "Paman dan bibi, kali ini kalian benar-benar salah berpikir demikian. Kita sudah membeli tiket dan akan pergi ke sana bersama."     

Mereka sangat ingin pergi bersama ke sana.      

Sang Xia sendiri juga tidak menyangka. Padahal dalam dua hari ini, Rong Zhan baru saja memberitahunya bahwa mereka akan pulang ke Roma untuk bertemu orang tuanya, namun ternyata mereka justru datang ke sini lebih dulu.      

Terlebih lagi, ini sangat tidak terduga dan tanpa persiapan apapun.     

Qin Shuangshuang juga tersenyum lembut, "Benar-benar kebetulan. Sebenarnya, ayah Rong Zhan yang berinisiatif untuk datang menemui kalian, jadi aku bertanya kepada teman Rong Zhan, takut jika setelah kesibukan kalian dua hari ini, kalian langsung kembali ke Kota T. Jika begitu, akan lebih sulit untuk bertemu. Rong Zhan tidak pernah pulang, dan sekarang kamu hamil, jadi kami sangat ingin bertemu."     

"...Bu...!"      

"Jangan menyela. Apa kamu berani mengatakan pernah pulang dalam beberapa tahun terakhir?"     

Begitu kata-kata ini keluar dari mulut ibu Rong Zhan, seketika Rong Zhan pun terdiam.      

"Tujuan utama aku dan ayahmu datang kemari adalah untuk bertemu dengan menantu perempuan kami. Dia sudah hamil, jadi bukankah secepatnya untuk melangsungkan pernikahan? Kedatanganku dan ayahmu bisa dibilang mendadak, meskipun sangat mendadak, tapi kami juga ingin melihat apakah kalian bersenang-senang, dan bagaimana kehidupan…...dua orang..."      

Saat mengatakannya, dia melihat ke arah suaminya. Tatapan itu dimaksudkan untuk memancingnya, tetapi dia justru mendapati tatapan suaminya terarah ke pintu.      

Kata-kata Qin Shuangshuang tiba-tiba berakhir dan berangsur-angsur menghilang.     

Sang Xia memandang mereka dengan dentuman keras di dalam hatinya, dan tentu saja, dia melihat mereka menatap ke papan cuci tempat Rong Zhan berlutut sebelumnya.     

Sialan.      

Sang Xia tidak bisa berkata-kata, "..."      

Matanya berkedut dan tepat pada saat ini, dia sangat malu!     

Itu semua salah Rong Zhan!     

Dia dan Rong Zhan duduk bersebelahan dan diam-diam dia mengulurkan tangan untuk mencubit pinggang Rong Zhan. Saat itu, Rong Zhan terlihat tanpa ekspresi di wajahnya. Lagipula tidak ada yang salah dengan dirinya.     

Alhasil begitu mendapat cubitan yang tiba-tiba itu, Rong Zhan mengerang kesakitan.     

Sontak, orang tuanya menatapnya lagi.     

Saat itu, tangan Sang Xia masih berada di tempat yang sama seperti sebelumnya.     

Tentu saja, beberapa orang itu menatapnya dengan penuh tanya, "..."      

Dengan canggung Sang Xia menarik sudut mulutnya dan sedikit tergagap, "Ah, itu, bukan..."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.