Halo Suamiku!

Kenangan Manis Masa Kecil Su Li Dan Xiaobai



Kenangan Manis Masa Kecil Su Li Dan Xiaobai

0Dia kembali ke masa lalu, ke masa kecilnya.      

Saat itu ia masih menjadi seorang siswa, dia menyalakan kipas angin di kelas pada musim panas itu. Sepertinya dia baru terbangun dari tidurnya untuk melanjutkan sekolah sore. Ketika dia keluar dari kelas, dia bisa melihat ke lapangan bermain.     

Di sana, dia melihat anak laki-laki berkemeja putih sedang memutar bola basket di tangannya. Saat itu, Su Li melihat posturnya yang kuat, berkeringat, wajah cerah, dan senyum di bibirnya.     

Di sekitar sekumpulan anak laki-laki itu, dia berteriak dan membujuk Su Li untuk mendekat.      

Dia, yang selalu bersikap manis pada Su Li, membuat Su Li tidak bisa menahan wajahnya yang berubah menjadi merah, menggigit bibir, menghindari matanya, dan membakar telinganya.     

Kemudian dia mendekat, seketika kehangatan masa kecil memenuhi tubuh Su Li. Lelaki itu berbalik dan melemparkan bola basket ke temannya dan kemudian, tangan putih ramping itu, secara spontan menggandeng tangan Su Li.      

Membuat hati gadisnya meledak, tersipu, dan jantungnya berdebar kencang.     

Masa kecil memang selalu begitu indah, tapi sangat sulit untuk dilupakan.     

Selalu merasuk ke dalam tulang, jauh di lubuk hati.     

Dari kaca jendela bus, Su Li melihat pantulan dirinya sendiri.      

Di sampingnya saat ini, berdiri sepasang siswa SMP.     

Keduanya mengobrol dengan tenang dan menjaga jarak satu sama lain.     

Si anak lelaki dengan malu-malu menundukkan kepala, enggan menatap ke arah gadis di sebelahnya.      

Sementara gadis itu tersenyum sembari mendengarkan anak laki-laki itu berbicara, tampaknya mereka diam-diam saling membidik.     

Entah kenapa.      

Saat melihat pemandangan ini, lubuk hatinya tiba-tiba melembut dan serasa ingin menangis.      

Xiaobai-nya dulu seperti ini.     

Pemuda yang pemalu, bertanggung jawab, tetapi masih sangat muda.     

Waktu yang indah itu serasa semanis madu dan begitu lembut bak awan yang menggantung di langit. Semuanya terasa manis di lubuk hatinya.      

Namun, dia tidak bisa kembali.     

Dan pada akhirnya, membuat Su Li sulit untuk melupakannya.      

Saat itu, di tahun yang sama.      

Keluarga Xiaobai hancur. Sedangkan dia sendiri sedang menjalani program studi kerja dan harus merawat ibunya yang sakit parah.     

Saat itu, Su Li tidak tahu apa-apa. Xiaobai-nya tidak pernah membiarkan dirinya tahu hal sebesar itu terjadi.     

Saat itu, Su Li juga belum lama bersamanya.     

Dia mengganggu Xiaobai dengan memintanya mengantar pulang, baru kemudian pergi bekerja.     

Saat itu, jarak rumah mereka sangat jauh.     

Su Li memintanya untuk menemaninya pulang naik taksi, namun saat tubuh Xiaobai berbalik dan secara tidak sengaja Su Li melihatnya, dia mendapati Xiaobai mengeluarkan uang tunai yang diikat dari saku celananya.     

Tapi.      

Saat dia mendengar tawa Su Li yang menatap ke arahnya sembari memanggilnya, dia bergegas menarik kembali tangannya tanpa jejak, lalu tersenyum lembut pada Su Li.     

Kemudian dia melangkah maju, meraih tangan Su Li tanpa ragu-ragu, naik ke taksi untuk mengantarnya pulang, dan tentu saja membayarnya.     

Tapi.      

Jika saja Su Li tidak dapat menemukan seseorang untuk bisa dihubungi, dia tidak akan pernah tahu bahwa pada malam itu, Xiaobai berjalan selama beberapa jam untuk bisa kembali pulang, dan dengan keadaan baterai ponselnya yang benar-benar habis.     

Untuk diketahui.      

Pada saat itu, Su Li tinggal di villa terbaik dan dia bisa mengendarai mobil sport terbaik.     

Tapi alasan kenapa dia meminta Xiaobai mengantarnya pulang, tak lain karena Su Li hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya.     

Tetapi dia tidak tahu bahwa keinginannya akan membuat Xiaobai menanggung begitu banyak beban setiap saat.     

Tapi Xiaobai tidak pernah mengatakannya.     

Selalu begitu, selalu bersikap manis.      

Dia sangat pintar dan pekerja keras. Dia adalah murid terbaik di kelasnya. Dia juga direkomendasikan ke universitas terbaik dan mendapat beasiswa pertama setiap saat.     

Saat itu, Su LI berpikir bahwa Xiaobai-nya akan memiliki masa depan yang sangat cerah.     

Tapi di masa depannya sendiri, dalam segala hal, dia tidak bisa tanpa Su Li——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.