Halo Suamiku!

Saat Kamu Pergi Ke Neraka, Aku Juga Akan Menemanimu



Saat Kamu Pergi Ke Neraka, Aku Juga Akan Menemanimu

0Rong Zhan terlihat begitu cemas. Ia seperti anak hilang di tengahnya malam. Berdiri diam dengan perasaan menyakitkan dan rumit yang tak terlukiskan yang menggerogoti hatinya.      

Begitu keluar, Sang Xia melihat Rong Zhan yang berdiri diam di ruang tamu. Rong Zhan memalingkan kepalanya, enggan memandang Sang Xia. Ia juga tidak menyalakan lampu dan gestur tubuhnya terlihat begitu mengerikan. Sang Xia merasa ada sesuatu yang salah. Saat hendak menyalakan lampu, Rong Zhan tiba-tiba berteriak, "Jangan dinyalakan."      

Seketika Sang Xia menghentikan langkahnya. Ia berdiri di tempatnya dengan handuk, menyeka rambutnya, dan menatap Rong Zhan. Ia pikir ada sesuatu yang salah, jadi ia mencoba untuk mendekati Rong Zhan.     

"Ada apa?"      

Ada yang salah. Ini benar-benar salah.     

Sebelumnya jika ia memiliki sesuatu di benaknya, pasti akan terlihat dari wajahnya, tetapi kali ini berbeda.      

Mungkinkah itu karena anak yang Sang Xia katakan tidak ia inginkan?     

Apa ia marah?      

Setelah memikirkannya, Sang Xia dengan lembut menarik bibir bawah setengah bercanda, "Aku memang tidak menginginkan seorang anak, tetapi aku tidak mengatakan tidak akan menginginkan seorang anak. Jika kamu menginginkannya, bukankah banyak wanita… Ahh!"     

Sebelum kata-kata itu selesai, rasa sakit menghantamnya, pergelangan tangannya terjepit erat, dan Rong Zhan menggigit lehernya ketika ia menundukkan kepalanya.      

"Rong Zhan ... kamu brengsek ...!"     

Bibir Sang Xia pucat seketika.      

Sang Xia baru saja berteriak!      

Tetapi Rong Zhan tidak melepaskannya. Ia justru memegangnya dengan lebih erat, menggigit lehernya, seperti hiburan, seolah ini adalah penangkal sakitnya, kenyamanannya, tetapi seluruh tubuhnya masih bergetar. Tampaknya ia akan segera jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam, sepertinya ia akan kembali ke tahun yang mengerikan itu.     

Membuat mimpi buruknya hidup kembali di tahun ini. Yang lebih menyakitkan lagi, wanita di genggamannya kali ini… ia tidak lagi bisa menahannya!      

Butuh waktu lama sebelum akhirnya dengan lembut ia menjilat kulit Sang Xia yang mengeluarkan sedikit darah, dan suara serak terdengar setelahnya, "Sang Sang ...aku akan menurut padamu. Jika kamu tidak menginginkan anak-anak, apa yang kamu katakan ... apapun itu... aku akan menurut padamu..."     

Sang Xia sedikit marah karena Rong Zhan yang menggigitnya tiba-tiba, tetapi ketika Sang Xia mendengar kata-kata itu, ia merasakan sesuatu yang aneh di hatinya.     

Bukan tentang kata-katanya, tapi nadanya, suaranya yang serak, rendah, seperti ketidakberdayaan yang nyata.     

Membuat hatinya merasa tertekan secara misterius.      

Akhirnya Sang Xia menghela nafas dan bertanya, "Rong Zhan, katakan padaku. Apa yang terjadi?"     

Kalau tidak ada sesuatu yang genting, ia tidak akan bersikap seperti ini.     

Begitu kata-kata itu keluar, Rong Zhan semakin merapatkan tubuhnya dan gemetar tak terkendali, tetapi ia tidak ingin Sang Xia mengetahuinya. Jadi ia memeluknya lebih erat dan bergumam, "Tidak, tidak ada apa-apa."     

Sang Xia hanya bisa berkedip samar. Ia tidak bisa memaksanya, tapi kali ini ia dapat merasakan kegelisahan Rong Zhan. Dengan emosi tidak stabil semacam ini, ia mengulurkan tangannya sedikit untuk mengelus punggung Rong Zhan mencoba menenangkan suasana hatinya, dan membisikkan sesuatu dengan lembut di telinganya.     

Sang Xia berkata, "Ayo ke sofa."     

Ayo ke sofa…      

Di sofa, ada selimut wol yang hangat. Rong Zhan berbaring di sofa dan Sang Xia menekannya.     

Dua tubuh itu saling tumpang tindih.      

Selimut kasmir besar menutupi mereka dan handuk putih yang membungkus tubuh Sang Xia sebelumnya dilemparkan begitu saja ke lantai.     

Entah kapan, tetapi celana dan kemeja hitam yang membungkus tubuh Rong Zhan telah ditarik Sang Xia sedikit demi sedikit.     

Ia menggunakan kehangatan dan keharumannya untuk menenangkan Rong Zhan.      

Sang Xia mencoba menenangkannya dengan mengatakan untuk tidak perlu khawatir lagi, karena ada aku.      

Bahkan jika semua orang menyalahkanmu dan membuatmu masuk neraka, aku akan ada bersamamu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.