Perjuangan Menembus Surga

Rumput Es Pengobar Semangat



Rumput Es Pengobar Semangat

0Rasa dingin dan kegelapan di sekitarnya menyelimuti keduanya saat mereka berdua berjalan di dalam gua gunung yang sunyi. Di tengah keheningan, hanya suara jejak langkah pelan keduanya yang terdengar.     

Suasana di sekelilingnya membuat Peri Dokter secara naluriah memeluk dirinya sendiri. Dia mengangkat kepalanya dan melihat Xiao Yan berjalan pelan di depannya. Sempat ragu beberapa saat, dia kemudian mempercepat langkahnya dan mengikuti di belakang Xiao Yan dari dekat. Di dalam tempat ini, hanya pemuda di depannya inilah yang memberinya sedikit rasa aman.     

Setelah berjalan selama lebih dari sepuluh menit dalam suasana yang sunyi, Peri Dokter mulai merasa tak tahan dengan suasana yang begitu sunyi ini. Namun pada saat yang sama, pemuda di depannya tiba-tiba berhenti.     

"Ah…" Peri Dokter tak bisa bereaksi dengan cepat dan menubruk pelan punggung Xiao Yan.     

Hal yang cukup intim ini membuat Peri Dokter mengambil langkah mundur dengan wajah yang sangat merah sambil dia berkata malu, "Apa yang kau lakukan?"     

Sentuhan pelan tersebut membuat Xiao Yan mengambil napas dalam-dalam dan berat. Dia berdehem pelan sambil menunjuk ke arah pintu batu di mana cahaya kuning pucat terpancar dan berkata tak berdaya, "Ini jalan buntu."     

Mendengar ini, Peri Dokter mengerutkan alisnya dan maju ke depan dua langkah. Dengan menghadap pintu, dia berkata dengan suara dalam, "Tujuan kita pasti ada di balik pintu batu itu. Jika leluhur telah membangun gua di sini, aku tidak yakin dia membuat gua yang tidak mengarah ke mana-mana."     

Xiao Yan melangkah maju dan menyentuh pintu batu. Setelah memperkirakan ketebalannya, dia menggelengkan kepalanya pelan. "Pintu batu ini sangat tebal dan membutuhkan kekuatan seorang Dou Shi untuk memecahkannya dengan paksa."     

"Yang kau tahu hanya cara menggunakan kekuatan. Lihatlah cahaya kuning yang terpancar dari pintu batu tersebut; terlihat jelas ini adalah teknik dasar sebuah perangkap. Jika kau lebih memperhatikan detailnya, tidaklah sulit untuk membukanya." Setelah memberi Xiao Yan tatapan meremehkan, Peri Dokter itu meletakkan tangannya yang kurus pada pintu batu yang mulai perlahan-lahan bergerak.     

"Kau tahu mengenai teknik perangkap? Jika ingatanku benar, itu adalah sesuatu yang dikuasai oleh Dou Zhe elemen kayu dan tanah." Melihat wajah serius Peri Dokter, Xiao Yan tidak bisa berbuat apa-apa selain bertanya.     

"Aku hanya membaca beberapa buku tentang teknik perangkap. Aku tidak bisa dianggap kompeten tapi seharusnya bukan masalah jika aku menggunakannya untuk menyelidikinya." Peri Dokter menjawab asal dengan gerak tangannya yang tetap anggun seperti biasa.     

Xiao Yan menganggukkan kepalanya tapi tidak mengganggu penyelidikan Peri Dokter. Tatapannya menjauh dari pintu batu dan menggunakan cahaya samar, menaksir dinding batu di sekitarnya.     

Pada dinding batu terdapat beberapa ukiran samar. Ukiran itu sudah agak kabur tapi Xiao Yan bisa melihat beberapa bentuk manusia yang kemungkinan ditinggalkan oleh pemilik gua.     

"Ketemu!!" tepat ketika Xiao Yan sedang mengamati dinding batu, suara bahagia Peri Dokter memancingnya mengalihkan pandangan matanya.     

Di samping dinding batu tersebut, Peri Dokter telah berjongkok; tangan kurusnya menyentuh tempat kecil yang menonjol pada dinding batu. Ketika dia menekannya, suara berderit perlahan menggema di dalam gua.     

Melihat pintu batu yang bergerak naik, Xiao Yan menghela napas lega dan memberi jempol pada Peri Dokter.     

Setelah pintu batu itu terbuka, cahaya samar terpancar dari belakangnya, mengusir kegelapan di sekitar mereka.     

Melihat ruangan terang di belakang dinding batu, Peri Dokter tersenyum sambil dia mundur dua langkah. Lalu dia menghadap Xiao Yan, mengangkat dagunya dan tersenyum, "Silahkan, masuk."     

Sambil mengangkat bahunya, Xiao Yan mengambil beberapa batu dan melemparkannya dengan keras ke dalam gua. Dia merasa sedikit tenang saat dia tidak melihat reaksi apapun.     

"Kau benar-benar orang yang sangat berhati-hati." Melihat Xiao Yan tidak lupa untuk berhati-hati bahkan pada saat seperti ini, Peri Dokter hanya bisa menggelengkan kepalanya tak berdaya.     

"Terima kasih atas pujianmu." Sambil tersenyum dengan acuh tak acuh, Xiao Yan melangkah dengan hati-hati melewati pintu batu dan memasuki ruangan tersebut.     

Melihat Xiao Yan berjalan maju, Peri Dokter mengikuti di belakang Xiao Yan dari dekat.     

Setelah melangkah ke bagian dalam gua, jangkauan penglihatan mereka tiba-tiba melebar.     

Di luar pintu batu itu terdapat sebuah ruangan besar yang terlihat sederhana dan kosong. Di dindingnya terpasang batu cahaya sebagai sumber pencahayaan. Di tengah ruangan terdapat kursi dengan tengkorak yang duduk di atasnya. Keadaan ini, bila dilihat dari suasana tenangnya, terlihat cukup mengerikan.     

Di depan kursi terdapat sebuah meja batu hitam yang lebar dan panjang. Tiga kotak batu yang terkunci tampak diletakkan dengan rapi di atasnya.     

Selain itu, ada banyak koin emas yang tampak mengkilap dan barang-barang berharga lainnya di ketiga sudut yang berbeda. Hanya dari jumlah koin-koin emas itu, total kekayaan di ruangan ini bisa ditaksir lebih dari ratusan ribu.     

Barang-barang berharga dan uang bukanlah sesuatu yang tidak dimiliki oleh Xiao Yan dan dilihat dari bagaimana cara barang-barang berharga tersebut diletakkan secara asal, tampaknya pemiliknya pun tidak terlalu menganggapnya berharga.     

Xiao Yan mengalihkan tatapannya dari emas yang mengkilap tersebut, kemudian justru mengarahkan tatapannya pada sudut terakhir di ruangan tersebut. Kebahagiaan muncul di wajahnya saat itu.     

Pada sudut terakhir dari ruangan itu terdapat ranjang bunga yang terbuat dari tumpukan tanah. Di dalamnya tumbuh beberapa bunga dan tanaman yang berbeda yang menyelimuti ranjang dengan wewangiannya.     

Sambil menatap tumbuhan-tumbuhan itu, Xiao Yan dan Peri Dokter serempak bergegas mendekat. Orang biasa mungkin tidak mengenali jenis tanaman itu tapi mereka tahu betul kalau tanaman yang tampak biasa itu bernilai lebih dari tumpukan emas dalam ruangan ini.     

"Daun Biru Ungu, Buah Ginseng Semangat Putih, Biji Bunga Teratai Salju...."     

Peri Dokter menatap kosong pada tempat tidur bunga tersebut. Satu per satu, nama-nama bahan medis yang langka dan mahal diam-diam terucap dari bibir merah lembabnya.     

"Rumput Es Pengobar Semangat!"     

Saat menyapukan tatapan matanya ke seberang tempat tidur bunga, Xiao Yan tiba-tiba menarik kembali tatapannya dan menatap tajam ke tengah bunga-bunga di mana terdapat rumput warna merah dan putih tumbuh!     

Daun-daun rumput itu terpisah menjadi dua warna. Batangnya, yang putih, juga tertutupi dengan tetesan yang terlihat seperti kristal es sementara ujung kemerahannya seperti bola api yang menyala. Dua warna dan elemen yang berkebalikan secara ajaib tumbuh pada tanaman tersebut.     

Kabut samar mengelilingi tanaman ini, membuatnya terlihat seperti mengambang di antara awan.     

Rumput aneh itu bernama 'Rumput Es Pengobar Semangat', bahan yang sangat langka yang juga merupakan bahan yang diperlukan untuk membuat 'Pill Darah Bunga Teratai'.     

Xiao Yan menatap penuh semangat pada rumput tersebut dengan ekspresi gelisah yang terlihat di wajahnya. Dua dari bahan-bahan obat yang ia temukan, selama ini telah dia cari di seluruh wilayah Kota Wu Tan selama enam bulan dengan susah payah dan tetap tak mendapatkannya, kini akhirnya berada di tangannya tidak lama setelah dia memulai perjalanan. Perolehan yang sangat tak terduga ini adalah sesuatu yang mengisi hati Xiao Yan dengan kebahagiaan.     

"Apa kau juga mengenali tumbuhan ini?" melihat bagaimana Xiao Yan dengan penuh semangat menatap Rumput Es Pengobar Semangat, Peri Dokter bertanya dengan suara terkejut.     

"Um. Ini adalah sesuatu yang aku butuhkan." Xiao Yan menganggukkan kepalanya sebelum memiringkan kepala menatap Peri Dokter.     

"Betapa orang yang tidak menyenangkan. Memilih yang paling berharga begitu saja." Mendengar ucapan Xiao Yan, Peri Dokter segera mengangkat alisnya dan menggumam tidak suka.     

Tersenyum malu, Xiao Yan melambaikan tangannya, "Aku minta maaf tapi aku benar-benar membutuhkannya. Aku sudah mencarinya cukup lama."     

Melihat Peri Dokter tetap terlihat murung, Xiao Yan hanya bisa berkata pasrah, "Kenapa tidak seperti ini saja. Aku akan mengambil Rumput Es Pengobar Semangat. Sedangkan semua tanaman obat yang tersisa di sini, kau bisa memiliki dua pertiganya dan aku akan mengambil sepertiga sisanya."     

Mendengar saran Xiao Yan, Peri Dokter menganggukkan kepalanya, rona wajahnya terlihat sedikit lebih baik.     

Xiao Yan menghela napas ketika melihat Peri Dokter menganggukkan kepalanya. Tanpa curiga sedikitpun, dia menarik beberapa botol giok yang indah dari dalam cincin penyimpanannya dan sebuah sekop batu giok. Dia dengan hati-hati menggali tanah di sekitar Rumput Es Pengobar Semangat dan kemudian menaruh tanaman itu, bersama dengan tanahnya ke dalam botol.     

"Hu…" Xiao Yan segera menyimpan botol giok tersebut ke dalam cincin penyimpanan sebelum membuka ujung bibirnya dan tersenyum. Setelah itu, dia menyerahkan sekop batu giok tersebut pada Peri Dokter, memberi tanda padanya untuk menggali tanaman obat.     

Tatapan mata Peri Dokter bergerak mengikuti Rumput Es Pengobar Semangat saat Xiao Yan menyimpannya ke dalam cincin penyimpanan, sebelum dengan enggan mengalihkan tatapannya. Bagi seseorang seperti dia yang mencintai bidang kedokteran, memperoleh tanaman obat yang sangat langka akan membuatnya jauh lebih bahagia daripada mendapatkan ratusan ribu uang atau perhiasan.     

Peri Dokter menghela napas, merasa sangat jengkel. Kalau orang ini tidak secara kebetulan mengetahui rahasia yang ada di tebing ini, maka semua ini akan menjadi miliknya. Tapi sekarang… sayangnya, mengingat hal ini membuatnya merasa ingin menangis tapi air matanya tidak kunjung keluar.     

"Enyah saja kau, brengsek."     

Setelah mengutuk, Peri Dokter menerika sekop dari Xiao Yan dan mulai dengan hati-hati menggali tanaman obat yang berharga dari petak bunga tersebut sebelum menaruh mereka ke dalam botol batu giok miliknya.     

Setelah melihat Peri Dokter menggali tanaman obat, tatapan Xiao Yan kemudian kembali berkeliaran ke seluruh ruangan tapi dia tidak melihat ada yang menarik. Kemudian, dia kembali menatap tiga kotak batu yang terletak di tengah ruangan.     

Xiao Yan perlahan berjalan ke arah depan meja batu tersebut dan menyentuh gembok logam yang ada di sana. Dia merasakan sedikit kehangatan saat kulitnya menyentuh benda tersebut, membuat dia mengerutkan kening. Bisa tetap hangat dalam waktu yang sangat lama, gembok itu pasti tidak terbuat dari logam biasa. Jadi pasti akan sia-sia jika mencoba merusaknya dengan paksa.     

"Di mana kuncinya?" Xiao Yan menggumam sendiri sambil mengamati sekeliling. Matanya kemudian tertuju pada tengkorak yang terletak di belakang meja batu. Ketika dia menurunkan tatapan matanya, matanya berbinar saat ia menemukan tiga kunci hitam tergantung di tangannya.     

Sambil menggosok tangannya, Xiao Yan melangkah maju dan menatap tengkorak itu. Rasa jijik memenuhi hatinya saat dia perlahan-lahan membuka kepalan tangan tengkorak tersebut kemudian dengan hati-hati meraih kunci tersebut dan menariknya pelan.     

"Crack…" karena bertahun-tahun telah berlalu, kekuatan kecil pun bisa memecahkan lengan tengkorak tersebut, dan membuatnya jatuh.     

Melihat tangan tengkorak itu rusak, Xiao Yan tersenyum canggung kemudian membungkuk pada tengkorak yang tersisa. Setelah itu, Xiao Yan membungkuk mengambil lengan yang patah, berniat untuk mengembalikannya.     

Alis Xiao Yan tiba-tiba terangkat ketika dia memegang lengan kerangka tersebut. Dia bisa merasakan kalau berat tulang ini sedikit tidak wajar…     

Dari ujung matanya, Xiao Yan mengintip Peri Dokter yang dengan hati-hati menggali tanaman obat sebelum kembali menatap tulang kerangka di tangannya. Matanya mengamati bagian yang rusak di bagian atas kemudian menyadari ada sebuah gulungan kecil yang tersembunyi di dalam celah tulang. Sambil mengamati gulungan yang tersembunyi itu, Xiao Yan menelan air liurnya ketika jarinya tanpa sadar merogoh ke dalam kerangka dan segera menarik gulungan tersebut keluar, lalu melemparkannya ke dalam cincin penyimpanan miliknya.     

Tepat setelah gulungan itu masuk ke dalam cincin penyimpanannya Xiao Yan mendesah lega. Dia menyapu debu dari lengan kerangka itu sebelum meletakkannya kembali pada posisi semula.     

Xiao Yan menyeringai, melemparkan kunci di tangannya dan perlahan menuju ke arah tiga kotak yang ada di atas meja batu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.