Perjuangan Menembus Surga

Pria Berjubah Hitam Misterius



Pria Berjubah Hitam Misterius

0Xiao Yan langsung menuju ke sebuah penginapan kecil tempat ia menginap. Orang - orang di sekitarnya yang menatapnya dengan kagum membuat dia merasa sedikit pusing. Ia mempercepat langkah kakinya dan setelah melewati beberapa jalan, ia akhirnya sampai di penginapan itu. Saat tiba di situ, ia langsung menuju ke kamarnya.     

Xiao Yan mendorong pintu itu, masuk ke ruangan itu, dan menutup pintu itu. Ia bersandar di pintu dan menghembuskan nafas panjang sambil menggosok - gosok dahinya, mukanya terlihat lelah. Dua ronde ujian mungkin tidak terlihat seperti apa-apa, tapi masalah tersembunyi dibalik ujian itu sangat melelahkan bagi Xiao Yan. Ditambah lagi, ia harus kejar - kejaran dalam kecepatan dengan pemuda berjubah abu-abu di ronde terakhir yang membuatnya menjadi semakin lelah. Mengendalikan 'Api Surgawi' adalah pekerjaan yang membutuhkan Kekuatan Spiritual dan mempercepat proses dan pengendalian Kekuatan Spiritual menguras tenaga orang yang melakukannya.     

Xiao Yan menggelengkan kepalanya, berjalan, dan membilas wajahnya dengan air dingin agar ia merasa lebih segar. Setelah itu, ia berjalan ke kamarnya dan duduk bersila ditempat tidur. Ia menjaga dirinya agar tidak tidur lalu menutup mata dan membuat segel untuk latihan. Ia berusaha keras untuk menenangkan nafasnya dan perlahan masuk kedalam mode latihan.     

Selama bertahun-tahun latihan, Xiao Yan bisa mencapai hasil yang luar biasa dengan mudah jika ia berlatih dalam kondisi lelah. Latihan sejenis ini bukanlah sebuah rahasia, jika seseorang ingin menjadi kuat, ia harus selalu mengumpulkan energi dari waktu ke waktu sebaik apapun bakatnya.     

Yao Lao pernah berkata kalau seseorang hanya bisa berkembang pesat jika ia mengumpulkan tenaga dalam waktu yang lama, inilah cara sebenarnya untuk menjadi kuat. Xiao Yan pun merasakan hal yang sama.     

Ketika Xiao Yan perlahan memasuki mode latihan, nafasnya menjadi stabil. Tak lama kemudian, ada sesuatu yang terjadi. Udara di sekelilingnya mulai berubah, ada beberapa aliran energi yang dapat terlihat masuk ke tubuh Xiao Yan. Lalu, mereka melewati proses pemurnian dan berubah menjadi energi murni yang masuk ke dalam pembuluh darah, tulang, dan sel - sel di dalam badannya.     

Saat energi itu masuk ke tubuhnya, Xiao Yan bisa merasakan kelelahan di jiwanya mulai berkurang.     

Setelah latihan berlanjut selama hampir dua jam, Xiao Yan yang duduk diam di tempat tidur seperti tiang kayu tiba-tiba menggerakkan jarinya. Matanya perlahan terbuka dan sebuah kilatan muncul di matanya.     

Xiao Yan membuka mulutnya dan tiba-tiba udara keruh berwarna hitam keluar. Udara itu membawa bau tajam yang samar.     

Xiao Yan memutar lehernya, menundukkan kepalanya dan melihat jari tengah ditangan kirinya yang menghitam. "Hal sialan ini sama seperti belatung di dalam tulang tarsal, apakah aku telah mendapatkan keuntungan atau malah rugi sesuatu ketika aku mengeluarkan racun ini," Ia mengerutkan alisnya dan berkata pelan.     

Walaupun Xiao Yan memiliki 'Api Surgawi' untuk melindunginya, ia tidak dapat mengabaikan begitu saja racun yang dapat membunuh seseorang dengan cepat itu.     

"Ah, aku hanya bisa menunggu sampai Guru bangun lalu aku bisa mendapat solusi untuk hal ini," Xiao Yan tersenyum kecut dan menggelengkan kepalanya. Kepalanya mendarat di tempat tidur yang hangat lalu ia bergumam, "Begitu Pertemuan Besar ini selesai besok, aku akan melakukan sesi pengeluaran racun yang terakhir untuk kakek Nalan. Sepertinya dia bisa sembuh dan ketika waktu itu tiba…"     

"Ketika waktu itu tiba, waktu Perjanjian Tiga Tahun itu akan habis," Xiao Yan mengerutkan bibirnya lalu menghela nafas pelan. Ini sudah tiga tahun, gadis yang kasar dan manja itu sekarang sudah berubah menjadi jauh lebih dewasa.     

Dulu, Xiao Yan mengira ketika ia melihat Nalan Yanran lagi, ia akan menjadi sangat marah dan tidak dapat mengendalikan emosinya. Namun, baru-baru ini ketika mereka bertemu, mungkin karena ia menggunakan identitas Yan Xiao, ia sadar bahwa ia sangat santai seolah tidak pernah bertemu dengannya. Ia menjadi seperti seorang asing yang mengamati setiap aksi dan kata-katanya dengan dingin.     

Tiga tahun ini telah membuat pemuda itu menjadi lebih dewasa, tenang, dan serius. Seluruh kejadian pembatalan pertunangan di Klan Xiao saat itu memang saat lucu jika diingat-ingat sekarang. Tapi, ia tidak lagi memiliki amarah seperti dulu.     

Dulu ketika ia masih muda, ia memiliki reaksi seperti itu karena ia masih sangat sensitif karena saat itu ia disebut sebagai orang yang tidak berguna. Saat itu, ia harus menerima tatapan - tatapan yang merendahkannya dari klannya dan harus bertemu dengan Nalan Yanran yang dengan paksa ingin membatalkan pertunangan. Hal - hal itu, secara tidak langsung memberi tikaman keras pada hatinya yang lemah dan sensitif. Diinjak-injak oleh kekuatan besar membuat pemuda itu tidak tahan dan akhirnya amarahnya meledak. Karena alasan inilah hal yang terjadi tiga tahun lalu bisa terjadi.     

Ketika Xiao Yan mengingatnya sekarang, jika dulu ia tidak mengalami kehilangan kekuatannya dan tidak merasakan hinaan dan rasa malu akibat hal itu, sepertinya, ia tidak akan merasa terlalu marah ketika Nalan Yanran membatalkan pertunangan mereka.     

Tapi, Xiao Yan yakin terhadap satu hal. Jika ia tidak merasakan rasanya menjadi orang yang tidak berguna dan jika Nalan Yanran tidak membatalkan pertunangan mereka, ia tidak mungkin dapat sampai di tempat dimana ia berada sekarang, dimana banyak orang melihatnya dengan rasa kagum bahkan sebelum ia menginjak usia dua puluh tahun.     

Memikirkan hal seperti itu mengubah arah masa depannya, Xiao Yan cukup terkejut. Ia tersenyum kecut dan menggelengkan kepalanya, khayalan hanyalah sebuah khayalan. Jadi, tidak peduli bagaimana perasaannya terhadap Nalan Yanran, ia harus pergi ke Sekte Misty Cloud.     

Sekarang, ia tidak lagi memiliki rasa marah yang besar terhadap Nalan Yanran, namun pembatalan pertunangan itu membuat Klan Xiao dan ayahnya, yang sangat ia sayangi, menjadi sangat malu. Hal seperti ini sama saja seperti ditampar keras di depan orang banyak. Menurut tradisi Kerajaan Jia Ma, hal ini adalah hal yang sangat memalukan untuk seluruh klan.     

Walaupun Xiao Zhan tidak pernah membicarakan permasalahan ini setelah pertunangan mereka dibatalkan karena takut, Xiao Yan yakin, apapun yang terjadi, Xiao Zhan tetap menyimpan dendam. Selama bertahun - tahun Klan Xiao berdiri, ia adalah satu - satunya pemimpin Klan yang merasakan sesuatu yang se-memalukan kedatangan orang - orang di markas klannya untuk membatalkan pertunangan secara paksa.     

Pemuda dengan panggilan 'cacat' itu, juga telah berjanji pada ayahnya di aula utama Klan Xiao jika ia akan membalaskan dendam untuk rasa malu yang ayahnya terima.     

Ini adalah janji yang dibuat oleh seorang yang masih muda yang mulai berlatih dan meninggalkan klannya. Seperti seorang pertapa, ia menjelajahi kerajaan dan mengasah kemampuannya.     

Dalam dua tahun setelah ia meninggalkan klannya, Xiao Yan telah menjelajahi hampir setengah dari Kerajaan Jia Ma. Akhirnya, setelah berputar-putar, ia datang ke kota ini karena Perjanjian Tiga Tahun itu. Sekarang, ia tidak memiliki keinginan untuk balas dendam padanya, ia hanya ingin membawa berita baik untuk menghilangkan dendam di hati ayahnya. Setelahnya ia akan tersenyum dan tertawa, "Kali ini, aku harus benar-benar menceraikannya. Tidak diragukan lagi,"     

Namun, apapun yang terjadi, ia harus menuju ke Sekte Misty Cloud. Jika ia menang melawan Nalan Yanran di Perjanjian Tiga Tahun ini, Xiao Yan tidak peduli bagaimana harus berbicara kepadanya. Wanita itu sudah berlagak sombong dan menghinanya, "Kau benar - benar tidak dapat menilai sesuatu..."     

Hal itu bisa dianggap sebagai balas dendam terakhir Xiao Yan kepadanya.     

Dalam waktu tiga tahun ini, Xiao Yan telah mendapatkan hal-hal baru sementara beberapa hal lain sudah mulai terlupakan. Bagaimanapun, perubahan seperti ini sebetulnya bagus.     

"Hu," Xiao Yan menghembuskan nafas panjang. Ia menyilangkan tangannya di belakang kepalanya dan tatapannya menjadi kabur. Lalu, tiba-tiba, seorang gadis anggun yang terlihat seperti teratai yang tenang muncul di pikirannya. Dengan wajah antara cemberut dan senang, sebuah senyuman lembut muncul dengan sendirinya di wajah Xiao Yan yang cuek.     

Xiao Yan tidak memiliki perasaan apa-apa untuk gadis yang hampir menjadi istrinya itu. Dulu tidak ada rasa, dan sudah jelas tidak akan ada juga di masa yang akan datang. Jika dipaksa, mungkin yang muncul adalah perasaan kecil yang dimiliki lelaki yang berambisi untuk menaklukkan perempuan dengan posisi yang tinggi. Setelah mengalami berbagai hal selama dua tahun, ia tiba-tiba merasakan kesepian dan sadar bahwa perasaan dan perbuatannya hanya berputar di sekeliling seorang gadis muda.     

Dia adalah mutiara yang paling mempesona, namun ia suka menyembunyikan dirinya di sisinya, ia menampilkan sikap yang lemah dan menyedihkan.     

Latar belakangnya memang misterius, namun ia memberikan senyuman yang menenangkan walaupun dulu ia tidak berguna.     

Gadis muda yang lembut seperti kolam di musim gugur ini diam-diam masuk ke hati Xiao Yan tanpa ia sadari. Walaupun masih muda, gadis itu sangatlah pintar. Jika ia ingin mendapatkan hati Xiao Yan, ia hanya perlu menghangatkannya. Suatu hari, ketika Xiao Yan mengingat hal itu kembali, ia pasti akan mengerti.     

Ia mengingat wajah yang anggun itu, lalu, sebuah perasaan hangat mengalir di hatinya sambil menggumam lembut. "Xun Er, tunggu aku. Ketika aku sudah menyelesaikan urusan disini, aku akan mencarimu,"     

"Erhm," ketika Xiao Yan bergumam, sebuah suara samar muncul dari atap.     

Walaupun suaranya sangat samar, suara itu cukup jelas jika didengar oleh orang dengan kemampuan mendengar yang luar biasa seperti Xiao Yan. Ekspresi wajahnya pun berubah dan ia berteriak, "Siapa itu?"     

Ketika ia berteriak, telapak tangannya memukul tempat tidurnya. Badannya melesat ke arah jendela dengan gesit. Ujung kakinya bertumpu di sebuah batu dan ia meloncat ke atap seperti burung raksasa. Tatapannya yang sedingin es melihat ke sekitarnya.     

Bulan berwarna perak tergantung tinggi di langit dengan cahaya bulan yang samar, menyinari seluruh kota. Walaupun dengan bantuan cahaya bulan, Xiao Yan tidak bisa melihat siapapun di atas atap.     

Xiao Yan menyipitkan matanya dan sekali lagu memandang ke sekitarnya dengan teliti. Dengan cahaya bulan, Xiao Yan bisa melihat sampai radius seratus meter, namun ia tetap tidak melihat seorangpun.     

Dengan bingung, Xiao Yan perlahan berjalan turun dari atap. Ia lalu berjongkok dan menatap atap yang rusak dengan seksama. Ia bisa melihat garis retakan pada atap itu; jelas saja, atap itu baru saja pecah.     

Xiao Yan melepaskan beberapa ubin atap, lampu bersinar dari bawah dan ruangan di bawahnya tepat adalah kamar Xiao Yan.     

"Aku sedang diawasi?"     

Muka Xiao Yan menjadi tegang dan dingin. Ubin atap di tangannya tiba-tiba berubah menjadi tumpukan debu. Ia menepuk tangannya lalu berdiri dan membatin, "Bagaimana cara orang ini bisa hilang dalam waktu yang singkat? Kekuatannya setidaknya sekelas Dou Wang? Di Kota Suci Jia Ma, hanya ada beberapa klan yang memiliki Dou Wang. Klan Nalan? Klan Mu? Klan Primer? Keluarga Kerajaan?"     

"Keluar sekarang! Dasar pengecut, orang macam apa kamu?" Xiao Yan menolehkan kepalanya dan dengan memanggil seseorang dari sebuah arah.     

Teriakan di atap itu menghilang sesaat kemudian. Namun, tidak ada gerakan apapun di sekitarnya.     

"Tidak ada siapa-siapa?" Xiao Yan mengangkat bahunya dan menghela nafas, menyadari bahwa panggilannya tidak berhasil. Matanya kembali menatap sekitarnya. Akhirnya, ia hanya bisa turun dan kembali ke kamarnya.     

Setelah Xiao Yan kembali, atap kembali menjadi tenang.     

Ketenangan itu tidak berlangsung lama ketika Xiao Yan tiba-tiba meloncat lagi. Namun ketika melihat bahwa di atap masih tidak ada siapapun, ia hanya bisa tertawa pelan. Akhirnya ia sadar bahwa orang yang mengamatinya dari atap sudah pergi. Ia menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. Ia tidak punya pilihan lain selain kembali ke kamarnya.     

Atap kamarnya tidak bersuara selama beberapa jam sebelum sebuah bayangan hitam, seperti pantulan cahaya di dinding, tiba-tiba berpindah dari satu tempat di bawah sinar bulan. Tidak lama kemudian, bayangan hitam itu bersalto ke atas dan berubah menjadi sosok manusia.     

Sosok manusia itu terbungkus oleh jubah hitam. Ia melihat tempat - tempat dimana Xiao Yan menghilang lalu mengangkat kepalanya sedikit dan menunjukkan muka tua yang memiliki warna kulit yang gelap.     

"Hei, orang ini cukup sensitif..." Orang berjubah hitam itu tertawa pelan sambil berbisik, "Jika aku tidak mendengar nama tuanku, aku tidak akan membuat kesalahan kecil seperti ini. Jika orang - orang mengetahui bahwa seorang bocah setingkat Dou Shi menyadari keberadaanku, aku akan kehilangan mukaku."     

"Orang ini ternyata memiliki perasaan untuk nona." Ia berkata dengan kesal. Lelaki tua itu mengerutkan kening dibawah jubahnya, "Yang membuatku lebih pusing adalah tuanku juga masih memiliki perasaan pada orang ini. Ini tidak bisa terjadi, walaupun bakat Xiao Yan cukup bagus, ia masih jauh dari persyaratan yang diperlukan. Ia tidak akan bisa bertambah hebat jika terus berada di Kerajaan Jia Mia, tempat yang rusak ini. Jika ini terus menerus terjadi, dia akan merasa sangat kecewa. Anak muda, apakah kau pikir akan mudah bagimu untuk menjadi kekasih anak perempuannya?"     

Lelaki tua berjubah hitam itu menghela nafas dan menggumam, "Tapi ada beberapa orang yang cukup kuat di sekitar orang ini. Terakhir kali, orang tua yang bernama Jia Lao hampir menyadari keberadaanku. Seorang kuat yang hampir memasuki kelas Dou Zong benar-benar berbeda,"     

"Ah, lupakan. Untung saja orang ini terburu-buru untuk pergi ke Sekte Misty Cloud. Setelah aku selesai disini, aku bisa kembali untuk melindungi tuanku," Lelaki tua berjubah hitam itu mengulurkan kedua tangannya dan memutar badannya. Badannya bergetar sedikit dan jubah hitamnya semakin lama semakin kabur dan akhirnya berubah menjadi bayangan hitam yang menembus kegelapan seperti kilat, sebelum tempat itu menjadi sunyi.     

Xiao Yan sudah kembali ke kamarnya dan duduk disamping meja. Ia mengangkat kepalanya dan menatap atap kamarnya dengan seksama, sampai lehernya terasa pegal lalu ia akhirnya menundukkan kepalanya dan menggosok lehernya.     

"Creak,"     

Ketika Xiao Yan sedang menepuk pundaknya, pintu kamarnya terbuka dan Hai Bo Dong yang sedang tersenyum perlahan masuk ke dalam kamarnya. Ketika ia melihat Xiao Yan yang belum tidur, ia tersenyum dan berjalan ke samping meja sebelum duduk. Ia mengangkat cangkir teh dan meminumnya, "Anak muda, kamu benar-benar luar biasa hari ini. Ha ha, kamu bahkan berhasil membuat Fa Ma, orang tua itu, kaget."     

Xiao Yan melihat Hai Bo Dong dan tersenyum. Ia menyandarkan dagunya, sesaat merasa ragu untuk mengangkat suara sebelum akhirnya berbicara, "Pak Tua Hai, apakah kamu menyadari kalau belakangan ada orang yang mengikutiku kita?"     

"Mengikuti?" Hai Bo Dong merasa agak bingung mendengar pertanyaan Xiao Yan. Ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Bagaimana bisa? Ini kerajaan Jia Ma, tidak ada yang bisa mengikuti kita di bawah pengawasanku! Bahkan iblis tua itu pun tidak bisa,"     

Xiao Yan mengerutkan alisnya lalu menjilat bibirnya dan memberi tahu Hai Bo Dong mengenai apa yang baru saja terjadi.     

"Benarkah?" melihat ekspresi Xiao Yan yang serius, Hai Bo Dong pun menjadi serius. Jari keriputnya mengetuk - ngetuk meja dengan lembut. Tak lama kemudian, ia tiba-tiba mengingat sesuatu dan berkata, "Anak muda, kuberi tahu sesuatu. Tapi hal ini belum pasti,"     

Melihat gerakan Hai Bo Dong yang misterius, Xiao Yan kaget dan bertanya dengan ragu, "Apa itu?"     

"Kamu tahu mengenai pertarungan kami di Kota Yan dengan dua Dou Huang yang misterius dulu, kan?" Hai Bo Dong membelai janggutnya dan berbicara dengan ekspresi cemberut, "Waktu itu, aku sempat merasa dengan bahwa ada kehadiran samar - samar Qi lain yang kuat. Namun, saat itu situasinya sangat sulit dan aku tidak bisa merasakannya dengan jelas. Setelah itu, aku merasakannya lagi beberapa kali, tetapi, keberadaan yang kurasakan selalu hanya samar - samar. Mendengar ceritamu tadi, sepertinya ada orang misterius yang sudah cukup lama mengikuti kita."     

Suara pelan Hai Bo Dong membuat Xiao Yan merasa sedikit takut. Ia menelan ludahnya dan berkata, "Bahkan ketika kamu tidak dapat merasakannya? Bagaimana bisa? Jangan bilang orang misterius itu seorang Dou Zong?"     

"Uh," Hai Bo Dong tersenyum sambil menggelengkan kepalanya lalu menghela nafas, "Sudah kuberitahu, ini hanyalah tebakanku. Kita tidak bisa yakin apakah orang itu benar ada atau kita yang terlalu sensitif."     

Mendengar itu, Xiao Yan tertawa cemas. Ia mengerutkan dahinya dan memikirkan hal ini berulang-ulang tapi ia tidak mengingat pernah berhubungan langsung atau menyinggung seorang kuat setingkat Dou Zong.     

"Sudah, jangan terlalu stress. Untuk hal itu, kita lihat dulu saja. Jika memang benar ada yang mengikuti kita, dia pasti memiliki tujuan dan jika memang benar, cepat atau lambat ia pasti akan menunjukkan dirinya," Hai Bo Dong menepuk pundak Xiao Yan agar dan menghiburnya.     

Xiao Yan tersenyum pahit dan mengangguk. Saat ini ia hanya bisa memikirkan hal itu.     

"Hehe, apakah kamu punya rencana untuk pergi dan melakukan sesuatu malam ini? Fa Ma dan Jia Lao, kedua orang tua itu juga akan ikut," kata Hai Bo Dong dengan senyuman.     

"Uh? Kalian bertiga melakukan sesuatu bersama? Apa yang ingin kalian lakukan?" Xiao Yan sejenak kaget mendengar hal itu. Tiga Dou Huang melakukan sesuatu bersama.. Rumah siapa yang ingin mereka hancurkan?     

"He he."     

"Jangan bilang karena pemuda berjubah abu-abu itu?" Xiao Yan mengerutkan alisnya. Alisnya berkedut ketika ia berbicara.     

"Ya, karena orang itu. Fa Ma terus merasa kalau ada sesuatu yang aneh, jadi dia ingin pergi dan memeriksa latar belakang orang itu. Kamu juga harus tau seberapa besar rasa malu yang harus ditanggung asosiasi jika seseorang dari Kerajaan Chu Yun menjadi pemenang di Pertemuan Besar Kerajaan Jia Ma," kata Hai Bo Dong sambil tersenyum.     

"Kalian tidak akan…" tangan Xiao Yan membuat garis horizontal di tenggorokannya.     

"Kita akan melihat situasinya, tetapi hal itu mungkin saja terjadi. Dengan membantu Fa Ma tua itu, kali ini dia akan berhutang budi padaku. Ha ha," kata Hai Bo Dong sambil tersenyum lagi.     

"Kalian kejam sekali," Xiao Yan menarik sudut mulutnya. Bukankah masalah ini masih belum jelas?     

"Jangan omong kosong. Kalau kamu ingin mengetahui latar belakang orang itu, ikuti aku."     

Hai Bo Dong berdiri, badannya bergoyang ketika ia berjalan keluar. Di belakangnya, Xiao Yan berpikir untuk sesaat lalu berdiri dan mengikutinya. Ia juga ingin melihat apakah orang itu memiliki kemampuan sehebat itu di usianya yang sangat muda ataukah ada alasan lain dibalik kehebatannya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.