Perjuangan Menembus Surga

Pertarungan Sengit di Angkasa



Pertarungan Sengit di Angkasa

0Di atas langit, empat orang dengan kekuatan setingkat Dou Huang melayang di udara. Saat itu, udara di sekeliling mereka bergetar. Awan – awan yang bergerak dengan lambat tiba – tiba terkoyak oleh energi besar yang terkumpul di udara.     

Di kota Yan, semua orang gemetar melihat empat orang dengan kekuatan yang luar biasa itu. Tekanan dari kekuatan mereka, membuat orang – orang merasa sedang membawa batu besar seberat lima ratus kilogram dan nafas mereka menjadi berat.     

"Lu Man, haha, aku tidak menduga kau akan kewalahan seperti ini. Jika terus begitu, kau akan dipermainkan oleh mereka sampai kau mati!" Mata segi tiga ular raksasa itu mengawasi Xiao Yan dan Hai Bo Dong di depannya. Mulutnya yang besar terbuka dan tertutup, saat ia tertawa dengan keras.     

Saat wanita berbaju hijau itu bersandar di sisi ular raksasa itu mendengar tawa si ular, ia hanya dapat berteriak dengan kesal, "Kurang ajar kau, Bai Ya. Aku sedang menggendong seseorang dan tidak ingin bertarung dengan mereka. Haruskah aku diam saja dan membiarkan mereka menyerangku?"     

"He he."'Raja Ular Hitam Bersayap Delapan' tersenyum dan menggoyangkan ekornya yang besar. Matanya bergerak, dan saat ia melihat Qing Lin yang berada di tangan wanita yang bernama Lu Man itu, suaranya yang menggelegar menjadi lebih serius. "Apakah itu benar – benar 'Mata Bunga Ular Giok Hijau Berkepala Tiga?'"     

Saat ia mengatakan hal itu, wajahnya berubah menjadi senang. Ia kemudian mengangguk dan menjawab, "Ya, kau melihatnya dengan benar!"     

"Bagus, bagus…" Mendengar hal itu, ular raksasa itu menghela nafas lega. Ia sekali lagi menatap Xiao Yan dan Hai Bo Dong di depannya. Ia terkejut melihat tubuh Xiao Yan yang memancarkan api berwarna putih dan berkata, "Sungguh menarik. Mengapa aku merasa Qi orang itu sangat tidak asing?"     

"Kau juga merasakannya?" Wanita berbaju hijau itu terkejut dan mengedipkan matanya. Ia mengamati Xiao Yan dan berkata, "Baru saja, aku terkejut karena merasakan Qi yang tidak asing di tubuhnya. Tetapi, ada terlalu banyak orang kuat yang pernah kutemui. Jadi, aku tidak dapat mengingat dengan benar Qi milik siapa itu."     

Ular raksasa itu berkata dengan nada terkejut, "Api putih di tubuhnya itu adalah 'Api Surgawi,' bukan? Hanya saja aku tidak yakin jenis 'Api Surgawi' apa. Ck ck, sungguh orang yang beruntung."     

Wanita berbaju hijau itu mengangguk dan berkata, "Ya, memang itu adalah 'Api Surgawi' dan kekuatannya sangat mengerikan. Jurus 'Sepuluh Ribu Penjara Kayu' ku tidak berpengaruh apa – apa kepadanya."     

Ular raksasa itu sedikit terkejut saat ia tersenyum dan berkata, "He he, setelah lama tidak mendatangi Kerajaan Jia Ma, aku tidak menyangka orang sekuat ini akan muncul di sini."     

"Baiklah, cukup dengan omong kosong ini. Setelah membuat keributan di sini, aku kuatir orang – orang dari Sekte Misty Cloud dan iblis tua pelindung Kerajaan Jia Ma itu telah merasakan sesuatu. Jika kita berlama – lama di sini, mereka akan datang dan hal itu akan sangat merepotkan." Jawab wanita berbaju hijau itu.     

"Ya, ya, aku tahu itu. Dasar wanita cerewet…"     

Ular raksasa itu mengayunkan ekornya sedikit dan berkata dengan nada kecewa, "Tapi sayang sekali, sebenarnya aku ingin mencari Ratu Medusa untuk bertarung dengannya. Siapa yang mengira bahwa perubahannya akan gagal. Ah, sungguh wanita yang cantik. Jelas sekali, ia tercipta hanya untuk sang raja ini."     

Wanita berbaju hijau itu memutar bola matanya ke atas, menunjukkan kekesalannya dan berkata, "Bai Ya, berhentilah memikirkan cinta. Apakah kau sudah lupa saat terakhir kali ia menghajarmu sampai kau sekarat?"     

"Hei, aku suka sifatnya yang kasar." Ular raksasa itu menggelengkan kepalanya, lalu tertawa dengan keras. "Baiklah. Pergilah, bawalah gadis itu pergi. Aku akan menahan mereka di sini. Dalam sepuluh menit, kita akan bertemu di tempat biasa."     

"Ah, berhati – hatilah, dua orang itu tidak dapat diremehkan." Wanita berbaju hijau itu mengangguk saat mengingatkan ular itu. Sepasang sayap hijau di punggungnya mengepak saat ia melesat meninggalkan mereka.     

Ular raksasa itu menggoyangkan ekornya ke arah wanita yang telah terbang jauh itu dan tertawa bangga, "Tenang saja. Jika kita membandingkan kecepatan terbang kita, tidak ada seorang Dou Huang pun yang dapat menandingiku."     

Melihat wanita berbaju hijau itu kabur, ekspresi Xiao Yan berubah marah. Ia mengepakkan sayap ungunya dan tubuhnya melesat maju. "Kau mau ke mana? Tinggalkan ia sendiri!"     

Melihat Xiao Yan akan melewatinya dengan terbang di atasnya, ular raksasa itu tertawa. "He he… Lawanmu adalah aku." Ia mengepakkan kedelapan sayapnya, seketika itu juga tubuhnya menghalangi jalur terbang Xiao Yan, lalu mengayunkan ekornya yang besar. Kekuatannya membuat udara di sekeliling ekornya bergetar.     

Merasakan kekuatan ekor yang sangat mengerikan, ekspresi Xiao Yan berubah. Ia tidak berani menyerangnya secara langsung. Tubuhnya berputar di udara untuk menghindarinya. Walaupun ia berhasil menghindari ekor itu, pengejarannya terhenti.     

Xiao Yan mengumpat, "Si*lan!" Sambil menghindari serangan bertubi – tubi dari ekor ular itu, ia menoleh kepada Hai Bo Dong dan berteriak, "Ayo, Pak Tua Hai, seranglah dia!"     

"Bantu aku menahannya untuk sejenak!" Wajah Hai Bo Dong menjadi serius saat ia berteriak pelan. Tangannya membentuk beberapa segel. Saat lengan bajunya bergetar, udara dingin muncul dari dalam tubuhnya. Seketika itu juga, tempat itu diselimuti oleh udara dingin. Karena udara di situ menjadi sangat dingin, salju mulai turun dari langit. Sesaat kemudian, angin kencang bertiup. Butiran – butiran salju itu membentuk menjadi pedang – pedang es kecil. Hembusan angin itu berubah menjadi pusaran angin yang terus membesar sampai selebar sepuluh meter.     

Saat pusaran angin itu bertiup, pedang – pedang es itu melesat ke dalam pusaran angin itu. Seketika itu juga, sebuah pusaran angin raksasa berwarna putih yang dikelilingi oleh pedang es muncul di langit.     

Setelah menciptakan badai pedang es raksasa itu dengan kekuatannya sendiri, keringat mulai muncul di dahi Hai Bo Dong walaupun ia memiliki kekuatan yang cukup kuat.     

"Xiao Yan, minggir!" Teriak Hai Bo Dong. Saat ia melihat Xiao Yan mulai mundur, Hai Bo Dong mengayunkan tangannya dan badai pedang es raksasa itu bertiup menuju ular raksasa itu.     

Melihat badai es yang bertiup ke arahnya, ular raksasa itu tertawa dengan keras, "Hei, jurus itu tidak buruk. Tetapi, aku adalah Dou Huang bintang enam, aku tidak mungkin kalah dengan kekuatan Dou Huang bintang dua sepertimu, ha ha!" Ia menggoyangkan kepalanya dan api berwarna hitam muncul dari tubuhnya. Setelah itu, api itu terkumpul menjadi energi berwarna hitam di kepala ular raksasa itu.     

Ia mengayunkan ekornya, dan menembakkan api hitam yang terkumpul itu. Api itu memiliki kekuatan yang sangat mengerikan dan kemudian menabrak badai pedang es putih itu.     

Sesaat setelah tabrakan itu, di antara kedua jurus itu mulai muncul retakan – retakan berwarna hitam.     

"Dor!"     

Dua energi mengerikan itu terlihat sangat berbeda. Yang satu berwarna putih dan yang lainnya hitam. Mereka bertabrakan di udara selama beberapa saat sebelum meledak di angkasa. Suara dari ledakan energi itu dapat terdengar sampai beberapa kilometer jauhnya.     

Sesaat setelah ledakan itu, lingkaran energi yang ditimbulkan oleh ledakan itu mengejutkan Hai Bo Dong dan Ular raksasa itu dan membuat mereka mundur dengan cepat.     

Melihat wajah Hai Bo Dong mulai berkeringat, ular raksasa itu tertawa. "Ha ha, jika kau menghambur – hamburkan energimu seperti itu, bahkan jika kau seorang Dou Huang, kau hanya dapat mengeluarkan jurus sebesar itu beberapa kali, bukan?"     

"Ledakan Oktan!"     

Sebelum ia selesai tertawa, ekspresi ular raksasa itu berubah menjadi terkejut. Sisik – sisik hitam di tubuhnya terasa mengencang. Sebuah lapisan lemak berwarna hitam, muncul dari antara sisik – sisiknya dan menyelimuti tubuhnya.     

Xiao Yan tiba – tiba muncul di pinggang ular raksasa itu. Tinjunya yang diselimuti oleh api putih terkepal. Dengan kekuatan yang mengerikan, ia menghantamkan tinjunya itu ke bawah seperti petir yang menyambar. Saat itu, jubah hitam Xiao Yan terlihat berubah menjadi sekeras baja.     

"Dor!"     

Tinju Xiao Yan menghantam tubuh ular raksasa itu. Tetapi, ekspresi Xiao Yan tidak menunjukkan rasa puas. Itu karena ia merasakan tubuh ular raksasa itu menjadi licin seperti belut.     

Walaupun Xiao Yan menghantam ular itu, tinjunya tidak mengenainya karena terpeleset di lapisan lemak itu.     

Walaupun sebagian besar kekuatan serangan itu tidak mengenai ular itu, masih ada sebagian kecil kekuatan serangan itu yang masuk ke dalam tubuh ular raksasa itu. Suhu api putih itu yang sangat panas membuat sebuah sisik yang terkena serangan itu mengkerut.     

"Sss, itu sakit!" Rasa sakit itu membuat ular raksasa itu melingkarkan tubuhnya. Tiba – tiba, ia mengayunkan ekornya dan menghantam punggung Xiao Yan. Seketika itu juga, Xiao Yan menjadi seperti bola karet yang terlempar ke belakang.     

"Glek..." Kekuatan besar yang menghantam punggungnya membuat Xiao Yan memuntahkan darah. Ia mengepakkan kedua sayapnya untuk menstabilkan tubuhnya yang goyah.     

Xiao Yan mengusap bekas darah di ujung mulutnya dan tertawa kecut dalam hati. "Ah, bagaimanapun juga kekuatan ini bukan milikku sendiri, sulit sekali untuk mengendalikannya."     

"Kau baik – baik saja?" Tanya Hai Bo Dong sambil terbang menghampirinya.     

"Aku baik – baik saja." Xiao Yan menggeleng. Tatapannya terarah ke langit yang jauh di depannya. Saat itu, ular raksasa itu telah menahan mereka sampai mereka tidak dapat lagi melihat wanita berbaju hijau itu.     

"Apa yang akan kita lakukan? Walaupun ia tidak akan dapat membunuh kita, dengan kekuatannya yang sebesar itu, ia tidak akan kesulitan menahan kita." Hai Bo Dong tertawa pahit, "Jenis Dou Qi ular ini membuat jurus – jurus ku tidak berguna. Sisik – sisik di tubuhnya memiliki pertahanan yang sangat kuat. Jika kau tidak menggunakan 'Api Surgawi,' pukulanmu tidak akan berpengaruh apa – apa kepadanya."     

Xiao Yan menggertakkan giginya, nafasnya menjadi lebih cepat.     

"Kita berdua tidak memiliki Jurus Dou dengan kekuatan penghancur yang besar. Akan sangat sulit bagi kita untuk mengalahkannya." Kata Hai Bo Dong sambil menghela nafas.     

Xiao Yan tetap diam. 'Api Pendingin Tulang' adalah jurus milik Yao Lao. Jadi, ia tidak dapat mengendalikannya sebaik Yao Lao. Terlebih lagi, Kekuatan Spiritual yang membuatnya mampu melawan seorang Dou Huang juga adalah milik Yao Lao. Semua jurusnya bukanlah miliknya sendiri. Ia hanya sebuah penyalur.     

Bahkan, 'Ledakan Oktan' juga tidak berpengaruh banyak melawan ular raksasa itu. Satu – satunya jurus yang dimiliki Xiao Yan adalah Jurus Dou kelas Di: Tsunami Pembelah Api!     

Xiao Yan menyentuh pedang hitam besarnya di punggungnya. Tetapi, saat ia bersiap untuk mengeluarkan jurus terakhirnya itu, ia menatap 'Api Pedingin Tulang' di tangan kirinya dan terdiam sesaat. Sesaat kemudian, sebuah ide gila muncul dari dalam hatinya.     

"Mungkin ini akan menjadi semakin mengerikan..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.