Perjuangan Menembus Surga

Penemuan Qing Lin



Penemuan Qing Lin

0Melihat pertarungan yang tiba-tiba berubah dalam beberapa menit, semua orang yang ada di sekitar panggung pertempuran membelalakkan mata terkejut. Sulit dibayangkan jika Xiao Li, seseorang yang hampir tak terkalahkan di perusahaan, benar-benar berhasil dikalahkan secara misterius oleh Xiao Yan, yang lebih muda tujuh atau delapan tahun.     

Di dalam area pertempuran, Xiao Li menatap ujung tombaknya dan tertegun lama sebelum akhirnya dia tersadar. Tatapan matanya tertuju pada Xiao Yan yang tersenyum di depannya sambil mendecakkan lidah dan menggelengkan kepala. Dia kemudian menghela nafas, "Bocah kecil, sungguh tidak disangka. Kau telah menyembunyikan kekuatanmu dengan baik. Kekuatan yang kau perlihatkan tak terlihat seperti seorang Dou Shi bintang satu pada umumnya."     

"Ke Ke, aku hanya beruntung." Menggelengkan kepalanya sambil tertawa, Xiao Yan menancapkan tombak yang ada di tangannya ke tanah kemudian berjalan ke tempat Pedang Xuan Berat-nya tergeletak tak jauh darinya. Dia hendak mengangkat pedangnya ketika Xiao Li yang ada di sampingnya tiba-tiba menghentikannya sambil tersenyum.     

"Biarkan aku mencobanya. Pedang ini... sepertinya sedikit aneh." Xiao Li dengan rasa ingin tahu menatap pedang besar yang tergeletak di tanah dan tertawa sambil berkata.     

"Uh?" Mendengar ini, Xiao Yan sedikit bingung, tapi tak lama kemudian dia segera tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Xiao Yan kemudian mundur selangkah dengan tatapan mata yang agak mengejek.     

Xiao Li menggosok-gosokkan tangannya dan perlahan berdiri di samping Pedang Xuan Berat. Tangannya meraih pedang itu lalu menggenggamnya erat-erat. Setelah menghembuskan napas, dia menarik tangannya dengan asal. Tapi ketika tangannya mengangkat pedang tersebut, Xiao Li tiba-tiba menjerit terkejut dengan ekspresi yang berbeda. Dia menyadari bahwa sejak tangannya mengangkat Pedang Xuan Berat itu, aliran kencang Dou Qi petir di tubuhnya tiba-tiba melambat seperti kura-kura yang sedang berjalan…     

"Wow, benar-benar ada yang aneh..." sambil menggumam dengan suara tertegun, Xiao Li mengencangkan lengannya. Sejumlah pembuluh darah di lekukan lengannya mulai berdenyut.     

Sambil memegang Pedang Xuan Berat dengan erat, Xiao Li berteriak pelan dengan wajah yang perlahan-lahan memerah, "Naik!"     

Teriakan itu terdengar saat Xiao Li perlahan-lahan mengangkat tangannya, dan lengannya tampak gemetar. Setelah itu, kedua tangannya menggenggam pedang di depannya dengan kuat lalu melambaikannya ke kiri dan kanan dengan seluruh kekuatannya. Setelah itu, Xiao Li menatap Xiao Yan dengan sedikit terkejut.     

"Kau... kau benar-benar membawa pedang ini saat bertarung denganku barusan?" Melihat senyum di wajah Xiao Yan yang lembut dan tampan, Xiao Li berkata dengan bibir ternganga. Astaga, membawa pedang ini dan bisa bergerak dengan lancar saja sudah sangat menakjubkan. Tapi, Xiao Yan bahkan benar-benar membawa pedang ini dan bertarung dengan Xiao Li selama beberapa putaran. Bagaimana hal ini tidak membuat Xiao Li takjub dan tercengang?     

Sambil memperhatikan sikap Xiao Li yang tercengang, Xiao Yan pun tersenyum dan mengangguk. Telapak tangannya kemudian menerima Pedang Xuan Berat itu dan dengan mudah meletakannya di punggung.     

Dengan serius memperhatikan gerakan Xiao Yan, Xiao Li menyadari bahwa ketika Xiao Yan menerima Pedang Xuan Berat itu, tangannya hanya sedikit tertekan. Tapi tak lama setelah itu, tangannya kembali bergerak dengan sempurna seperti biasa.     

Mulut Xiao Li menganga saat melihat sikap santai Xiao Yan. Setelah beberapa saat kemudian dia mendesah kaget dan menggelengkan kepalanya. "Bocah kecil, kau sungguh luar biasa... apa mata NalanYanran buta? Berapa banyak orang di Kekaisaran Jia Ma yang bisa dianggap hebat seperti saudaraku? Dia benar-benar mengira kau tidak cukup hebat untuknya?"     

Xiao Yan tersenyum, sambil melambaikan tangannya dan berkata, "Setidaknya, Xun Er tidak akan lebih lemah dariku."     

"Xun Er? Haha. Gadis itu. Aku belum pulang selama bertahun-tahun, tapi gadis itu pasti sangat menawan, bukan? Kau pasti tahu kalau saat dia masih kecil, para tuan muda di Kota Wu Tan akan datang ke Klan Xiao untuk mengintipnya. Tapi sepertinya dia hanya menempel padamu. Hee hee." Mendengar nama elok itu, Xiao Li terdiam sejenak sebelum kemudian dia tersenyum dan berkata dengan riang.     

Sambil mengingat wajah cantik dan sosok riang gadis muda itu, Xiao Yan juga ikut tersenyum lembut. Tangannya menepuk Pedang Xuan Berat dengan ringan dan tersenyum, "Jika suatu hari nanti ada kesempatan, aku akan membawanya mengunjungimu ke mari. Ah... tapi sekarang, aku membutuhkan bantuan Kakak Pertama dan Kakak Kedua untuk masalah penting."     

"Oh? Apa ada masalah? Jangan khawatir! Katakan saja pada kami. Bahkan jika itu di luar kemampuan kami, Kakak Pertama dan Kakak Keduamu ini akan melakukan segala hal untuk membantumu.'' saat Xiao Li mendengar ucapan Xiao Yan, dia segera melambaikan tangannya dan tersenyum.     

"Ya." Xiao Yan mengangguk sambil tersenyum.     

.....     

Mereka bertiga duduk di dalam ruangan yang luas sementara Qing Li dengan hati-hati membawa tiga cangkir teh untuk dibagikan kepada mereka, lalu berdiri di belakang Xiao Yan dengan patuh.     

"Haha, Xiao-Yan-Zi, ada masalah apa? Katakan saja dan biarkan Kakak Pertama yang akan memecahkannya." Xiao Ding tersenyum dan berkata pada Xiao Yan sambil mengangkat cangkir the dan menyesapnya.     

Xiao Yan mengangguk sambil tersenyum tapi kemudian dia terdiam selama beberapa saat. Dengan suara pelan, dia berkata, "Sebenarnya alasanku datang ke Gurun Tager adalah untuk mencari sesuatu."     

"Mencari sesuatu? Apa?" Mendengar ini, Xiao Li bertanya sambil tersenyum dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Api Surgawi..." Xiao Yan berbisik sambil jarinya menyentuh meja dengan pelan.     

"Uh..." Ketika kata 'Api Surgawi' diucapkan, dalam sekejap ruangan itu menjadi jauh lebih sunyi. Xiao Ding dan Xiao Li saling bertukar pandang sebelum kemudian bertanya dengan bingung, "'Api Surgawi'? Tampaknya benda seperti ini hanya dibutuhkan oleh seorang Alchemist. Untuk apa kau membutuhkannya?"     

Xiao Yan mengangkat bahunya dan tersenyum dengan acuh tak acuh, "Karena aku seorang Alchemist."     

"Hah?" Mendengar ini, ekspresi wajah Xiao Ding dan Xiao Li pun menegang. Sesaat kemudian, ekspresi wajah mereka tampak sangat bahagia, "Kau adalah seorang Alchemist?"     

"Haha, aku beruntung memiliki bakat untuk menjadi seorang Alchemist, lalu saat masih di Kota Wu Tan, aku juga bertemu dengan seorang guru, jadi..." Xiao Yan berkata sambil tersenyum.     

"Tsk tsk… luar biasa. Aku tidak pernah menyangka kalau klan Xiao kita juga akan menghasilkan seorang Alchemist. Ha ha." Melihat Xiao Yan menganggukkan kepala dan mengakuinya, Xiao Ding dan Xiao Li segera tertawa terbahak-bahak. Tawa mereka mengandung rasa iri dan puas.     

Setelah bersuka cita selama beberapa saat, Xiao Ding kemudian mengerutkan kening dan berkata dengan tak berdaya. "Keberadaan 'Api Surgawi' sangatlah langka. Meski kami telah berkutat cukup lama di Kota Gurun Batu, tapi kami benar-benar tidak pernah mendengar ada orang yang berbicara mengenai tanda-tanda keberadaan 'Api Surgawi'."     

Sambil menggelengkan kepala dan tersenyum, Xiao Yan mengetukkan jari pada cincin penyimpanan miliknya, lalu menarik sebuah gulungan kulit kambing tua dan meletakkannya di atas meja. Jarinya menunjuk simbol api pada peta tersebut dan berkata dengan lembut, "Ini peta yang berhasil aku dapatkan. Di wilayah yang ditandai dengan simbol api ini, seharusnya kemungkinan besar menunjukkan tanda keberadaan 'Api Surgawi'. Namun, aku tidak cukup paham dengan medan di sekitar Kota Gurun Batu, jadi... Aku tidak bisa menemukan tempat yang ditandai dengan Simbol Api ini dengan tepat. Kakak Pertama, kalian berdua sudah tinggal di sini selama beberapa waktu. Apa kalian tidak mengetahui adanya tempat yang aneh di sekitar Kota Gurun Batu?"     

Mendengar ucapan Xiao Yan, Xiao Ding pun menarik peta tersebut. Tatapan matanya memperhatikan isi peta dengan kasar sebelum kemudian berkata dengan terkejut, "Sungguh peta yang detail. Ini pertama kalinya aku melihat peta seperti ini."     

"Ya, peta itu sangat berlebihan rinci." Xiao Li menganggukkan kepalanya. Dia mengerutkan kening dan mempelajari peta yang detail tersebut sebelum kemudian berkata dengan lembut, "Tempat yang ditandai oleh simbol api ini sepertinya berada di sebelah timur Kota Gurun Batu."     

"Ya. Lebih tepatnya, sedikit ke arah tenggara Kota Gurun Baru." Xiao Ding menambahkan sambil menganggukkan kepala. Dia menyuarakan pikirannya, "Tapi sepertinya tidak ada tempat yang aneh di sisi timur Kota Gurun Batu."     

"Memang tidak ada apa-apa. Aku sudah pernah membawa orang untuk meneliti tempat itu selama beberapa hari saat kami menjalankan salah satu misi kami, tapi aku tidak menemukan sesuatu yang aneh." Xiao Li juga menggelengkan kepala dan berkata dengan tak berdaya.     

Melihat mereka berdua menggelengkan kepala, kekecewaan pun muncul di wajah Xiao Yan. Tampaknya tidak ada jejak keberadaan 'Api Surgawi' di sana...     

Namun, tepat saat Xiao Yan merasa sangat kecewa, tiba-tiba terdengar suara lembut di dalam ruangan.     

"Itu... Tuan Muda, sepertinya ada yang aneh…. di sisi timur Kota Gurun Batu."     

Mendengar hal ini, Xiao Yan pun terdiam. Dia kemudian segera berbalik dan menatap Qing Lin yang sedang memutar tangan mungilnya di bawah tatapan Xiao Yan yang membara. Dia kemudian buru-buru berkata, "Apa kau mengetahui sesuatu?"     

Di sampingnya, Xiao Ding dan Xiao Li juga mengalihkan tatapan tertegun mereka ke arah Qing Lin. Sangat jelas, jika mereka pun tidak tahu.     

Menjadi pusat perhatian dari tiga tatapan mata di ruangan itu, wajah mungil Qing Lin tampak ketakutan. Dia kemudian berkata dengan terbata-bata, "Saya juga tidak yakin jika saya memiliki indera yang akurat... tapi setengah tahun yang lalu, saya benar-benar merasakan ada gerakan aneh di suatu tempat di sebelah timur Kota Gurun Batu."     

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya? Sepertinya kau tidak memiliki kekuatan seperti itu." Tangan Xiao Ding mengusap cangkir tehnya sambil berkata dengan curiga.     

"Saya... saya tidak tahu. Setengah tahun yang lalu, saya merasakan adanya Qi yang sangat kuat yang muncul di luar Kota Gurun Batu. Qi itu... dan darah di tubuhku, sepertinya sedikit mirip. Bahkan milik Pemimpin Perusahaan Pasir pun sangat lemah jika dibandingkan dengan Qi tersebut.'' Qing Lin berbisik sambil dengan hati-hati menempelkan dirinya pada Xiao Yan.     

"Oh?" Mendengar ini, Xiao Ding dan Xiao Li menjadi sedikit gelisah. Pemimpin Perusahaan Tentara Bayaran Pasir adalah seorang Da Dou Shi. Bahkan jika Qi milik Pemimpin Perusahaan Pasir itu jauh lebih lemah dari orang misterius itu, maka... Apa itu artinya sosok misterius itu setidaknya memiliki kemampuan di Level Dou Huang?     

"Qi yang mirip dengan darah keturunanmu? Jangan bilang kalau itu adalah Ratu Medusa?" Setelah merenung sesaat, Xiao Li tiba-tiba berkata dengan suara terkejut. Dengan kekuatan Ratu Medusa, seharusnya tidak terlalu sulit baginya untuk mengubah Kota Gurun Batu menjadi abu. Orang yang sangat menakutkan ini telah menjelajahi daerah sekitar Kota Gurun Batu tanpa ada yang tahu?     

Ketika nama 'Ratu Medusa' memasuki telinganya, ekspresi Xiao Ding juga tampak sedikit berubah. Di sekitar Gurun Tager, nama ini sama terkenalnya dengan Raja Pill Gu He yang ada dalam Kekaisaran Jia Ma.     

"Saya tidak tahu..." Qing Lin menggelengkan kepala. Kemudian dia berbisik, "Saya hanya bisa merasakannya secara samar-samar. Setengah tahun yang lalu, dia tiba-tiba datang di suatu tempat di sebelah timur Kota Gurun Batu. Di sana, dia sepertinya menginap semalam. Sepanjang malam, energi Qi yang ada di area timur itu terasa sangat mudah marah. Saya juga merasakannya ketika dia pergi, sepertinya dia telah terluka..."     

Mendengar Qing Lin menceritakan kisahnya, Xiao Yan menghela nafas ringan. Matanya menyipit saat dia berkata dengan lembut, "Apa kau bisa memastikan di mana tepatnya lokasi yang dia tinggali saat itu?"     

"Bisa. Meskipun setengah tahun telah berlalu, tapi Qi yang ditinggalkannya cukup padat. Saya... saya bisa mengandalkan garis darah keturunan dalam diriku... jadi saya pasti bisa menemukan tempat itu." Ketika dia menyebutkan garis darahnya, wajah Qing Lin tampak sedikit sedih. Namun, dia tetap memperlihatkan senyum kuat saat berkata.     

"Jika Tuan Muda ingin pergi, Qing Lin akan berusaha sebaik mungkin untuk membawa Anda ke sana!"     

"Haha, terima kasih banyak, Qing Lin... kalau begitu, mari kita pergi melihatnya besok. Aku harap hasilnya tidak mengecewakanku." Xiao Yan tersenyum dan mengangguk sambil berkata dengan lembut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.