Perjuangan Menembus Surga

Bertemu Peri Dokter Lagi



Bertemu Peri Dokter Lagi

0Xiao Yan, yang telah terisolasi selama beberapa bulan terakhir ini, tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela napas secara emosional saat dia berjalan di antara kerumunan orang di kota kecil itu dan mendengarkan kegaduhan dari sekelilingnya. Manusia memang makhluk yang gemar hidup sebagai kelompok. Jika dia tinggal sendirian di alam liar selama beberapa dekade, apakah dia masih bisa berbicara?     

Sambil menggelengkan kepalanya dan tersenyum, Xiao Yan melemparkan pertanyaan konyol ini dari kepalanya dan menepuk Penguasa Xuan Berat di punggungnya yang telah terbungkus dengan kain hitam. Dia berdiri di persimpangan dan mengamati suara-suara di sekelilingnya. Setelah merenung sejenak, dia mendekati seorang pejalan kaki dan bertanya di mana letak Rumah Seribu Obat. Setelah itu, dia kemudian membuka langkahnya dan bergegas ke arah yang ditunjukkan pejalan kaki tersebut.     

Setelah berjalan melewati beberapa jalur, suara riuh itu perlahan memudar dan Xiao Yan perlahan mengikuti jalan setapak yang sepi menyusuri jalanan yang sempit. Sesaat kemudian, sebuah rumah kecil yang tampak unik terlihat di depan matanya.     

Keamanan di pintu masuk sangatlah ketat dengan lebih dari sepuluh penjaga yang bersenjata lengkap.     

Mengamati para penjaga tersebut, alis Xiao Yan berkerut; dia tidak ingin dikenali oleh pemilik Rumah Seribu Obat tersebut. Jadi Xiao Yan kemudian memutar tatapannya sebelum berbalik dan sampai di belakang rumah. Dia dengan hati-hati melirik sekitarnya dan diam-diam melompati dinding.     

Xiao Yan menyelinap ke dalam rumah itu dan dengan hati-hati menghindari beberapa penjaga yang berpatroli. Setelah itu, dia diam-diam menarik seorang gadis belia yang mengenakan seragam pelayan.     

Melihat ekspresi takut gadis itu, Xiao Yan memelankan suaranya dan bertanya, "Apakah Peri Dokter ada di sini?"     

"Mm, mm." dengan mulut yang dibekap oleh Xiao Yan, wanita muda itu hanya bisa mengeluarkan suara-suara samar yang tidak terlalu jelas. "Katakan di mana kamarnya. Dan jangan coba-coba melakukan hal bodoh. Kalau tidak, aku akan menelanjangimu dan membuangmu!" ancaman lembut yang terdengar di samping telinganya itu membuat wanita muda itu ketakutan sampai air mata keluar di matanya. Dia buru-buru menunjuk jalan yang menuju ke arah kamar Peri Dokter dengan tangannya yang gemetar.     

Setelah mengetahui di mana kamarnya, Xiao Yan memukul gadis muda itu hingga pingsan dan menyembunyikannya di tempat yang tersembunyi. Dia kemudian dengan hati-hati menuju arah yang ditunjukkan gadis itu.     

Setelah menghindari beberapa patroli lagi, Xiao Yan berhasil sampai di belakang sebuah ruangan yang cukup sepi. Dia diam-diam mengawasi sekelilingnya dan menuju ke depan, mendapati empat penjaga di luar pintu. Keempatnya tampak seperti penjaga tapi dari cara mereka yang sesekali melirik ke dalam ruangan tersebut, Xiao Yan merasa bahwa mereka diperuntukkan untuk mengawasi orang yang berada di dalam kamar tersebut, dibanding mengawasi orang dari luar.     

"Sepertinya hari-harinya juga tidaklah menyenangkan…" Xiao Yan tersenyum di dalam hati sambil menelusuri bagian belakang ruangan, yang menghadap ke sebuah danau kecil. Dengan hati-hati berdiri di tepi kayu ruangan tersebut, Xiao Yan perlahan-lahan menggeser dirinya menghadap jendela yang terbuka. Sesaat kemudian, tangannya meraih tepi jendela sambil dengan hati-hati tubuhnya masuk ke dalam ruangan tersebut.     

Xiao Yan diam-diam mendarat dengan kakinya di tanah dan mengamati ruangan yang ditata dengan unik dan tenang. Hatinya mendesah saat dia menyadari aroma samar-samar yang tersebar di dalam ruangan tersebut.     

Sambil mengalihkan tatapannya, Xiao Yan kemudian melihat bayangan buram di balik tirai berwarna merah muda. Dia melangkah maju dan membuka tirai sebelum menatapnya.     

Tampak di atas podium kecil sedang berdiri seorang wanita yang mengenakan gaun putih sedang menundukkan kepalanya dan dengan cermat mencampur beberapa bubuk obat. Sesekali, dia menggunakan batang kristal untuk mengoleskan sedikit bubuk dan pelan-pelan mengendusnya di bawah hidung.     

Setelah mencampur beberapa bubuk obat, wanita berkulit putih itu tampak sadar akan sesuatu. Dia tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menyapukan tatapan matanya ke arah wajah tersenyum pemuda itu. Ekspresi dingin di wajahnya perlahan menghilang. Dia segera melirik ke arah luar pintu dan melambaikan tangan pada Xiao Yan.     

Xiao Yan berjalan menuju podium kecil itu sambil tersenyum dan duduk dengan kaki disilangkan sambil berkata, "Sedang diawasi?"     

"Shh, jangan bicara apa-apa." Peri Dokter menggerakkan jarinya dan tiba-tiba mengeluarkan sebotol batu giok kecil dari sakunya. Dia menuangkan cairan merah pucat yang biasa dia gunakan ke tangan Xiao Yan.     

"Apa yang kau lakukan?" Melihat sikap Peri Dokter, Xiao Yan tidak tahan bertanya dengan bingung.     

"Aroma di dalam ruangan ini adalah racun yang bekerja lambat. Tidak baik kalau kau menghirupnya." Peri Dokter berkata sambil tersenyum, "Tapi jika kau menggunakan obat penawar yang telah aku buat, kau akan kebal akan racun itu."     

"Ugh…" Xiao Yan menggelengkan kepalanya kaget sambil dia tertawa pahit, "Aku tidak menyangka kau bahkan akan menggunakan racun di dalam kamarmu."     

Peri Dokter tersenyum dan mengurai rambutnya yang hitam. Dia berkata dengan sedikit tak berdaya, "Aku tidak punya pilihan. Sebagai wanita yang lemah, kemampuanku terbatas jadi aku hanya bisa mengandalkan cara-cara yang tidak biasa ini."     

"Dalam hal apa kau lemah? Metode racun ini bisa kau gunakan tanpa ada yang mengetahuinya… bahkan aku hampir teracuni." Xiao Yan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Orang-orang di luar?"     

"Yeah… aku sedang diawasi." Peri Dokter berkata sembarangan. "Perusahaan Tentara Bayaran Kepala Serigala menyebarkan berita kalau aku telah menemukan harta karun dan pemilik Rumah Seribu Obat dengan rakus mengincar bagianku. Selama ini, dia telah mencoba mengambil Buku Racun Tujuh Warna tapi aku berhasil mempertahankannya. Namun, dia menjadi agak tak sabaran."     

"Kenapa kau tidak pergi? Dengan kemampuanmu menggunakan racun, seharusnya tidak ada satu orangpun di sini yang bisa menghentikanmu." Xiao Yan tersenyum bertanya.     

"Aku menunggumu menyelamatkanku." Sebuah senyuman muncul di wajahnya yang cantik. Melihat wajah tak berdaya Xiao Yan, Peri Dokter menyeringai, "Jika aku ingin mempraktikkan Buku Racun Tujuh Warna, aku tentu akan membutuhkan banyak bahan obat-obatan untuk bereksperimen. Bukankah ini tempat terbaik?"     

"Tapi kupikir aku harus pergi hari ini. Hari ini adalah hari terakhir dari batas waktu tiga hari yang diberikan oleh pria itu padaku." Peri Dokter memindahkan bubuk obat di atas meja ke dalam botol kecil sebelum memiringkan kepalanya dan menatap Xiao Yan. "Kau sekali lagi melampaui dugaanku. Tidak disangka, kau bukan hanya bisa bertahan di area dalam Pegunungan Binatang Magic tapi kekuatanmu pun telah berkembang secara signifikan. Sepertinya memilih untuk menjadi sekutumu adalah keputusan yang bijak."     

"Ha ha, aku hanya beruntung." Xiao Yan tertawa dan berdiri, "Ayo pergi. Aku masih berniat untuk membuat perhitungan pada Perusahaan Tentara Bayaran Kepala Serigala."     

"Ha ha. Libatkan aku. Mereka adalah penyebab keadaan menyulitkan ini. Sekarang karena aku akan pergi, wajar bila aku memberi mereka sesuatu untuk diingat." Peri Dokter berkata sambil tersenyum dan berdiri dengan cantik.     

"Tentu, aku memang punya maksud tersebut ketika aku datang mencarimu." Xiao Yan tersenyum. Dengan penguasaan Peri Dokter dalam hal racun, bahkan dia sedikit takut pada Peri Dokter. Jadi jika dia mendapatkan bantuan dari Peri Dokter, maka mengalahkan Perusahaan Tentara Bayaran Kepala Serigala tidak akan sulit.     

Tepat saat Peri Dokter sedang berkemas, terdengar suara ketukan dari pintu masuk. Suara pria paruh baya pun terdengar memasuki ruangan, "Ha ha. Peri Dokter, apa kau ada di dalam?"     

Meskipun kata-kata itu bermaksud bertanya, tapi pintu telah dibuka saat kata-kata itu selesai diucapkan. Mata pria paruh baya menyapu seluruh ruangan. Wajahnya sedikit berubah saat dia melihat seorang pemuda berdiri di tengah ruangan. Sambil mengerutkan kening, dia melambaikan tangannya, memanggil empat penjaga di belakangnya. Mereka mengambil senjata mereka dan menghadap dua orang yang ada di dalam ruangan.     

"Peri Dokter, bolehkah aku tahu siapa orang ini?" tatapan pria paruh baya itu beralih pada Peri Dokter yang sibuk mengemasi barang-barangnya sembari tersenyum tak tulus.     

"Xiao Yan." Xiao Yan berkata sambil melirik Peri Dokter.     

"Xiao Yan? Bukankah kau diburu hingga masuk ke area bagian dalam Pegunungan Binatang Magic?" mendengar jawabannya, wajah pria paruh baya itu berubah kosong. Seketika kebahagiaan melintasi matanya saat dia berkata dengan sopan, "Hehe. Aku tidak menyangka saudara Xiao Yan begitu kuat. Aku mengagumimu karena lolos dari area bagian dalam Pegunungan Binatang Magic yang juga dikenal sebagai Zona Kematian."     

"Aku hanya beruntung." Xiao Yan mengangkat matanya asal dan tertawa, "Aku akan pergi dengan Peri Dokter. Bisakah kau minggir?"     

Wajah pria paruh baya itu sedikit tersentak saat dia tersenyum. "Takdir yang memungkinkan kita bertemu. Karena kau telah datang ke Rumah Seribu Obat milik kami, maka kau harus tinggal lebih lama. Yang paling aku sukai adalah berteman dengan orang sepertimu." Saat dia berbicara, pria paruh baya itu melangkah mundur dan menghalangi pintu dengan para penjaga. Dia sudah mendengar kalau Xiao Yan memperoleh harta karun dari gua. Sekarang Xiao Yan telah datang ke mari, pria paruh baya itu tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.     

"Tuan Yao, lihatlah telapak tangan kananmu. Bukankah terlihat sedikit hijau?" setelah membungkus barang-barangnya ke dalam tas, Peri Dokter meletakkannya di punggungnya dan tiba-tiba mengangkat kepalanya berbicara.     

Mendengar perkataan Peri Dokter, wajah pria paruh baya itu berubah. Dia segera membuka telapak tangannya dan melihat telapak tangannya tampak hijau. Seketika, dia bertanya dengan mendesak, "Kau… kau meracuniku?"     

"Haha, ini hanya alat untuk melindungi diriku sendiri." Peri Dokter menggelengkan kepalanya sambil berkata lembut, "Tuan Yao, aku yakin Anda sangat menyadari potensi dari obat yang aku buat. Jika aku tidak memberi tahu padamu cara untuk membuat penawar, Anda paling lama mempunyai waktu sebulan sebelum racun tersebut bekerja. Ketika itu terjadi, Anda akan lumpuh jika beruntung, atau Anda akan mati jika tidak beruntung."     

Suara halus dan lembut itu menggema di seluruh ruangan. Meski hari itu terlihat cerah dan terik, tapi Tuan Yao merasa seperti berada di dalam ruang es. Setelah begitu berhati-hati, ternyata dia tetap jatuh ke dalam perangkap Peri Dokter.     

Tuan Yao mempertimbangkan nyawanya dan keserakahannya selama beberapa saat sebelum dia dengan berat hati berkata, "Serahkan formula penawarnya dan aku akan membiarkan kau pergi."     

"Setelah tinggal di dalam Rumah Seribu Obat begitu lama, Tuan Yao seharusnya tidak berharap aku bisa mempercayai janji Anda. Jadi biarkan kami pergi dan aku akan menyerahkan formula itu pada Anda." Peri Dokter berkata dengan santai."     

Tangan Xiao Yan berada di belakang lehernya sambil dia berdiri di samping dan mengawasi pemilik Rumah Seribu Obat dipermainkan oleh Peri Dokter. Dia tidak bisa menahan tawa. Namun, di atas situasi yang lucu ini, Xiao Yan merasa sedikit lebih takut. Jika wanita ini memiliki kesempatan, kemampuannya di kemudian hari tidak akan jelek.     

"Kau…" wajah Tuan Yao berubah membiru karena marah saat berhadapan dengan wajah bahagia Peri Dokter. Dia berjalan melingkar sebelum melambaikan tangannya dengan kasar, dan memerintahkan para penjaga untuk mundur dari ruangan tersebut.     

"Ayo pergi." Melihat Tuan Yao mundur, Peri Dokter menoleh pada Xiao Yan dan tersenyum.     

Xiao Yan mengangkat ibu jarinya dan memimpin keluar dari pintu. Peri Dokter mengikutinya dari belakang.     

Dengan ekspresi muram, Tuan Yao beserta para penjaga mengikuti mereka keluar ruangan. Dia tidak bisa mendapati rasa bahagia dalam dirinya; bayangkan saja, kesempatan untuk menjadi kaya raya telah hilang.     

Ketika mereka sampai di tempat yang luas, Peri Dokter pun mengeluarkan peluit bambu dan meniupnya pelan. Sesaat kemudian, seekor elang biru besar muncul di langit dan dengan cepat terbang mendekat. Hewan itu terbang di atas rumah dan perlahan mendarat.     

Sambil menatap elang biru tersebut turun, Xiao Yan meraih pinggang Peri Dokter dan menghentak tanah, melepaskan suara ledakan. Tubuhnya melesat ke udara dan mendarat ringan di punggung elang.     

Berdiri di atas punggung elang, Peri Dokter dengan asal melemparkan botol formula ke arah bawah sebelum mengendalikan elangnya dan menjauh dari mata marah Tuan Yao..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.