Perjuangan Menembus Surga

Dokter Peri



Dokter Peri

0Sari Darah Bunga Teratai adalah bahan obat bermutu tinggi yang sangat langka. Jenis bahan obat ini biasanya tumbuh bersama dengan Sari Bunga Teratai Kuning. Kelangkaan dan tampilannya yang mirip dengan Sari Bunga Teratai Kuning membuat seseorang yang tidak terbiasa melihat keduanya, akan kesulitan untuk membedakan antara keduanya. Seandainya Yao Lao tidak berseru ketika Xiao Yan pertama kali melihat barang ini, seorang pemula seperti dia tidak akan pernah bisa menyadari sesuatu yang terlihat biasa saja ini, sebenarnya adalah bahan obat langka yang dia cari-cari.     

Sari Darah Bunga Teratai juga salah satu bahan utama dalam membuat 'Pill Sari Darah Bunga Teratai'. Berbicara tentang 'Pill Sari Darah Bunga Teratai', obat tersebut juga diperlukan untuk memunculkan kekuatan Teknik Qi 'Mantra Api' yang Xiao Yan pelajari.     

Perlu diketahui bahwa evolusi 'Mantra Api' membutuhkan konsumsi Api Surgawi. Namun bagaimanapun, menelan Api Surgawi, bukanlah sesuatu yang aman. Api Surgawi sangat ganas dan juga memiliki sifat merusak yang mengerikan. Bahkan logam khusus yang terkenal karena tingkat kekerasannya, tidak akan mampu menahan suhu tinggi Api Surgawi, apalagi tubuh seseorang.     

Jadi, agar berhasil mengkonsumsi Api Surgawi ke dalam tubuh, menghaluskan, kemudian menyerapnya, maka ada beberapa hal yang sangat rumit yang harus dipersiapkan.     

'Pill Sari Darah Bunga Teratai' adalah salah satu yang paling penting di antaranya.     

Setelah mengkonsumsi 'Pill Sari Darah Bunga Teratai', lapisan darah yang cukup aneh akan terbentuk pada permukaan tubuh seseorang. Lapisan berdarah ini tetap akan bisa bertahan bahkan jika terkena suhu panas yang ekstrim. Hanya dengan bantuan lapisan ini seseorang bisa semakin dekat dengan Api Surgawi dan mencari kesempatan untuk melakukan langkah berikutnya.     

Xiao Yan telah mencoba mencari benda yang diperlukan yang sudah Yao Lao katakan padanya di Kota Wu Tan, tapi dia tidak berhasil. Jadi dia tidak menyangka, tidak lama setelah sampai di tempat baru, dia akan dengan begitu beruntungnya mendapatkan Sari Darah Bunga Teratai yang langka ini.     

Kehebatan kekuatan mental Xiao Yan membuat dia benar-benar bisa menyembunyikan kebahagiaannya yang luar biasa di dalam hati, sehingga dengan tatapan tak sabar dari penjaga toko, dia memainkan Sari Darah Bunga Teratai dengan iseng di depannya. Setelah terdiam beberapa saat, dia tersenyum bertanya, "Apakah ada Sari Bunga Teratai Kuning lagi di toko ini. Aku ingin beli dalam jumlah banyak."     

Mendengar ini, penjaga toko itu sedikit tertegun. Dia mengarahkan tatapan matanya dengan curiga pada Xiao Yan. Meskipun Sari Bunga Teratai Kuning hanya seharga seratus emas, tapi jika dibeli dalam jumlah yang cukup besar, tentu akan menghasilkan harga yang lumayan besar.     

Setelah tatapan curiganya teralihkan pada cincin penyimpanan di jari Xiao Yan, rasa was-was di wajah penjaga toko seketika menghilang dan tergantikan dengan senyum menyanjung, "Tuan, tolong tunggu sebentar. Aku akan segera mengambilnya."     

Xiao Yan mengangguk sambil tersenyum. Fokus perhatiannya tidak lagi tertuju pada Sari Darah Bunga Teratai yang langka di tangannya, sebaliknya, dia justru mencari-cari barang lain di dalam etalase, bersikap seolah-olah tidak ada sesuatu yang istimewa yang terjadi.     

Tidak lama setelah penjaga toko itu pergi, dia buru-buru kembali dan meletakkan kotak kayu kecil yang dia bawa di atas meja. Dia tersenyum dan berkata, "Tuan, ada lima puluh tiga Sari Bunga Teratai Kuning Apa kau ingin membeli semuanya?"     

Xiao Yan tersenyum tapi tidak menjawab. Pandangannya menyapu Sari Bunga Teratai Kuning yang ada di dalam kotak kayu. Sesaat kemudian, kekecewaan tampak terlihat di matanya; dia tidak menemukan Sari Darah Bunga Teratai lagi di antara Sari Bunga Teratai Kuning ini.     

Xiao Yan mendesah kecewa dalam hati tapi tetap mempertahankan senyum di wajahnya. Dari dalam kotak, dia dengan asal mengambil lebih dari dua puluh buah Sari Bunga Teratai Kuning, kemudian meletakkan Sari Darah Bunga Teratai di antara mereka. Sambil menghadap penjaga toko dia berkata, "Tolong bantu aku membungkus ini dan menghitungnya."     

"Tuan, totalnya sebesar 2.400 koin emas." Penjaga toko tersebut menyebutkan harga setelah menghitung jumlah Sari Bunga Teratai Kuning dengan tatapan matanya.     

Xiao Yan menganggukkan kepalanya pelan dan mengangkat jarinya. Dia kemudian menyerahkan kartu berwarna hijau pucat yang berisi lima ribu koin emas yang muncul di tangannya pada penjaga toko, kemudian buru-buru menyimpan sejumah Sari Bunga Teratai Kuning itu ke dalam cincin penyimpanannya. Seketika, ia merasa lega.     

Setelah diam beberapa saat, Xiao Yan tiba-tiba menatap penjaga toko yang tengah menggesekkan kartunya dan bertanya, "Apakah Sari Bunga Teratai Kuning di sini dari Deretan Pegunungan Binatang Magic?"     

"Hum. Deretan Pegunungan Binatang Magic memang penuh dengan tanaman obat. Rumah Seribu Obat kami memiliki tim sendiri yang bertugas mengumpulkan tanaman obat. Tapi setiap kali kami memasuki Deretan Pegunungan Binatang Magic, kami harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk menyewa tentara bayaran sebagai penjaga." Penjaga toko itu, setelah menyelesaikan transaksinya, dengan senang hati menjawab pertanyaan Xiao Yan sambil mengembalikan kartu itu pada Xiao Yan.     

Xiao Yan kemudian menyimpan barang-barangnya dan mengangguk ringan. Dia sudah bersiap-siap pergi ketika dia menyadari tiba-tiba ada keributan di pintu masuk toko obat.     

"Wow, itu benar-benar peri dokter!"     

"Betapa cantiknya, tsk tsk, betapa ramping pinggangnya…"     

"Bodoh, apa kau ingin mati? Lebih dari setengah tentara bayaran di Kota Qingshan telah diselamatkan oleh peri dokter ini. Jika seseorang mendengarmu, kau mungkin akan kehilangan lidahmu."     

Dua orang yang berdiri tak jauh dari Xiao Yan tengah bercakap-cakap. Ketika salah satu dari mereka mengucapkan kata-kata kotor, temannya segera menghentikannya dengan diam-diam menceramahinya.     

"Aku hanya berkata omong kosong… haha, haha." Merasakan tatapan tidak ramah dari orang-orang di sekelilingnya, orang itu sedikit memucat dan dengan malu, buru-buru melarikan diri dari toko obat tersebut bersama temannya.     

"Peri dokter itu… apakah dia memiliki nama baik yang begitu hebat di sini?" Xiao Yan sedikit terkejut dengan percakapan dua orang tersebut dan reaksi dari para tentara bayaran yang ada di sekelilingnya. Dengan berdiri sedikit jauh, dia memiringkan kepalanya dan secara sekilas nyaris menangkap sosok perempuan dengan gaun putih melalui celah-celah keramaian.     

Setelah kerumunan itu memudar, Xiao Yan akhirnya berhasil melihat dengan jelas wajah wanita yang tengah dikerumuni orang-orang di sekitarnya.     

Wanita itu mengenakan gaun putih pucat. Dia tidak terlalu cantik tapi bisa dibilang dia memiliki kecantikan yang tidak biasa. Wajahnya yang tersenyum ringan memancarkan aura segar yang unik dan sangat berhasil meningkatkan daya tariknya.     

Tatapan Xiao Yan menyapu tubuh wanita itu sebelum akhirnya mendarat di pinggang ramping yang diikat oleh sabuk hijau. Melihat pinggang ramping yang begitu kecil, tatapan takjub pun muncul di matanya.     

Di antara wanita-wanita yang Xiao Yan kenal, Xun Er adalah wanita yang memiliki kecantikan paling mempesona, dan anehnya tidak seorangpun bisa menemukan kekurangannya. Ya Fei adalah seorang wanita penggoda yang mempesona, dan Xiao Yu memiliki kaki jenjang yang seksi yang membuat Xiao Yan tidak bisa berbuat apa-apa selain menatapnya dengan lekat setiap kali bertemu dengannya. Dan wanita dalam gaun putih di depannya, di sisi lain, adalah seorang wanita dengan pinggang yang paling ramping dan halus.     

Xiao Yan mendecakkan bibirnya, merasa kagum. Di sampingnya, penjaga toko tertawa dengan suara pelan, "Peri Dokter itu adalah seorang tabib yang disewa khusus oleh 'Rumah Seribu Obat' kami. Ada banyak orang di seluruh Kota Qingshan yang menyukainya. Jika Peri Dokter menemani kami ketika kami harus pergi ke Deretan Pegunungan Binatang Magic untuk mengumpulkan tanaman obat, para tentara bayaran akan menurunkan upah mereka hingga harga paling rendah. Bahkan tak jarang, mereka akan saling berkelahi untuk memperebutkan posisi yang tersedia."     

"Seorang tabib?" mendengar ini, Xiao Yan tertegun selama beberapa saat dan segera bertanya, "Bukankah dia seorang Alchemist?"     

Seorang tabib dapat dianggap sebagai seorang Alchemist, tapi mereka jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan Alchemist yang paling rendah sekalipun. Karena bagaimanapun, mereka tidak bisa benar-benar meracik obat apapun. Yang bisa mereka lakukan adalah menggunakan api normal untuk mencampur berbagai bahan obat dan membantu menyembuhkan. Jika dibandingkan dengan obat yang diramu oleh Alchemist, obat seperti itu memiliki nilai yang jauh lebih rendah. Oleh karena itu, semua tabib ingin menjadi seorang Alchemist, tapi di antara mereka, banyak yang gagal saat melakukannya bahkan setelah menghabiskan seluruh hidup mereka untuk mencobanya. Masalah terbesar yang mereka miliki, terletak pada persamaan elemen mereka dan kurangnya bimbingan.     

Setelah melihat dia begitu disukai oleh para tentara bayaran dan adanya obat penyembuhan di atas meja, Xiao Yan awalnya mengira dia adalah seorang Alchemist.     

"Jika begitu mudah untuk menjadi seorang Alchemist, jabatannya tidak akan menjadi begitu langka dan berharga." Penjaga toko berkata tak berdaya.     

Xiao Yan mengangkat bahunya, terlalu malas untuk melanjutkan pertanyaannya. Dia menatap wanita dengan gaun putih yang duduk di kursinya dan mendatangi pasiennya yang terluka. Xiao Yan menyentuh dagunya dan mengakui pada dirinya sendiri kalau senyum dari Peri Dokter yang dia perlihatkan saat sedang merawat orang yang terluka sangatlah menyentuh. Tidak heran para tentara bayaran yang biasanya kejam ini bersikap seperti domba kecil yang jinak di depannya.     

Setelah berdiri di tempat yang sama dan menyaksikan kembali adegan cantik-seperti lukisan di depannya, Xiao Yan berjalan keluar dari 'Rumah Seribu Obat'. Setelah selama beberapa saat berjalan di jalanan, dia kemudian melirik langit yang mulai gelap dan secara asal mencari sebuah penginapan di ujung jalan. Dia menyewa sebuah kamar dan masuk. Di kamar tersebut, dia sedikit meringkukkan kakinya dan menghembuskan nafas berat. Dengan erat meraih gagang pedang yang berat di punggungnya dengan telapak tangannya, dia kemudian mengangkat pedang itu dari punggungnya dengan mengerang pelan, lalu dengan hati-hati menyandarkannya ke sisi tempat tidur.     

Meskipun Yao Lao telah mengatakan kalau Xiao Yan tidak boleh melepaskan pedang berat itu bahkan ketika dia tidur, Xiao Yan saat ini sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perintah tersebut. Karena itu, Yao Lao memberikan izin untuk melepaskannya sementara waktu selama dia tidur.     

Segera setelah pedang berat tersebut lepas dari tubuhnya, Xiao Yan bisa merasakan kalau Dou Qi di dalam tubuhnya, seperti air sungai, cepat dan mengalir deras di dalam tubuhnya.     

Xiao Yan perlahan menghela napas. Semua pori-pori di tubuhnya tiba-tiba terbuka. Perasaan nyaman ini membuat Xiao Yan menjerit dengan sukacita. Perasaan yang dia rasakan karena tiba-tiba merasa menjadi kuat, membuatnya puas.     

Memutar bahunya yang sakit, Xiao Yan mengeluarkan sekelompok Sari Bunga Teratai Kuning yang baru saja dia beli. Dari sana, dia mengambil Sari Darah Bunga Teratai dan dengan hati-hati meletakkannya ke dalam kotak batu giok putih yang dia ambil dari cincin penyimpanan. Adapun Sari Bunga Teratai Kuning tingkat rendah sisanya, Xiao Yan melemparkannya dengan asal ke dalam cincin penyimpanan.     

"Fiuh… sekarang Sari Darah Bunga Teratai akhirnya ada di tanganku, aku hanya kurang Rumput Semangat Api Dingin dan Sari Monster Atribut Es ranking empat sebelum akhirnya aku bisa meramu 'Pill Darah Bunga Teratai'". Sambil menepuk kotak giok di tangannya, Xiao Yan menyeka bibirnya dan mendesah, "Sepertinya aku akan sibuk ke depannya. Mencari bahan obat untuk 'Pill Darah Bunga Teratai' saja sudah membuatku begitu pusing. Sayangnya… berhasil mengkonsumsi 'Api Surgawi' tidak akan menjadi tugas yang mudah."     

Xiao Yan menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Tubuhnya yang pegal akhirnya berbaring di atas tempat tidur, membuatnya tidak lagi bisa mengatasi rasa kantuknya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.