Perjuangan Menembus Surga

Pertukaran



Pertukaran

0Ao Tuo mengayunkan tangannya, memanggil Xiao Yan ke arahnya, dia mengambil dua langkah ke depan dan mendorong pintu rumah tersebut. Namun, sebelum dia melangkah masuk, dari dalam rumah itu ada bubuk hitam yang keluar dengan kencang.     

Kejadian tidak terduga yang terjadi secara tiba-tiba itu membuat Xiao Yan sedikit terkejut.     

Kejadian tiba-tiba yang tidak disangka itu, membuat Xiao Yan menjadi sedikit terkejut. Kemudian ia melangkah mundur dengan waspada, dan tangan kanannya bergegas memegang pedang 'Penguasa Xuan Berat' yang berada di punggungnya.     

Sebelum serbuk berwarna hitam itu keluar dari dalam ruangan, Ao Tuo menggosok bibirnya dan mengayunkan lengan bajunya dengan kencang. Kekuatan yang lebih ganas pun muncul dan menyingkirkan semua bubuk hitam tersebut, mengembalikan semuanya ke tempat asalnya.     

Saat bubuk hitam itu perlahan-lahan menghilang, terlihat sebuah ruangan yang kotor dan berantakan. Ao Tuo menepuk kedua tangannya, menoleh kepada Xiao Yan dan berkata dengan hati-hati kepada Xiao Yan, "Pria tua ini suka melakukan hal-hal seperti ini untuk mengelabui orang. Bubuk hitam itu mungkin tidak akan meracuni seseorang, tetapi jika bubuk itu sedikit saja mengenai kulit mu, kau akan merasa sangat gatal."     

Lalu, perlahan-lahan Xiao Yan melepaskan tangannya dari gagang pedangnya, tersenyum dengan pahit dan menggelengkan kepalanya. Memang, orang tua ini tidak normal.     

"Ayo. Ikuti aku. Dan jangan sentuh apapun." Sambil tersenyum, Ao Tuo memimpin jalan masuk ke dalam ruangan dan Xiao Yan yang mengikuti di belakangnya dengan sedikit ragu.     

Setelah mereka memasuki ruangan yang gelap itu, pintu itu langsung tertutup kencang dengan sendirinya. Suaranya yang kencang menyebabkan Xiao Yan menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. Tatapan matanya melihat seluruh ruangan yang terlihat sebagai tempat pembuangan sampah saat ia mengikuti Ao Tuo menaiki beberapa tangga kayu yang rapuh dan bergoyang, tangga itu terlihat seperti akan rubuh. Dan akhirnya, mereka sampai di ujung tangga, setelah mengalami beberapa serangan aneh lainnya.     

Ketika mereka sudah sampai di atas, Xiao Yan pun menghela nafas ringan. Dia mengangkat kepalanya dan melihat pintu kayu di ujung koridor. Lalu ia menoleh kepada Ao Tuo, dan bertanya, "Dia seharusnya ada di sini, bukan?"     

Ao Tuo menganggukkan kepalanya. Dia kemudian menundukkan kepalanya mengamati pakaiannya. Beberapa lubang kecil telah terbentuk dari cairan korosif yang menyerangnya saat ia menaiki tangga. Sambil menggerakkan ujung bibirnya, dia mengatupkan giginya dan berkata, "Bajingan tua ini. Bukannya belajar untuk memperbaiki obat dengan benar, dia hanya senang bermain-main dengan hal-hal yang tidak pantas dilihat oleh orang lain seperti ini..."     

Mendengar keluhan tersebut, ujung bibir Xiao Yan terbuka dan dia tertawa dengan hambar dalam hati.     

Ketika Xiao Yan sedang tertawa, tiba-tiba terdengar sebuah suara tua yang marah dari dalam ruangan di ujung koridor, "Omong kosong tentang memperbaiki obat dengan benar, bagaimana bisa kau katakan bahwa benda-benda milikku tidak pantas? Kau b*jing*n tua, jangan kira hanya karena kau adalah wakil ketua Asosiasi Alchemist aku tidak berani mengusirmu!"     

"Kau yang b*jing*n tua." Sambil memutar matanya, Ao Tuo dengan marah melambaikan lengan bajunya dan membawa Xiao Yan masuk ke dalam koridor. Akhirnya, mereka kemudian mencapai tempat di depan ruangan. Kemudian ia menendang pintu yang sepertinya terbuat dari kayu itu dengan kasar.     

"Klang!"     

Ketika tendangan itu mengenai pintu kamar, suara logam yang nyaring tiba-tiba terdengar dari pintu. Mata Xiao Yan berkedut saat mendengarnya dan membuatnya segera menolehkan kepalanya menatap wajah Ao Tuo yang tampak berubah. Dengan bijak, dia segera mundur beberapa langkah.     

"Haha, pak tua. Setelah terakhir kali kau menendang salah satu pintuku, aku telah menggantinya dengan pintu yang terbuat dari baja. Haha. Apakah menyenangkan?" Dari dalam ruangan, suara tawa tua sekali lagi terdengar memekakkan dengan nada sombong.     

"Si tua brengsek..." Wajah Ao Tuo tampak berubah saat dia menarik nafas dingin. Ekspresi di wajahnya perlahan berubah menjadi pucat. Dari tubuhnya, Dou Qi yang sangat garang mulai perlahan bangkit dan mulai menyelimuti Ao Tuo, ia terlihat seperti orang yang terbuat dari api.     

"Dou Qi yang sungguh kuat... setidaknya kekuatannya pasti telah mencapai level Dou Ling." Melihat Dou Qi kuning gelap yang menggeliat pada tubuh Ao Tuo, Xiao Yan bergegas mundur dua langkah sambil menghela nafas dalam hati.     

Dengan tubuhnya yang tertutupi Dou Qi, Ao Tuo sekali lagi dengan kasar menendang pintu baja tersebut.     

"Bang!" Setelah suara teredam kembali terdengar di koridor, pintu itu terpental ke dalam ruangan.     

Ketika pintu itu terpental ke dalam ruangan, terdengar teriakan yang aneh dari dalam ruangan, "Ah! Bajingan tua, kau benar-benar melakukannya!"     

"Hmph." Mendengus dengan ekspresi garang, Ao Tuo berjalan masuk ke dalam ruangan dengan langkah kaki yang tidak terkontrol. Tatapannya melihat ke seluruh ruangan, sebelum kemudian tertuju pada seorang lelaki tua yang pakaiannya tampak lusuh. Ia tersenyum dingin. "Gu Te, apa kau percaya kalau aku akan menuliskan semua nama barang yang kau sembunyikan di sini di atas secarik kertas lalu mengumumkan semuanya ke dunia luar."     

"Hehe, jangan jangan... aku hanya bercanda." Mendengar ancaman tersebut, lelaki tua dalam jubah abu-abu yang tampak lusuh itu dengan cepat melambaikan tangannya dan tersenyum meminta maaf.     

"Hmph." Sambil melambaikan lengan bajunya, Ao Tuo berbalik dan menghadap ke luar pintu. "Masuklah, Xiao Yan."     

"Huh, kau membawa seseorang? Apa yang kau inginkan?" Melihat sikap Ao Tuo, mata Gu Te melebar sambil berkata dengan ekspresi yang waspada.     

Menggosok bibirnya, Ao Tuo terlalu malas untuk menganggap orang gila ini.     

Perlahan-lahan berjalan masuk ke dalam ruangan, tatapan Xiao Yan seperti biasa, melihat seluruh area ruangan tersebut. Ketika ia melirik meja kristal di dalam ruangan itu, ekspresi takjub segera muncul di wajahnya.     

"'Bunga Daun Tujuh Hati Api'? 'Rumput Kristal Darah'? 'Batu Hati Biru'?..."     

Melihat semua benda yang jarang terlihat, langka dan berharga terkumpul di sini, mulut Xiao Yan perlahan-lahan terbuka lebar. Bukankah koleksinya ini sedikit terlalu mewah?     

Melihat ekspresi Xiao Yan, Gu Te bergegas melompat dan menatap Xiao Yan ekspresi yang galak, "Hei, hei… nak, apa yang kau lihat? Apa kau berpikir untuk melakukan sesuatu terhadap harta karunku?''     

"Uh..." Tersenyum malu, Xiao Yan mengalihkan tatapannya dan menatap pria tua yang mengenakan pakaian lusuh tersebut. Sulit baginya untuk membayangkan di dalam hati bahwa pria tua yang kurus dan lemah ini akan benar-benar merupakan kakak tertua dari Raja Pil Gu He yang terkenal di Kekaisaran Jia Ma.     

"*Uhuk*, maaf. Grandmaster Gu Te, aku belum pernah melihat begitu banyak benda unik dan berharga sepanjang hidupku. Melihat koleksi mewah ini, aku kira tidak seorangpun di Kekaisaran Jia Ma yang bisa dibandingkan dengan Anda." Ucap Xiao Yan sambil tersenyum.     

"...Bocah, kau pintar berbicara. Tapi, apa yang kau katakan itu memang benar." Mendengar kata-kata manis Xiao Yan, ekspresi galak di wajah tua Gu Te menjadi sedikit lebih lembut. Dia menganggukkan kepalanya dan terang-terangan mengakui perkataan tersebut.     

Gu Te berbalik dan duduk di meja yang penuh dengan barang rusak, Gu Te mengangkat kakinya sambil bertanya, "Untuk apa kau kesini. Cepat katakan, aku sangat sibuk."     

"Bocah ini datang untuk menemuimu." Ao Tuo memutar bola matanya dan melirik ke arah kursi di sampingnya yang penuh debu. Dia hanya bisa menggelengkan kepala dengan tak berdaya dan tetap berdiri saat berbicara.     

"Oh? Aku tidak mengenalnya. Kenapa dia mencariku? Jangan bilang kalau dia memiliki harta unik yang ingin ia jual padaku. Hehe, bagus bagus. Selama kau bisa memuaskanku, aku akan memberimu harga yang memuaskan!" Kata Gu Te sambil tersenyum. Matanya berbinar ketika ia memperhatikan cincin penyimpanan di jari Xiao Yan.     

"*Uhuk*... tidak, Grandmaster Gu Te, aku kesini bukan untuk menjual hartaku, aku kesini untuk bertanya tentang..." Xiao Yan menggelengkan kepalanya saat ia menatap Gu Te, lalu ia bertanya dengan pelan, "Aku ingin bertanya, apakah Anda memiliki 'Roh Dingin Air Mancur Es' di dalam penyimpanan anda?"     

Mendengar ini, Gu Te terdiam sejenak. Kemudian, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat seperti kincir angin. "Aku tidak memilikinya, tidak memilikinya. Kau mencari orang yang salah. Aku tidak memiliki benda itu."     

Melihat Gu Te bertingkah kekanak-kanakan, Xiao Yan hanya bisa tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya. Ketika dia menyebutkan 'Roh Dingin Air Terjun Es' sebelumnya, dia dengan jelas telah melihat ekspresi terkejut di wajah Gu Te. Mungkin, Gu Te terkejut memikirkan bagaimana Xiao Yan bisa mengetahui kalau dia memiliki 'Roh Dingin Air Terjun Es'.     

"Pak Tua, berhenti berbohong. Bukankah kau mengatakannya padaku sebelumnya? Kau berhasil mendapatkan sebotol kecil 'Roh Dingin Air Terjun Es' dari orang lain. Aku masih mengingatnya dengan jelas."Ao Tuo berkata sambil tersenyum.     

"Enyah kau. Kau bajingan tua. Sebaiknya, kau tidak ke sini dan menemuiku lagi di waktu mendatang." Setelah kebohongannya terbongkar, seketika Gu Te mengomel karena merasa malu.     

Ao Tuo melambaikan tangannya dan berkata pada Xiao Yan, "Aku sudah mengantarmu kesini untuk menemuinya. Bagaimana caramu membuatnya untuk menyerahkan 'Roh Dingin Air Terjun Es' padamu, sepenuhnya tergantung padamu. Aku akan menunggumu di luar." Setelah dia mengatakan hal itu, Ao Tuo beranjak keluar dari ruangan. Saat dia hendak keluar, dia dengan ringan mengetukkan telapak tangannya pada bagian dinding. Seketika, sebuah pintu kayu perlahan-lahan keluar dari ambang pintu dan menutupi bagian dalam ruangan setelah dia berjalan keluar.     

Melihat Ao Tuo telah pergi, Xiao Yan menganggukkan kepalanya dengan tak berdaya. Lalu ia mengayunkan tangannya dan meniup debu yang ada di kursi, kemudian duduk di hadapan Gu Te.     

Mata tua Gu Te melirik pintu yang tertutup rapat sebelum kemudian menatap Xiao Yan. Dia mendengus, "Nak, lupakan. Aku tidak akan pernah menyerahkan 'Roh Dingin Air Terjun Es' padamu."     

"Grandmaster Gu Te, aku percaya tidak ada transaksi apapun di dunia ini yang tidak bisa diselesaikan. Jika sebuah transaksi tidak berhasil, itu artinya ada satu pihak yang belum bisa memberikan sesuatu yang membuat pihak lain tertarik untuk menukarnya." Ucap Xiao Yan sambil tersenyum.     

"Oh? Karena kau telah mengerti, kenapa kau masih di sini? Jangan bilang, kau membutuhkan 'Roh Dingin Air Terjun Es' untuk menyelamatkan nyawa atau apapun. Aku tidak memiliki perasaan simpati yang tak berguna seperti itu." Sambil mengangkat alis hitamnya yang gelap, Gu Te melirik Xiao Yan. Ia tersenyum licik. Tampaknya, ia berpikir bahwa Xiao Yan tidak mungkin bisa mengeluarkan sesuatu yang akan membuatnya tertarik.     

Telapak tangan Xiao Yan perlahan mengusap dagunya dengan mulutnya tertutup rapat; ia tampaknya sedang mempertimbangkan, benda seperti apa yang bisa menggerakkan sosok Gu Te di depannya ini.     

"Hehe, nak, apa kau benar-benar memiliki sesuatu? Tapi aku akan mengatakan ini terlebih dahulu, jangan menawarkan Metode Qi atau Teknik Dou padaku. Meski mereka sangat berharga, tapi aku tidak tertarik pada mereka. Apa yang paling aku sukai adalah... bahan-bahan yang langka." Melihat sikap Xiao Yan, Gu Te juga sedikit tertarik. Jarinya menunjuk pada banyak bahan langka di ruangan itu sambil tertawa ketika dia berbicara.     

Jari Xiao Yan dengan ringan mengetuk meja. Dia terdiam selama beberapa saat sebelum kemudian jarinya menggosok cincin penyimpanan dengan pelan. Setelah menjentikkan jarinya, sebuah botol giok kecil muncul di telapak tangannya.     

Melihat botol giok berwarna zamrud di tangan Xiao Yan, Gu Te mengangkat alisnya. Terlihat di matanya, bahwa ia sedikit penasaran.     

Xiao Yan menggosok botol kecil itu, tidak ingin berpisah dengannya. Dia kemudian perlahan membuka tutup botol tersebut dan dengan lembut meletakkannya di atas meja. Tiba-tiba, sebuah uap berwarna ungu naik keluar dari dalam botol itu. Pada saat itu, suhu di dalam ruangan kecil itu juga tampak meningkat secara signifikan.     

Mata Gu Te sedikit menyipit saat dia merasakan udara disekitarnya menjadi lebih panas dan menatap benang dari api ungu yang sedang menguap di dalam kamar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.