Perjuangan Menembus Surga

Pasukan Penegak Hukum, Wu Hao



Pasukan Penegak Hukum, Wu Hao

3Ketika ia mendengar sorakan yang seperti guntur muncul dari sekitar balkon penonton, Xiao Yan tersenyum ketika ia menyatukan kedua tangannya dan berkata kepada Lu Mu yang menunjukkan wajah pahit, "Terima kasih Kakak Tingkat Lu Mu sudah menahan diri untukku."     

"Menahan diri apa, kekalahan adalah kekalahan. Tidak ada alasan lain. Pemikiran terbukaku bukanlah yang dapat ditandingi kebanyakan orang." Lu Mu memutar bola matanya dan seketika berkata dengan senyum kecut, "Tetapi anak muda, aku tidak mengira kau sungguh menyembunyikan kekuatanmu begitu dalam. Kau mungkin benar - benar bisa memasuki lima besar. Aku akan meminta pendapatmu jika ada kesempatan di masa depan."     

Setelah ia mengatakan hal itu, Lu Mu melambaikan tangan ke arah Xiao Yan, lalu berbalik menuju pintu keluar stadion dan berjalan dengan gaya yang begitu gagah.     

"Orang ini cukup jujur dan jauh lebih baik dibandingkan dengan Bai Shan. Aku bisa berteman dengannya jika ada kesempatan." Xiao Yan memandang punggung itu dan tersenyum kecil. Ia mendongak dan melirik ke arah dimana Bai Shan duduk, yang kebetulan, juga sedang memandangnya dengan mata dinginnya. Saat itu, perasaan tidak suka dan waswas Xiao Yan terhadap orang ini menjadi semakin besar.     

Xiao Yan menaruh Pedang Penguasa Xuan Berat ke punggungnya, berbalik, dan turun dari panggung kompetisi. Setelah itu, di hadapan banyak orang, ia memasuki area dimana Kelas Huang – Kelas Dua duduk dan lalu mendapati bahwa sekelompok gadis muda, yang hanya ia lihat sekali kemarin, muncul di tempat itu. Ketika para gadis muda yang bersemangat ini melihat Xiao Yan kembali, mata mereka seketika menjadi berbinar saat mereka merubungi Xiao Yan. Suara ocehan mereka membuat Xiao Yan yang baru saja keluar dari pertarungan besar, merasa sedikit pusing.     

"Baik, baiklah, kalian semua tenanglah." Melihat Xiao Yan dikerubungi oleh kelompok gadis muda yang cantik dan bersemangat yang ini, Instruktur Ruo Ling hanya dapat menggelengkan kepalanya. Ia hanya bisa berbicara untuk menenangkan pikiran para gadis yang penuh perasaan memuja ini.     

"Ha ha, tak heran Xun Er jie-jie tidak pernah memperhatikan lelaki lain selama dua tahun di akademi. Kau memang memiliki seseorang yang hebat di hatimu." Seorang gadis muda melompat ke samping Xun Er, dan menggoda dengan tawa yang bersemangat.     

TL: Jie jie – kakak perempuan/ teman wanita yang lebih tua     

Ketika ia mendengar hal ini, muka menawan Xun Er memerah dan terlihat sangat memikat. Dalam sekejap, gaya menawannya bahkan membuat Instruktur Ruo Ling, yang berdiri di sampingnya, merasakan hatinya tergerak, apalagi para murid lelaki di sekitar mereka yang matanya mendadak membelalak.     

Xiao Yan tersenyum dan berjalan dua langkah ke depan untuk duduk di samping Xun Er. Ia mencium bau wangi tubuh gadis mudah di sebelahnya dan merasakan tatapan mata yang cemburu di sekitarnya, membuatnya mendadak merasa sedikit linglung. Dulu, ketika di Kota Wu Tan, saat ia masih adalah seseorang yang tak berguna, tatapan di sekitarnya selalu penuh dengan cemoohan dan kecongkakan ketika ia berjalan dengan Xun Er. Kala itu, kemungkinan mata orang - orang itu berkata: Apakah kodok ini tidak merasa malu berjalan di samping seekor angsa yang cantik?     

Sekarang, setelah dua tahun latihan yang keras, tidak ada lagi orang yang menggunakan tatapan seperti dulu untuk menatapnya, ketika ia berjalan di sebelah Xun Er. Ini karena bakat dan kekuatan yang ditunjukkan Xiao Yan sekarang benar - benar membuatnya pantas untuk disandingkan dengan Xun Er, gadis yang disayang oleh langit.     

Inilah perbedaan di antara memiliki kemampuan dan tidak!     

Dahulu, ia selalu berkata setiap saat, bahwa ia bekerja keras untuk perjanjian tiga tahun. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia juga memikirkan untuk bekerja keras dan meningkatkan kekuatannya, sehingga tidak ada orang yang menggunakan raut wajah seperti itu untuk merendahkannya ketika ia sedang bersama dengan Xun Er di masa depan.     

Tiga tahun telah berlalu semenjak waktu itu, saat ia masih merupakan seorang yang tidak berguna. Selama tiga tahun ini, Xiao Yan bergantung pada usahanya sendiri untuk memenuhi hasratnya untuk berhasil mengalahkan Nalan Yanran dan membuat dirinya untuk memiliki kepantasan untuk bersama dengan Xun Er!     

Xiao Yan menghembuskan nafas panjang, Ia memiringkan kepalanya untuk memandang Xun Er, yang tatapannya terarah pada kompetisi di arena. Dengan disinari sinar samar matahari, Xun Er hampir terselimuti oleh cahaya emas yang melingkar, membuatnya tampak tenang dan lembut, seperti sebuah lukisan yang cantik. Hal ini membuat rasa yang memabukkan, yang muncul dari dalam hatinya, melintas di mata Xiao Yan. Dua tahun latihan yang begitu sepi, telah membuat Xiao Yan mengerti bahwa gadis di depannya adalah orang yang paling membekas di dalam hatinya!     

Kesan itu telah dengan kuat membekas sejak ia masih muda. Sesungguhnya, Xun Er terus berkata jika bukan karena Xiao Yan yang tak tahu apa - apa, menerobos masuk ke kamarnya ketika mereka masih anak - anak, lalu menggunakan Dou Qi-nya yang belum ia pahami penuh untuk menghangatkan tubuh lemahnya dan terus melakukan hal itu untuk beberapa tahun selanjutnya, bagaimana bisa ia benar - benar mengingat Xiao Yan dalam di lubuk hatinya? Namun, ia juga mempertahankan rasa hangat dan hormat yang sama terhadap Xiao Yan ketika ia berada di masa - masa ketika ia putus asa, yang membuat hati terdalam Xiao Yan, yang melampaui teman sebayanya, untuk menjadi terbuka untuk gadis ini, yang hanya menunjukkan kebaikan dan kemanisan kepadanya.     

Tangan Xiao Yan perlahan bergerak di bawah meja dan menjulur. Ia akhirnya menggenggam tangan kecil Xun Er yang terasa seperti tak bertulang dan merasakan telapak tangan yang halus dan lembut. Hati Xiao Yan sedikit bergetar.     

Tubuh indah Xun Er dengan lembut bergetar ketika Xiao Yan mendadak menyentuh tangan kecilnya. Ia tampak agak merasa bersalah ketika ia memandang Instruktur Ruo Ling, Xiao Yu, dan orang lain di sekitar. Ia hanya menghela nafas lega ketika ia mendapati tak ada yang menyadari aksi Xiao Yan. Sambil berpaling ke arah Xiao Yan, ia berkata dengan lembut dan kesal, "Xiao Yan ge-ge."     

"Kau adalah milikku. Tidak peduli seberapa besar faksi yang berada di belakangmu, aku pasti tidak akan menyerah!" Tangan yang menggenggam tangan kecil yang lembut itu, sedikit menjadi lebih erat. Xiao Yan menggunakan suara yang hanya bisa didengar mereka berdua, ketika ia perlahan berbicara. Meskipun suaranya tenang, tidak sulit untuk mendengar keangkuhan dan tekad dari dalamnya.     

Xun Er awalnya terkejut ketika mendengar kata - kata Xiao Yan. Warna merah darah, seperti warna fajar, seketika muncul di wajah sempurnanya yang seputih salju. Ia tidak menduga bahwa Xiao Yan sungguh akan mengatakan kata - kata romantis seperti itu yang penuh makna tersembunyi, saat ini juga.     

Bahkan, dengan sifat acuh Xun Er, ia juga tidak bertingkah selayaknya tak ada yang terjadi di dalam kata - kata mendadak yang diutarakan Xiao Yan ini. Wajahnya semerah sebuah apel. Untuk pertama kalinya selama bertahun - tahun ini, sebuah gelombang yang tidak bisa disembunyikan muncul dari dalam hatinya, seperti sebuah sumur tua tanpa riak.     

"Xun Er, ada apa?" Raut muka Xun Er yang tidak biasa, tak lepas dari pandangan Instruktur Ruo Ling yang berada di samping. Ia awalnya terkejut, sebelum tatapannya seketika mengalir ke bawah dan kebetulan melihat tangan Xiao Yan, yang segera ditarik. Warna merah yang lembut juga melintas ke wajahnya. Ia hanya dapat menggelengkan kepalanya dan tampak berbicara pada dirinya sendiri, "Anak muda, kau harus mengendalikan dirimu di tempat umum. Meskipun aku tahu hubunganmu dengan Xun Er begitu intim, kau tidak seharusnya memprovokasi murid lelaki lain yang memiliki niat terhadap Xun Er di tempat umum seperti ini. Jika kau melakukannya, kau akan membuat kerusuhan, aku ingin melihat bagaimana kau bisa menahan seribu orang sendirian."     

Xiao Yan tersenyum canggung, tetapi tidak berani menyela. Ia bergegas mengarahkan pandangannya ke arah pertarungan yang sengit di arena.     

Di sampingnya Xun Er juga dengan cepat menenangkan hatinya yang berdegup kencang, saat ia melirik Instruktur Ruo Ling di sampingnya dengan rasa bersalah. Setelah itu, ia juga memandang ke arah arena, dimana pertarungan sedang berlangsung.     

"Ah, gadis ini. Ia bisa begitu acuh ketika berhadapan dengan orang asing, tetapi, di depan Xiao Yan, ia tidak beda dari gadis kecil yang sedang jatuh cinta. Ini benar - benar satu orang yang berserah ke satu orang lainnya. Aku sungguh tak tahu bagaimana Xiao Yan ini berhasil mengambil hati gadis seperti Xun Er." Instruktur Ruo Ling mengamati sisa - sisa warna merah, yang masih menghiasi wajah Xun Er dan menggelengkan kepalanya dengan tersenyum kecut di dalam hatinya.     

TL: satu hal berserah ke hal lain – segala sesuatu di dunia ini memiliki sebuah kelemahan     

Ketika nama - nama terdengar dari mulut para juri, banyak sosok manusia yang berulangkali melesat ke arena. Setelah melewati sebuah pertarungan yang sengit maupun membosankan, pemenangnya akan menunjukkan muka yang gembira, sementara yang kalah akan mundur dari arena dengan kesal.     

Setelah babak demi babak kompetisi berlalu, peserta yang mulanya ada lebih dari seratus tujuh puluh orang, telah berangsur - angsur tereliminasi hingga menjadi hanya sekitar enam puluh orang tersisa. Jika ini terus berlanjut untuk beberapa babak, kemungkinan, nama - nama orang yang mampu memasuki Akademi Dalam akan terlahir.     

"Babak empat puluh satu: Kelas Xuan – Kelas Satu, Yan Cheng… Pasukan Penegak Hukum, Wu Hao!"     

Namun, ketika nama - nama untuk pertandingan berikutnya di arena telah diumumkan lagi, stadion itu menjadi jauh lebih sunyi. Di hadapan tekanan sebuah nama yang terkenal, murid - murid di balkon penonton langsung mengecilkan suara mereka.     

"Pasukan Penegak Hukum, Wu Hao…" Xiao Yan perlahan mengulang nama itu. Ia menoleh ke arah Instruktur Ruo Ling dan berkata, "Aku rasa, ini adalah orang yang disebut guru kemarin itu?"     

"Ah." Wajah Instruktur Ruo Ling menjadi sedikit lebih suram. Ia berkata dengan pelan, "Wu Hao ini memiliki reputasi yang hebat di Pasukan Penegak Hukum. Jumlah orang dari 'Daerah Pelosok Hitam' yang mati di tangannya selama dua tahun ini setidaknya ada seratus orang. Kekuatannya cukup menakutkan."     

Xiao Yan sedikit mengangguk. Sepertinya, ini memang akan menjadi lawan yang sulit.     

"Ditambah lagi, aku harus memberitahumu sesuatu yang akan membuatmu sakit kepala. Wu Hao ini dulu pernah merayu Xun Er dan bahkan secara langsung menyuarakan niatnya di muka umum. Namun, ia lalu ditolak oleh Xun Er. Biarpun begitu, anak ini tidak tampak telah menyerah." Instruktur Ruo Ling menggoda, "Sebelum aku datang ke akademi, Wu Hao ini dipandang oleh Bai Shan sebagai saingan cinta yang paling kuat. Sayangnya, dua orang ini, yang dikira oleh banyak orang di akademi akan berhasil merayu Xun Er, gagal karena kemunculanmu."     

"Wanita cantik adalah akar dari permasalahan." Xiao Yan tertawa kecut ketika ia menggelengkan kepalanya. Pandangannya seketika terarah ke arena tadi. Saat ini, sudah ada seorang pemuda yang berdiri di atas arena itu. Dengan penglihatannya yang luar biasa, Xiao Yan bisa melihat jelas kepahitan di wajah pemuda itu.     

"Ia dapat membuat musuhnya merasa takut di dalam hati mereka, bahkan sebelum muncul. Wu Hao ini…" Xiao Yan menggumam di dalam hatinya. Matanya, yang menatap ke arah arena, menciut. Di sisi lain pemuda itu, terdapat sesosok manusia, yang seluruh tubuhnya dibungkus oleh jubah berwarna merah darah, berdiri di permukaan batu yang awalnya kosong. Ia tampak seperti hantu yang mendadak muncul.     

"Kekuatan yang menakutkan. Orang ini sangatlah kuat!" Mata Xiao Yan menatap sosok manusia merah darah itu dengan sungguh - sungguh dan sebuah keseriusan yang langka melintas di wajahnya.     

Ketika sosok manusia berjubah merah darah itu muncul, stadion yang tadinya berisik, mendadak menjadi hening. Aroma darah perlahan menembus seluruh lapangan terbuka itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.