Perjuangan Menembus Surga

Xiao Yan Mendapat Keuntungan dari Pertarungan Dua Kekuatan



Xiao Yan Mendapat Keuntungan dari Pertarungan Dua Kekuatan

0Sebuah kelompok bayangan merah, seperti ombak yang bergelora, menerjang melewati hutan. Aura mereka yang amat menyeramkan, membuat beberapa Binatang Magic yang sedang mencari makan tak berani mendekat. Mereka hanya bisa melihat dengan tatapan penuh ketakutan, saat melihat sekelompok orang melintas.     

Beberapa saat kemudian, setelah gerombolan manusia berwarna merah itu berlari melewati hutan, sebuah bayangan berwarna hitam terlihat melompat di antara pepohonan. Sosoknya berpindah tempat dengan cepat dan berhenti di sebuah ranting pohon sebelum ia mengangkat kepalanya, menatap gerombolan orang berwarna merah yang kepalanya dihadapkan ke bawah saat berlari dengan liar. Ia tak henti mengerutkan dahinya. Dengan suara yang pelan, ia berkata, "Jika aku terus menunda seperti ini, Fan Lao mungkin benar - benar mengejar…"     

Xiao Yan sedikit merenung, menggertakkan giginya dan berkata dengan perlahan, "Jika tidak ada kesempatan untuk menyerang, aku terpaksa harus melakukannya."     

Setelah mengatakan hal tersebut, Xiao Yan menapakkan kakinya di cabang pohon itu. Tubuhnya melayang ke bawah, sebelum ia berlanjut membuntuti gerombolan di depan.     

Dua kelompok dengan dengan jumlah yang sangat jauh berbeda berlari dengan cepat melewati hutan di gunung, satu berada di depan dan satu lainnya tertinggal di belakang. Jarak antara mereka tidak melebihi seratus meter.     

Xiao Yan tetap berada dekat dengan sekumpulan orang di depan, diam - diam menghitung waktu di benaknya. Hal tersebut berlanjut hingga ia tak sanggup lagi untuk menahannya. Kakinya dengan keras menapak ke sebuah ranting. Kecepatannya baru meningkat, ketika ia seketika sadar, bahwa ternyata kelompok Fan Ling di depan sudah berhenti. Hatinya berdebar saat ia perlahan mengurangi kecepatannya dan diam - diam menapak di sebuah ranting sebelum ia mendekat dengan hati - hati.     

Di sebuah tanah lapang dalam hutan, Fan Ling melambaikan tangannya dan memerintahkan kelompoknya untuk mengurangi kecepatan. Wajahnya tampak serius ketika ia melihat seorang Penjaga Darah dari barisan depan yang ia perintah untuk mengintai. Dengan dingin ia bertanya, "Apa yang terjadi di barisan depan?"     

"Pemimpin Sekte Muda, ada tanda - tanda keberadaan manusia di jalur gunung itu. Setelah diperiksa dengan teliti, ternyata itu adalah jejak dari anggota 'Makam Tulang Hitam'." Penjaga Darah melaporkan dengan rasa hormat sambil berlutut dengan satu kaki.     

"Makam Tulang Hitam?" Ekspresi Fan Ling berubah ketika mendengar hal tersebut. Ia bertanya, "Apakah kita juga telah dihentikan? Bagaimana mereka bisa tahu keberadaan kita?"     

"Tuan Muda, melihat gerak -gerik mereka, mereka tidak terlihat sedang menghadang kita. Sebaliknya, tampaknya mereka sedang mencari jalur gunung terpisah dan menggunakannya untuk cepat - cepat kembali ke Kota Tengkorak…" Si Penjaga Darah yang handal tertegun, sebelum menjelaskan.     

"Begitu? Hei, setelah membeli Teknik Dou tingkat Di, mereka mencari jalur kecil terpisah untuk diam - diam kembali dengan cepat ke Kota Tengkorak. Memang terlihat cocok untuk orang seperti mereka…" Kelopak Mata Fan Ling menutup. Ia teringat bahwa Teknik Dou Tipe Ketangkasan 'Gerakan Tiga Ribu Petir' yang ia dambakan ada di genggaman mereka. Sebuah hasrat menggebu - gebu yang tak bisa ia tahan muncul di benaknya. Ia menatap di sekitarnya lalu seketika bertanya, "Berapa pasukan yang mereka bawa?"     

"Tepatnya sepuluh dari mereka."     

"Apakah si Hui Ku bersama mereka?" Fan Ling seketika bertanya lagi. Hui Ku yang baru saja ia katakan adalah si pria paruh baya berjubah abu - abu yang bersaing melawannya untuk mendapatkan 'Gerakan Tiga Ribu Petir' di festival lelang kemarin.     

"Iya, ia ada bersama mereka. Menurut keterangan anak buah kita, kelompok itu memiliki dua Dou Ling dan dua Da Dou Shi yang kuat. Sisanya adalah orang - orang setingkat Dou Shi." Penjaga Darah membalas dengan khidmat.     

"Dua Dou Ling, dua Da Dou Shi ya…" Fan Ling menggumam pelan pada dirinya sendiri. Beberapa saat kemudian, sebuah senyuman girang dan tamak melintas di wajahnya yang setengah tertutup. Dengan sebuah lambaian tangan, ia berkata dalam gaya yang gelap dan dingin, "Tingkatkan kecepatan kita, kejar orang - orang dari 'Makam Tulang Hitam'. Tadinya, aku tidak berpikir untuk melakukan hal ini, namun ini terjadi karena mereka memilih jalur kecil gunung ini. Mereka tidak dapat menyalahkan tuan muda ini karena memiliki hati yang hitam…"     

"Pemimpin Sekte Muda, Pemimpin Sekte mengatakan bahwa misi penting kita kali ini adalah membawa 'Pil Naga Misterius Yin-Yang' kembali ke Kota Mu Zhi. Jika sesuatu terjadi, hal itu mungkin merugikan kita." Melihat Fan Ling berencana menghadang pasukan dari Makam Tulang Hitam, orang tua yang dari tadi mengikuti di belakangnya, tak berdaya langsung memberikan saran tentang hal tersebut.     

"Tetua Luo, kau tak perlu khawatir. Kelompok tersebut sangatlah lemah dibandingkan kita dalam hal jumlah maupun kekuatan keseluruhan mereka. Mengambil resiko untuk sebuah Teknik Dou tingkat Di sangatlah menguntungkan untuk kita." Fan Ling membentangkan tangannya dan berbicara dengan samar.     

"Ini…" Tetua Luo ragu untuk beberapa saat ketika mendengar hal itu. Ia menoleh ke orang tua di sampingnya lalu kembali menatap Fan Ling, yang wajahnya penuh dengan tekad. Ia tanpa daya hanya bisa menganggukkan kepalanya.     

"Ketika waktunya tiba, aku memerlukan bantuan kalian sebagai Tetua untuk menghadang Dou Ling dari kelompok tersebut. Aku memimpin Penjaga Darah untuk memusnahkan orang lain dari 'Makam Tulang Hitam'. Kali ini, rencana tersebut akan sama dengan yang kita lakukan kepada pasukan dari 'Rumah Ular Langit'. Kita tidak boleh membiarkan seorang pun kabur!" Fan Ling berkata dengan dingin. Niat membunuhnya tampak jelas tanpa sedikit keraguan dan bisa dibilang sebuah gambaran kekuatan. Namun, ia hanya sedikit tamak.     

Ketika suara Fan Ling berhenti, para Penjaga Darah mengangguk tanpa mengeluh maupun menolak sedikitpun.     

Fan Ling mengangguk dengan rasa puas. Ia melambaikan tangannya dan memimpin di baris depan ketika mereka menyerbu hutan itu.     

Tidak lama setelah Fan Ling dan yang lain menghilang, sosok Xiao Yan tampak di atas pohon yang besar. Ia menatap tempat, dimana kelompok sebelumnya beranjak pergi dan senyuman aneh muncul di wajahnya. Dengan nada halus, ia berkata, "Memang seorang yang rakus. Ketika ia melihat sesuatu yang bagus, ia hanya ingin mencurinya… tapi kali ini, kau ditakdirkan untuk dirampok."     

Xiao Yan tertawa perlahan saat tubuhnya melayang ke bawah pohon besar sebelum berubah menjadi bayangan hitam yang melompat-lompat di dalam hutan.     

Tubuh Xiao Yan melintas di dalam hutan. Sepuluh menit kemudian, ia seketika melambatkan langkahnya dan menyembunyikan tubuhnya di balik pohon yang besar. Ia mengintip dan menatap sesuatu.     

Saat itu, di sebuah lahan lapang yang jaraknya kurang lebih sepuluh meter, lebih dari sepuluh Penjaga Darah dipenuhi dengan lingkaran aura berdarah, mengelilingi beberapa orang memakai jubah dengan tengkorak hitam terjahit di permukaanya. Dari tempat yang tampak kacau dan dari luka di badan mereka, sudah jelas kedua kelompok telah menjalani pertarungan sengit selama beberapa waktu sebelumnya.     

Di suatu tempat tidak jauh dari lingkaran pertarungan, ada area pertarungan lain. Empat sosok manusia membelit satu sama lain. Senjata tajam di tangan mereka membawa kekuatan ganas saat mereka menebas satu sama lain dengan brutal. Sesekali, pancaran cahaya dari belati dan aura dari pedang membelah, lalu batuan besar dan pepohonan besar di dekat mereka seketika terbelah. Dari situ, tampak kedua kelompok terjalin dalam pertarungan hidup atau mati dan tidak ada sedikitpun niat untuk mengampuni dari mereka.     

"Sudahkah mereka mulai bertarung…" Xiao Yan menatap di sekitar tanah lapang yang kacau. Lalu Ia mengamati dua area perkelahian itu. Seorang pria paruh baya berjubah abu - abu di antara mereka ternyata adalah bagian dari 'Makam Tulang Hitam' pada saat pameran lelang sehari yang lalu.     

"Pasukan dari 'Makam Tulang Hitam' tidak dapat menahan serangan seperti pasukan 'Rumah Ular Langit…" Ketika Xiao Yan bergumam di benaknya, Penjaga Darah, yang tubuhnya dikelilingi aura darah, sekali lagi mulai menyerang. Bau darah yang muncul di sekitarnya membuat orang ingin muntah. Di hadapan lebih dari sepuluh belati darah bersinar, delapan pasukan 'Makam Tulang Hitam', dengan pengecualian dua Da Dou Shi yang menggertakkan gigi mereka dan bersembunyi, tertebas hingga mati oleh belati - belati tersebut. Kematian mereka benar - benar mengenaskan.     

"Siu!"     

Sebuah panah hitam yang terlihat gelap nan dingin tiba - tiba melesat. Panah dingin itu membawa aura darah yang tebal, saat menembus tenggorokan seorang Da Dou Shi, seolah - olah ia tersambar petir. Tenaga kuat dalam panah di dalamnya membuat panah itu menusuk tenggorokan pria itu dan keluar dari punggungnya, sebelum akhirnya tertancap dengan kuat di batang pohon. Buntut panah itu dilontarkan dengan cepat.     

Tatapan Xiao Yan tertuju dari arah panah itu ditembakkan. Orang yang menyerang ternyata adalah Fan Ling, yang sedang memegang sebuah busur panjang di tangannya. Pada saat itu juga, ia menarik busurnya kembali dan menarget Da Dou Shi yang lain dari jauh setelah membunuh Da Dou Shi yang sebelumnya.     

Mengetahui bahwa Fan Ling mengincarnya dengan anak panah, ekspresi Da Dou Shi ini berubah seketika. Dou Qi melejit keluar dari tubuhnya. Dalam sekejap, kekuatan tersebut menggumpal dan membentuk baju pelindung Dou Qi yang kasar di sekujur tubuhnya. Dari penampilan baju pelindung Dou Qi tersebut, kekuatan Da Dou Shi ini berkisar antara bintang dua atau tiga.     

"Hei, kau ingin menahan 'Panah Gerhana Darah' milikku dengan Zirah Dou Qi murahan seperti itu?" Fan Ling tak bisa menahan untuk tertawa dingin ketika ia melihat aksi dari Da Dou Shi itu. Ia menarik tali busurnya lalu melepaskan jarinya. Sebuah panah dipenuhi energi berwarna darah, tertembak dengan kekuatan yang eksplosif. Energi itu berubah menjadi pancaran darah yang menembus dengan brutal baju pelindung Dou Qi itu layaknya petir. Sebuah suara gemerisik, yang dapat membuat muka seseorang menjadi jijik, seketika terdengar.     

Suara gemerisik itu tidak bertahan lama, sebelum mendadak berhenti. Hal tersebut terjadi karena panah berwarna darah ternyata menciptakan sebuah lubang kecil pada baju pelindung Dou Qi itu. Setelah itu panah tersebut menusuk ke dalam tenggorokan Da Dou Shi tersebut…     

Fan Ling tidak memperdulikan Da Dou Shi yang baru saja jatuh perlahan di tanah itu. Ia lalu melihat serangan terakhir dari kedua Da Dou Shi sebelum mereka mati, membunuh sekitar sepuluh Penjaga Darah. Hatinya tak tertahan untuk merasa sakit. Tidaklah mudah untuk melatih Penjaga Darah itu…     

"Untungnya, ada 'Gerakan Tiga Ribu Petir' sebagai kompensasi…" Fan Ling berulang kali mengatakan di benaknya. Baru saat itulah ia merasa sedikit membaik. Ia menolehkan kepalanya dan melihat dua Dou Ling kuat yang lain dari 'Makam Tulang Hitam' di sudut lain, yang sedang dihadang oleh dua Tetua sampai mereka tak dapat bergerak. Dalam suara yang samar, ia berkata, "Mo-er Han. Serahkan 'Gerakan Tiga Ribu Petir' itu. Jika memenuhi permintaanku, aku akan meninggalkanmu dengan tubuh yang masih utuh."     

Ekspresi wajah dari pria paruh baya bernama Mo-er Han nampak gelap dan serius saat ia menghindari serangan dari lawan di depannya. Suaranya terdengar serak ketika ia berkata, "Fan Ling, kau akan menyesali hal ini!"     

Fan Ling tertawa dengan dingin ketika panah dan busurnya berayun sedikit dan mengincar ke arah Dou Ling yang kuat itu. Aura darah terpusat di ujung panah itu dan matanya menyusut rapat saat itu juga. Pada saat yang tepat, ia menemukan celah dari si Dou Ling, yang terdorong oleh lawannya. Ia mengendurkan tangannya lalu panah darah tertembak dengan cepat. Dalam sekejap, sebuah panah tertancap dengan brutal di dada Dou Ling yang kuat itu.     

"Jika aku harus mati, kita harus mati bersamaan!"     

Dou Ling yang kuat dari 'Makam Tulang Hitam' itu juga sangat agresif. Meskipun terkena serangan dari panah dingin Fan Ling sampai ia terluka serius dan darah keluar berulang kali dari mulutnya, ia melemparkan senjata dari tangannya. Ia menahan rasa sakit luar biasa dari tangannya yang terpotong oleh belati lawannya, saat ia menggunakan tangan yang satunya untuk menjerat lawannya. Wajahnya tampak garang ketika ia berteriak, "Ledakan Tulang!"     

"Tetua Han, cepatlah mundur!" Ekspresi Fan Ling berganti dan seketika berteriak ketika ia melihat wajah orang kuat dari 'Makam Tulang Hitam itu berubah menjadi warna hijau dan ungu yang menakutkan.     

"Duar!"     

Peringatan Fan Ling baru saja terdengar, ketika Dou Ling yang kuat itu seketika meledak. Energi kuat yang keluar dari ledakan itu menghancurkan tanah berukuran lima belas sentimeter di sekitarnya. Dou Ling kuat dari sekte darah itu juga terkena ledakan sampai pakaian dan kulitnya robek, hingga daging dalam tubuhnya terlihat. Wajahnya memucat, saat ia menahan nafas.     

"Sialan!" Melihat Tetua Han, yang telah mempertahankan hidupnya, namun, sementara waktu kehilangan kemampuan bertarungnya, Fan Ling mengucapkan kutukan dengan geram. Ia menggerakkan tangannya dan berkata dalam nada dingin dan gelap," Penjaga Darah, dengarkan, serbu dan bunuh Mo-er Han!"     

"Ya!" Saat perintah Fan Ling didengar, dua belas Penjaga Darah tersisa mengangkat belati mereka yang berbekas darah basah. Setelah itu, mereka mengeluarkan aura berdarah di sekitar tubuh mereka ketika menyerbu dan menyerah Mo-er Han.     

Menyerbu dan membunuh dan diserbu dan terbunuh, kebrutalan ini terjadi di sebidang tanah yang lapang.     

Seorang Dou Ling kuat menjaga Mo-er han dari depan ketika sepuluh dari Penjaga Darah akan menyerang dari segala arah dan ia harus berhati-hati dengan panah dingin dari Fan Ling yang berada di luar area pengepungan. Karena terpaksa harus beralih kepada hal ekstrim, sebuah serangan dilontarkan oleh Tetua Luo setelah hanya bertahan beberapa menit. Meskipun ia membahayakan hidupnya untuk menyerang balik dan menyebabkan Tetua Luo terluka parah, ia juga terkena pukulan dari Tetua lalu pingsan seutuhnya.     

"Puh…"     

Orang yang dipanggil Tetua Luo itu memegang dadanya dan menghembuskan beberapa nafas panjang. Ia memuntahkan seteguk darah. Ketika ia mengamati Penjaga Darah, yang hanya tersisa sepuluh orang dan juga Tetua Han yang terluka parah, ia tak bisa menahan untuk tersenyum kecut dan menggelengkan kepalanya. Ia tidak mengira, bahwa pasukan dari 'Makam Tulang Hitam' ternyata seberani ini dan tidak takut mati. Sungguh sebuah pertarungan yang pahit...     

Melihat Moer-Han yang sudah tidak sadarkan diri, Fan Ling, yang sedang menarik tali busur dari luar area pertarungan, akhirnya menghela nafas lega. Ia dengan acuh tak acuh melemparkan busur dan panah dari tangannya dan bergegas berjalan maju. Ia lalu mengambil dengan belati dari tangan seorang Penjaga Darah sebelum dengan keji menebas leher Moer-Han sambil menampilkan wajah ganasnya, benar - benar menghabisinya.     

Ia mengibaskan ujung belatinya dengan perlahan lalu mengambil cincin penyimpanan dari tangan Mo-er Han. Fan Ling segera mengeluarkan isi cincin penyimpanan itu. Beberapa saat kemudian, kepuasan liar yang tak bisa disembunyikan keluar dari wajahnya. Ia menggoyangkan tangannya dan sebuah gulungan kuno berwarna perak terlihat di tangan yang satunya.     

"Ha ha, 'Gerakan Tiga Ribu Petir' ada di tanganku. Ketika aku berhasil menguasainya, apa yang bisa dilakukan seorang Dou Wang kuat kepada ku? Ha ha!" Fan Ling memegang gulungan itu dengan kencang dan tak hentinya melihat ke langit lalu tertawa secara gila - gilaan     

Saat itu juga, ketika Fan Ling lepas kendali dan tertawa dengan liar, kekuatan menghisap keluar entah dari mana. Gulungan berwarna perak itu seketika terbang, lalu akhirnya tertangkap dengan mudah oleh sebuah lengan yang panjang.     

"He he, terima kasih banyak atas kerja kerasmu Pemimpin Sekte Muda Fan Ling. Namun, lebih baik jika aku yang memiliki teknik ini."     

Seorang pria berjubah hitam tiba - tiba muncul di atas ranting pohon. Gulungan Teknik Dou kelas Di berwarna perak itu memantulkan cahaya dengan samar di bawah terik matahari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.