Perjuangan Menembus Surga

Awal dari Pelarian Besar



Awal dari Pelarian Besar

0Melihat ke dalam hutan yang luas dan lebat, hanya hijau-hijauan yang rimbun yang tampak. Angin sepoi-sepoi sesekali berhembus. Seketika setelah itu, riak hijau yang besar akan menyebar melewati lautan pohon-pohon rindang yang hijau dari dekat dan jauh, dan pada akhirnya menghilang dari pandangan. Benar-benar pemandangan yang menakjubkan.     

Langit biru berada di atas lautan pohon itu. Beberapa sosok manusia sesekali terbang di langit atasnya. Tatapan mereka yang setajam elang memindai hutan di bawah mereka dengan seksama. Namun, ukuran hutan itu terlalu besar dan juga gelombang-gelombang yang bergelora secara bergantian menutupi apapun yang berada di bawah hutan yang lebat itu. Maka dari itu, meskipun mereka mencari senti demi senti, mereka tidak bisa menemukan sasaran mereka.     

Beberapa sosok manusia dengan cepat melewati hutan yang rimbun ini. Setelah menyadari usaha mereka sia-sia, pandangan putus asa mereka saling menatap satu sama lain di udara sebelum mereka menggelengkan kepala. Lalu mereka saling mengisyaratkan dengan tangan mereka dan berpencar menuju arah yang berbeda.     

Di bawah hutan yang lebat dan subur itu, sebuah pohon yang menjulang tinggi menembus langit. Namun di sekitarnya juga terdapat banyak pohon yang lebih besar dan lebih tinggi. Oleh karena itu pohon tersebut tidak begitu tampak menonjol.     

Di atas pohon ini, ada sebuah cabang yang menjulur keluar. Cabang tersebut dikelilingi oleh dedaunan hijau yang lebat. Oleh karena itu, jika dilihat sekilas, akan sangat susah untuk mengetahui apa saja yang disembunyikan di baliknya.     

"Hu." Suara nafas seseorang yang sedang mencoba untuk menahan rasa sakit terdengar dari bawah dedaunan yang tebal itu. Seketika, suara halus gertakkan gigi terdengar. Beberapa saat kemudian, dedaunan pohon itu sedikit bergetar dan terlihat sebuah wajah yang mengerutkan keningnya dengan erat. Kepala itu dengan hati-hati menoleh saat memeriksa langit yang kosong. Pandangannya menyapu ke arah dimana sosok-sosok manusia tadi berpencar sebelum akhirnya menghela nafas dengan pelan di atas cabang yang tebal dan kasar. Punggungnya bersandar pada batang pohon itu dan keringat dingin berturut-turut mengalir dari keningnya.     

"Guru? Apakah kau di sana?" Xiao Yan menghembuskan beberapa nafas panjang sebelum menangis dengan pelan di dalam hatinya.     

"Ah." Beberapa saat kemudian, suara tua yang terdengar lelah membalas dari dalam hati Xiao Yan, "Anak muda. Kali ini, semuanya tidak terlihat bagus. Menggunakan 'Api Teratai Buddha Marah' benar-benar merupakan beban yang sangat berat dan menyebabkan kelelahan yang teramat sangat. Jika kau tidak membiarkanku meminum 'Ludah Tujuh Roh Magic', aku mungkin sudah tertidur kembali."     

Xiao Yan tertawa kecut dan berkata, "Aku terlalu sembrono kali ini. Bagaimanapun juga, ayahku menghilang."     

"Ah, aku tahu. Kau, anakku, sangat peduli terhadap hubungan ayah dan anak milikmu. Jika tidak, dengan watakmu, tidak mungkin kau bertindak sebegitu cerobohnya, menerobos masuk Sekte Misty Cloud dan bahkan membunuh Yun Leng di depan umum." Yao Lao tersenyum sebelum melanjutkan, "Namun, kau tidak seharusnya menyalahkan dirimu juga. Tiap orang memiliki sesuatu yang harus dilindungi dengan nyawa mereka. Jika tidak, apakah seseorang bisa dibilang sebagai manusia jika tidak memiliki hasrat? Meskipun kau menjadi orang yang kuat, kesepian dan kesendirian seperti itu akan membuatmu gila."     

"Terima kasih guru." Xiao Yan menghela nafas lega dan berkata dengan suara yang halus dan penuh syukur.     

"He he, kenapa kau berterima kasih padaku?" Yao Lao tertawa. Seketika, suaranya menjadi sedikit lebih serius, "Anak Muda, kita masih di dalam wilayah kekuasaan Sekte Misty Cloud. Oleh karena itu, kita harus pergi dari sini secepatnya. Meskipun Yun Shan sudah mengalami cedera parah setelah menelan dua 'Api Teratai Buddha Marah' berturut-turut, para Tetua dan Diaken Sekte Misty Cloud itu bukanlah orang-orang yang tidak berguna. Terlebih lagi, masih ada Dou Huang yang lain, Yun Yun. Diriku yang sekarang menguras Kekuatan Roh terlalu banyak karena dua 'Api Teratai Buddha Marah' itu. Setidaknya, aku tidak bisa membantumu dengan bantuan energi yang bisa kau gunakan dengan boros seperti sebelumnya. Ditambah lagi, serangan dari Yun Shan tadi telah meninggalkan jejak energi di tubuhmu. Aku yang sekarang hanya bisa mencoba untuk menahan pancaran energi tersebut. Jika aku memaksa menghancurkannya, Yun Shan akan langsung tahu."     

Xiao Yan mengangguk pelan. Tinjunya menjadi semakin erat saat ia mengangkat wajahnya. Tatapannya menembus celah kecil di antara dedaunan dan langsung menuju langit yang biru. Hatinya jelas tahu nafsu membunuh yang dimiliki Yun Shan terhadapnya. Saat ini, Sekte Misty Cloud mungkin sudah mengerahkan seluruh kekuatan mereka untuk menangkapnya. Dalam kondisinya yang saat ini, paling tidak ia bisa menahan beberapa murid Sekte Misty Cloud. Jika para diaken atau bahkan Tetua menemukannya, tidak akan susah bagi mereka untuk menahannya, jika Xiao Yan dapat melawan mereka. Ketika waktunya tiba, jika pasukan Sekte Misty Cloud mendengar suaranya dan menghampiri, Xiao Yan mungkin akan benar-benar mati di hutan yang tak memiliki batas ini.     

"Pertama, mari kita pergi jauh ke dalam pegunungan untuk menghindari rombongan pencari dari Sekte Misty Cloud. Kondisiku sekarang buruk. Jika aku tidak membiarkan cedera ini sembuh dengan baik, kemungkinan melarikan diri juga akan bermasalah." Xiao Yan menghapuskan bercak darah di ujung mulutnya dan berkata lembut.     

"Ah, bagus. Seorang ahli kimia tidak perlu khawatir tentang cedera. Meskipun lukamu kali ini cukup parah, ke ke, gurumu yang terbangun ini akan membuatmu sembuh secepat mungkin." Kata Yao Lao dengan sebuah senyuman.     

Xiao Yan mengangukkan kepalanya. Ia sangat percaya pada kemampuan pengilangan Yao Lao. Ia menggenggam batang pohon dengan tangannya dan perlahan berdiri.     

"Saat ini, ada rombongan pencari murid-murid Sekte Misty Cloud yang menuju timur, selatan, dan utara dari posisi kita. Oleh karena itu, kita hanya bisa kabur menuju wilayah barat hutan ini." Yao Lao melanjutkan, "Dan juga, perhatikan sosok yang berada di langit. Kebanyakan orang-orang ini adalah Tetua Sekte Misty Cloud dan kekuatan mereka paling tidak berada di tingkat Dou Wang. Jika kau tidak beruntung dan bertemu dengan salah satu dari mereka dengan kondisi yang sekarang, itu akan menjadi masalah."     

"Aku tahu." Xiao Yan menjawab. Ia dengan hati-hati menyingkap dedaunan yang ada dan pandangannya menyapu ke arah bawah. Saat ia tidak mendapati bahaya apapun, ia menggunakan tangannya untuk memeluk batang pohon itu dan dengan cepat meluncur ke bawah seperti monyet yang lincah.     

Ketika ia berjarak beberapa meter dari tanah, Xiao Yan mengendurkan pegangannya. Kakinya dengan lembut menendang batang pohon itu dan tubuhnya meringkuk di udara sebelum berbalik dan mendarat dengan satu lutut dan kedua tangannya di tanah, menopang tubuhnya. Suara yang dihasilkan ketika ia mendarat tidak begitu terdengar.     

Tatapan tajam Xiao Yan dengan cepat memeriksa sekitarnya. Ia lalu berdiri dan berlari menuju sekelompok pohon yang lebat. Saat ia memasuki lautan tanaman yang lebat, tujuh cahaya berwarna mendadak mengkilat. Xiao Yan seketika menghentikan langkahnya dan seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat dingin. Pandanganya dengan cepat mengarah ke area di depannya. Seketika ia langsung merasa bahagia. Tujuh cahaya berwarna itu berasal dari Python Penelan Surga yang mengambil wujud ularnya. Bagi orang lain, akan sangat sulit untuk menemukan Xiao Yan, namun bagi Python Penelan Surga yang telah hidup bersama Xiao Yan sejak ia menetas, bau sesamar apapun bisa menjadi petunjuk besar.     

"Hei, teman kecil, apakah sekarang giliranmu untuk mengendalikan tubuhnya?" Xiao Yan menjulurkan tangannya. 'Python Penelan Surga' dengan patuh bergoyang, menjulurkan lidahnya dan mengeluarkan suara mendesis kepada Xiao Yan. Kebahagiaan yang tampak di wajahnya sulit disembunyikan. Meskipun kekuatan 'Python Penelan Surga' ini tidak sebesar milik Ratu Medusa, makhluk kecil ini berbeda dengan Yang Mulia. Ia akan sepenuhnya mengikuti perintah Xiao Yan selama diberi makanan yang cukup. Di sisi lain, Xiao Yan menjadi sangat marah sampai giginya terasa risih ketika ia mengingat bagaimana Ratu Medusa, wanita sialan itu, hanya berdiri terdiam di samping saat pertarungan besarnya melawan Yun Shan tadi.     

Xiao Yan dengan cepat mengambil botol 'Sari Kelahiran Singa Kecubung' dari cincin penyimpanannya dan menggunakan sebatang giok kecil untuk mencelupkan beberapa tetes dan melemparkannya kepada mulut 'Python Penelan Surga'. Seketika, makhluk kecil itu melompat-lompat, menjadi begitu bersemangat. Makhluk itu melingkari tubuh Xiao Yan beberapa kali sebelum mengeluarkan suara 'suo' dan masuk ke dalam lengan baju Xiao Yan.     

"Hu, untung saja. Setidaknya ada jimat yang dapat melindungiku." Xiao Yan dengan lembut menepuk lengan bajunya dan menghela nafas panjang. Dengan adanya 'Python Penelan Surga', ia setidaknya tidak khawatir ditahan jika ditemukan oleh salah satu Tetua Sekte Misty Cloud.     

"Ayo pergi. Tampaknya ada orang-orang yang menuju ke sini. Tidak baik bagimu yang sekarang untuk bertarung dengan orang lain. Aku melihat Qi-mu sekarang tidak seimbang, bergerak naik turun. Qi-mu tampak seperti saat kekuatanmu akan melonjak. Sepertinya pertarungan besar yang baru-baru ini kau alami benar-benar menguntungkanmu. Cepat, temukan suatu tempat untuk menyembuhkan diri dan beristirahat. Jika tidak, kesempatan untuk meningkatkan kekuatanmu akan terbuang sia-sia." Suara berat Yao Lao mendadak terdengar dari dalam hati Xiao Yan.     

Xiao Yan terkejut mendengar hal itu. Ia langsung menganggukkan kepala dengan kaget. Ini sepertinya adalah salah satu kabar baik dalam situasi yang buruk seperti ini. Dalam situasi macam ini, di mana ia menghadapi penghancuran dari berbagai sisi, sedikit meningkatkan kekuatannya berarti juga meningkatkan kemungkinannya untuk bertahan.     

Xiao Yan menoleh ke belakang dan memandang hutan lebat yang ada di belakangnya. Senyum dingin muncul dari ujung mulutnya saat ia berkata, "Sekte Misty Cloud, Yun Shan, sepertinya dendam di antara kita benar-benar telah terbentuk. Aku harap kau tidak menyesali hal ini di masa depan! Jika kau berfikir bahwa aku, Xiao Yan, adalah salah satu pengecut itu yang akan datang dengan ekor tergantung di tengah kaki mereka setelah mengalami kekalahan, kau salah besar."     

Dahulu, hanya karena sebuah Perjanjian Tiga Tahun, Xiao Yan harus menerima nasibnya dan berlatih selama tiga tahun, membuatnya menjadi seperti serigala penyendiri di padang rumput. Ketika ia terluka, ia akan mundur untuk sementara waktu. Seketika setelah ini, ia akan menjadi seperti hantu dan seekor belatung di tulang tarsal, menunggu untuk balas dendam dengan serangan mematikan.     

Saat suara yang mengandung sesuatu yang gelap, kental dan dingin tersebut berhenti, kaki Xiao Yan melangkah di atas tanah. Tubuhnya berubah menjadi bayangan hitam yang dengan cepat menghilang menuju hutan yang gelap dan hitam itu.     

Setelah Xiao Yan menghilang, tempat itu menjadi sunyi. Sepuluh menit kemudian, sepuluh sosok mendadak meloncat keluar dari hutan yang lebat itu. Mereka membawa pedang panjang ketika mengamati daerah sekitar mereka dengan ekspresi kelam. Ketika mereka menyadari bahwa tidak ada pergerakan, mereka menghela nafas lega dengan lembut. Mereka saling bertukar pandang dan mereka semua tersenyum pahit serta menggelengkan kepala mereka. Sinyal suar yang mereka pegang erat di tangan kanan mereka siap untuk ditembakkan kapan saja, benda itu juga ada di kantong depan mereka. Ketika berhadapan dengan sosok mengerikan yang mampu memaksa mundur Pemimpin Sekte, sudah sewajarnya orang-orang ini memberikan perhatian total mereka.     

Seorang murid Sekte Misty Cloud yang merupakan pemimpin kelompok itu perlahan melangkah maju. Ia mengayunkan pedang panjang dan pedang itu memancarkan sekilat cahaya, memunculkan simbol yang tidak begitu jelas pada sebuah pohon di dekatnya. Setelah ia melakukan ini, ia menoleh dan berkata dengan halus, "Kita telah selesai menyusuri tempat ini. Jika kita bergerak maju, kita akan memasuki wilayah barat laut Pegunungan Hewan Ajaib. Tingkat Hewan Ajaib di sana tidaklah rendah. Akan cukup susah bagi kita untuk mencari di sana. Sepertinya kita harus mengabari para Tetua untuk menggunakan pasukan terbang."     

Ketika ia berbicara, ia dengan cepat mengeluarkan peluit bambu dari kantong depannya dan menempelkannya di bibirnya. Ia meniup peluit itu dan suara yang lumayan tajam terdengar dari bambu itu. Akhirnya suara itu membentuk benda berbentuk gelombang yang dengan cepat menyebar ke seluruh hutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.