Perjuangan Menembus Surga

Memakan Pil Roh Hijau Bergaris Tiga



Memakan Pil Roh Hijau Bergaris Tiga

0Keesokan paginya, cahaya matahari menyusup dari celah - celah jendela dan secercah sinar terangnya menghias lantai ruangan. Bias mentari perlahan merambat naik, hingga akhirnya menyinari wajah anak laki - laki yang tengah duduk bersila di atas ranjang.     

Merasakan hangatnya dunia luar, wajar tenang anak laki - laki tersebut bergerak lembut. Sesaat kemudian, ia membuka kedua kelopak matanya perlahan-lahan dan menunjukkan dua pupil hitam yang kelam dan tenang.     

Xiao Yan merenggangkan tubuhnya sebentar, sebelum melompat turun dari ranjang dengan luwes. Ia membuka pintu kamar, dan terkejut melihat ruang tamu kamarnya yang kosong. Tampaknya, Hai Bo Dong sedang pergi karena harus melakukan sesuatu. Namun, ini kabar yang baik. Berarti, Xiao Yan bisa berkonsentrasi tanpa terganggu.     

Setelah asal - asalan membersihkan diri di kamarnya, Xiao Yan membalik tanda di depan pintu, dari warna hijau menjadi warna merah. Tandanya, ia sedang tidak mau diganggu.     

Setelah menyelesaikan persiapannya, Xiao Yan merasa lega dan kembali ke kamarnya. Ia membuka jendela, membiarkan hangatnya sinar matahari pagi menyinari tubuhnya. Perasaan hangat dan santai kerap membuat orang merasa sedikit malas, tetapi, perasaan itu membuat suasana hati Xiao Yan menjadi tenang. Sebuah ketenangan dimana tidak ada kecemasan sama sekali.     

Xiao Yan berdiri dan diam di depan sebelah jendela dengan cukup lama, dan baru bergerak beberapa waktu kemudian. Tidak ada jejak kebahagiaan maupun amarah pada wajah tenangnya. Perlahan, ia mengangkat telapak tangannya, dan secercah cahaya hijau bangkit dari tubuhnya. Cahaya hijau itu tumbuh di udara dan berubah menjadi tempat duduk lotus berwarna hijau yang memancarkan sinar hijau yang samar. Kursi teratai itu melayang - layang di hadapan Xiao Yan.     

Jemari kakinya menjejak lembut ke tanah, dan tubuh Xiao Yan melayang kemudian mendarat di atas kursi teratai itu. Ia kemudian duduk bersila di atasnya.     

Ketika tubuhnya mendarat di atas kursi teratai hijau, Xiao Yan dapat dengan jelas merasakan bahwa ia telah menjadi lebih sensitif dalam merasakan energi alam disekitarnya. Inti kursi ini memang layak menjadi barang yang diciptakan dari sumber yang sama seperti 'Inti Api Teratai Hijau'.     

Xiao Yan menggerakkan jemarinya dan sebuah pil obat berwarna hijau yang dikelilingi tiga garis muncul di antara jemarinya. Ia menundukkan kepalanya dan mempelajari dengan seksama pil obat yang telah berhasil ia sempurnakan setelah mengerahkan seluruh tenaganya itu. Ia terdiam lama sebelum berujar pelan, "Kali ini, aku tidak boleh gagal. Kalau tidak…"     

Xiao Yan menggelengkan kepalanya dan menghela nafas berat. Ia perlahan menutup kedua matanya dan membentuk segel latihan dengan dua tangan. Gerakan naik turun pada dadanya menjadi semakin halus.     

Tidak lama setelah Xiao Yan menutup matanya, ketenangan yang menyelimutinya mulai rusak, persis seperti permukaan danau yang tenang dirusak oleh sebuah batu yang dilempar ke dalamnya. Berbagai macam energi mengalir dan dapat dilihat oleh mata telanjang. Energi - energi itu berputar mengelilingi lotus hijau selama beberapa saat sebelum puluhan ribu bulir energi merasuk ke tubuh Xiao Yan. Ketika energi - energi tersebut melewati lapisan cahaya berwarna hijau teratai hijau itu, mereka mengalami proses pemurnian. Kemudian, energi - energi tersebut membawa sejumput kecil energi murni dari teratai hijau itu, seiring mereka masuk ke dalam tubuh Xiao Yan mengikuti irama nafasnya.     

Begitu energi-energi itu masuk ke tubuh Xiao Yan, mereka dapat dengan mudah dikendalikan oleh benak sang pemuda. Mereka diedarkan sesuai dengan rute Metode Qi. Segala ketidakmurnian di tiap bulir energi telah sepenuhnya dimurnikan, sampai hanya menyisakan titik - titik energi murni yang kemudian dikucurkan ke dalam vortex.     

Perlahan - lahan, Xiao Yan menyerap energi dari alam. Beberapa saat kemudian, semuanya kembali normal. Xiao Yan bersiap menjentikkan jarinya pada 'Pil Roh Hijau Bergaris Tiga' yang terletak di antara dua jemarinya. Dengan lihai, ia menjentikkan pil itu masuk ke dalam mulutnya.     

Ketika pil di dalam mulutnya melebur, 'Pil Roh Hijau Bergaris Tiga' berubah menjadi tiga gelombang energi murni, dengan tiap gelombang lebih kuat dari sebelumnya. Mereka meluncur turun melewati tenggorokannya dan bergolak jatuh. Pada akhirnya, mereka masuk di Jalur Qinya dan meraung seperti penuh amarah.     

Ketika tiga porsi energi memasuki Jalur Qinya, tangan Xiao Yan yang sedang membentuk segel latihan bergetar hebat. Ia sadar bahwa dua dari tiga porsi energi itu tiba - tiba mengeluarkan uap bersuhu tinggi seperti api yang membara. Sedangkan energi satunya yang berwarna putih dan telah berubah menjadi sedingin es. Dimanapun energi itu lewat, lapisan es tipis menyelimuti dinding Jalur Qinya.     

Perasaan panas dan dingin menyerbu tubuh Xiao Yan tanpa persiapan dan membuatnya hampir menghentikan latihannya. Untungnya, reaksinya cukup cepat dan ia dapat kembali tenang. Sembari menggertakkan gigi dan menahan rasa sakit, Xiao Yan dapat merasakan tiga energi dengan suhu yang berbeda, kemudian ia mendapat sebuah pemahaman. Pola dari tiga energi tersebut mirip dengan tiga jenis api yang ia pakai dahulu untuk membuat pil tersebut.     

"Jangan bilang…'Pil Roh Hijau Bergaris Tiga' ini adalah benda yang menyerap energi api ke dalamnya dan menggunakan energi yang ada di dalamnya untuk meniru api itu?" Xiao Yan tiba - tiba menemukan pencerahan di dalam hatinya. Seketika itu juga, pikirannya masuk dan melihat bagian dalam tubuhnya. Dengan sebuah perintah dari benak Xiao Yan, gejolak gelombang kehijauan Dou Qi dari dalam vortex bergerak melewati Jalur Qi sewaktu mereka melonjak keluar. Akhirnya, mereka bertabrakan dengan amat keras dengan energi 'Pil Roh Hijau Bergaris Tiga' di sebuah titik di jalur Qinya.     

"Bang…"     

Saat ia mendengar suara redam dari dalam tubuhnya, tenggorokkan Xiao Yan mengeluarkan erangan pelan. Wajahnya memerah, segel di tangannya berubah, dan pikirannya mulai mengarahkan tiga gumpalan energi itu (yang telah kehilangan sedikit tenaga mereka setelah bertabrakan dengan Dou Qi). Ia menggerakkan mereka sesuai dengan rute Metode Qi dan mengedarkan mereka dengan cekatan.     

Seiring mereka berputar, dua energi panas dan satu energi dingin mulai saling bercampur dan akhirnya berhasil menyatukan diri dengan harmonis. Dari waktu ke waktu, gumpalan energi itu terus mengeluarkan uap bersuhu rendah dan tinggi yang berbeda - beda. Hal ini membuat Xiao Yan merasa sangat tersiksa. Seandainya ia tahu bahwa api yang digunakan untuk membuat pil itu ternyata berhubungan dengan kekuatan pil itu ketika dikonsumsi, ia tidak akan menggunakan 'Api Pembeku Tulang.' Benturan yang ditimbulkan oleh Dou Qinya tadi mungkin telah melemahkan efek 'Pil Roh Hijau Bergaris Tiga.' Namun, ketika tiga energi itu bergabung dengan sempurna menjadi energi tiga warna, energi itu tiba - tiba membesar ketika berputar di sepanjang rute Metode Qi. Energi samar - samar itu akhirnya berubah menjadi cairan tiga warna.     

Seiring energi itu semakin membesar, Xiao Yan dapat samar - samar mendengar raungan keras dari energi tersebut. Sebelum ia dapat bereaksi, cairan tiga warna di dalam Jalur Qinya bergegas seperti kereta dan mulai beredar dengan pola tertentu di Jalur Qinya. Xiao Yan terkejut dan baru akan bersiap untuk mengendalikannya sekuat tenaga, tetapi, energi tiga warna itu tiba - tiba berhenti begitu saja. Setelahnya, jutaan kolom yang terdiri dari energi - energi kecil memisahkan diri darinya. Akhirnya, di hadapan tatapan melongo Xiao Yan, mereka mengikuti Jalur Qi di tubuhnya dan mengalir liar ke segala arah. Bahkan, beberapa Jalur Qi yang tidak pernah Xiao Yan sentuh kini dihantam oleh bulir-bulir energi yang saling bertabrakan kala mereka memaksakan diri untuk masuk ke sana.     

Setetes keringat dingin menuruni kening Xiao Yan. Tiba - tiba, ujung mulutnya berkedut. Di titik ini, sekujur wajahnya telah mengerut karena sakit yang ia derita. Desis udara dingin keluar dari celah - celah giginya.     

Dari dalam tubuhnya, jutaan bulir energi, dengan brutal bergegas melewati jalur-jalur kecil Qi yang tidak pernah Xiao Yan capai, dan mengeluarkan suara seperti bambu yang robek. Saat itu, energi itu berdesing lewat layaknya sungai deras dan dengan cepat, Jalur - Jalur Qi yang sempit itu melebar. Ratusan retakan tipis muncul di Jalur Qi. Dari retakan - retakan tersebut, cahaya pudar menyeruak keluar. Ini adalah pertanda bahwa Jalur Qi tidak dapat menahan pelebaran yang terlalu mendadak dan sebentar lagi akan pecah…     

Saat retakan pada Jalur Qi itu perlahan membesar, energi kecil tiga warna yang berdesing itu lewat dan meninggalkan banyak tetesan putih. Tetesan - tetesan putih yang mengandung udara dingin itu dengan sigap melapisi permukaan Jalur Qi yang hampir pecah itu. Kemudian, mereka terserap ke dinding Jalur Qi. Ketika tetesan - tetesan dingin itu selesai melakukan tugas mereka, retakan - retakan yang ada perlahan mengecil. Beberapa saat kemudian, seluruh retakan pada Jalur Qi itu menghilang. Meski begitu, Jalur Qi yang dulunya kecil dan hanya dapat dilewati sedikit energi itu, kini bertransformasi dari segi penampilan dan ukuran.     

Perihal seperti itu, kini sedang terjadi di berbagai Jalur Qi pada tubuh Xiao Yan. Meski Xiao Yan hampir pingsan karena parahnya rasa sakit yang ia tanggung, ia paham bahwa pelebaran Jalur Qi akan sangat menguntungkannya, jika ia berhasil bertahan. Jika jalur - jalur kecil Qinya terbuka, ia akan dapat lebih cepat menggunakan Dou Qinya. Jika ia dapat mengontrol Dou Qinya, semudah ia menggerakkan lengannya saat ia bertarung, Xiao Yan akan memiliki keuntungan yang sangat besar.     

Energi yang memisahkan diri masih lanjut bergegas maju setelah membuka Jalur Qi kecil. Seseorang dapat mendengar suara geretan pelan kala kolom energi kecil tiga warna itu keluar dari pori - pori di sekujur tubuh Xiao Yan.     

Tidak lama setelah suara pertama muncul, tubuh Xiao Yan tiba - tiba bergetar berkali - kali. Gumpalan - gumpalan energi tiga warna mulai meluncur deras dan keluar dari pori - porinya, layaknya air mancur. Saat itu, Xiao Yan nampak seperti ketel dengan banyak lubang.     

Energi - energi itu terlontar keluar untuk beberapa saat sebelum sirna sepenuhnya. Namun, ketika energi tersebut pudar, darah mulai mengucur dari pori - pori Xiao Yan. Seiring darah mengalir turun, setengah dari tubuhnya basah oleh darah.     

Pori - porinya yang melebar perlahan kembali normal. Meski begitu, Xiao Yan jelas merasa bahwa tiap kali ia merubah segel latihannya, pori - porinya terbuka hingga dapat berhubungan dengan Jalur Qinya. Pori - porinya seperti terowongan angin yang menyerap energi dari alam dalam tempo sepuluh kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya.     

Rasa sakit yang tajam di jalur-jalur kecil Qinya perlahan pudar dan Xiao Yan pun dapat bernafas lega. Akhirnya, ia dapat berkonsentrasi dan memfokuskan perhatiannya pada gumpalan terbesar dari energi tiga warna yang masih berjalan melewati Jalur Qinya.     

Saat benaknya memperhatikan energi tiga warna yang seolah - olah tidak kenal lelah itu, Xiao Yan mulai merasa pusing. Ia tidak mengira bahwa 'Pil Roh Hijau Bergaris Tiga' memuat energi yang demikian besar. Hanya beberapa saat yang lalu, energi yang memisahkan diri dari gumpalan energi utama itu telah berhasil membuka jalur - jalur Qi kecilnya dan menghubungkannya langsung dengan pori - pori pada kulitnya. Tetapi, ia hanya berhasil memurnikan sangat sedikit energi dari gumpalan utama yang telah beberapa kali mengitari jalur - jalur Metode Qi. Jika terus begini, berapa lama waktu yang ia butuhkan agar dapat memurnikan semuanya?     

"Hah…" Perlahan, Xiao Yan menghirup udara segar seraya bergumam di dalam hati, "Nampaknya aku harus menggunakan 'Inti Api Teratai Hijau'…"     

Setelah menghela nafas, Xiao Yan membulatkan tekadnya. Energi cair di sekitar pusaran, yang tampak seperti danau kecil mengitari 'Jiwa Penerimaan' di tengah-tengahnya, mulai berputar kencang. Di bawah kendali Xiao Yan, ribuan lidah api hijau kecil menguar dan mulai menerkam kasar energi tiga warna.     

Pada waktu keduanya bersentuhan, energi tiga warna itu menjadi seperti minyak mendidih yang tiba-tiba meluap keluar dari tungkunya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.