Perjuangan Menembus Surga

Jia Lao, Pendekar Berjubah Linen



Jia Lao, Pendekar Berjubah Linen

0Di langit itu, sepasang cahaya terlihat seperti bintang jatuh yang membelah kegelapan malam.     

Wajah kakek Nalan dan Primer Tengshan menjadi semakin tegang saat mereka menatap ke arah barat laut. Tempat itu adalah kuburan keluarga kerajaan di ibukota. Biasanya, tempat itu sangat sunyi. Tetapi, malam ini, dua orang Dou Huang sedang bertarung di sana.     

"Hah?" Di tengah perjalanan, ekspresi Primer Tengshan tiba – tiba berubah dan ia memperlambat laju terbangnya. Ia menatap seorang manusia yang terbang tidak jauh di belakangnya. Dengan terkejut, ia berkata, "Orang itu... Yan Xiao? Bagaimana mungkin ia dapat menggunakan sayap Dou Qi?"     

Saat Primer Tengshan menoleh ke belakang, kakek Nalan di sampingnya juga merasakan pergerakan di udara. Saat ia menoleh ekspresinya tidak berbeda dengan Primer Tengshan.     

Tentu saja mereka terkejut, tetapi mereka bukanlah orang – orang muda seperti Mu Zhan dan yang lainnya. Pengalaman mereka membuat mereka jauh lebih tenang. Walaupun mereka melihat sepasang sayap di punggung Xiao Yan, mereka dapat melihat bahwa Qi nya masih setingkat Dou Shi.     

Tengshan memperlambat laju terbangnya lagi dan menatap Xiao Yan yang mulai mendekati posisinya dan berkata kepada kakek Nalan, "Pak tua, apakah kau ingat ada sebuah Jurus Dou yang telah lama hilang?"     

Kakek Nalan terdiam. Sesaat kemudian, ia terlihat seperti mengingat sesuatu sebelum menjawabnya, "Maksudmu... Jurus Dou tipe penerbangan, bukan?"     

"Ah, aku tidak menyangka bahwa adik Yan Xiao memiliki guru yang sangat hebat. Ia bahkan dapat memiliki Jurus Dou Terbang yang sudah lama hilang. Sepertinya... gurunya benar – benar adalah orang yang sangat kuat..." Kata Tengshan dengan serius.     

"Ya..." Kakek Nalan mengangguk pelan. Saat itu, ia semakin kagum dengan Xiao Yan.     

Xiao Yan mengepakkan sayapnya dan muncul di belakang kedua orang itu dan berkata sambil tersenyum, "Tuan – tuan, jika kecepatan kalian yang selambat ini, saat kita tiba, pertarungannya akan sudah selesai."     

Mendengarnya, Tengshan tertawa, "He he, adik Yan Xiao, kau benar – benar mengejutkanku. Jurus Dou Terbang itu sangat langka, tetapi, kau dapat memilikinya. Ck ck, kau memang berbakat dalam mengejutkan orang."     

Mendengar perkataan Tengshan yang tahu tentang jurusnya, Xiao Yan terkejut, tetapi, sesaat kemudian ia kembali tenang. Orang – orang tua ini sudah hidup lama. Pengalaman mereka tidak dapat dibandingkan dengan orang – orang seperti dia. Jadi, wajar saja jika mereka dapat mengenali Jurus Dou Terbang itu.     

"Hanya kebetulan saja aku dapat memilikinya, hanya keberuntungan." Xiao Yan tersenyum dan mengusap dagunya saat ia menatap ke arah barat laut, "Tuan – tuan, mari kita pergi." Sesaat setelah mengatakan hal itu, ia mengepakkan sayapnya dan melesat maju terlebih dahulu.     

"He he, baiklah." Kakek Nalan dan Primer Tengshan tersenyum dan mengangguk. Mereka mengepakkan sayap mereka dan mengikuti Xiao Yan.     

Tidak lama setelah ketiganya menghilang di tengah langit malam, Mu Zhan dan yang lainnya mulai merasa lelah. Mereka menatap tiga cahaya di kejauhan itu dan hanya dapat menggelengkan kepala mereka. Kecepatan orang – orang bersayap itu benar – benar luar biasa.     

Saat mereka menjadi semakin dekat dengan tujuan mereka, Primer Tengshan mengernyitkan alisnya. Beberapa saat kemudian, ia bertanya kepada Xiao Yan, "Qi ini... mengapa terasa seperti Qi Pak Tua Hai?"     

Primer Tengshan awalnya tidak mengenali Dou Qi Hai Bo Dong. Hal itu karena jarak pertarungan itu sangat jauh dan juga karena Hai Bo Dong telah mengasingkan diri selama berpuluh – puluh tahun, dan baru saja kembali ke ibukota. Sekarang saat jarak mereka lebih dekat, ia dapat merasakan Qi itu ternyata tidak asing baginya.     

"Haha, benar, memang milik Pak Tua Hai." Kata Xiao Yan sambil tersenyum dan mengangguk.     

"Pak Tua Hai?" Mendengar percakapan mereka, kakek Nalan menjadi bingung. Sesaat kemudian, ia tidak dapat menahan rasa penasarannya dan bertanya kepada Primer Tengshan, "Pak Tua, apakah kau mengenal salah satu Dou Huang itu?"     

Mendengar hal itu, wajah Primer Tengshan terlihat senang. Ia kemudian berkata, "He he, kau akan tahu nanti..." Setelah mengatakan hal itu, ia tersenyum kepada Xiao Yan. Saat itu Xiao Yan dan Primer Tengshan meningkatkan kecepatan mereka lagi dan melesat ke arah Qi itu.     

Kakek Nalan memandang kedua orang di depannya itu dengan cemas. Ia mengernyitkan alisnya dan bergumam, "Apa maksud pak tua ini? Apakah ia benar – benar mengenal pemilik Qi itu?"     

Setelah bergumam selama beberapa saat, kakek Nalan yang masih kebingungan hanya dapat menggelengkan kepalanya. Kemudian, ia mengepakkan sayapnya dan bergegas mengikuti mereka.     

Saat mereka menjadi semakin dekat dengan Qi itu, mereka bertiga mengurangi kecepatan mereka. Ketiganya saling bertukar pandang sebelum berhenti dan melayang di langit dekat makam besar itu. Ekspresi mereka menjadi serius saat melihat dua berkas cahaya di tengah makam itu.     

Kedua cahaya itu masing – masing berwarna putih dan kuning. Qi dengan kekuatan yang mengerikan muncul dari dua cahaya itu. Kedua cahaya itu melayang – layang dan berpindah – pindah tempat dengan sangat cepat. Di antara dua berkas cahaya itu, dua sosok manusia terus menerus muncul dan menghilang dalam sekejap mata.     

Setiap kali dua cahaya itu saling beradu, mereka menghasilkan sebuah gelombang energi yang besar. Melihat gelombang besar itu, ketiga orang yang menonton itu merasa kagum dalam hati mereka.     

Kegelapan langit seolah menghilang dari atas makam. Cahaya terang itu membuat tempat itu terlihat seperti siang hari.     

Cahaya putih itu memancarkan energi besar sedingin es. Setiap kali energi itu bergerak, uap air di udara di sekitarnya langsung berubah menjadi butiran es.     

Energi dari cahaya berwarna kuning itu berbeda dengan energi dari cahaya putih itu. Energi cahaya kuning itu terasa kokoh seperti bumi. Walaupun serangan dari cahaya putih itu sangatlah cepat, ia dapat menghindari semua serangan itu dengan mudah. Melihat gerakannya yang lihai, jelas bahwa serangan dari lawannya itu bukanlah masalah besar baginya.     

Kedua sosok itu beradu sekali lagi dan sebuah tawa keras seorang pria tua terdengar dari cahaya kuning itu. "Ha ha, pak tua Penguasa Es, setelah tidak bertemu selama puluhan tahun, aku tidak menyangka kekuatanmu akan menurun. Dulu, aku bahkan cukup takut dengan serangan es mu itu. Tetapi sekarang, kau jauh lebih lemah."     

Dari cahaya putih itu, terdengar sebuah dengusan yang tidak asing bagi Xiao Yan, "Hmph, iblis tua, kau juga tidak bertambah kuat selama ini. Jika melihat umurmu, sepertinya kau sudah tidak bisa berkembang lagi. Jika kau terus seperti itu, umurmu tidak akan lama lagi. Saat kau mati, Kerajaan Jia Ma tidak akan bisa bersikap santai seperti sekarang!"     

"He he... tubuh tuaku ini masih dapat bertahan lebih lama lagi... mengapa aku harus mati sekarang?" Cahaya kuning itu tertawa sekali lagi. Walaupun nadanya tenang, Xiao Yan tahu bahwa orang itu berkata dengan serius.     

"Cih, aku tidak percaya..."     

"Penguasa Es?" Mendengar gelar yang sangat terkenal di Kerajaan Jia Ma itu, kakek Nalan terkejut. Bola matanya melebar saat ia melihat Primer Tengshan yang sedang tersenyum dengan bangga, "Penguasa Es? Orang itu adalah Hai Bo Dong? Ia masih hidup?"     

"He he, Pak Tua Hai tidak akan mati semudah itu. Ia hanya mengasingkan diri selama beberapa puluh tahun." Kata Primer Tengshan. Melihat kakek Nalan yang terkejut, ia merasa sangat senang.     

Mendengar perkataan Primer Tengshan, ekspresi kakek Nalan menjadi tegang. Ia benar – benar paham hubungan antara Hai Bo Dong dengan klan Primer. Dulu, saat kursi ketua klan Primer kosong selama beberapa saat, Hai Bo Dong lah yang menjadi tulang punggung klan besar itu. Saat ia mengurusnya, klan Primer tidak mengalami penurunan walaupun saat itu tidak memiliki ketua.     

Saat ini, kekuatan ketiga klan terbesar itu seimbang. Hal ini karena Hai Bo Dong tidak berada dalam klan Primer. Seseorang setingkat Dou Huang sudah cukup untuk meningkatkan kekuatan suatu klan beberapa kali lipat. Walaupun memiliki seorang Dou Huang, klan Primer tetap tidak akan dapat mengalahkan kedua klan besar lainnya dengan mudah, tetapi, hal itu akan membuat keluarga kerajaan Jia Ma harus berhati – hati dengan kekuatan klan Primer.     

Hal ini terjadi karena saat terakhir kali terjadinya pergantian kekuasaan di Kerajaan Jia Ma, yang mengambil alih posisi keluarga kerajaan yang sebelumnya adalah klan besar di kerajaan itu.     

Kakek Nalan tertawa pelan dan bergumam sambil menghela nafas, "Sepertinya, hal ini akan menjadi cukup merepotkan..." Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah makam itu. Walaupun hal itu akan merepotkan, kakek Nalan tidak terlalu kuatir akan hal itu. Hal itu karena selalu ada peraturan - peraturan dan cara – cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Bahkan jika Hai Bo Dong kembali ke klan Primer, klan Nalan masih memiliki hubungan yang baik dengan Sekte Misty Cloud karena Nalan Yanran. Jika mereka suatu saat akan bermusuhan, Hai Bo Dong pun tidak akan berani untuk melawan klan Nalan dan Sekte Misty Cloud tanpa alasan yang jelas.     

Primer Tengshan juga mengerti akan hal ini. Jadi, walaupun ia terlihat sangat senang dan bangga, sebenarnya ia tidak berani untuk melawan klan Nalan.     

"Dari percakapan mereka... cahaya kuning itu pasti Jia Lao dari keluarga kerajaan itu , bukan?" kata kakek Nalan.     

"Ya. Selain iblis tua itu, sepertinya tidak ada orang lain yang berani berkata seperti itu kepada Pak Tua Hai." Primer Tengshan tersenyum dan mengangguk.     

Saat melihat bahwa mereka tidak sedang bertarung dengan serius, Xiao Yan menghela nafas dan berkata, "Walaupun pertarungan mereka sangat sengit, sepertinya mereka hanya berlatih tanding... Mereka membuat kita kuatir akan hal yang tidak penting."     

Kakek Nalan yang melihat ekspresi Xiao Yan merasa penasaran dan bertanya, "Adik Yan Xiao, apakah kau juga mengenal Pak Tua Hai?"     

Primer Tengshan di sebelahnya tersenyum dan menyelanya, "He he, justru karena adik Yan Xiao lah, Pak Tua Hai dapat kembali. Jadi, secara tidak langsung, adik Yan Xiao telah membantu klan Primer." Kata – kata Primer Tengshan itu benar – benar terdengar seperti hubungan Xiao Yan dan klan Primer sangatlah dekat.     

"Siapa orang ini sebenarnya?" Mendengar perkataan Primer Tengshan, ekspresi kakek Nalan berubah sesaat dan kemudian langsung kembali seperti semula. Ia hanya diam dan tersenyum lagi. Semakin ia melihat Xiao Yan, semakin misterius Xiao Yan di matanya. Orang ini bahkan dapat berteman dengan seorang Dou Huang.     

Saat mereka bertiga bercakap – cakap, pertarungan di makam itu hampir berakhir. Saat itu, Mu Zhan dan yang lainnya sampai di luar makam itu dengan terengah – engah. Kemudian, mereka semua melompat ke atas pohon seperti sekumpulan monyet. Mereka menatap tiga orang yang melayang di udara itu dengan iri. Setelahnya, mereka mengalihkan pandangan mereka ke makam itu.     

"Qi ini... lebih kuat dari Qi kakek buyutku..." kata Putri Kecil itu dengan terkejut saat ia mengerutkan alisnya dan melihat cahaya kuning itu.     

"Siapa orang yang satu lagi? Di Kerajaan Jia Ma, jumlah Dou Huang dapat dihitung dengan jari. Satu – satunya Dou Huang di ibukota ini adalah Ketua Sekte Yun Yun." Kata Mu Zhan sambil merengut.     

Nalan Yanran yang terengah – engah, mengatur nafasnya sebelum menggeleng dan berkata, "Orang itu bukan Guruku..."     

"Jadi siapa dia?" Semua orang saling bertukar pandang karena bingung. Seseorang dengan kekuatan sebesar itu seharusnya tidak mungkin muncul begitu saja.     

"Bang..."     

Di makam itu, kedua cahaya itu beradu lagi. Saat itu, cahaya putih itu kalah kuat dan terdorong mundur sejauh beberapa meter sebelum berhenti.     

"Ah, lupakan saja. Mari kita berhenti. Aku memang tidak dapat menandingimu..." Hai Bo Dong di dalam cahaya putih itu mengaku kalah dengan kecewa.     

Cahaya hijau itu bergetar sedikit sebelum mundur. Setelah itu, dari dalam cahaya kuning itu, terlihat sesosok pria tua berambut putih yang mengenakan jubah linen polos. Ia menatap Hai Bo Dong yang menarik kembali energinya. "He he, pak tua Penguasa Es, kekuatanmu menurun jauh..."     

Hai Bo Dong memutar matanya. Ia terlihat kesal saat ia berkata, "Tunggu saja, kekuatanku akan kembali, kau tidak perlu kuatir. Kau juga tidak perlu kuatir soal klan Primer. Kali ini, aku tidak akan kembali ke klan Primer, generasi muda klan ini mampu mengurusnya dengan baik."     

Mendengar perkataan Hai Bo Dong, wajah orang tua berjubah linen itu menjadi hangat saat ia berkata, "He he, kita ini sudah tua, tetapi mengapa kita harus selalu muncul saat ada masalah. Jika kita punya waktu, sebaiknya kita minum teh dan berjalan – jalan bersama saja, kelihatannya menyenangkan."     

"Cih, apakah kau pikir aku juga tidak pusing dengan masalah – masalah ini..." Kata Hai Bo Dong sambil tersenyum kecil.     

Orang tua berjubah linen itu hanya tersenyum. Ia menoleh dan melihat kelompok tiga orang yang melayang itu dan berkata, "Sepertinya kita mendapat penonton yang cukup banyak malam ini."     

Orang tua itu menatap ke kerumunan itu dan berhenti pada Putri Kecil yang berusaha bersembunyi itu. Saat itu, ia terkejut dan hanya dapat menggelengkan kepalanya.     

Melihat orang tua berjubah linen itu, Primer Tengshan dan kakek Nalan langsung menyapanya, "He he, Jia Lao, setelah lama tidak bertemu, sepertinya kau menjadi semakin kuat di usia tuamu ini."     

"Aku tidak menyangka kalian akan terganggu dan datang kemari. Aku benar – benar minta maaf. Semakin tua, aku menjadi semakin merepotkan..." Orang tua berbaju linen itu tersenyum dan mengangguk.     

"Jia Lao memang pandai bergurau." Mendengar hal itu, kakek Nalan dan Primer tengshan juga ikut tertawa.     

Orang tua bernama Jia Lao itu menatap ke seluruh tempat dan berhenti saat melihat Xiao Yan. Saat ia menatap sepasang sayap di punggung Xiao Yan, ia terdiam. Sesaat kemudian ia berkata dengan terkejut, "Eh, itu? Jurus Dou Terbang? Siapa anak muda ini?"     

Xiao Yan membungkukkan badannya dan tersenyum, "Saya adalah Yan Xiao. Saya merasa sangat terhormat dapat bertemu dengan anda, tuan Jia Lao..."     

"Ck ck, kau boleh juga. Dapat memiliki Jurus Dou langka itu dalam usia yang masih muda. Adik, sepertinya kau bukan orang biasa." Kata Jia Lao ramah.     

"Hah, kau juga kesini?" Seberkas cahaya putih melintas dan Hai Bo Dong muncul di depan Xiao Yan sambil tersenyum.     

Xiao Yan memutar matanya dan berkata, "Kau telah menghilang selama dua hari. Kupikir kau kabur..."     

"He he, mana mungkin… Hanya saja iblis tua ini melihatku. Ia takut bahwa aku akan melakukan sesuatu yang mengganggu ketenangan kerajaan ini. Setelahnya, ia menarikku dan memberiku pelajaran." Kata Hai Bo Dong bercanda.     

"Kau, dasar orang ini..." Mendengar candaan Hai Bo Dong, Jia Lao hanya dapat menggelengkan kepalanya.     

Jia Lao Menatap Xiao Yan. Saat ia mendengar cara mereka berdua bercakap – cakap, Jia Lao tersenyum dan bertanya, "Pak tua es, adik ini, apakah ia muridmu? Sepertinya ia cukup berbakat."     

Mendengar hal itu tidak hanya para orang muda yang terkejut, bahkan kakek Nalan pun menoleh ke arah Xiao Yan. Ia benar – benar ingin tahu apa hubungan Xiao Yan dan Penguasa Es itu.     

Mendengar perkataan Jia Lao, Hai Bo Dong terdiam. Sesaat kemudian, ia tertawa keras dan menepuk pundak Xiao Yan. Tetapi, hal yang ia katakan membuat semua orang, termasuk Jia Lao menjadi terpaku.     

"Muridku? Haha, aku juga ingin seperti itu. Sayangnya, aku tidak cukup kuat untuk menjadi gurunya..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.