Perjuangan Menembus Surga

Peningkatan Besar Kemampuan Pengendalian



Peningkatan Besar Kemampuan Pengendalian

0Saat ia terduduk di lantai penuh keringat dingin, Xiao Yan terengah – engah berusaha menghirup udara sebanyak mungkin. Ia mengusap keringat di dahinya dan menggeleng sambil tersenyum pahit. Beberapa menit tadi terasa jauh lebih melelahkan daripada melawan seorang Da Dou Shi. Untungnya, Kekuatan Ratu Medusa saat itu jauh berkurang entah mengapa. Jika tidak, ia pasti sudah dibunuhnya.     

Jantung Xiao Yan masih berdebar dengan kencang saat ia menghela nafas. Kemudian, ia perlahan berdiri dan mengalihkan pandangannya ke api hijau yang terlihat seperti ular, bergerak naik dan turun. Seketika itu juga, ia terkejut dan membuka mulutnya.     

Api hijau yang berbentuk seperti cambuk itu, dibentuk oleh Xiao Yan saat ia melompat mundur tadi. Saat mengeluarkan cambuk itu, ia tidak terlihat kesulitan seperti sudah biasa melakukannya.     

Setelah cambuk api itu muncul dari telapak tangan Xiao Yan, cambuk itu langsung bergerak dan melingkar di tubuh Xiao Yan seolah – olah cambuk itu adalah benda mistis yang berisi sebuah roh yang melindungi pemiliknya.     

Xiao Yan menatap cambuk api hijau yang melingkar di tubuhnya itu. Sudut mulutnya bergerak sedikit. Ia sadar, setelah berlatih selama dua puluh hari untuk mengendalikan 'Inti Api Teratai Hijau,' kemampuannya untuk mengendalikan api itu menjadi jauh lebih baik. Tetapi, dengan kemampuannya yang sekarang, masih tidak mungkin baginya untuk mengendalikan cambuk api itu.     

Tetapi, kenyataannya, ia dapat mengendalikannya. Hal itu membuat ia merasa sangat senang.     

Setelah diam beberapa saat, Xiao Yan sadar dan menyentuh cambuk api hijau yang melingkar di tubuhnya itu. Saat ia menyentuh api itu, api itu terlihat sangat menurut kepadanya dan berubah menjadi api kecil yang melayang di atas jari Xiao Yan.     

Kesepuluh jari Xiao Yan bergerak seirama seperti menarik sesuatu ke atas. Seketika itu juga, sepuluh benang api hijau muncul. Ia menggerakkan tangannya dan api hijau itu membesar dan mengecil. Kemampuannya untuk mengendalikan api itu jauh lebih baik dibandingkan saat ia membuat pil obat beberapa hari yang lalu.     

"Apa yang terjadi?"     

Melihat 'Inti Api Teratai Hijau' yang mengikuti perintahnya dan berubah menjadi berbagai bentuk, Xiao Yan semakin terkejut. Saat ia mengendalikan api itu, ia dapat merasakan hubungan antara ia dan api itu menjadi semakin baik. Perlawanan api itu yang ia rasakan menjadi semakin sedikit.     

Xiao Yan mengerutkan dahinya dan berpikir selama beberapa saat. Tiba – tiba ia mendapatkan sebuah teori. Ia bergumam, "Jangan – jangan...apakah ini karena 'Bibit Teratai Api'?"     

Saat ia memikirkan tentang hal itu, Xiao Yan merasa seperti mendapat pencerahan. 'Bibit Teratai Api' dan 'Inti Api Teratai Hijau' muncul dari tempat yang sama. Sekarang, setelah ia menyerap energi 'Bibit Teratai Api', kemampuannya untuk mengendalikan api itu menjadi semakin sempurna     

Setelah berpikir, wajah Xiao Yan yang merengut berubah menjadi senang. Ia tidak menyangka, dengan menyerap energi 'Bibit Teratai Api' memiliki efek yang sangat tidak terduga. Peningkatan kemampuannya untuk mengendalikan api itu membuat Xiao Yan merasa jauh lebih senang dibandingkan saat ia berhasil sembuh. Lagipula, cepat atau lambat, luka – lukanya akan pasti sembuh, tetapi untuk meningkatkan kemampuannya, ia membutuhkan waktu yang jauh lebih lama, Dengan perbandingan itu, terlihat jelas mana yang lebih sulit untuk dilakukan.     

Xiao Yan menatap api hijau di tangannya dengan senang saat lidah – lidah api di tangannya itu bergerak-gerak. Kemudian, api itu terkumpul di atas kesepuluh jari Xiao Yan, dan membentuk duri – duri api. Karena seluruh kekuatan api itu terkumpul di duri – duri itu, kekuatan duri – duri api itu sangatlah besar.     

Xiao Yan menekuk jarinya sedikit. Seketika itu juga, duri – duri api itu ditembakkan dan di sekeliling duri-duri itu terbentuk lingkaran cahaya berwarna hijau. Ketika duri-duri itu akan menabrak dinding, Xiao Yan menekuk jarinya sekali lagi, duri-duri itu langsung memutar balik dan kembali kepada Xiao Yan dengan jalur yang sama saat mereka ditembakkan.     

Saat melihat duri – duri itu kembali, Xiao Yan tersenyum. Ia mengulurkan kesepuluh jarinya dan duri – duri itu kembali ke atas jari – jari Xiao Yan.     

Api hijau di tangannya mulai hilang dan Xiao Yan melihat tangannya yang tidak terluka sedikitpun. Ia menganggukan kepalanya dengan terkagum. Dahulu, ia sama sekali tidak mampu untuk mengendalikan api itu, apalagi sampai mampu untuk menembakkan dan menariknya kembali. Tetapi sekarang setelah ia menyerap energi 'Bibit Teratai Api,' kemampuannya untuk mengendalikan 'Api Surgawi' sudah berkembang sampai ia dapat benar – benar mengendalikan api tersebut, dimana hal itu sangat sulit untuk dilakukan.     

Setiap lidah api dari 'Inti Api Teratai Hijau' membutuhkan Dou Qi dalam jumlah besar untuk digerakkan dari 'Jiwa Penerimaan' di dalam vortex. Jika 'Api Surgawi' tidak kembali setelah ditembakkan, itu hanyalah sebuah pemborosan energi.     

Jika ia ingin menggunakannya dalam pertarungan, menghambur – hamburkan energi itu hanya akan membahayakan nyawanya. Jadi, kemampuannya untuk menarik kembali 'Api Surgawi' yang telah di tembakannya, membuat Xiao Yan sangat puas.     

Xiao Yan bermain dengan 'Inti Api Teratai Hijau' yang telah menjadi sangat penurut itu sekali lagi, sebelum mengembalikannya ke dalam tubuhnya. Ia menatap Kursi Teratai Hijau yang melayang di udara dan memasukkannya ke dalam cincin penyimpanannya.     

Setelah ia menyimpan kursi itu, Xiao Yan melemaskan pinggangnya. Tulangnya mengeluarkan bunyi dan ia bernafas dengan tenang. Ia mengepalkan tinjunya dan meninjukannya ke depan. Saat ia memukul, angin mengikuti arah pukulannya, membuatnya terlihat sangat kuat.     

Merasakan kekuatan besar di otot – ototnya, Xiao Yan tersenyum dan mengangguk. Walaupun ia menderita karena luka – lukanya yang parah, ia sekarang dapat meningkatkan kekuatannya melebihi kekuatannya yang sebelumnya. Ia tidak merasa rugi mendapatkan luka yang parah itu.     

Sambil berdiri, Xiao Yan menutup matanya dengan pelan. Ia melihat ke dalam tubuhnya dan memeriksanya. Setelah itu, ia membuka matanya, mengepalkan tinjunya, dan tertawa, "Setelah menyerap energi 'Bibit Teratai Api,' kurasa kekuatanku setara dengan Dou Shi bintang enam..."     

Xiao Yan tersenyum puas dan berjalan ke sisi ranjang. Ia menatap 'Python Penelan Surga' itu yang berada di atas selimut dan tertawa.     

Ular itu menatap Xiao Yan yang berjalan ke arahnya dan lalu mengalihkan pandangannya. Ular itu berbalik dan meletakkan tubuhnya di atas ranjang itu. Jelas saja, karena Xiao Yan memberinya energi, ular itu yang menjadi lebih pintar merasa marah.     

Melihat ular itu yang bersikap seperti anak kecil, Xiao Yan menggelengkan kepalanya. Ia mengulurkan tangannya dan mengusap tubuh ular itu. Saat ia melihatnya masih tidak bereaksi, ia hanya dapat tersenyum kecut dan mengeluarkan sebotol Sari Kecubung dari cincinnya. Setelah itu, ia membuka botol itu dan aroma sari itu mulai tercium.     

Seketika itu juga, 'Python Penelan Surga' yang lemas itu berdiri. Ular itu menoleh, menatap Xiao Yan dan kemudian tatapannya berpindah ke Sari Kecubung yang mengeluarkan asap berwarna ungu. Nafsu makan terpancar dari mata ular itu. Setelah ragu sejenak, ular itu tidak dapat menahan diri. Ia menggerak – gerakkan ekornya dan menggeliat di depan Xiao Yan. Ia menjulurkan lidahnya dan mendesis.     

Xiao Yan menurunkan botol itu sambil tersenyum. Ular itu menggoyang – goyangkan ekornya dan tiba – tiba berpindah tempat ke depan botol itu. Ia mengulurkan kepalanya dan menjulurkan lidahnya yang bercabang ke dalam botol, meminum sari itu dengan rakus.     

Karena Xiao Yan tidak ingin ular itu terus marah kepadanya, Xiao Yan membiarkan ular itu minum sesuka hatinya. Ia hanya melihat Sari Kecubung yang terus berkurang di botol itu dengan perasaan tidak rela.     

Setelah ular itu meminum sepersepuluh dari Sari Kecubung itu, ular itu berhenti. Ia terlihat agak pusing saat ia mengeluarkan kepalanya dari botol itu. Mata ungunya menunjukkan bahwa ia sedikit mabuk.     

Melihat ular yang mabuk itu menggeleng – gelengkan kepalanya, Xiao Yan tertawa dan ikut menggeleng. Ia menyimpan Sari Kecubung itu dan kemudian mengusap tubuh ular itu yang menjadi agak hangat. Ia bicara dengan pelan, "Teman kecil, apakah kau sudah puas?"     

Setelah meminum Sari Kecubung, ular itu tidak mengacuhkan Xiao Yan lagi. Ia menggeleng – gelengkan kepalanya dan mata ungunya bersinar. Sambil membuka mulutnya, sebuah lidah api berwarna ungu terlempar dari dalam mulutnya. Sesaat kemudian, api itu membakar kayu penyangga atap ruangan itu dan langung menghanguskannya.     

Xiao Yan mendongak dan menatap kayu penyangga yang mengeluarkan suara retakan. Sesaat kemudian, ia menatap ular itu yang masih mengeluarkan lidah – lidah api kecil dari mulutnya seperti sedang cegukan. Xiao Yan tidak tahu apakah ia harus senang atau sedih dan hanya bisa menggeleng. Apakah ular ini berpikir jika Sari Kecubung dapat diminum sesuka hatinya? Kekuatan api ungu itu memiliki kekuatan penghancur yang dapat membuat orang bergidik. Api itu bahkan membuat Yun Zhi ketakutan.     

Melihat 'Python Penelan Surga' yang terus mengeluarkan lidah api berwarna ungu, Xiao Yan menghela nafas. Ia baru saja akan berdiri untuk merapikan kamar itu saat ia terhenti. Ia menatap api ungu itu, dan sebuah pikiran terlintas di benaknya.     

Xiao Yan mengusap dagunya dan bergumam, "Jika aku dapat menggabungkan Api Ungu dari Sari Kecubung itu dengan 'Api Teratai Hijau,' kekuatan 'Api Teratai Buddha Marah' mungkin tidak akan sekuat aslinya, tetapi juga tidak lemah. Terlebih lagi, dengan kemampuanku yang sekarang, sepertinya aku dapat mengendalikannya."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.