Perjuangan Menembus Surga

Ratu Medusa Muncul Kembali?



Ratu Medusa Muncul Kembali?

0Di ruangan yang luas itu, Xiao Yan yang duduk bersila di atas ranjang perlahan membuka matanya. Ia mengepalkan tinjunya dan berkata dengan pelan, "Sudah saatnya untuk melakukan langkah terakhir."     

Xiao Yan mengusap cincin hitam di jarinya. Setelah itu, ia mengangkat 'Python Penelan Surga' itu dengan kedua tangannya dari pahanya, dan memindahkannya ke atas ranjang. Ia memegang kepala kecil ular itu dan berkata, "Teman kecil, tunggulah disini dengan tenang dan jangan nakal. Jika memungkinkan, kau bisa membantu untuk menjagaku. Jangan biarkan seseorang menggangguku, kau mengerti?"     

Setelah melewati perubahan pertamanya, python itu bertambah cerdas. Jadi, ia mengerti beberapa kata dari Xiao Yan. Ular itu dengan cepat mengedipkan kedua matanya yang berwarna ungu dan mengangguk beberapa kali. Ia menjulurkan lidahnya yang bercabang sambil mendesis.     

Xiao Yan tersenyum dan mengusap tubuh ular itu yang terasa dingin. Ia kemudian menggerakkan tangannya dan Kursi Teratai perlahan muncul dari dalam cincin penyimpanannya. Teratai itu muncul dan melayang di udara, memancarkan sinar berwarna hijau.     

Xiao Yan berdiri dan melompat ke atas teratai itu. Ia duduk bersila, menarik nafas dalam – dalam, dan sekali lagi mengingat segala informasi yang diberikan oleh Yao Lao. Ia mengetuk – ngetuk cincinnya yang terselimuti cahaya hijau di tangannya. Benda yang bersinar itu adalah sebuah 'Bibit Teratai Api kecil.     

Melihat 'Bibit Teratai Api di tangannya, Xiao Yan berbisik dengan nada ragu. "Aku ingin tahu, apakah 'Bibit Teratai Api' yang disebut – sebut sebagai 'Jiwa Api Sempurna' ini se-ajaib perkataan Guru?" Ia ingat benar Yao Lao menganggap bibit teratai itu sebagai benda yang ajaib.     

'Bibit Teratai Api' ini adalah benda unik yang sangat langka, yang ditemukan oleh Xiao Yan saat mencari 'Inti Api Teratai Hijau'. Sungguh tidak terduga bahwa rencana pemulihan yang dibuat oleh Yao Lao akan memerlukan benda ini.     

Xiao Yan mengapit bibit lotus yang halus itu di antara dua jarinya. Sangat sulit bagi Xiao Yan untuk dapat membayangkan bahwa benda benda kecil yang tidak menarik perhatian itu membutuhkan waktu seratus tahun untuk terbentuk. Energi macam apa yang disimpan oleh bibit itu?     

Xiao Yan hanya bisa menggeleng karena kagum. Kemudian, ia membentuk segel dengan tangannya, menutup matanya, dan perlahan masuk ke mode latihan. Ia mulai melihat ke dalam tubuhnya.     

Sesaat setelah memasuki mode latihan, Xiao Yan menjentikkan jarinya. 'Biji Teratai Api' di ujung jarinya terlempar tepat masuk ke dalam mulutnya yang terbuka lebar.     

Saat 'Bibit Teratai Api' itu masuk ke dalam tubunya, wajah Xiao Yan yang putih tiba – tiba berubah menjadi merah seperti gunung berapi. Di atas kepalanya, kabut berwarna putih mulai muncul dan melingkar ke atas, membuat penampilannya terlihat menakutkan.     

Saat itu, Xiao Yan tidak memiliki waktu untuk memeriksa penampilannya. Saat 'Bibit Teratai Api' itu masuk ke dalam mulutnya, bibit itu langsung berubah menjadi energi panas. Setelahnya, bibit itu meluncur ke dalam tenggorokannya dan turun menuju perutnya dengan cepat.     

Energi panas yang dihasilkan oleh 'Biji Teratai Api' itu mulai bergerak melewati jalur – jalur Qi Xiao Yan. Seketika itu juga, jalur – jalur Qi-nya yang telah ia pulihkan selama lebih dari sebulan mengkerut seperti ular yang terinjak. Sebuah rasa sakit yang sangat tajam membuat Xiao Yan menggigil dan menggertakkan giginya.     

Xiao Yan tetap tidak membuka mulutnya dan tubuhnya yang sedang duduk gemetar beberapa kali. Semua pori – pori di tubuhnya ikut mengecil akibat rasa sakit yang luar biasa itu.     

Saat Xiao Yan menggertakkan giginya, rasa sakit yang tajam di jalur – jalur Qi-nya itu bertahan selama beberapa saat sebelum perlahan menghilang.     

Saat itu, Xiao Yan yang dahinya dibanjiri oleh keringat dingin, akhirnya dapat menghela nafas lega. Ia terus mencoba untuk menenangkan pikirannya sambil terus melihat kondisi tubuhnya.     

Energi panas yang dihasilkan oleh biji teratai itu benar – benar sangat menyakitkan. Kemanapun energi panas itu bergerak, lapisan pelindung jalur – jalur Qi yang dilewatinya terlihat terbakar terkena suhunya yang sangat panas. Lapisan pelindung di jalur – jalur Qi Xiao Yan itu adalah hasil dari kerja keras Xiao Yan menyerap lebih dari seratus cairan obat dalam waktu setengah bulan.     

Lapisan itu terbakar, tetapi khasiat dari 'Biji Teratai Api' itu akhirnya membuat rasa sakit yang tadinya terlihat di wajah Xiao Yan menghilang.     

Saat energi panas itu lewat, ia meneteskan cairan berwarna hijau yang berukuran lebih kecil dari ibu jari. Cairan itu melekat ke lapisan – lapisan jalur Qi, dan bergerak seolah – olah cairan itu hidup. Setelah itu, tetesan – tetesan cairan itu mulai meleleh ke dalam lapisan jalur – jalur Qi itu dengan sangat cepat. Lalu, lapisan itu yang berwarna merah karena terbakar itu tiba – tiba terselimuti oleh lapisan cairan berwarna hijau. Cairan itu mengeras dan menjadi selaput yang melindungi jalur – jalur Qi itu.     

Selaput itu melapisi dinding jalur – jalur Qi Xiao Yan dengan kokoh. Ketahanannya berkali – kali lipat lebih kuat daripada lapisan sebelumnya.     

Setelah selaput hijau itu terbentuk, rasa sakit yang tajam di jalur – jalur Qi Xiao Yan menghilang. Jelas, setelah diperkuat oleh 'Bibit Teratai Hijau,' kekuatan jalur – jalur Qi Xiao Yan menjadi jauh lebih kuat dibandingkan saat sebelum ia terluka!     

Setelah melapisi bagian – bagian penting dari jalur – jalur Qi Xiao Yan dengan selaput hijau, energi panas yang dihasilkan oleh bibit itu itu juga mulai berkurang. Sepertinya, cairan hijau itu adalah sari dari 'Bibit Teratai Api' itu.     

Saat bibit itu telah melapisi seluruh jalur Qi Xiao Yan, bibit itu bergerak tidak terkendali seperti banteng liar yang matanya ditutup. Walaupun Xiao Yan berusaha menggerakkannya, tapi usahanya tidak berhasil karena energi bibit itu terlalu besar, dan sangat sulit baginya untuk dapat mengendalikannya.     

Energi panas terus berjalan di jalur – jalur Qi Xiao Yan. Saat gerakan energi itu semakin cepat, energi itu mengeluarkan gas berwarna hijau. Gas itu dapat menembus selaput itu dan masuk ke dalam jalur – jalur Qi terlemah di dalamnya. Setelahnya, gas itu mulai memperbaiki jalur – jalur Qi itu dari kerusakannya.     

Saat gas itu menjadi semakin tebal, sebagian dari gas itu bahkan menembus keluar dari tubuh Xiao Yan dan melayang tanpa arah.     

Tubuh Xiao Yan bergetar dan menyerap gas yang keluar itu. Gas yang keluar itu adalah obat yang sangat hebat. Luka – luka di tubuh Xiao Yan sembuh, otot – ototnya, sel – selnya, tulang – tulangnya, dan yang lainnya... semua bagian tubuh Xiao Yan yang terluka menjadi sembuh seperti semula.     

Saat itu, tubuh Xiao Yan terlihat seolah – olah sangat rakus, memakan gas berwarna hijau itu yang terus menerus keluar dari tubuhnya.     

Xiao Yan dapat melihat dengan jelas bahwa tubuhnya pulih dengan sangat cepat. Jika melihat kecepatan pemulihannya, ia akan kembali ke puncak kekuatannya dalam waktu yang singkat.     

Di dalam jalur – jalur Qi, energi panas itu berputar – putar di tubuh Xiao Yan, dan ia terus berusaha untuk mengendalikannya. Setelah lebih dari seratus kali mencoba, akhirnya ia berhasil mengarahkan energi itu ke jalur 'Mantra Api.'     

Energi itu berputar – putar di jalur Metode Qi 'Mantra Api' dan mengeluarkan gas berwarna hijau. Sebagian dari gas hijau itu masuk ke dalam sebuah vortex.     

Energi itu terus berputar di jalur Metode Qi Xiao Yan. Setelah energi itu berputar – putar selama beberapa waktu, cairan hijau di dalam vortex itu mulai terkumpul lagi dan kemudian cairan itu mulai menetes ke dalam vortex. Dalam sekejap mata, vortex yang kosong itu menjadi penuh lagi.     

Latihan itu tidak memerlukan bahan apapun dan tidak dibatasi oleh waktu. Saat Xiao Yan melihat ke dalam tubuhnya, ia tidak tahu berapa lama waktu telah berjalan di dunia luar. Ia hanya tahu bahwa tubuhnya yang terluka parah telah pulih berkat 'Bibit Teratai api' itu.     

Walaupun proses pemulihannya telah selesai, Xiao Yan terkejut saat merasakan energi panas itu mengalir di jalur Qi nya.     

Bibit itu telah mengeluarkan begitu banyak energi, tetapi banyaknya energi yang masih tersisa di dalam bibit itu membuat Xiao Yan terkejut. Menurut perkiraannya, untuk memperbaiki tubuhnya yang rusak itu, bibit itu hanya menggunakan sepertiga dari seluruh energinya. Sungguh luar biasa.     

Di dalam jalur – jalur Qi nya, energi yang seolah – olah tidak bisa habis itu terus – menerus melepaskan gas berwarna hijau dan juga terus diserap oleh tubuh Xiao Yan.     

Walaupun tubuh Xiao Yan telah sembuh, otot, tulang, dan sel – sel Xiao Yan tetap tidak berhenti menyerap gas itu. Jelas, tubuhnya ingin menyerap seluruh gas itu sebelum mereka berhenti.     

Xiao Yan tidak tahu harus senang atau sedih saat ia merasakan tubuhnya semakin dipenuhi oleh energi. Ia hanya dapat menghela nafas dan bersyukur karenanya. Jika ia tidak terluka dengan sangat parah, dengan kondisi Xiao Yan, tidak mungkin ia dapat mengembalikan kekuatannya dengan cepat tanpa bantuan dari bibit itu. Lukanya yang sangat parah membuat ia dapat meningkatkan kekuatannya lagi melewati puncak kekuatannya yang sebelumnya.     

Vortex di tubuhnya juga terus dipenuhi dengan cairan energi. Energi murni yang dihasilkan oleh bibit itu juga tidak mempunyai efek samping baginya.     

Bagaimanapun juga, tubuh Xiao Yan juga memiliki batas. Xiao Yan mulai panik saat tubuhnya tidak berhenti menyerap gas itu. Vortexnya juga mulai menyebabkan ia merasa kesakitan saat vortexnya tidak mengubah gas itu menjadi cairan energi lagi. Jelas tubuhnya telah mencapai batasnya.     

Walaupun tubuh Xiao Yan sudah tidak mampu menyerap energi lagi, bibit itu tetap mengeluarkan energi tanpa mepedulikan tubuh Xiao Yan yang tidak mampu menahannya lagi.     

Saat ia merasakan perubahan di dalam tubuhnya, Xiao Yan menjadi panik. Ia ingin menghentikan energi itu dengan paksa, tetapi tidak berhasil.     

Xiao Yan semakin panik. Ia menggertakkan giginya dan mencoba menahan energi itu. Ia tidak mendapat arahan dari Yao Lao untuk mengendalikan bibit itu. Jadi, ia sadar bahwa ia tidak boleh panik atau ia akan membahayakan dirinya sendiri.     

Xiao Yan membuka matanya dan menutup kedua telapak tangannya. Sesaat kemudian, ia bertepuk tangan dan berkata, "Karena aku tidak dapat menyerapnya lagi, aku harus mengeluarkan sisa – sisa energi itu."     

"Mengeluarkannya? Kepada siapa aku harus menyalurkannya? Tidak semua orang dapat menahan energi ini." Xiao Yan menatap ke seluruh ruangan dengan panik. Seketika itu, pandangannya terhenti di 'Python Penelan Surga' di atas ranjang yang menatapnya.     

"Teman kecil, kau yang akan menerimanya..."     

Melihat ular itu, Xiao Yan menjadi lega. Dengan kekuatannya, ular itu pasti dapat menyerap sisa – sisa energi itu.     

Setelah berpikir, Xiao Yan melompat turun dari Kursi Teratainya. Setelahnya, ia segera berjalan menuju ranjangnya dan mengambil ular yang terkejut itu. Setelah itu, ia menggunakan seluruh kekuatan pikirannya untuk mengarahkan energi 'Biji Teratai Api' itu ke jalur – jalur Qi di tangannya.     

Setelah energi itu terkumpul di tangannya, tangan Xiao Yan memancarkan sinar hijau. Ia menaikkan jari tengahnya dan energi hijau tipe api itu membuat jari tengahnya terlihat seperti giok.     

Saat diambil secara tiba – tiba, ular itu terkejut. Saat ia melihat energi di jari Xiao Yan yang sangat besar dan mengerikan, ia menggeliat karena merasa takut berada sedekat itu dengan energi yang sangat mengerikan itu.     

"Menurutlah, jangan melawan. Aku tidak akan menyakitimu." Xiao Yan tersenyum kepada ular itu. Ia kemudian membuka mulut ular itu dan memasukkan jarinya ke dalam mulut ular itu.     

Saat Xiao Yan memasukkan jarinya ke dalam mulut ular itu, ular itu berhenti melawan. Sebuah cahaya terpancar dari dalam tubuh ular itu. Setelahnya, Xiao Yan yang terkejut mengerutkan alisnya.     

Cahaya itu bersinar terang dan lalu menghilang. Tetapi saat cahaya itu bersinar terang, ekspresi Xiao Yan berubah. Hal itu karena ia merasakan tubuh ular itu yang ada di tangannya tiba – tiba membesar dan sisiknya menjadi lebih halus.     

Tangan kanannya yang awalnya seperti tidak memegang apa – apa, kini dapat merasakan sebuah benda halus yang fleksibel.     

Setelah ia menyentuh benda halus yang terasa seperti tubuh seorang wanita, Xiao Yan teringat akan suatu hal. Tiba – tiba, ia menjadi cemas. Otot – otot lehernya menjadi kaku saat ia menunduk. Ia melihat sepasang mata indah yang penuh amarah sedang menatapnya.     

Melihat wajah yang sangat cantik itu, seluruh bulu di tubuh Xiao Yan berdiri seolah – olah ia tersambar petir. Ia menelan ludah dan berkata dengan suara serak, "Ratu... Ratu Medusa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.