Perjuangan Menembus Surga

Perbuatan Kejam



Perbuatan Kejam

0Di dalam aula yang sunyi itu, semua orang menatap Mo Cheng yang lehernya dengan mudah dicekik oleh orang berjubah hitam itu. Semua orang tanpa sadar menelan ludah mereka saat itu. Hanya sepuluh menit yang lalu, Mo Cheng menceritakan rencana besarnya untuk menguasai wilayah timur laut Kerajaan Jia Ma. Tetapi sekarang, nyawanya berada di tangan orang lain. Perubahan yang terjadi secepat kilat itu membuat orang – orang tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.     

Tetapi, tidak penting mereka percaya atau tidak, semua orang dapat melihat kenyataannya dengan mata mereka sendiri. Penjagal Mo, pemimpin klan Mo yang namanya dikenal di seluruh penjuru wilayah timur laut kerajaan, sekarang hanyalah sebuah mainan di tangan orang lain.     

Mendengar kata – kata pria berjubah hitam itu, semua orang merasakan perasaan senang yang tidak dapat dijelaskan. Bagaimanapun, jika klan Mo kehilangan Mo Cheng yang adalah tulang punggung utama klan Mo, klan - klan kecil dapat mengambil kesempatan untuk melepaskan diri dari genggaman klan Mo. Walaupun klan Mo punya banyak sekutu di antara para tamu, tidak ada seorangpun yang membantu Mo Cheng.     

"Tuan, ampunilah dia!" Saat pria berbaju hitam itu akan menghajar kepala Mo Cheng sampai mati, sebuah teriakan terdengar di aula itu.     

Mendengar teriakan itu, semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah suara itu. Mereka melihat Ge Ye yang telah berdiri. Tiba – tiba ekspresi mereka berubah.     

Menjadi pusat perhatian, sebuah senyum kecut muncul di wajah tua Ge Ye. Sejujurnya, setelah melihat nasib Mo Cheng, ia tidak ingin berbuat apa – apa. Tetapi, bagaimanapun juga, Sekte Misty Cloud masih melindungi klan Mo dan semua orang tahu akan hal ini. Jika pria misterius berjubah hitam itu hanya ingin memberi Mo Cheng pelajaran, ia tidak akan menghentikannya. Tetapi melihat situasi itu, pria berjubah hitam itu jelas – jelas akan membunuh Mo Cheng. Setelah mengatakan hal itu, Ge Ye tidak bisa hanya duduk kembali. Lagipula, jika ia membiarkan Mo Cheng terbunuh di depannya, ia tidak akan dapat menghindari hukuman dari Sekte Misty Cloud.      

Teriakan Ge Ye membuat pria berjubah hitam itu menghentikan aksinya. Pria berjubah hitam itu menoleh dan menatap Ge Ye yang berada di atas panggung. Api putih meliuk – liuk di tangannya.     

Setelah menatap Ge Ye selama beberapa saat, pria berjubah hitam itu menoleh ke arah Mo Cheng lagi. Di balik jubah hitam itu, sepasang mata hitam menatap wajah pucat Mo Cheng dengan tajam, ia berkata, "Serahkan Qing Lin!"     

Bibir Mo Cheng gemetar saat ia berkata, "T…Tuan, aku tidak mengerti apa yang kau maksud." Wajahnya terasa sakit seperti ditusuk oleh tatapan sedingin es itu.     

Di balik jubah hitam itu, sosok manusia itu menghela nafas dan menggeleng. Tangannya yang diselimuti api putih terangkat. Setelah itu ia mengangkat tangannya dan memotong lengan kanan Mo Cheng.     

Setelah telapak tangan pria berjubah hitam itu menembus ke bawah, sebuah tangan terjatuh di lantai!     

Telapak tangan orang berjubah hitam itu seperti pedang yang tajam. Tangan itu tidak kesulitan sama sekali memotong lengan Mo Cheng. Seketika itu juga, tangan yang terlepas itu jatuh dari bahu Mo Cheng ke karpet merah di lantai.     

Tidak ada darah yang keluar dari tangan yang terpotong itu. Hanya ada bekas hangus berwarna hitam. Jelas bahwa ketika telapak tangan pria berjubah hitam itu memotong lengan itu, api yang sangat panas itu langsung menghanguskan pembuluh – pembuluh darah di tangannya.     

Rasa sakit yang tiba – tiba akibat kehilangan tangannya itu membuat wajah Mo Cheng berubah menjadi marah dan menakutkan. Sensasi rasa sakit yang tajam yang tidak dapat disembunyikan itu keluar melalui mulutnya dalam teriakannya, membuat semua orang di aula itu merasa ngeri.     

"Sungguh kejam!" Semua orang menatap tangan yang terlepas dari tubuhnya itu. Mereka menelan ludah dan wajah mereka menjadi pucat. Hanya dalam sekejap mata, orang kuat bernama Mo Cheng yang terkenal di seluruh penjuru wilayah timur Kerajaan Jia Ma menjadi orang cacat. Peristiwa seperti inilah yang membuat orang – orang merasa seperti bermimpi.     

Mo Cheng memegangi bagian dimana tangannya terpotong, tubuh Mo Cheng menggigil. Amarah yang besar terlihat melintas di mata Mo Cheng saat ia berteriak, "Klan Mo, bunuh orang ini!"     

Mendengar teriakan Mo Cheng, para anggota klan Mo yang berada di sana bertukar pandang. Mereka ketakutan, tetapi karena itu sebuah perintah dari pemimpin mereka, mereka hanya dapat menggertakkan gigi mereka dan menyerang pria berjubah hitam itu dengan wajah ganas.     

Pria berjubah hitam itu tidak memperdulikan para anggota klan Mo yang menyerangnya. Ia hanya menatap Mo Cheng tanpa ekspresi. Para anggota klan Mo itu maju menyerang pria berjubah hitam itu dari jarak lima meter. Tetapi saat mereka melangkahkan kaki mereka, sekali lagi, api berwarna putih muncul dari bawah kaki mereka dan menyelimuti tubuh mereka, mengubah mereka menjadi patung es yang berkilau.     

Kurang dari satu menit, di dalam aula itu bertambah sepuluh patung es yang muncul tiba – tiba. Seketika itu juga, ruangan itu menjadi sunyi senyap. Rasa takut memenuhi ruangan itu, membuat semua orang bahkan takut untuk bernafas.     

Melihat belasan anggota klan Mo berubah menjadi patung es dalam sekejap mata, Nalan Yanran dan Ge Ye yang ada di panggung menghela nafas. Jurus aneh dan kekejaman pria berjubah hitam itu membuat mereka terkejut.     

Setelah serangan itu berakhir dengan terbentuknya belasan patung es baru, semua anggota klan Mo mundur. Walaupun Mo Cheng berteriak terus menerus, mereka ketakutan hingga tidak berani menyerang Xiao Yan lagi.     

Pria berbaju hitam itu bertanya kepada Mo Cheng tanpa memperdulikan teriakannya, "Kau mau menyerahkannya atau tidak?" Suara pria itu adalah suara pria muda yang lembut. Sikapnya tidak peduli, seolah – olah kekejaman itu bukan ia yang melakukannya.     

Mo Cheng terengah – engah. Ia menatap pria berjubah hitam itu dengan penuh kebencian dan bertanya dengan suara serak, "Siapakah kau ini sebenarnya?"     

"Kau telah menghabiskan kesabaranku!" Sikap Mo Cheng yang terus melawan tidak berpengaruh apa – apa terhadap pria berjubah hitam itu. Suara orang itu terdengar dingin dan tidak sabar.     

Ia mengangkat tangannya, membentuk pedang dari telapak tangannya. Telapak tangannya bergetar dan api putih kembali menyala di tangannya.     

Saat melihat tangan yang terangkat itu, wajah Mo Cheng berubah menjadi penuh dengan ketakutan. Sesaat kemudian ia berkata, "Jika kau membunuhku, gadis kecil itu akan langsung mati bersamaku!"     

Mendengar teriakan Mo Cheng, pria berjubah hitam itu merasa lega dan bergumam dalam hati, "Qing Lin ternyata masih hidup!"     

Pria berjubah hitam itu menoleh dan berkata kepada sekelompok anggota klan Mo, "Seseorang dari klan Mo dapat mewakili klan ini. Serahkan gadis kecil yang telah kau tangkap itu atau aku akan membinasakan klan Mo!"     

Walaupun pria berjubah hitam itu berbicara dengan tenang, para anggota klan Mo yang telah menyaksikan kekejamannya tidak berani menguji kebenaran kata – katanya. Seketika itu juga, seorang anggota klan Mo keluar dari aula itu.     

"Usahamu sia – sia, tidak ada anggota klan Mo yang berani tidak menuruti perintahku!" Mo Cheng terengah – engah. Ia menggerakkan lehernya, ingin melepaskan diri dari tangan yang mencekiknya. Tetapi usahanya tidak membuahkan hasil sedikitpun.     

"Bicara lagi, dan aku akan menghanguskan lidahmu." Sebuah tangan panjang bergerak di depan mata Mo Cheng. Cahaya api putih yang menyelimutinya terpantul di mata Mo Cheng, membuatnya diam seketika tanpa berkata sepatah katapun.     

Tidak lama setelah anggota klan Mo tadi keluar, sekelompok besar orang dengan wajah tegang memasuki aula itu. Saat mereka melihat Mo Cheng yang sekarat, mereka terkejut. Tidak ada di antara mereka yang mengira bahwa ketua mereka yang selalu terlihat kuat, akan bernasib seperti ini.     

Seorang pria paruh baya mengenakan pakaian yang mewah maju dua langkah dan berkata dengan sopan, "Tuan, saya adalah salah satu pemimpin klan Mo, Mo Lan. Bolehkah saya mengetahui mengapa ketua kami telah membuat anda marah?"     

"Dalam sepuluh menit, aku ingin melihat gadis kecil bernama Qing Lin yang telah kalian tangkap. Jika tidak, akan kubinasakan klan Mo." Dari dalam jubah hitam itu, suara dingin yang menakutkan itu membuat semua orang ketakutan.     

Pria berjubah hitam itu berdiri dengan tegak. Karena kekuatan energinya, retakan - retakan muncul di kakinya.     

"Dou Huang!" Melihat retakan yang terbentuk, Nalan Yanran dan Ge Ye yang telah beberapa kali melihat kekuatan seperti itu berteriak. Ekspresi mereka berubah dengan cepat.     

Suara kedua orang itu terdengar seperti guntur yang menyambar kepala semua orang di ruangan itu. Saat itu, bahkan, wajah Mo Cheng yang kejam berubah menjadi terkejut. Ia tidak menyangka bahwa pria misterius berjubah hitam ini adalah seorang Dou Huang!     

Sudut bibir pemimpin klan Mo yang bernama Mo Lan itu bergerak beberapa kali saat ia melihat kekuatan itu. Ia gemetar dan wajahnya pucat. "Gadis kecil? Apakah maksudnya adalah gadis kecil yang dibawa oleh ketua? Ya Tuhan, siapa orang yang dibuat marah oleh pak tua ini? Ia membuat seorang Dou Huang datang ke sini."     

"Tuan, tolong tunggu sebentar. Saya akan menyerahkan orang itu." Di bawah tekanan kekuatan seorang Dou Huang, Mo Lin langsung bertindak. Ia benar – benar mengerti bahwa ia dan anggota klannya tidak dalam posisi untuk bernegosiasi. Karena itu, ia langsung menyetujui permintaan orang itu.     

Mo Cheng mengangkat kepalanya dan berteriak, "Mo Lan, jangan pergi! Siapa yang menyuruhmu untuk melepaskan dia?"     

Dihentikan oleh Mo Cheng, Mo Lan mengerutkan alisnya dan berkata dengan marah, "Ketua, mengapa kau rela membahayakan klan Mo untuk seorang gadis kecil?" Dari sikapnya, terlihat bahwa ia tidak tahu tentang 'Mata Bunga Ular Giok Hijau Berkepala Tiga' milik Qing Lin.     

"Kau tahu apa, gadis kecil itu pasti…" Wajah Mo Cheng menjadi ganas. Tetapi, sebelum kalimatnya selesai, pria berjubah hitam itu tiba - tiba berbalik. Pria itu menendang perut Mo Cheng dengan kekuatan yang mengerikan. Seketika itu juga, Mo Cheng berhenti berbicara. Tangan kirinya memegangi perutnya dan ia memuntahkan darah. Lutut Mo Cheng terseret di lantai saat terdorong ke belakang dengan posisi berlutut. Dorongan itu baru berhenti saat ia menabrak sebuah tiang.     

Pria berjubah hitam itu sudah kehabisan kesabarannya terhadap Mo Cheng yang ribut itu. Setelah menendangnya dengan kejam, kaki pria berjubah hitam itu menapak ke tanah. Ia sekali lagi berubah menjadi bayangan yang melesat ke arah Mo Cheng. Api putih terbentuk di tinjunya. Jelas, ia ingin menghabisi Mo Cheng kali ini.     

Merasakan rasa haus darah pria berjubah hitam itu, ekspresi Ge Ye berubah dan ia berteriak, "Tuan, atas nama Sekte Misty Cloud, tolong biarkan Mo Cheng hidup!"     

Pria berjubah hitam itu tidak mendengar teriakan Ge Ye.     

Melihat pria berjubah hitam itu tidak berhenti, wajah tua Ge Ye menjadi kuatir. Setelah berpikir sesaat, ia menggertakkan giginya. Tubuhnya melesat menuju pria berjubah hitam itu.     

"Pergilah!"     

Melihat Ge Ye yang melesat ke arahnya, ia berteriak kepada Ge Ye. Tubuh pria berjubah hitam itu tiba – tiba berputar di udara. Setelah itu, ia kembali berubah menjadi bayangan hitam saat ia melesat melewati Ge Ye.     

Saat mereka memasuki jarak serangan satu sama lain, tiba - tiba telapak tangan pria berbaju hitam itu menghantam dada Ge Ye. Seketika itu juga, wajah Ge Ye menjadi pucat. Tubuhnya terpental ke belakang seperti layang – layang putih yang talinya terputus.     

Sesaat sebelumnya, saat mereka memasuki jarak serangan satu sama lain, angin membuat penutup kepala pria berjubah hitam itu terangkat sedikit. Separuh dari wajahnya yang tampan terlihat oleh Ge Ye. Ia terkejut, dan seketika itu juga, tubuh Ge Ye menjadi kaku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.