Perjuangan Menembus Surga

Perubahan di Kota Gurun Batu



Perubahan di Kota Gurun Batu

0Hai Bo Dong tidak ingin melanjutkan kehidupannya sebagai pemilik toko peta di Kota Gurun. Karena itu, ia pergi mengikuti Xiao Yan dan meninggalkan kota itu keesokan harinya, setelah mereka selesai berdiskusi.     

Hai Bo Dong tidak membawa satu barang pun dari toko kecilnya. Menurutnya, suatu hari akan ada masanya, saat ia lelah akan masalah – masalah yang dialaminya, ia akan kembali ke tokonya untuk menjalani sisa hidupnya dengan tenang.     

Sambil berdiri di atas sebuah bukit pasir yang tinggi, Hai Bo Dong melihat sekilas untuk terakhir kalinya, kota besar yang menghubungkan ujung padang pasir dengan ujung tanah dataran. Ia menghela nafas, wajahnya muram. Setelah hidup menyendiri selama berpuluh – puluh tahun, perasaan cinta pada kota itu tumbuh di hatinya, mengalahkan sifatnya yang acuh tak acuh.     

Hai Bo Dong berbalik dengan pelan dan menatap anak muda di sisinya. Ia bertanya, "Kemana kita akan pergi?"      

"Pertama, aku ingin mengunjungi Kota Gurun Batu. Kedua kakakku ada di sana." Xiao Yan memalingkan pandangannya ke arah barat laut. Di situlah Kota Gurun Batu berada. Ia tersenyum dan berkata, "Sebelumnya, aku pergi dengan tergesa – gesa dan tidak menyelesaikan beberapa urusan dengan baik. Sekarang aku punya waktu kosong selama dua bulan. Aku ingin menyelesaikan urusan – urusan ku dengan benar. Bagaimana dengan mu?"     

Hai Bo Dong berpikir sejenak sebelum ia tersenyum dan berkata, "Terserah kau. Aku tidak punya tempat yang wajib ku kunjungi dalam waktu dekat ini, jadi aku akan berkeliling denganmu terlebih dahulu."     

Mendengar hal ini, Xiao Yan tertawa kecil dan mengangguk, "Hehe, itu bagus." Ia tidak akan menolak ditemani oleh seorang pejuang tingkat Dou Huang.     

"Ayo kita berangkat. Dengan kecepatan kita, menurutku kita akan dapat sampai ke Kota Gurun Batu dalam waktu sehari." Hai Bo Dong tersenyum saat kabut tipis yang dingin terpancar dari tubuhnya. Akhirnya, kabut itu tergumpal menjadi sepasang sayap kristal es.     

"Baik." Xiao Yan menganggukkan kepalanya. Punggungnya bergetar dan sayap awan ungu yang tertempel di punggungnya seperti gumpalan tato hitam, perlahan – lahan membesar dan terbuka. Sesaat kemudian, gumpalan itu berubah menjadi sepasang sayap yang sedikit lebih besar dari sayap es milik Hai Bo Dong.     

Dengan tatapan yang aneh, Hai Bo Dong memandang sayap – sayap ungu Xiao Yan. Walaupun Hai Bo Dong sudah pernah melihatnya sebelumnya, ia masih tidak bisa menahan kekagumannya dan memuji, "Jurus Terbang Dou, ini adalah sesuatu yang bahkan hanya kudengar dan belum pernah kulihat. Kau sangat beruntung untuk memilikinya."     

"He he, kecepatan sayap ini masih kalah jika dibandingkan sayap es anda, pak tua. Mengapa kau harus iri?" Xiao Yan tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia menepuk Pedang 'Penguasa Xuan Berat' yang berada di punggungnya dan tiba - tiba mengepakkan kedua sayapnya. Tubuhnya terangkat ke udara.     

"Ayo kita berangkat. Sudah saatnya kita pergi!" Teriak Xiao Yan sambil mengepakkan kedua sayapnya dengan cepat. Dibantu dorongan sayapnya, kedua kakinya menapak di udara. Tubuhnya berubah menjadi cahaya dan ia melesat menuju kaki langit.     

Melihat Xiao yan terbang di hadapannya, Hai Bo Dong tersenyum. Ia juga mengepakkan sayap Dou Qinya dan terbang dengan cepat mengejar Xiao Yan.     

Kecepatan terbang Xiao Yan dan Hai Bo Dong sama sekali tidak dapat disaingi oleh kecepatan berjalan atau menunggang kuda. Dulu, saat masih berlatih, Xiao Yan butuh hampir sepuluh hari untuk perjalanan itu. Sekarang, dengan keduanya terbang dengan cepat dan tanpa berhenti, mereka hanya membutuhkan satu hari untuk sampai di tujuan mereka.     

Saat matahari mulai terbenam, bagian kota yang lebih kecil dari Kota Gurun itu mulai terlihat.     

Saat melihat kota Lumpur Kuning yang berdiri di tengah badai pasir dari kejauhan, Xiao Yan menghela nafas lega. Ia memberikan tanda kepada Hai Bo Dong di belakangnya dan mereka langsung menambah kecepatan.     

Sepasang cahaya yang melintas di langit terlihat seperti dua meteor yang terbang menuju langit di atas Kota Gurun Batu.     

Di atas sebuah Gedung tinggi di Kota Gurun Batu, dua sosok manusia muncul dengan tiba – tiba. Mereka memandangi kota yang aroma gurun pasirnya begitu kuat.     

Sambil berdiri di atas sebuah tembok bendungan, Xiao Yan menepuk debu kuning di bajunya. Meskipun perjalanan yang ditempuhnya dipenuhi debu, kebahagiaan tetap terpancar dari wajahnya. Setelah menempuh perjalanan tanpa istirahat, Xiao Yan akhirnya dapat merasakan manfaat dari Metode Qi yang baru. Jika ini adalah masa lalu, ia tidak hanya harus berhenti untuk beristirahat beberapa kali dalam perjalanannya dari Kota Gurun ke Kota Gurun Batu, ia juga harus meminum 'Pil Pemulih Energi' untuk dapat sampai ke Kota Gurun Batu.     

Bagaimanapun, sekarang dengan 'Mantra Api'nya yang baru, selain terengah – engah saat perjalanannya, Ia tidak merasakan masalah lain pada Dou Qi di dalam tubuhnya. Mendapatkan perkembangan ini, hati Xiao Yan menjadi sangat senang.     

"Metode Qi tingkat Xuan dan tingkat Huang adalah dua hal yang berada di tingkatan yang berbeda…" Xiao Yan menghela nafas dengan penuh emosional saat mengetahui perbedaan tingkatan kedua Metode Qi itu. Seketika itu juga, keinginan untuk memiliki Metode Qi tingkat tinggi muncul lagi di hatinya. Jika sebuah Metode Qi tingkat Xuan sudah terasa sangat kuat, bagaimana dengan tingkat Di? Tingkat Tian? Saat waktunya tiba, ia mungkin akan memiliki kemampuan untuk menghancurkan langit dan Bumi.     

"He he, ayo kita pergi, pak tua Hai." Setelah menghela nafas, Xiao Yan tersenyum kepada Hai Bo Dong di belakangnya. Sambil masih menggendong Pedang 'Penguasa Xuan Berat' di punggungnya, ia melompat dari gedung itu. Ia mempimpin Hai Bo Dong melewati beberapa jalan, sebelum mereka berjalan menuju sebuah sudut kota yang dimiliki oleh 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun.'     

Saat berjalan di gurun, Xiao Yan memandangi seluruh jalan yang seharusnya ramai dengan tentara bayaran. Ia mengerutkan alisnya. Tanpa alasan yang jelas, ia merasa bahwa jalan itu sekarang semakin terlantar…     

Jumlah tentara bayaran yang berada di sana turun dengan drastis. Kebanyakan tentara bayaran itu mengenakan lambang yang sama di dada mereka. Setelah tinggal di Kota Gurun Batu selama beberapa waktu, Xiao Yan tahu bahwa lambang itu milik 'Perusahaan Tentara Bayaran Pasir'.     

"Ada yang salah… Sejak kapan jumlah anggota 'Perusahaan Tentara Bayaran Pasir' meningkat sebanyak ini?" Gumam Xiao Yan sambil memicingkan matanya. Ia melewati jalan itu dengan lambat, menaikkan dagunya dan memandang markas besar di ujung jalan itu. Tempat itu adalah markas dari 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun'. Dulunya, tempat ini ramai dan penuh dengan aktivitas. Tetapi, sekarang jalan itu penuh dengan kekacauan, dan pertokoan di daerah itu sepertinya telah lama ditutup. Angin berhembus, membawa perasaan gersang.     

"Apakah sesuatu telah terjadi?"     

Sambil meraba sisi wajahnya, Xiao Yan tiba – tiba tertawa dengan pelan. Rasa haus darah di dalam tawa itu membuat Hai Bo Dong di belakangnya meliriknya. Sejak mengenal Xiao Yan yang bersikap tidak peduli, bahkan setelah ia bodohi beberapa kali, ini pertama kalinya ia melihatnya seperti itu. Sepertinya kakak – kakaknya memiliki posisi yang tinggi di hatinya.     

Tangan Xiao Yan dengan lembut membelai pedang berat di punggungnya, saat ia berjalan dengan lambat tanpa ekspresi menuju ujung jalan. Tidak lama kemudian, ia sampai di depan pintu markas 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun'. Ia sedikit menoleh, dan ia melihat di depan pintu utama, bendera tentara bayaran yang berkibar tinggi, telah jatuh ke tanah. Di atas bendera itu terlihat jelas jejak – jejak kaki. Melihatnya sangatlah menyakitkan bagi Xiao Yan.     

Setelah menarik nafas dalam, Xiao Yan meluruskan kepalanya dan dengan cepat berjalan menuju pintu utama. Ia mendorong pintu itu dengan pelan. Suara pintu yang terbuka mulai terdengar saat pintu itu semakin terbuka. Saat pintu itu separuh terbuka, sebuah tombak Panjang yang berlumuran darah tiba – tiba muncul dari balik pintu itu mengarah ke leher Xiao Yan.     

Serangan tiba – tiba itu tidak membuat ekspresi Xiao Yan berubah. Ia hanya menatap ujung tombak yang mendekat dengan cepat. Bahkan tubuhnya tidak bergerak.     

Saat tombak itu hampir menusuk tubuh Xiao Yan, ujung tombak itu mulai meleleh. Seketika itu juga, tombak Panjang itu berubah menjadi besi cair panas.     

Dengan ekspresi yang muram, api berwarna hijau keluar dari tangan kanan Xiao Yan. Ia memukul pintu tebal itu dengan keras. Terdengar sebuah suara pelan dan sebuah lubang sebesar kepala manusia muncul di pintu itu. Xiao Yan mengulurkan tangannya ke dalam lubang itu secepat kilat. Ia membuka tinjunya dan tiba – tiba tangannya menarik sesosok manusia keluar. Kepalanya yang berlumuran darah, berukuran pas dengan lubang yang Xiao Yan buat.     

"Tuan Muda Xiao Yan?" Sosok manusia yang tertangkap itu memiliki wajah yang ganas. Tetapi, saat ia melihat wajah Xiao Yan yang tanpa ekspresi, ia sesaat tidak bergerak dan kemudian tiba - tiba berteriak dengan gembira.     

Teriakan dari orang itu membuat Xiao Yan tidak jadi menghancurkan kepalanya. Tatapan dinginnya perlahan hilang saat ia menurunkan kepalanya dan memandang wajah yang berlumuran darah itu. Ia mengerutkan alisnya dan bertanya, "Apakah kau salah satu anggota dari 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun?"     

"Erhm, Tuan Muda Xiao Yan, saya adalah pemimpin satu dari delapan kelompok di 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun', Fei Li. Ketua perusahaan memberikan perintah untuk memeriksa gua bawah tanah di padang gurun…" Setelah batuk beberapa kali, darah segar keluar dari mulut pria itu. Ia membuka mulutnya, memperlihatkan gigi putihnya yang penuh darah sambil tertawa.     

Tatapan Xiao Yan semakin lembut. Ia menarik pria itu dengan hati – hati dari lubang itu dan menjejalkan pil obat ke dalam mulutnya. Mata Xiao Yan memandangi tubuh orang itu yang penuh luka. Ia ingin membantu mengobatinya tetapi pria itu menolaknya.     

Setelah meminum obat itu, ekspresi Fei Li membaik. Ia menunjuk ke arah tempat latihan dan berkata dengan suara yang serak. "Tuan Muda Xiao Yan, anda bergegaslah ke tempat latihan. Saya kuatir ketua perusahaan dan yang lainnya tidak mampu bertahan. Ada terlalu banyak anggota 'Perusahaan Tentara Bayaran Pasir' yang menyerang."     

"'Perusahaan Tentara Bayaran Pasir? Berani - beraninya Luo Bu bajingan itu!" Setelah mendengar hal itu, botol obat giok itu tiba - tiba hancur menjadi debu. Suaranya penuh dengan rasa haus darah yang tidak dapat ditutupi.     

"Tanpa alasan yang jelas, beberapa waktu yang lalu 'Perusahaan Tentara Bayaran Pasir' mulai menghancurkan semua perusahaan tentara bayaran di Kota Gurun Batu. Luo Bu mengandalkan kekuatannya sebagai Da Dou Shi dan dengan cepat menguasai beberapa perusahaan tentara bayaran kecil. Awalnya, kita tidak takut pada mereka melihat kekuatan dari 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun'. Kami memang tidak punya Da Dou Shi, tetapi jumlah Dou Shi kami jauh melebihi jumlah Dou Shi 'Perusahaan Tentara Bayaran Pasir…" Fei Li kuatir tidak punya waktu banyak, karena itu, bicaranya menjadi cepat dan terburu – buru. "Tetapi dalam beberapa hari terakhir, jumlah Dou Shi di 'Perusahaan Tentara Bayaran Pasir' bertambah tujuh atau delapan orang. Bahkan, seorang Da Dou Shi lain juga muncul! Dengan kekuatan mereka yang sekarang, mereka mampu menghancurkan perusahaan - perusahaan tentara bayaran menengah lainnya di Kota Gurun Batu. Hari ini adalah hari di mana peringatan yang mereka berikan kepada 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun' tidak berlaku lagi."     

"Jumlah Dou Shi yang bertambah tujuh atau delapan orang? Ditambah lagi seorang Da Dou Shi?" Mendengar hal ini, Xiao Yan terkejut. Ia mengerutkan dahinya dan berkata, "'Perusahaan Tentara Bayaran Pasir' seharusnya tidak mempunyai kekuatan seperti itu!"     

Xiao Yan tiba – tiba teringat gadis kecil yang memiliki anak buah Bunga Tiga Giok Hijau dan bertanya, "Di mana Qing Lin? Bukankah ia memiliki peliharaan tingkat Dou Ling?"     

Beberapa waktu yang lalu, sebelum 'Perusahaan Tentara Bayaran Pasir' terbentuk, Qing Lin tidak kembali setelah pergi keluar. Saat ketua perusahaan mengutus seseorang untuk mencarinya, ia menemukan sepertinya Qing Lin telah ditangkap oleh seseorang…' Jawab Fei Li dengan tersenyum pahit.     

Sudut dari kedua mata Xiao Yan bergetar saat ia menghembuskan nafas. Ia tidak menyangka bahwa dalam waktu tiga bulan setelah ia pergi, banyak hal telah terjadi di sini.     

Sambil menepuk pundak Fei Li, Xiao Yan berkata, "Baiklah, serahkan semua kepadaku. Dengan adanya aku di sini, 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun' akan baik – baik saja…"     

Fei Li mengangguk. Dipengaruhi kedua ketua perusahaan itu, ia juga merasa percaya kepada anak muda misterius itu.     

Xiao Yan dengan pelan berdiri dan mengunci bibirnya. Wajahnya memancarkan kekejaman…     

Di tempat latihan yang luas itu, terdapat dua kelompok orang. Tatapan yang mereka berikan satu sama lain penuh dengan rasa haus darah yang tidak bisa ditutupi.     

Di tengah pertempuran itu, dua sosok manusia sedang bertarung dengan sengit. Serangan kedua orang itu sangat agresif. Kesalahan kecil saja dapat berujung pada kematian.     

Salah satu dari orang itu diselimuti oleh petir. Kilat – kilat kecil melompat – lompat di tubuhnya. Saat tombak Panjang di tangannya menebas dan menusuk, terdengar suara guntur yang menggelegar. Walaupun ia menyerang dengan ganas, serangannya tidak tampak seperti masalah yang besar bagi lawannya. Setiap kali serangannya hampir mengenai tubuh lawannya, lawannya itu selalu berhasil menghindari sabetan dan tusukan tombak peraknya.     

Melihat orang itu dengan mudah menghindar, terlihat jelas kedua orang itu tidak berada dalam tingkatan yang sama. Tetapi, sosok manusia berwarna kuning itu tidak ingin menyelesaikan pertarungan itu dengan cepat. Sifatnya itu bagaikan kucing yang mempermainkan tikus.     

Di samping tempat pertarungan itu, sekelompok besar anggota 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun' menyaksikan pertarungan itu dengan mata yang memancarkan kemarahan. Mereka tahu betul bahwa yang dilakukan oleh sosok manusia kuning itu hanyalah bermain – main dan mengejek mereka.     

Di antara orang – orang itu, Xiao Ding berdiri tanpa ekspresi. Tetapi di matanya terpancar amarah yang besar.     

Seorang tentara bayaran yang terlihat panik, muncul dari belakang kumpulan itu dan berkata, "Ketua, pintu belakang sudah dikepung. Kita tidak punya jalan keluar."     

"Sudah kuduga… mereka benar – benar tidak memberikan ruang bagi kita!" Xiao ding mengepalkan tinjunya dan menarik nafas Panjang. Ia berusaha tetap berpikir dengan akal sehat dan tidak terpengaruh oleh amarahnya. Ia berkata, "Karena kita sudah tidak bisa melarikan diri, marilah kita bertarung sampai mati. Jika mereka ingin menghancurkan 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Batu', kita akan membuat mereka membayarnya dengan darah."     

Dengan tawa menyeramkan, Xiao Ding berbalik dan berkata "Oh ya, apakah benda itu sudah kau sembunyikan?"     

"Ya, sudah kusembunyikan!"     

"Bagus. Walaupun 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun' hancur hari ini, Xiao – Yan – Zi akan datang ke sini dan akan menemukan benda itu. Kemudian, ia akan membalaskan dendam kita. He he…" Xiao Ding tertawa pelan, terlihat kekejaman muncul di senyumannya.     

"Kakak kedua akan kalah. Walaupun serangan Dou Qi petirnya sangat kuat, lawannya tetap saja adalah seorang Da Dou Shi…" Saat ia mendongakkan kepalanya untuk melihat pertarungan yang akan berakhir itu, tubuh Xiao Ding gemetar. Amarahnya pelan – pelan menghilang     

"Tarian Tiga Kilatan Petir."     

Dalam pertarungan itu, sosok berwarna perak itu tiba – tiba berteriak. Kilatan – kilatan petir besar melompat – lompat di sekitar tombak panjangnya. Ia kemudian maju menyerang sosok berwarna kuning itu.     

"Ha ha, sampah akan tetap menjadi sampah. Omong kosong macam apa itu 'Tarian Tiga Kilatan Petir?' Melawan kekuatanku, tidak penting jika kau memiliki Dou Qi petir yang mempunyai kekuatan serangan paling besar. Kalian semua akan mati!" Memandang kilatan petir yang menyambar ke arahnya, sosok berwarna kuning itu tertawa terbahak – bahak. Tinjunya yang besar mengencang dan Dou Qi berwarna kuning terkumpul di tinjunya. Sesaat kemudian, Dou Qi itu membentuk sebuah sarung yang menyelimuti tinjunya.     

Kepalan tangan itu ditinjukan. Angin kencang yang diikuti oleh kekuatan yang dashyat membentur kilatan petir itu.     

Saat kedua kekuatan itu beradu, tinju dari sosok berwarna kuning itu menghancurkan tiga kilatan petir dengan mudah. Setelah menghancurkannya, kekuatannya tidak berkurang dan meremukkan dada Xiao Li.     

"Krak."     

Setelah menerima serangan hebat itu, wajah Xiao Li menjadi pucat. Ia memuntahkan darah dari mulutnya. Tubuhnya terpental ke belakang sejauh sepuluh meter sebelum membentur sebuah batu besar di ujung tempat latihan itu.     

"Ha ha. Dengan kekuatan yang lemah seperti itu, kau berani sombong di depanku?" Pria paruh baya yang tubuhnya diselimuti oleh Dou Qi kuning itu tertawa. Kakinya menapak ke tanah lalu maju menyerang Xiao Li yang sudah kehabisan tenaga untuk melawan. Di tinjunya, terdapat kekuatan yang sama besarnya. Terlihat jelas bahwa ia tidak akan membiarkan satu orang pun hidup.     

"Ha ha, matilah kau!" Kekejaman terlihat di wajahnya saat tinjunya melesat kearah Xiao Li.     

"Klang!"     

Saat tinju besar itu hampir mengenai Xiao Li, sebuah bayangan hitam muncul di depan Xiao Li secepat kilat. Pedang Penguasa di tangannya menancap ke tanah dan serangan tinju yang hebat itu mengenai pedang hitam. Suara tabrakan itu terdengar di seluruh tempat latihan itu.     

Pria paruh baya itu terdorong beberapa langkah ke belakang, kakinya terseret di tanah oleh kekuatan besar itu. Dengan wajah marah, ia melihat pedang hitam itu dan berteriak, "Siapakah kau?"     

Pedang hitam itu bergetar dan kemudian terangkat dari tanah. Pria muda berbaju hitam itu muncul di depan semua orang.     

Sambil membawa pedang hitam itu di bahunya, Xiao Yan mengangkat kepalanya dan memandang pria paruh baya itu tanpa ekspresi. Ujung pedang hitam itu diarahkan ke pria itu. Suara dinginnya menggema di tempat itu.     

"Aku akan mencabut nyawamu…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.