Perjuangan Menembus Surga

Api Surgawi Menempa Tubuh



Api Surgawi Menempa Tubuh

0Setelah benih api dari 'Inti Api Teratai Hijau' itu ditarik, api besar berwarna hijau di depan Xiao Yan pun perlahan mulai menyusut. Beberapa saat kemudian, benih api itu pun berubah menjadi gumpalan api kecil berwarna hijau dan menjadi lahar berwarna hijau di tangan Xiao Yan.     

"Ini adalah Sumber Benih Api dari 'Inti Api Teratai Hijau'. Jangan meremehkan ukurannya. Saat awalnya terbentuk, dia memiliki ukuran sebesar setengah puncak gunung. Namun, setelah ribuan tahun diasah oleh bumi, ukurannya pun menjadi semakin kecil. Baru setelah ukurannya dipadatkan hingga seukuran telapak tangan, barulah ia bisa membentuk roh api kecil. Baru saat itu dia bisa benar-benar disebut 'Api Surgawi'."     

"Lahar seukuran ibu jari ini telah menyerap energi mengerikan yang dipadatkan selama ribuan tahun.. Bisa kau bayangkan... jika dia meledak, maka seberapa ekstrim kehancuran yang akan ia sebabkan... Terus terang saja, di saat seperti itu, saat dihadapkan dengan energi pembakaran tersebut, bahkan seorang Dou Zhong juga pasti akan berakhir..." Yao Lao menatap lahar berwarna hijau di telapak tangannya yang seperti cacing sambil berkata pelan, "Mati!"     

"Hu..." Xiao Yan menghela napas panjang dan menganggukkan kepala. Dia dengan hati-hati memegang potongan lahar berwarna hijau tersebut di telapak tangannya. Karena suhu mengerikan yang terkandung di dalam lahar, lapisan kutikula tebal berwarna merah darah itu pun segera meleleh dengan begitu cepat, hingga membuat kebanyakan orang merasa gugup.     

"Selanjutnya apa yang harus kulakukan?" Xiao Yan mengedipkan mata dan bergumam.     

"Telanlah…"     

Api putih tebal di tubuh Yao Lao bergetar dengan tak terkendali selama beberapa kali. Dia mencoba yang terbaik untuk mempertahankan ketenangan dalam suara tuanya, tapi suara itu ternyata masih terdengar sedikit bergetar. Langkah yang perlu dilakukan Xiao Yan saat ini adalah langkah yang paling berbahaya dalam proses menelan 'Api Surgawi'. Terlepas dari seberapa kuat dan keras bagian luar tubuh seseorang, tapi bagian dalam dari tubuh seseorang akan selalu menjadi bagian yang terlemah. Lupakan 'Api Surgawi' yang memiliki kekuatan menghancurkan yang begitu besar. Jika sesuatu yang berbahaya sedikit saja masuk ke dalam tubuhnya, maka itu akan membuat orang yang kuat sekalipun merasa sangat kesakitan.     

Mendengar perkataan Yao Lao, tanpa disadari, tangan Xiao Yan yang memegang benih api dari 'Inti Api Teratai Hijau' dengan erat itu pun bergetar beberapa kali. Dia sedikit menundukkan kepala dan dengan mata hitamnya yang gelap, dia menatap tajam biji api yang perlahan menggeliat di tangannya. Terlihat keraguan dari matanya yang hitam.     

Terlepas dari seberapa tenang karakter Xiao Yan, tanpa bisa dihindari, hatinya akan merasakan teror dan ketakutan saat dihadapkan pada pengambilan keputusan hidup atau mati semacam ini. Siapa yang bisa menyalahkannya? Lagi pula, apa yang akan ditelannya adalah bom yang sangat membuatnya gelisah. Bom ini memiliki kemungkinan yang sangat tinggi untuk meledakkan tubuhnya menjadi abu pada saat dia menelannya.     

Setelah Xiao Yan terdiam, suasana di dalam gua pun menjadi sunyi. Udara panas yang menyesakkan, melayang di sekitar gua sebelum kemudian bergerak di sepanjang retakan-retakan yang telah terbentuk.     

Yao Lao juga menghela nafas pelan saat melihat tangan Xiao Yan yang sedikit gemetar. Wajahnya tak terlihat kecewa saat melihat keraguan Xiao Yan. Karena pernah memiliki pengalaman menelan 'Api Surgawi', maka dia sangat paham betapa rapuhnya hati dan roh seseorang saat melakukan hal ini...     

Dulu, saat dia menelan 'Api Pendingin Tulang', dia bahkan memegang biji api dan dengan bodoh duduk gemetar selama hampir satu jam sebelum kemudian dia akhirnya berpikir bahwa dia akan mati saat mengunyah biji api itu ke dalam perutnya...     

Melihat pemuda itu membawa benih api dengan wajah yang tidak yakin, Yao Lao juga tetap diam. Dia tidak mengatakan kata-kata penghiburan. Karena menelan 'Api Surgawi' selalu menimbulkan risiko yang sangat besar. Meski mereka telah menyiapkan 'Pil Teratai Darah' dan barang-barang lain yang dibutuhkan, barang-barang ini hanya sedikit dapat meningkatkan tingkat keberhasilan dari proses menelan 'Api Surgawi'.     

Menurut perkiraan, jika 'Pil Teratai Darah' dan barang-barang bantuan lainnya tidak ada, maka peluang keberhasilan dari proses menelan 'Api Surgawi' itu bahkan tidak akan mencapai satu persen. Dengan barang-barang tersebut, peluang keberhasilannya mungkin telah meningkat sekitar sepuluh persen. Meski begitu... risikonya tetap sangat berbahaya. Bahkan bisa dikatakan proses menelan 'Api Surgawi' merupakan sebuah tindakan yang mempertaruhkan keberuntungan dari seseorang. Jika beruntung, maka dia akan menjelajahi langit dan menguasai daratan, tetapi jika tidak beruntung, maka dia akan berubah menjadi abu dan hanya bisa menerimanya…     

Karena itu, saat melihat Xiao Yan merasa ragu-ragu dan kebingungan, Yao Lao tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya duduk tenang di satu sudut dan menunggu keputusan Xiao Yan. Tapi, dia percaya jika pemuda di depannya ini tidak akan mengecewakannya. Tiga tahun masa latihan yang sulit, telah membuat Yao Lao sepenuhnya paham akan kekejaman dan sifat keras kepala yang tersembunyi di hati pemuda itu. Pemuda itu pun telah melakukan banyak hal demi 'Api Surgawi'. Sekarang saatnya untuk menikmati hasil, jadi dia pasti tidak akan menyerah begitu saja.     

"Karena kau tidak mau menyerah... Lakukanlah! Hidup atau mati, kuat atau lemah, akan diputuskan sejak saat ini." Mata Yao Lao sedikit sayu sambil bergumam pelan di dalam hati.     

Waktu berlalu tanpa bersuara. Hingga suatu ketika, tubuh pemuda yang duduk dengan tenang itu tiba-tiba sedikit bergetar. Dia menarik nafas panjang dan sedikit mengangkat kepalanya, memperlihatkan sisi wajahnya yang perlahan-lahan tampak dewasa. Dia tersenyum ringan pada Yao Lao yang masih diam di sampingnya hingga Xiao Yao kemudian melambaikan biji api di tangannya. Dengan suara pelan, dia berkata, "Guru, aku akan memulainya!"     

Mendengar ini, senyum halus dan puas muncul di wajah tua Yao Lao. Dia menganggukkan kepala ringan dan berkata dengan lembut, "Semoga kau berhasil. Percaya pada dirimu sendiri. Kau tidak akan gagal."     

"Ke ke, aku selalu percaya diri." Senyum cemerlang tampak di wajah halus dan tampan pemuda itu. Dia kemudian perlahan-lahan mengangkat biji api di tangannya, terdiam sejenak, lalu tiba-tiba melemparkan biji api itu ke dalam mulutnya yang terbuka lebar.     

Begitu potongan lahar berwarna hijau itu memasuki mulutnya, Xiao Yan pun segera menutup mulutnya dengan erat. Pada saat yang sama, seluruh tubuhnya terasa sepertinya disambar petir. Tubuhnya gemetar dengan hebat dan wajahnya yang semula tampak segar tiba-tiba berubah pucat.     

Dengan sekuat tenaga menahan gelombang rasa sakit yang membakar dari dalam tubuhnya, Xiao Yan perlahan menutup matanya, lalu perlahan-lahan pikirannya pun turun ke dalam tubuhnya.     

Saat pikirannya masuk ke dalam tubuhnya, dunia perasa yang tampak berkabut dan berasap segera muncul dalam hati Xiao Yan. Saat ini, ada banyak Jalur Qi di tubuhnya yang rusak. lahar berwarna hijau yang telah memasuki tubuhnya sebelumnya telah dibagi menjadi benang api berwarna hijau kecil. Api berwarna hijau ini yang mengandung energi menakutkan ini melewati Jalur Qi-nya secara acak. Apa pun yang menghalangi jalannya, api itu akan langsung membakarnya.     

Saat api berwarna hijau ini lewat, suhu tinggi yang mengerikan tetap berhasil meresap ke dalam Jalur Qi milik Xiao Yan, meskipun telah terlindungi selaput darah yang telah dibekukan dari 'Pil Teratai Darah'. Meskipun suhu yang berhasil meresap tersebut tidak terlalu panas, tapi tanpa diragukan lagi suhu tersebut tetap memiliki dampak merusak bagian terlemah dari tubuh manusia, yaitu Jalur Qi...     

Di bawah suhu tinggi yang membakar ini, Jalur Qi yang awalnya luas dan tangguh kini telah terpelintir seperti kulit yang terluka, membuatnya terlihat sangat aneh dan menakutkan.     

Tentu saja, rasa sakit yang diciptakan dari Jalur Qi-nya yang terbakar, hingga benar-benar rusak, secara langsung membuat tubuh Xiao Yan berulang kali mengejang. Otot-otot di seluruh tubuhnya menegang dan membuncit seperti cacing. Wajah putih pucatnya tampak tidak memiliki warna darah sedikit pun.     

Di dalam Jalur Qi, api berwarna hijau itu melintas dengan liar. Hanya dalam beberapa menit, bagian dalam tubuh Xiao Yan pun hancur berantakan. Yang terburuk adalah sebagian besar efek obat dari 'Pill Teratai Darah' habis oleh 'Api Surgawi'. Selaput darah yang hilang tak lagi tergantikan oleh kekuatan obat 'Pil Teratai Darah'.     

Karena memiliki perlindungan dari selaput darah, maka bagian dalam tubuh Xiao Yan yang dirusak oleh 'Api Surgawi' yang mengerikan ini hingga hampir lumpuh inia, tetap bertahan. Karena jika selaput darah itu lenyap, maka semua yang ada di tubuh Xiao Yan, termasuk Jalur Qi-nya, tulang, jantung dll, akan dibakar habis oleh 'Inti Api Teratai Hijau' dalam waktu yang sangat singkat. Saat itu terjadi, Xiao Yan, yang telah kehilangan organ-organ penting untuk mempertahankan hidupnya, yang tersisa adalah kematian.     

Karena pembakaran 'Inti Api Teratai Hijau', selaput darah itu pun segera berubah menjadi tipis. Tepat saat selaput darah itu berubah menjadi transparan hingga akan menguap, barang yang hangat dan dingin itu pun ditekan di tangan Xiao Yan. Pada saat yang sama, suara tua Yao Lao terdengar, "Makan 'Roh Dingin Air Terjun Es' sekarang. Setelah itu, arahkan agar beredar di dalam Jalur Qi tubuhmu dan tingkatkan kedekatan antara energi air terjun dingin dan Jalur Qi milikmu. Setelah kau selesai mengedarkannya, gunakan Dou Qi mu untuk membungkus 'Api Surgawi' dan arahkan agar beredar melalui rute Metode Qi 'Mantra Api' sebelum menelannya!"     

Xiao Yan mengangguk di dalam hatinya. Dia segera meraih botol batu giok yang berisi Roh Dingin Air Terjun Es, kemudian mengerutkan alisnya dan meletakkan botol tersebut di dekat mulutnya. Dalam sekejap, aliran es yang dapat membuat tubuh manusia menjadi patung es, tiba-tiba mengalir ke dalam mulut Xiao Yan dan memasuki tubuhnya.     

Es dingin dari cairan yang menusuk tulang itu pun mengalir melalui tenggorokan Xiao Yan. Tenggorokannya seolah merasa seperti telah dibekukan menjadi gulungan es. Seluruh tubuhnya pun menggigil, sementara untaian benang es melayang di rambutnya.     

Aliran es itu pun masuk ke dalam tubuhnya dan mulai mengalir ke segala arah mengikuti Jalur Qi. Ketika aliran es itu melewati Jalur Qi, maka dia akan segera membentuk lapisan es yang menutupi Jalur Qi dan tulangnya.     

Ketika aliran es itu memasuki tubuh Xiao Yan, rasa dingin yang menusuk tulang secara kebetulan menetralkan suhu panas di dalam tubuhnya yang disebabkan oleh 'Api Surgawi'. Perasaan nyaman yang tiba-tiba muncul membuat Xiao Yan menghela nafas panjang. Wajahnya yang awalnya sangat pucat itu pun kembali merona.     

Saat lapisan es menutupi setiap bagian tubuhnya, pikiran Xiao Yan juga mulai berusaha untuk menyentuh gumpalan 'Inti Api Teratai Hijau' yang melewati Jalur Qi-nya. Namun, sentuhan awal ini membuat Xiao Yan begitu sakit kepala. Energi 'Api Surgawi' seperti ini sebenarnya sangat liar. Rasanya seperti sedang mencoba menarik mundur banteng yang keras kepala agar mengikuti perintah, dan tentu saja, hal itu merupakan hal yang tidak mudah.     

Setelah usahanya untuk mengendalikan api tersebut gagal, Xiao Yan tetap tak pernah menyerah. Dia menekan pikirannya dan terus berusaha mengendalikan gumpalan 'Api Surgawi' ini.     

Satu kegagalan, dua kegagalan, tiga kegagalan... setelah gagal beberapa kali, Xiao Yan, yang telah mencoba sampai hampir mati rasa, tiba-tiba merasa jantungnya melompat. Dia segera menenangkan pikirannya dan begitu bahagia saat menyadari bahwa gumpalan 'Inti Api Teratai Hijau' yang melewati Jalur Qi secara acak ini sebenarnya sudah mulai berjalan di sepanjang rute yang telah diatur oleh pikirannya.     

Merasakan situasi ini, roh Xiao Yan pun segera bangkit. Dia dengan cepat tetapi tetap dengan hati-hati mengendalikan gumpalan kecil 'Inti Api Teratai Hijau' ini dan mulai perlahan-lahan mengedarkannya melalui rute Jalur Qi yang benar.     

Di Jalur Qi-nya, yang penuh dengan lubang, gumpalan api berwarna hijau itu pun perlahan-lahan mengalir. Sepanjang jalan, saat melelehkan lapisan es di dekatnya, kabut berwarna putih akan kembali menyelimuti Jalur Qi. Sesaat kemudian, uap putih tersebut akan berubah menjadi beberapa kristal es yang disisipkan di sekitar Jalan Qi, dan menciptakan penghalang untuk melindungi Jalur Qi dari erosi 'Api Surgawi'.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.