Perjuangan Menembus Surga

Membuahkan Hasil



Membuahkan Hasil

0Sosok manusia api itu terbang melintasi cakrawala dan beberapa saat kemudian, ia tiba-tiba berhenti di udara. Api putih tebal di tubuhnya juga perlahan menghilang. Setelah api tersebut benar-benar lenyap, tampak wajah tampan seorang pemuda.     

Mata hitam pemuda itu berkedip pelan sambil menolehkan kepalanya ke belakang. Kekejaman di matanya perlahan digantikan dengan tatapan yang licik dan semangat dari seorang pemuda.     

"Guru, barusan… apa yang terjadi?" Xiao Yan menoleh dengan pelan, mengerutkan kedua alisnya dan bertanya dengan pelan. Dia tentu ingin tahu kenapa serangan Yao Lao sebelumnya tiba-tiba hancur.     

"Ini karena makhluk di lengan bajumu yang melakukannya..." Yao Lao menjawab dengan tak berdaya, "Kalau bukan karena 'Api Pendingin Tulang' yang mengasingkan Qi-nya, aku khawatir Yun Zhi dan Manusia-Ular itu akan menyadari jika Qi tersebut adalah milik Ratu Medusa..."     

"Itu Qi-nya?" Mendengar ini, Xiao Yan terdiam sejenak. Telapak tangannya bergerak ke arah lengan bajunya dan dengan hati-hati mengeluarkan ular kecil Tujuh Warna, yang seluruh tubuhnya hangat seperti batu giok. Dia kemudian meletakkan ular kecil itu di telapak tangannya dan menatapnya dengan penuh perhatian.     

Merasakan tatapan mata Xiao Yan, ular kecil Tujuh Warna itu pun mengangkat kepala kecilnya tinggi-tinggi. Dia mengedipkan matanya yang berwarna ungu pucat yang penuh dengan keagungan. Ular itu kemudian membuka mulutnya, dan dia pun menjulurkan lidah ularnya seperti ingin menjilat wajah Xiao Yan.     

Xiao Yan sedikit memiringkan kepalanya, menghindari tindakan nakal makhluk kecil ini, lalu ia tersenyum dan bertanya dengan suara lembut namun agak serius, "Guru... apa menurutmu dia sudah kembali mendapatkan ingatan Ratu Medusa?"     

"Kukira tidak... Jika ingatannya telah kembali, dengan sikapnya yang angkuh dan kasar, Ratu Medusa tidak akan tetap tinggal di sisimu... Aku pikir, mungkin dia melakukannya karena aku berniat membunuh lima Dou Wang dari Manusia-Ular barusan, sehingga membuat Ratu Medusa menerobos batas dari Python Menelan Surga Tujuh Warna untuk beberapa saat. Melihat sikap Python Menelan Surga Tujuh Warna saat ini, kupikir dia kembali menekan roh Ratu Medusa." Yao Lao menyuarakan pikirannya.     

Xiao Yan mendesah pelan. Telapak tangannya mengusap Python Menelan Surga Tujuh Warna dengan lembut kemudian menggumam sambil tersenyum pahit, "Makhluk kecil ini benar-benar seperti bom waktu. Sulit ditebak kapan Ratu Medusa akan kembali mucul darinya..."     

"Sebelumnya, aku sudah mengatakan ini padamu, tapi kau masih bersikeras untuk merawatnya." Yao Lao tertawa keras.     

Xiao Yan mengusap kepalanya dan menatap 'Python Menelan Surga' yang imut sebelum kemudian berkata dengan tak berdaya, "Salahkan makhluk kecil ini karena memiliki daya tarik yang begitu besar... Aku berharap dia bisa terus menekan roh Ratu Medusa."     

Mengambil sebotol 'Sari Kelahiran Singa Kecubung' dari cincin penyimpanannya, Xiao Yan menjatuhkan beberapa tetes cairan tersebut pada 'Python Menelan Surga'. Makhluk kecil itu kemudian memanjangkan lidahnya dengan puas sebelum kemudian kembali masuk ke lengan Xiao Yan.     

Setelah menenangkan 'Python Menelan Surga', tatapan Xiao Yan tertuju ke arah gurun di bawahnya dan perlahan turun di suatu tempat. Dia menundukkan kepalanya dan menatap pasir kuning yang ada di bawah kakinya sambil berkata pelan, "Seharusnya ini tempatnya."     

Xiao Yan perlahan membuka telapak tangannya dan mengarahkannya ke gundukan pasir lalu sedikit terdiam. Kekuatan hisap yang sangat besar tiba-tiba keluar dari telapak tangannya. Di bawah kekuatan hisap tersebut, pasir kuning yang ada di bawahnya tiba-tiba berterbangan ke udara.     

Saat pasir kuning itu lenyap, sebuah lubang hitam pekat yang dalamnya beberapa meter tiba-tiba muncul di bawahnya. Kursi teratai berwarna hijau yang memancarkan cahaya redup tampak melayang di dalam lubang.     

Melihat bahwa 'Inti Api Teratai Hijau' itu benar-benar aman, Xiao Yan pun mengeluarkan nafas lega. Dia mengulurkan tangannya dan teratai hijau itu pun dalam sekejap berubah menjadi cahaya hijau yang melesat ke telapak tangan Xiao Yan.     

Xiao Yan membawa 'Kursi Teratai Hijau' di tangannya dan mengamati api kecil berwarna hijau yang terus menyala, dengan tatapan yang sedikit terpesona.     

Sepertinya Yao Lao telah memahami keinginan di hati Xiao Yan akan 'Api Surgawi' tersebut, ia segera mengusulkan, "Kita pergi ke bagian luar gurun. Seharusnya tempat itu sedikit lebih aman. Setelah itu, cari tempat yang tenang dan telan 'Api Surgawi' itu!"     

"Oke!" Xiao Yan mengangguk dengan serius. Dia kemudian mengambil 'Pil Pemulih Energi' dari cincin penyimpanan dan melemparkannya ke dalam mulutnya. Dia mengunyah pil dan menelannya. Kemudian ia membawa Kursi Teratai Hijau itu, dan terbang dengan cepat menuju daerah luar gurun.     

Saat tubuh Xiao Yan menghilang di langit yang penuh dengan pasir kuning, pertarungan demi 'Api Surgawi' yang menggetarkan jiwa di Gurun Tager akhirnya berakhir dengan seseorang yang mendapatkan kemenangan mutlak.     

Setelah terbang selama hampir setengah hari dan mengkonsumsi tiga belas 'Pil Pemulih Energi' di sepanjang perjalanan, Xiao Yan akhirnya tiba di daerah luar Gurun Tager. Saat ini Xiao Yan menuju ke suatu wilayah yang tergambar di peta dengan penduduk yang paling sedikit, karena dia membutuhkan tempat yang sangat terpencil.     

Saat matahari yang panas perlahan-lahan terbenam dan sepenuhnya tenggelam di batas cakrawala, akhirnya tampak sejumlah rumput layu di pasir kuning yang tampak monoton. Dia kembali terbang selama beberapa waktu, dan warna hijau segar kembali tampak di matanya. Di batas cakrawala yang jauh, perlahan mulai terlihat puncak kecil gunung yang agung.     

Setelah ia melihat puncak gunung itu, Xiao Yan, yang telah menempuh perjalanan jauh sepanjang hari, akhirnya menghela nafas panjang sambil mengayunkan tangannya yang mati rasa. Karena Dou Qi-nya yang kelelahan, Sayap Awan Ungu yang ada di punggungnya semakin sering muncul dan hilang. Xiao Yan pun mengepakkan sayapnya, berubah menjadi cahaya hitam dan langsung meluncur ke arah gunung megah yang ada di kejauhan.     

Sepuluh menit kemudian, Xiao Yan turun ke kaki gunung, sambil meniupkan debu awan. Saat ini, jubah hitam di seluruh tubuhnya tertutupi oleh lapisan pasir kuning kecil. Dia pun menyeka keringat yang bercampur pasir di kepalanya. Setelah mengusap wajah menggunakan lengan bajunya, Xiao Yan pun tampak benar-benar berantakan.     

Setelah mendarat, Xiao Yan tampak sedikit pucat dan serius. Dia segera meletakkan 'Kursi Teratai Hijau' di sampingnya. Ia segera mengeluarkan 'Pil Pemulih Energi' dari cincin penyimpanannya, lalu memasukkannya ke mulut. Dia segera menggerakkan tangannya membentuk segel latihan untuk memulihkan Dou Qi-nya tanpa sempat berbincang dengan Yao Lao.     

Dengan bantuan 'Pil Pemulih Energi' Xiao Yan bisa melakukan perjalanannya dengan cepat, tapi bagaimanapun juga pil obat merupakan objek eksternal. Berulang kali mengandalkan pil tersebut untuk memulihkan Dou Qi-nya, akan membuatnya tubuhnya sangat mudah tergantung pada obat tersebut. Jika ia berulang kali menggunakannya dalam waktu yang lama, maka kemampuan tubuhnya untuk memulihkan Dou Qi dengan sendirinya, secara perlahan akan menurun jauh hingga pada akhirnya segala jenis pemulihan Dou Qi tanpa pil tak akan lagi efektif.…     

Sulit dibayangkan, tapi jika seorang Praktisi Dou kehilangan kemampuannya untuk memulihkan Dou Qi, maka masih bisakah dia disebut sebagai Praktisi Dou?     

Jadi setelah menempuh perjalanan dalam waktu yang lama, hal yang paling penting bagi Xiao Yan setelah mendarat adalah segera mengaktifkan Jalur Qi di tubuhnya dan mulai memulihkan Dou Qi-nya.     

Xiao Yan terus berlatih selama sekitar satu jam hingga kemudian perlahan-lahan membuka matanya. Dia menghembuskan nafas dalam yang tampak sedikit kuning. Setelah menggerakan otot-ototnya yang agak mati rasa, dia tersenyum pahit dan berkata, "Meski setelah menelan 'Api Ungu', saat ini 'Mantra Api' telah berevolusi ke tingkat Huang Tengah, tapi dia tetap merupakan Metode Qi kelas Huang. Tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanku. Jika aku tidak memiliki 'Pil Pemulih Energi' dalam jumlah banyak, aku pasti tidak akan bisa bertahan terlalu lama. Ugh..."     

"Hehe, tenanglah. Kali ini, setelah kau berhasil menelan 'Api Surgawi', maka 'Mantra Api' itu akan berevolusi menjadi level Xuan. Saat itu terjadi, kau dengan Metode Qi Level Xuan akan bisa melampaui sebagian besar orang kuat dengan tingkat Metode Qi yang sama..." Yao Lao menghibur sambil tersenyum.     

"Semoga. Aku akan melakukan yang terbaik."     

Sambil menolehkan kepalanya, Xiao Yan menatap Kursi Teratai Hijau yang indah di tanah sambil mengerutkan bibirnya dengan kencang. Dia tampak sedikit keras kepala.     

Xiao Yan tak sedikitpun ragu akan energi yang terkandung dalam 'Api Surgawi'. Meski evolusi Metode Qi dari seluruh level membutuhkan jumlah energi yang menakutkan, bahkan lebih dari sepuluh kali energi yang dibutuhkan di antara tingkat seperti Dou Zhe dan Dou Shi, tapi Xiao Yan percaya bahwa 'Api Inti Teratai Hijau' pasti memiliki energi yang menakutkan ini! Kalau tidak, ia tidak akan membuat banyak orang kuat tunduk dan menginginkannya.     

Setelah menghirup udara pegunungan yang segar, Xiao Yan mengangkat Kursi Teratai Hijau itu dan meletakkannya di depannya. Matanya menatap sekelompok api berwarna hijau yang berada di tengah teratai yang penuh dengan keagungan itu dengan tajam. Wajahnya tampak puas dan getir.     

Dua tahun lalu, ketika dia baru saja menerima gulungan hitam misterius itu, dia memahami bahwa jauh di dalam hatinya... mencari 'Api Surgawi' akan menjadi misinya seumur hidup.     

Hanya dengan berulang kali menelan 'Api Surgawi' maka dia bisa secara perlahan melangkah ke atas puncak. Jika dia ingin berdiri di puncak pagoda emas wilayah Dou Qi dan mengabaikan segalanya, maka dia harus berusaha dengan sekuat tenaganya!     

Dalam dua tahun, Xiao Yan seperti telah berjalan lebih dari setengah wilayah Kekaisaran Jia Ma demi mendapatkan 'Api Surgawi'. Saat itu, di dunia magma bawah tanah, sulit dibayangkan betapa bersemangatnya Xiao Yan saat dia tahu bahwa ada hadiah 'Api Surgawi' di dalam sana. Namun, ketika dia hanya mendapati teratai hijau kosong setelah bertarung mati-matian dengan Ular Roh Berkepala Dua beberapa kali, dia pun merasa sedih, tetapi dia tetap tidak menyerah.     

Karena itu, tindakan gila yang selanjutnya ia lakukan, akan membuat siapapun yang mendengarnya merasa bahwa Xiao Yan telah gila.     

Hanya dengan kekuatan Dou Shi, ia memasuki padang pasir yang sunyi sendirian dan menerobos masuk ke dalam wilayah Suku Manusia-Ular; yang dipandang manusia sebagai tempat terlarang. Dia melakukan semua ini sendiri. Selama perjalanannya di padang pasir, ia pun hampir menghadapi kematian meski kemudian berhasil menghindarinya...     

Karena keberanian dan upayanya tersebut, pemuda yang beruntung itu menjadi pemenang terbesar dari permainan perebutan 'Api Surgawi', di mana bahkan seorang Dou Ling hanya bisa berdiri di samping dan menontonnya.     

Xiao Yan telah bekerja keras selama tiga tahun untuk mendapatkan bibit api kecil berwarna hijau ini. Hari ini, dia akhirnya mendapatkan apa yang dia inginkan dengan memeluk benda itu di dadanya. Ini adalah hadiah kemenangan miliknya.     

Perlahan mengangkat kepalanya, Xiao Yan menatap bulan sabit yang ada di langit dan perlahan-lahan melebarkan mulutnya. Sesaat kemudian, suara tawa senang seorang pemuda terdengar menggema di langit pegunungan.     

Cincin hitam gelap di jarinya bergetar ringan, dan tubuh Yao Lao tiba-tiba muncul di belakang Xiao Yan. Dia menundukkan kepala menatap tubuh pemuda yang pemalu itu hingga sedikit bergetar. Mata tuanya yang sayu tampak lega.     

Selama dua tahun, dia menemani Xiao Yan, mengamati pertumbuhannya, mengamati usaha dan mengamati bagaimana dia berkali-kali mencapai batas dalam pertempuran dan latihannya.     

Usahanya selama dua tahun akhirnya membuahkan hasil!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.