Perjuangan Menembus Surga

Kabur Dengan Harta Karun



Kabur Dengan Harta Karun

0Begitu Gu He dan yang lainnya terbang dari pulau, dalam sekejap, tiga sosok cahaya muncul dan menghalangi jalur mereka. Yu Mei dan dua pemimpin suku lainnya tiba di depan kelompok Gu He dengan wajah dingin, dan di belakang mereka terdapat sejumlah Manusia-Ular yang memenuhi langit dan tanah.     

"Kalian datang dan pergi sesuka hati, kalian anggap apa Suku Ular kami?" Dou Qi merah menyala menutupi seluruh tubuh Yan Ci. Dia menatap Gu He dan yang lain dengan sangat marah, suaranya pun terdengar bergemuruh di seluruh kota.     

"Enyahlah!"     

Melihat jalannya dihadang, Gu He pun mengangkat kepalanya dengan marah lalu menatap sosok hitam yang semakin terbang menjauh dan berteriak dengan tak terkendali. Gu He segera membentuk api biru pucat di tangannya menjadi bentuk bola api dan segera melemparkannya ke arah Yan Ci beserta Manusia-Ular lainnya dengan kencang.     

Dengan munculnya api biru pucat itu, suhu di sekitarnya pun meningkat dengan drastis. Sepertinya api yang berasal dari telapak tangan Gu He itu bukanlah api Dou Qi biasa. Tapi, ketika api berwarna biru ini dibandingkan dengan 'Api Surgawi', perbedaan kekuatannya sangatlah besar. Kekuatan api itu lebih bisa dibandingkan dengan kekuatan api ungu milik Xiao Yan.     

"Hmph, jika berurusan dengan urusan Alchemist, maka tak ada seorang pun yang bisa dibandingkan denganmu Gu He. Tapi jika menyangkut urusan bertarung, kau harus minggir dan lihat!" Meski api biru milik Gu He memiliki kekuatan yang tidak biasa, tapi hal itu tidak membuat Yan Ci takut. Dengan senyum yang mencemooh, dia mengulurkan telapak tangannya, lalu mengepalkan tangannya dengan erat, Dou Qi berwarna merah menyala tiba-tiba berkumpul di telapak tangannya dan membentuk tangan api yang berukuran tiga meter. Setelah melemparkan tangan api itu, tangan api Yan Ci pun dengan mudah menyelimuti bola api biru milik Gu He dan menekannya. Dengan suara sedikit sayu, bola api biru besar itu pun berubah menjadi api kecil yang perlahan-lahan menghilang.     

Dari pertarungan pertama yang mereka lakukan, tampak jelas jika kekuatan Yan Ci lebih unggul dibanding Gu He. Setidaknya dia tampak seperti lebih unggul satu bintang dibanding Gu He.     

Yu Mei menatap Gu He dan yang lainnya dengan dingin. Yue Mei kemudian menolehkan kepala dan matanya yang cantik melirik titik hitam yang menjauh dengan alis berkerut. Tak tahu kenapa, tapi dia merasa sosok itu sepertinya tidak asing baginya. Dia kemudian menggelengkan kepala dan setelah berpikir dengan cepat, dia memutuskan untuk tidak memerintahkan anak buahnya untuk mengejar dan membunuh sosok itu. Musuh utamanya tetaplah Gu He dan kelompoknya. Saat ini Suku Manusia-Ular berada dalam posisi yang kurang menguntungkan, jadi bagaimana mereka bisa mengirim seorang Dou Wang untuk mengejar dan membunuh sosok hitam yang berada di kejauhan itu. Lagipula tanpa kecepatan terbang yang dimiliki oleh seorang Dou Wang, bahkan jika mereka mengirim Dou Ling, tanpa sayap Dou Qi mereka tidak akan bisa mengejar sosok yang jauh itu. Jadi Yue Mei hanya bisa melupakan keinginannya untuk membunuh sosok hitam di kejauhan itu.     

Melihat Gu He dikalahkan, Yan Shi yang sedang berdiri di sampingnya mulai mengeluarkan Dou Qi yang ganas dari tubuhnya, setelah ia berkata, "Bunuh kelompok ular berekor pendek ini!"     

Sosok berjubah hitam itu bergerak pelan melewati Gu He dan dua orang lainnya sambil berteriak pelan, "Aku akan menghentikan mereka, kalian kejarlah orang itu! Jika kita terlambat, Api Surgawi akan berakhir di tangan orang yang salah!"     

Gu He awalnya merasa ragu saat mendengar apa yang dikatakan sosok itu, tapi tak lama kemudian dia segera menganggukkan kepala dengan mantap. Gu He sama sekali tidak meragukan kekuatan sosok berjubah hitam itu. Dia tidak akan kesulitan menghadapi tiga orang Dou Wang. Oleh karena itu Gu He tak lagi menyiakan-nyiakan waktu dengan berbicara yang tidak penting. Gu He dan Yan Shi kemudian menyerbu ke arah lain.     

"Kembali ke sini kalian!" Melihat Gu He dan yang lainnya pergi, Yan Ci dan dua Manusia-Ular lainnya berteriak keras sambil melesat ke arah Gu He dengan cepat. Tapi sosok berjubah hitam tiba-tiba muncul di depan para Manusia-Ular tersebut, seperti hantu. Sosok itu kemudian menggerakan lengan bajunya dengan arah memutar, dan perlahan gerakan itu menciptakan sebuah angin yang kuat di langit. Di antara angin yang berhembus kencang itu, terbentuk pisau angin berwarna cyan yang besar dan kuat. Pisau itu melesat keluar, dan dengan cepat mendorong tiga Manusia-Ular itu kembali ke posisi awal mereka.      

Berdiri dengan bebas di udara, sosok hitam itu berkata dengan bosan, "Lawan kalian adalah aku." Tanpa adanya satu orang pun yang memiliki kekuatan setara dengan Ratu Medusa, maka saat ini, sosok berjubah hitam itu adalah orang yang paling kuat di sana. Bagi seseorang yang memiliki kemampuan seperti dirinya, menghadapi puluhan ribu pasukan seorang diri bukanlah sesuatu yang sulit.      

"Bunuh dia!"     

Dengan menatap dingin sosok berjubah hitam yang ada di depannya, Yan Ci yang mudah marah pun tahu jika lawan yang ada di depannya ini jauh lebih hebat dibanding Gu He. Dengan satu teriakan keras, dalam sekejap, muncul tiga aura ganas di langit. Dengan kekuatan ganas tersebut, tiga aura itu menyerang sosok berjubah hitam itu dengan ganas.     

Dengan memanfaatkan situasi di mana Yan Ci dan dua Manusia-Ular lainnya sedang dihadang oleh sosok berpakaian hitam itu, Gu He dan dua orang lainnya pun melesat kencang, menerobos pertahanan sejumlah Manusia-Ular dan meninggalkan kota. Dengan wajah marah, mereka mengejar sosok bayangan hitam yang berada di kejauhan itu.     

Di atas kota, sosok berjubah hitam itu melihat serangan yang dilancarkan oleh tiga Dou Wang ke arahnya. Dia menghindari setiap serangan dengan tenang sambil sesekali melemparkan pukulan kejam yang akan membuat salah satu Dou Wang itu kesakitan. Tak terhitung tombak racun yang dilemparkan oleh Manusia-Ular yang berada di bawah, namun, setiap kali tombak itu mendekatinya, akan muncul angin kecil yang melemparkan tombak-tombak racun itu ke segala arah dengan acak. Menambahkan kesulitan kepada Yue Mei dan dua Manusia-Ular Dou Wang lainnya.     

Meski sosok berjubah hitam itu bisa menghadapi tiga sosok Dou Wang dengan mudah, tapi dia tetap akan kesulitan untuk membunuh ketiganya. Mereka bertiga saling memahami siasat yang dimiliki satu sama lain. Jadi setiap kali sosok berpakaian hitam itu melemparkan serangan yang kuat, mereka bertiga akan bekerja sama untuk menghentikannya. Meskipun kekuatan mereka untuk menghalangi serangan itu tidak terlalu hebat, tapi mereka tetap bisa meminimalisir dampak dari serangan itu, dan menyebabkan pertempuran mereka dengan Dou Huang itu tidak berakhir.     

Sosok berjubah hitam itu dengan tenang dapat mengatasi serangan ganas yang dikeluarkan oleh Yu Mei dan dua orang lainnya. Setelah beberapa saat, sosok berjubah hitam itu memalingkan wajahnya, melihat ke arah Gu He dan lainnya yang sedang dalam pengejaran dan mengetahui bahwa mereka hampir tidak terlihat lagi di garis cakrawala. Ia menghela nafas lega, dan sosok berjubah hitam itu dengan keras melambaikan tangannya dan menyerang mereka dengan kekuatan yang lebih agresif. Jari kakinya dengan ringan menginjak udara dan ia melompat sejauh 10 meter, sambil tangannya membentuk sebuah segel. Dengan suara yang dingin, ia berteriak, "Angin Kembali ke Bumi!"     

Setelah suara teriakan itu terdengar, angin berwarna hijau tiba-tiba mulai berkumpul di atas sosok Dou Huang tersebut, membentuk lapisan tebal awan bundar berwarna hijau yang cukup kuat.     

Dengan melambaikan tangan pelan, awan hijau yang berada di atas angin kencang itu mulai dipadatkan dengan cepat, dan menciptakan angin berbentuk pisau yang berwarna hijau gelap. Pisau itu memenuhi lagi dan mulai menerjang kebawah, bagaikan rintik hujan.     

Merasakan serangan kekuatan yang begitu kuat di atas langit, Yue Mei dan dua Manusia-Ular lainnya itu pun terlihat serius sambil berdiri dengan punggung mereka melekat satu sama lain. Tiga jenis Dou Qi yang berbeda itu pun naik ke langit, seolah-olah ketiganya adalah pilar yang mengangkat langit, membuat awan angin hijau yang perlahan turun berhenti bergerak di udara.     

Sambil menatap ketiga Manusia-Ular yang dihujani oleh awan hijau tersebut, sosok berpakaian hitam itu memutar kepalanya, menghadap timur laut gurun dan bergumam pelan, "Sepertinya ada dua orang lagi yang telah datang... sepertinya aku harus pergi."     

Tangan putih halus itu pun masuk ke dalam jubah hitam. Sosok berpakaian hitam itu pun segera bergerak dan mengepakkan sayap Dou Qi berwarna hijau di punggungnya, kemudian berubah menjadi cahaya hitam dan dalam sekejap saja telah muncul di area luar kota. Sosok itu pun menghilang ke arah yang sebelumnya dituju oleh Gu He dan yang lainnya.     

Tak lama setelah menghilangnya sosok berpakaian hitam itu, muncul dua sinar cahaya dari bagian timur laut dan barat daya gurun. Setelah beberapa saat, mereka akhirnya tiba di atas kota dan melihat ke arah kekacauan kota dengan ekspresi yang suram. Mereka segera berulang kali mengayunkan tangan mereka, dan Dou Qi mereka dengan sengit menghantam awan angin hijau besar milik sosok berpakaian hitam itu. Dengan kerja sama, mereka pun berhasil menghilangkan awan tersebut.     

"Kejar!" Setelah menghancurkan lapisan angin, Yue Mei dan dua Manusia-Ular lainnya kembali terbang tanpa sempat menyapa dua sosok yang baru saja tiba. Dengan suara teriakan tersebut, mereka bertiga mulai mengejar sosok hitam yang melarikan diri. Dua orang yang baru saja tiba, terdiam selama beberapa saat sebelum kemudian bergabung dalam pengejaran.     

Lima sinar cahaya, dengan kekuatan yang mengguncang langit, melintasi langit dalam sekejap. Mereka menghilang di balik cakrawala dengan begitu cepat.     

...     

Gurun luas yang dipenuhi dengan badai pasir yang mengamuk, penuh dengan warna emas, memanjang sejauh mata dapat memandang.     

Di atas langit yang biru, tiba-tiba tampak sosok manusia melintas dengan kencang. Tekanan angin yang besar menekan pasir yang berada di bawahnya, meninggalkan bekas di permukaan tanah. Setelah beberapa saat, jejak dari angin itu terbawa oleh angin, dan menghilangkan jejak itu dengan sempurna.     

Tidak lama setelah sosok itu terbang, tampak tiga sosok cahaya menyusul di belakangnya. Pasir yang telah mengendap beberapa waktu sebelumnya, tiba-tiba kembali muncul tiga bekas yang lebih besar.     

Setelah tiga sosok cahaya itu berlalu, tampak sebuah bayangan dengan kecepatan yang bahkan lebih mengerikan muncul, dan setelah bayangan itu menghilang, tampak lima sosok cahaya melintas... Setelah tersapu berkali-kali, permukaan pasir itu pun tampak berantakan.     

Xiao Yan mengepakkan Sayap Awan Ungu-nya dengan cepat sambil memegang teratai hijau di satu tangan. Dengan menggunakan kecepatan dari badai untuk terbang, kecepatan terbangnya bahkan lebih mengerikan dibanding makhluk terbang yang paling cepat di daerah gurun. Jika bukan karena petunjuk Yao Lao, Xiao Yan akan tersesat di gurun ini yang sama sekali tidak memiliki petunjuk.     

Lidah Xiao Yan bergerak saat dia menelan dua 'Pil Pemulih Energi' masuk ke dalam perutnya. Bahkan dalam waktu singkat ini, jumlah 'Pil Pemulih Energi' yang masih tersimpan di mulutnya masih lebih dari setengah. Dengan ini saja, bisa dibayangkan seberapa banyak Dou Qi yang dikonsumsi secara menakutkan untuk terbang dengan gegabah demi keamanan ini.     

Kembali meluncur menjauh, wajah serius Xiao Yan tampak berubah. Dengan sedikit memutar kepalanya, dia bisa melihat jika tiga sosok hitam yang tertangkap matanya semakin dekat dengannya.     

"Sial, bajingan-bajingan ini terlalu gigih." Melihat sosok Gu He dan kelompoknya yang semakin dekat, pikiran Xiao Yan mulai panik, mereka bertiga adalah Dou Wang. Sejujurnya satu tamparan saja dari mereka, sudah bisa membuat Xiao Yan mati.     

"Tuan, Gu He dari Kekaisaran Jia Ma meminta Anda untuk mengembalikan Api Surgawi itu ke pemilik aslinya. Tolong tenang, jika Api Surgawi benar-benar utuh, Gu He tidak akan melukaimu!" Teriakan itu menggema di atas padang pasir dengan diperkuat aliran Dou Qi, sehingga terdengar seperti suara guntur yang tanpa henti.     

"Aku adalah orang bodoh jika menyerahkannya padamu..." Xiao Yan diam-diam menggumam dalam hati sebelum kemudian kembali mengalihkan tatapan matanya sambil mengutuk dengan keras. Sosok dengan kemampuan Dou Wang itu berbicara dengan tenang, tapi kecepatan yang mereka miliki semakin meningkat, sehingga jarak antara keduanya semakin berkurang.     

Tanpa menjawab pertanyaan Gu He, Xiao Yan yang hendak kembali menajamkan tatapan matanya ke depan, merasa terkejut ketika matanya menyadari tak jauh di belakang kelompok Gu He, tampak sebuah bayangan, dengan kecepatan yang sangat menakutkan sedang mengejarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.