Perjuangan Menembus Surga

Menyimpan Inti Api Teratai Hijau



Menyimpan Inti Api Teratai Hijau

0Melihat tindakan ular kecil tujuh warna itu, Xiao Yan membuka mulutnya dan tersenyum pahit di dalam hatinya. "Aku bertaruh, ular ini pasti bukan Ratu Medusa. Dengan karakternya yang angkuh, dia tidak akan jadi seperti ini... Dia yang sekarang, seperti tidak ada bedanya dengan ular kecil yang baru saja dilahirkan. Satu-satunya perbedaannya, dia memiliki kecerdasan yang jauh lebih tinggi."     

"Jangan bilang kalau evolusi telah menghancurkan ingatan lamanya?" Yao Lao juga kebingungan mengenai hal ini.     

"Huh..." Xiao Yan terdiam sejenak dan menyipitkan matanya. Senyum Xiao Yan terlihat penuh arti dan berkata, "Dia sepertinya tertarik pada sesuatu yang ada di dalam cincinku."      

Xiao Yan berbicara sambil menepuk cincin penyimpanan miliknya dengan pelan. Beberapa benda muncul di telapak tangannya. Ular kecil tujuh warna itu pun bergerak mendekat. Dia mengedarkan pandangan matanya dan mengayunkan ekor ularnya sambil menggelengkan kepala beberapa kali. Terlihat jelas bahwa barang yang dia inginkan tidak ada di antara barang-barang ini.     

Xiao Yan pun kembali menyimpan barang-barang itu ke dalam cincin penyimpanan miliknya. Kemudian dia dengan sabar mengeluarkan lebih banyak barang, satu per satu, dari dalam cincin penyimpanannya. Sesaat kemudian, saat dia kembali mengeluarkan botol batu giok kecil yang berisi cairan berwarna ungu, ular kecil yang meringkuk di udara itu dalam sekejap muncul di telapak tangannya, seolah-olah telah melakukan teleportasi. Ular itu menjulurkan lidah kecilnya ke dalam botol giok tersebut dan beberapa kali menjilat dengan ganas.     

"Ini adalah... Sari 'Kelahiran Singa Kecubung'. Aku tidak menyangka ternyata ini yang dia inginkan." Setelah melihat Sari 'Kelahiran Singa Kecubung' yang dalam sekejap berkurang sekitar sepersepuluhnya, Xiao Yan sepertinya tidak rela. Namun, sepertinya makhluk kecil ini mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh Sari Kecubung. Dia tak lagi menyerap cairan itu dengan serakah. Sehingga setelah beberapa jilatan, ia menarik kepalanya keluar. Matanya yang sebening kristal tampak begitu puas dan gembira.     

"'Python Menelan Surga Tujuh Warna' juga termasuk binatang yang memiliki unsur api. Jadi tentu saja, ia sangat menyukai Sari Kecubung yang penuh dengan energi api murni ini." Yao Lao berkata dengan tersenyum saat melihat kegembiraan ular kecil tujuh warna itu.     

Xiao Yan menganggukkan kepalanya dan dengan tidak rela mengembalikan Sari Kecubung yang sedikit berkurang itu ke dalam cincin penyimpanannya.     

Sepertinya karena ular itu telah menyerap Sari Kelahiran Singa Kecubung, sikap waspada yang ada di mata kecilnya saat melihat Xiao Yan, tampak sedikit berkurang.     

Ketika ia dengan jelas merasakan perubahan dari tatapan ular kecil itu, hati Xiao Yan pun sedikit tersentuh. Xiao Yan kemudian dengan hati-hati mengulurkan tangannya dan dengan lembut membelai tubuh kecil ular tersebut.     

Melihat sikap Xiao Yan, ular kecil tujuh warna itu pun memutar tubuhnya. Kemudian ia tidak lagi menghindari tangan Xiao Yan, dan memutar kepala kecilnya sambil dengan manja mengusap-usapkan dirinya sendiri di tangan Xiao Yan.     

Memperhatikan sikap ular kecil yang sama sekali tak memperlihatkan sikap memusuhi itu, tatapan mata Xiao Yan tampak berbeda.     

"Hehe, Nak, apa kau berniat merawat makhluk ini?" Seolah sangat memahami pikiran Xiao Yan, suara Yao Lao segera terdengar dalam hatinya.     

"Hehe." Xiao Yan tertawa datar. Dia kemudian menjilat bibirnya dan berkata dalam hati dengan bersemangat, "Dia adalah binatang kuno luar biasa yang memiliki potensi tak terbatas. Jika aku merawatnya, maka aku tidak kehilangan kendali atas 'Api Surgawi'"     

"'Python Menelan Surga Tujuh Warna' memang sangat kuat, tapi saat ini dia hanyalah seekor bayi. Tubuhnya memang mengandung energi yang sangat besar, tapi dia harus mengasah kemampuannya entah selama berapa lama sebelum dia benar-benar bisa menguasainya nanti."     

"Selain itu kau harus tahu, terlepas dari seberapa pun jinaknya 'Python Menelan Surga Tujuh Warna' saat ini, tapi aku berani bertaruh kalau tubuh aslinya pasti milik Ratu Medusa. Mungkin, sekarang ia menjadi seperti ini karena suatu alasan yang belum diketahui, tetapi tidak ada yang dapat memastikan bahwa ingatannya tidak akan kembali di masa mendatang. Ketika waktu itu datang…" Yao Lao berkata dengan sedih, "Kau pasti sudah sangat mengerti kesombongan dan kekejaman Ratu Medusa. Jika kamu berani mengambil kesempatan ini untuk menjadi majikanya, dengan karakter yang dimilikinya, mungkin ia akan membantai mu saat itu juga."     

"Uh..." Telapak tangan Xiao Yan yang menggosok ular kecil tujuh warna itu pun menjadi kaku. Xiao Yan mengerutkan dahinya dan merenung untuk beberapa saat. Kemudian, ia menghela nafasnya dengan pelan dan berbisik, "Bagaimana jika ingatannya tidak kembali? Saat ini, ia terlihat seperti makhluk buas kecil yang baru saja dilahirkan. Aku juga adalah orang terakhir yang dilihatnya. Setelah apa yang telah terjadi, aku pikir dia tidak akan begitu membenciku. Kalau tidak, ia tidak akan tinggal di dekatku untuk mencari makanan ketika ia muncul. Ini adalah kesempatan yang sangat bagus… Seekor makhluk buas yang eksotis, yang mungkin di masa mendatang dapat ditandingkan dengan seorang Dou Sheng yang legendaris. Pertandingan itu bisa menjadi atraksi yang sangat hebat."     

"Kau bertaruh..." Yao Lao menghela napas dengan tak berdaya.     

"Haha, apa salahnya bertaruh sesekali demi pengawal yang sangat kuat di masa mendatang. Jika situasi seperti itu terjadi di masa mendatang, bukankah masih ada guru? Ketika waktu itu datang, jika kita tidak dapat mengalahkannya… Kalau begitu, kita akan melarikan diri." Xiao Yan tertawa.     

"Ugh, ku harap kau tidak akan membakar dirimu sendiri karena bermain api." Ucap Yao Lao sambil tersenyum pahit.     

Xiao Yan tersenyum lembut kemudian dengan hati-hati membawa ular kecil tujuh warna itu menggunakan kedua tangannya. Ular kecil tujuh warna itu pun tidak menolak perlakuan Xiao Yan yang lembut. Dia justru mengayunkan ekornya dan meringkuk di pergelangan tangan Xiao Yan. Setelah itu, ia mengayunkan tubuhnya, seperti sedang bermain ayunan.     

"Makhluk kecil, apa kau ingin pergi bersama ku?" Kata Xiao Yan dengan lembut dan tersenyum, sambil meletakkan ular kecil itu di depannya. Dia memperlihatkan ekspresi yang sama dengan ekspresi diperlihatkan oleh orang yang sedang menipu gadis kecil yang tersesat di pinggir jalan.     

Membuka matanya yang berwarna ungu, ular tujuh warna kecil itu pun menatap wajah Xiao Yan. Tatapan matanya tampak seperti manusia yang kebingungan. Tak lama kemudian dia meluruskan tubuhnya dan melihat Xiao Yan dengan tatapan kosong.     

Melihat sikap aneh ular kecil tujuh warna itu, jantung Xiao Yan pun berdebar kencang. Senyum di wajahnya tampak sedikit malu. Dia seperti bisa merasakan jika roh dewasa dan angkuh yang berada dalam tubuh ular kecil tujuh warna itu, dengan dingin menatap tajam pada tindakannya yang rendah.      

Xiao Yan batuk dengan pelan, kemudian memutar matanya dan mengetukkan jarinya pada cincin penyimpanannya. Sebuah botol yang berisi Sari 'Kelahiran Singa Kecubung' muncul di telapak tangannya. Setelah mengeluarkan tongkat giok putih yang kecil, ia meletakkan beberapa tetes Sari Kecubung di atasnya dan mengayunkan tongkat itu dengan pelan di depan ular itu.     

Ketika Sari Kecubung itu muncul, mata ular kecil tujuh warna itu pun tampak begitu senang. Perasaan seperti manusia yang sedang kehilangan itu menghilang dari dirinya. Sambil membuka mulutnya, ular itu pun menjulurkan lidahnya ke arah Xiao Yan seperti sedang memohon untuk cairan itu.     

"Hee hee..." Dengan sikap memohon dari ular kecil tujuh warna itu, roh yang dewasa dan angkuh di tubuhnya itu pun kembali tenang. Xiao Yan tersenyum. Terlepas dari apakah 'Python Menelan Surga Tujuh Warna' saat ini memiliki roh Ratu Medusa atau tidak, tapi setidaknya, dia tidak bisa menolak daya tarik yang dimiliki oleh Sari Kecubung.     

Setelah Xiao Yan meneteskan Sari Kecubung ke mulut ular kecil itu, ular itu pun mengecap bibirnya dengan puas. Sesaat kemudian, ekor ular itu melingkar di pergelangan tangan Xiao Yan dan kemudian masuk ke dalam lengan baju Xiao Yan dan perlahan-lahan tertidur dengan nyenyak.     

"Ha ha!" Memperhatikan 'Python Menelan Surga Tujuh Warna' itu, Xiao Yan kemudian membuka mulutnya dan tertawa dengan keras. Dengan bantuan dari Sari Kecubung, dengan cepat dia dan ular itu pun menjadi dekat. Jika hal ini terus berlanjut, Xiao Yan yakin dia bisa membuat hubungan mereka berdua menjadi sangat kuat, sebelum ular itu tumbuh dewasa dan memiliki kecerdasan seperti manusia.     

Dengan telapak tangannya, Xiao Yan menepuk lengan bajunya tersebut dengan pelan. Raut wajahnya tampak begitu bahagia. Menjilat sedikit sisa dari Sari Kecubung yang ada pada tongkat giok putihnya, Xiao Yan tertawa sambil membiarkan energi panas akibat reaksi dari Sari Kecubung itu menggelora di dalam tubuhnya. Xiao Yan kemudian berjalan beberapa langkah ke depan sambil mengangkat kepalanya menatap sekelompok api berwarna hijau yang ada di udara dan tersenyum. Setelah semua yang dia lewati, akhirnya dia bisa melihat 'Inti Api Teratai Hijau' di depan matanya.     

Meski dalam hati dia merasa begitu cemas, tapi Xiao Yan tidak bertindak dengan gegabah. Benda yang dikenal dengan nama 'Api Surgawi' ini seperti bom. Jika tidak berhati-hati, kekuatan merusak yang dia miliki akan tiba-tiba muncul begitu saja, seperti yang terjadi beberapa saat yang lalu. Dia bukan Ratu Medusa yang mungkin masih bisa sedikit menahan kekuatan api tersebut, jadi jika dia melakukan seperti yang dilakukan oleh Ratu Medusa maka dia benar-benar akan terbakar habis dalam waktu kurang dari sepuluh detik.     

Xiao Yan memperhatikan 'Api Surgawi' yang berada di udara itu dengan tatapan yang sangat menginginkannya, lalu ia segera bertanya, "Guru... sekarang, bagaimana caranya mengendalikan api ini?"     

"Mengendalikan 'Api Surgawi' tidaklah mudah. Dia akan membakar habis apapun yang mendekatinya. Termasuk energi. Selain beberapa objek khusus, kau hanya bisa membungkusnya secara paksa dengan menggunakan pasokan energi yang tak berujung, kemudian membawanya pergi. Ku rasa saat itu Ratu Medusa menggunakan metode ini." Ucap Yao Lao menyuarakan pemikirannya, "Tapi metode itu menghabiskan energi yang sangat besar. Dengan kemampuanmu saat ini, bahkan jika kau menggunakan seluruh Dou Qi yang kau miliki, kau tidak akan bisa memindahkan api itu dari pulau kecil ini."     

Mendengar ini, dalam sekejap ekspresi Xiao Yan berubah menjadi suram, dan bertanya dengan putus asa, "Uh... lalu apa yang harus kita lakukan?"     

"Ke ke, tentu saja kita tidak bisa meniru metode yang dilakukan oleh Ratu Medusa. Tidak satupun dari kita akan bisa melakukannya." Yao Lao menyeringai dan berkata, "Semua yang kukatakan tadi, hanya berlaku untuk orang lain. Tapi kau berbeda, karena kau memiliki alat yang bisa kau gunakan untuk membawa 'Inti Api Teratai Hijau' dengan mudah."     

Selama sesaat, Xiao Yan merasa bingung mendengar ucapan Yao Lao. Tapi tak lama kemudian dia mengedipkan mata dan sesaat kemudian, tiba-tiba ia berkata, "Apakah alat yang Guru maksud itu adalah Kursi Teratai Hijau?"     

"Haha, tepat sekali. Kursi Teratai Hijau dan Api Inti Teratai Hijau berasal dari sumber yang sama. Jika kau menggunakan kursi itu untuk membawa api ini, kau tidak hanya bisa menekan 'Api Surgawi' ke suhu terendahnya sehingga tidak akan meluap, tapi juga akan jauh lebih aman dibandingkan dengan menggunakan energi yang melimpah untuk membungkusnya." Kata Yao dengan tersenyum.     

Xiao Yan menganggukkan kepalanya dan segera menepuk cincin penyimpanan dengan jarinya. Dalam sekejap, perlahan cahaya berwarna hijau muncul dari cincin penyimpanan dan melayang di depan Xiao Yan. Di dalam cahaya berwarna hijau itu, terdapat Kursi Teratai Hijau yang terlihat sempurna seperti sebuah karya seni. Dia berputar ringan dan mengeluarkan energi yang samar.     

Xiao Yan menarik Kursi Teratai Hijau itu dengan tangannya, lalu ia melemparkannya ke arah 'Api Surgawi' yang berada di udara. Sebuah cahaya hijau yang samar terpancar dari Kursi Teratai Hijau, ketika kursi itu menyentuh bagian bawah dari 'Api Surgawi'. Kemudian, dengan tenang kursi itu membungkus Inti Api Teratai Hijau.     

Saat ukuran cahaya berwarna hijau itu menyusut, perlahan-lahan 'Api Surgawi' itu masuk ke dalam kursi teratai tanpa perlawanan. Api berwarna hijau aneh itu pun segera mengembang di dalam inti teratai yang kosong.     

"Berhasil..." Proses untuk mengambil Api Surgawi itu begitu mulus hingga Xiao Yan merasa terkejut. Dia kemudian memperhatikan 'Inti Api Teratai Hijau' yang telah tersimpan di dalam Kursi Teratai Hijau itu dengan wajah yang penuh dengan sukacita. Dengan hati-hati, Xiao Yan memegang bagian bawah Kursi Teratai Hijau itu, sambil memperhatikan sekelompok api berwarna hijau yang ada di tengahnya. Tanpa dia sadari, matanya tampak begitu bahagia.     

"Sekarang, cepat tinggalkan kota ini. Cari tempat yang tenang dan telan 'Api Surgawi' ini! Ingat, jangan menyimpan 'Api Surgawi' ini di dalam cincin penyimpanan. Kalau tidak, benda-benda di dalamnya akan terbakar habis." Yao Lao memperingatkan dengan suara yang serius.     

"Ya!" Tubuh Xiao Yan bergetar saat dia menganggukkan kepala dengan serius. Sayap membentang dari punggungnya, sementara tangannya meraih 'Pil Pemulih Energi' dan memasukkannya ke dalam mulut. Setelah itu, dia mengangkat kepalanya dan menyaksikan tirai cahaya berwarna ungu yang perlahan menghilang.     

Tirai cahaya berwarna ungu itu tampak berkedip dan dalam satu waktu setelah terdengar suara ledakan, cahaya itu berubah menjadi cahaya kecil yang memenuhi langit.     

Saat tirai cahaya berwarna ungu itu meledak, kaki Xiao Yan tiba-tiba terdorong dari tanah dengan keras. Tubuhnya melesat ke langit dengan membawa Kursi Teratai Hijau, lalu bergegas meninggalkan kota itu dengan sekuat tenaga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.