Perjuangan Menembus Surga

Kota Di Jantung Gurun



Kota Di Jantung Gurun

0Di padang pasir yang luas, lusinan Manusia-Ular yang bersenjata lengkap dan membawa tombak beracun di tangan mereka, dengan hati-hati memeriksa daratan kecil ini dengan mata yang tajam. Setiap makhluk hidup yang bukan dari ras Manusia-Ular akan dibunuh tanpa ampun.     

Manusia-Ular itu saling berpasangan dalam satu kelompok ketika mereka berpatroli. Bekas yang terbentuk dari ekor mereka yang bergoyang, tertinggal di manapun pasukan itu lewat.     

Di bawah terik matahari, seorang Manusia-Ular yang tampaknya adalah pemimpin kelompok, menyeka keringatnya sambil mengumpat, "Manusia-manusia sialan ini. Mereka benar-benar berani dengan sombongnya menerobos masuk ke area bagian dalam gurun. Jika aku menangkap mereka, aku akan membuat mereka merasakan sakitnya digigit oleh sepuluh ribu ular!"     

Karena pagi-pagi dia sudah diseret keluar dan dipaksa untuk mulai mencari di seluruh gurun, seorang Manusia-Ular dengan tidak sabar mengayunkan ekornya, sambil menyapukan tatapan matanya melintasi padang pasir yang luas dan bertanya dengan suara yang bingung, "Pemimpin Pasukan, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa suku kita tiba-tiba berada dalam keadaan darurat?"     

Mendengar pertanyaan Manusia-Ular ini, sepuluh Manusia-Ular lainnya yang berada di dekatnya juga mengalihkan tatapan mereka yang terlihat bingung kepada pemimpin kelompoknya. Tentu saja, Manusia-Ular yang memiliki peringkat rendah ini tidak benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi.     

"Hmm, apa yang terjadi? Ada sekelompok manusia kuat yang tiba-tiba menerobos pertahanan suku Mei tadi malam dan tiba di area bagian dalam gurun. Menurut informasi yang dikeluarkan oleh Suku Mei, sepertinya di kelompok itu ada seorang Dou Huang, tiga Dou Wangs dan beberapa Dou Ling." Pemimpin Manusia-Ular itu mendengus dingin dan wajahnya terlihat muram.     

Ketika Manusia-Ular yang ada di sekitarnya mendengar ini, dalam sekejap raut wajah mereka pun berubah. Seorang Dou Huang, tiga orang Dou Wang? Astaga! Apakah kerajaan manusia berniat memulai perang lagi? Barisan yang menakutkan seperti ini tak bisa dilawan oleh suku besar Manusia-Ular manapun sendirian.     

 "Saat ini, semua suku Manusia-Ular, terlepas dari suku besar atau kecil, telah memasuki masa darurat militer. Dan menurut informasi yang ku terima, para pemimpin dari delapan suku besar telah menerima perintah dari Yang Mulia dan mulai bergegas menuju Kuil di pusat gurun. Yang paling cepat harusnya bisa tiba besok malam, sementara yang paling lambat akan membutuhkan waktu satu hari lagi." Saat menyebut nama Yang Mulia, ada kepercayaan yang terlihat dari wajah pemimpin itu.     

"Selama ada tiga pemimpin yang bisa bergegas ke Kuil, maka Yang Mulia akan memberi perintah untuk melakukan pencarian. Hmm, memang kenapa kalau mereka memiliki Dou Huang? Sekelompok manusia yang tidak tahu diri. Selama orang-orang kuat dalam suku Manusia-Ular kita berkumpul semuanya, kita pasti bisa mengalahkan mereka hingga mereka menjadi seperti anjing jalanan!" Pemimpin Manusia-Ular itu tertawa dengan dingin. Dia mengangkat kepalanya, menatap padang pasir tak berpenghuni ini dan menggelengkan kepalanya. Sambil melambaikan tangannya, dia berteriak, "Ayo pergi ke tempat lain. Sepertinya tidak ada jejak keberadaan manusia di sini."     

Setelah pemimpin Manusia-Ular itu berteriak, pasukan kecil itu pun secara perlahan bergerak ke tempat yang lebih jauh untuk melakukan pencarian, dan meninggalkan area gurun yang kosong itu.     

Setelah pasukan itu menghilang di ujung cakrawala, gundukan pasir yang ada di ujung tiba-tiba bergetar. Sesaat kemudian, sesosok manusia yang tertutupi pasir tiba-tiba melompat keluar dari tumpukan pasir itu. Kakinya mendarat pelan di permukaan pasir. Sambil membuka matanya menatap ke arah di mana pasukan Manusia-Ular itu menghilang, dia berbisik dengan tak berdaya, "Sekarang situasinya jadi semakin merepotkan. Setiap waktu ada kelompok Manusia-Ular yang akan berkeliling di gurun…"     

"Tapi dari apa yang mereka katakan, tampaknya yang paling kuat di antara suku Manusia-Ular sedang bergegas. Meski barisan kelompok Gu He tidak bisa diremehkan, tapi kukira mereka hanya bisa mundur jika semua orang kuat dari suku Manusia-Ular berkumpul." Sosok manusia itu sedikit mengangkat kepalanya dan memperlihatkan wajahnya yang halus dan tampan di bawah jubah hitam. Dia adalah manusia yang lolos dari serangan Suku Mei tadi malam, Xiao Yan.     

"Jika semuanya seperti yang diperkirakan, aku pikir setidaknya, kelompok Gu He akan bertindak besok sore. Mereka juga pasti paham kekuatan suku Manusia-Ular. Semakin lama mereka menyia-nyiakan waktu, maka akan semakin banyak bahaya yang harus mereka hadapi." Suara Yao Lao terdengar dari dalam cincin.     

"Ya." Xiao Yan menganggukkan kepalanya dan mengeluarkan peta yang dia miliki dari dalam cincin penyimpanannya. Tatapan matanya tertuju pada area di tengah padang pasir, di mana ada simbol kepala ular yang buas. Dia berkata dengan pelan, "Ini pasti kuil Ratu Medusa. Ada banyak suku kecil yang terletak di sekitarnya. Kuil ini dijaga dengan sangat ketat dan juga ada pengawal pribadi Ratu Medusa di sana, Penjaga Ular Ratu Medusa. Kelompok elit ini memiliki banyak prestasi pertempuran yang luar biasa selama peperangan antara Kekaisaran Jia Ma dan suku Manusia-Ular berlangsung. Bahkan komandan dari beberapa pasukan elit kekaisaran takut pada mereka."     

"Hu... sepertinya akan menjadi tugas yang sangat merepotkan untuk berhasil mendapatkan 'Inti Api Teratai Hijau'." Xiao Yan menghela nafas pelan dan mengusap dahinya dengan jengkel. Di tempat berbahaya seperti ini, dia tidak berani bertindak gegabah, bahkan dengan adanya perlindungan Yao Lao. Karena bagaimanapun juga, Yao Lao saat ini hanya dalam keadaan roh dan tidak bisa sepenuhnya menunjukkan kekuatan yang dulu dia miliki. Di sisi lain, Ratu Medusa merupakan orang keji yang sangat kuat dan namanya telah dikenal banyak orang. Jika dia menyadari keberadaan Xiao Yan, mungkin akhir hidupnya akan buruk.     

Selain itu, total kekuatan dari suku Manusia-Ular juga jauh lebih kuat dari Kekaisaran Jia Ma. Kalau bukan karena para Manusia-Ular ini harus menghadapi serangan dari segala arah, Kekaisaran Jia Ma sudah pasti akan kalah telak pada pertempuran sebelumnya.     

"Ah..." Sambil menggelengkan kepalanya, Xiao Yan bertanya dengan pelan, "Guru, apa yang harus kita lakukan sekarang?"     

"Berjalan lebih cepat. Perjalanan kita terlalu lambat. Kita dekati kuil Ratu Medusa sesegera mungkin. Jika kelompok Gu He dan Ratu Medusa mulai bertarung, kita akan menggunakan kesempatan itu untuk masuk ke dalam kuil dan mencari 'Api Surgawi'. Walaupun sebagai roh kekuatanku telah berkurang secara signifikan saat ini, tapi Ratu Medusa seharusnya tetap tidak akan mudah menyadari keberadaanmu, jika aku menyembunyikan Qi-mu." Yao Lao menyuarakan pikirannya.     

Mendengar ini, Xiao Yan menganggukkan kepalanya. Dia mengambil Pedang Xuan Berat dari punggungnya dan meletakkannya ke dalam cincin penyimpanan. Setelah itu, dia mengeluarkan nafas pelan dan jubah Dou Qi berwarna ungu perlahan menutupi tubuhnya. Kakinya menjejak tanah dengan keras dan sosoknya berubah menjadi bayangan berwarna ungu, ia lalu bergerak dengan cepat di sepanjang jalan yang ditunjukkan pada peta.     

Xiao Yan tidak berani membuka Sayap Awan Ungu-nya dan terbang di langit selama cuaca cerah dan terang. Kalau tidak, jika keberadaannya disadari oleh Manusia-Ular yang sedang berpatroli di seluruh padang pasir, maka keberadaan dirinya akan terungkap terlalu cepat. Ini bukan hal yang baik bagi Xiao Yan yang ingin menjadi 'nelayan', yang akan memanfaatkan pertarungan antara kedua belah pihak.     

Berlari di atas tanah mungkin agak lambat, tetapi dengan bantuan Persepsi Spiritual Yao Lao yang sangat kuat, kelompok patroli Manusia-Ular yang tersebar di seluruh wilayah bagian dalam gurun dapat dihindari oleh Xiao Yan.     

Setelah berlari dengan sekuat tenaga selama hampir satu jam dan menghindari puluhan regu patrol, matahari terik di langit mulai berangsur-angsur terbenam di barat. Samar-samar, sebuah kota besar akhirnya tampak di garis cakrawala.     

Ketika ia semakin dekat dengan kota, Xiao Yan menyadari bahwa di sekitar kota yang megah ini, ada banyak batu besar di gurun yang berwarna kuning. Kota Bersinar, yang merupakan tempat tinggal Ratu Medusa, berada di belakang batu-batu ini.     

Xiao Yan menyembunyikan tubuhnya di balik batu besar. Mulutnya segera menghembuskan udara dengan keras. Jika dia tidak menggunakan 'Pil Pemulih Energi', dia pasti harus berhenti saat berlari beberapa jam tanpa henti karena hal itu akan melelahkan Dou Qi-nya. Namun, bahkan dengan bantuan pil tersebut, kaki Xiao Yan pun sudah mulai terasa mati rasa. Rasa sakit yang menusuk membuat ujung bibirnya berkedut.     

Setelah mengulurkan tangannya untuk menghapus keringat yang bercampur dengan pasir di wajahnya, Xiao Yan mengangkat wajahnya dan menatap langit yang gelap. Dia menghela nafas panjang dan tertawa getir, "Sepertinya aku benar-benar harus mempertaruhkan hidupku untuk mendapatkan 'Inti Api Teratai Hijau'..."     

Xiao Yan berbaring di atas batu besar dan beristirahat selama lebih dari sepuluh menit, kemudian dia memaksa tubuhnya yang sakit dan mati rasa itu untuk mengambil 'Pil Pemulih Energi' dari cincin penyimpanan, dan menelannya. Beberapa saat kemudian, secara perlahan dia merasakan aliran Dou Qi di tubuhnya. Dia menghela nafas lega dan dengan hati-hati membalikan tubuhnya. Ia melihat dari atas batu besar itu dan menyaksikan kota besar yang berada jauh di padang pasir.     

Mungkin karena mereka sedang berada dalam keadaan darurat militer, gerbang kota besar itu telah tertutup dengan rapat. Di atas tembok kota, terdapat Manusia-Ular penjaga yang bersenjata lengkap berjalan kesana dan kesini, berpatroli di tempat tersebut. Di langit di atas tembok kota, tampak lebih dari sepuluh burung hitam besar yang mengelilingi kota. Mata mereka yang tajam terus memperhatikan sekeliling kota. Setiap gerakan kecil yang terlihat akan membuat binatang buas ini mengeluarkan teriakan peringatan.     

Dengan hati-hati menyapukan pandangannya ke dinding kota, wajah Xiao Yan tampak sedikit khawatir. Meskipun dia masih berjarak cukup jauh, tapi dia bisa merasakan bahwa secara keseluruhan Manusia-Ular penjaga di kota ini memiliki kekuatan yang lebih kuat daripada penjaga di Suku Mei kemarin malam. Di sana juga tampak beberapa Manusia-Ular, yang pakaiannya tampak sedikit aneh dan membaur di antara para Manusia-Ular penjaga ini. Manusia-Ular ini terkesan dingin dan berdiri di atas dinding kota seperti pilar. Namun, Xiao Yan bisa merasakan bahwa tidak ada satupun Manusia-Ular yang berani melangkah mendekat dalam radius sepuluh meter dengan Manusia-Ular yang berpakaian aneh ini. Jelas, kalau mereka takut pada Manusia-Ular berpakaian aneh ini.     

Xiao Yan mengalihkan pandangan matanya, kemudian menyembunyikan tubuhnya pada celah batu dan berkata dengan lembut sambil tersenyum pahit, "Orang-orang ini... pasti mereka adalah penjaga pribadi Ratu Medusa. Mereka memang sangat kuat...''     

"Sekarang, kita harus menunggu dengan tenang di sini. Aku pikir kelompok Gu He akan segera datang. Saat itu terjadi, manfaatkan pertempuran yang terjadi untuk menyelinap masuk ke dalam kota... Aku sepertinya bisa merasakan keberadaan 'Inti Api Teratai Hijau' di kota ini." Suara Yao Lao terdengar dari cincin kuno yang berwarna hitam itu.     

"Api itu benar-benar ada di sini..." Mendengar ini, wajah Xiao Yan tampak bahagia. Hal ini merupakan salah satu dari sedikit berita bagus yang dia dengar dalam kondisinya yang sendirian di wilayah musuh saat ini.     

Xiao Yan menyimpan rasa bahagianya dengan tenang. Dia mengeluarkan kain berwarna kuning keemasan dari cincin penyimpanan miliknya dan meletakkannya di atas tubuhnya. Dalam sekejap, tubuhnya berubah menjadi warna kuning keemasan yang sama dengan warna pasir. Jika tidak ada yang mendekat untuk mencari tahu, maka akan sulit diketahui jika ada seseorang yang bersembunyi di sana.     

Beberapa saat setelah Xiao Yan menyembunyikan tubuhnya, suara Yao Lao tiba-tiba terdengar di dalam hatinya, "Nak, ada Qi besar yang sedang mendekatimu."     

Mendengar peringatan Yao Lao, hati Xiao Yan menjadi tegang. Diam-diam nafasnya menjadi tenang dan Kekuatan Spiritual Yao Lao mulai menutupi Xiao Yan.     

Xiao Yan menatap langit yang jauh melalui beberapa celah. Sesaat kemudian, sebuah titik tinta hitam kecil tiba-tiba muncul di batas cakrawala. Dalam sekejap mata, titik itu ditembakkan ke kota besar dengan suara yang tajam.     

Tidak lama setelah titik hitam itu muncul, para penjaga di tembok kota juga menyadari kehadiran titik itu. Dengan diiringi suara peringatan, Manusia-Ular yang tak terhitung jumlahnya segera mengangkat tombak racun mereka dan bersiap untuk menembak titik tersebut.     

Ketika titik tinta hitam itu berada dalam jarak sekitar seratus meter dari kota, titik itu langsung berhenti di udara. Terdengar suara teriakan yang menyeramkan dan dingin, "Pemimpin Suku Mo, Mo Basi, menyapa Yang Mulia!" Mendengar suara teriakan seperti guntur yang menggema di seluruh gurun, mata Xiao Yan terbuka lebar. Seorang pemimpin dari salah satu delapan suku besar akhirnya tiba...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.