Perjuangan Menembus Surga

Mendapatkan Sedikit



Mendapatkan Sedikit

0Melihat Xiao Yan yang telah menuju teratai hijau, Yao Lao menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya. Terlihat jelas Xiao Yan belum sadar dari keterkejutannya: apa dia benar-benar mengira kalau teratai hijau ini bisa langsung dipotong?     

Yao Lao menghela nafas. Dia kemudian melambaikan telapak tangannya dan kekuatan hisap yang muncul dari tangannya menahan tubuh Xiao Yan yang berada tepat di atas teratai hijau, kemudian Yao Lao menariknya ke belakang dan melemparkan Xiao Yan ke sampingnya.     

"Bodoh." sambil menoleh dan melihat Xiao Yan yang menatapnya dengan bingung, Yao Lao tertawa getir dan mengeluarkan pedang logam dari cincin penyimpanan. Setelah itu, dia melemparkan pedang tersebut secara asal ke teratai hijau.     

Saat pedang logam itu hendak mencapai bagian atas teratai hijau, api berwarna hijau pucat tiba-tiba menyembur keluar dari teratai hijau. Dalam sekejap mata, pedang logam itu kemudian terbakar menjadi cairan yang menggeliat.     

Melihat kejadian ini, keringat dingin pun muncul di dahi Xiao Yan. Dia kemudian menelan ludahnya dan tersenyum canggung pada Yao Lao.     

"Teratai hijau ini merupakan benda kebanggaan alam. Logam biasa yang menyentuhnya akan segera meleleh. Jika kau ingin memotongnya, kau harus menggunakan alat giok murni agar tidak merusaknya." Ucap Yao Lao. Dalam sekejap, dia mengeluarkan lebih dari sepuluh botol batu giok tingkat tinggi. Api putih tebal muncul dari telapak tangannya dan melelehkan botol giok kecil ini menjadi cairan hijau pucat. Cairan itu kemudian bergerak-gerak hingga akhirnya membeku menjadi pedang batu giok yang panjang.     

Dengan hati-hati, Yao Lao membersihkan kotoran yang ada di pedang batu giok tersebut, membuatnya tampak sejernih kristal dan seindah daun teratai hijau.     

"Gunakan pedang batu giok ini untuk memotong di tempat di mana teratai itu terhubung dengan batang dan akarnya." Karena kemampuan khusus dari 'Api Pendingin Tulang', dalam sekejap saja pedang batu giok itu benar-benar terasa dingin. Yao Lao mengayunkan pedang itu dengan pelan dan menyerahkannya pada Xiao Yan.     

Xiao Yan menerima pedang batu giok tersebut dan merasa tangannya menjadi hangat dan begitu nyaman. Dia hanya bisa tersenyum. Di dalam hati, dia semakin menginginkan kepada 'Api Surgawi'. Dia memegang pedang batu giok tersebut dengan erat, kemudian dengan hati-hati berenang ke arah teratai hijau dan dengan lembut memotong bagian dudukan teratai yang menghubungkannya ke tangkai. Dalam sekejap, teratai hijau itu pun terjatuh.     

Melihat teratai tersebut terjatuh, Yao Lao yang berada di samping teratai segera menggerakkan tangannya, menghisapnya dan membiarkannya perlahan mengambang di depannya. Dia menatap teratai tersebut dengan emosional.     

Setelah memotong teratai hijau tersebut, Xiao Yan mengamati akar dan batang teratai yang menelan energi tipe api dengan liar dari magma yang berada di sekitarnya. Dia menjilat bibirnya dan berkata sambil tersenyum, "Guru. Akar ini bisa menyerap energi dengan begitu hebat tanpa terkendali. Jadi dia juga pasti termasuk jenis harta karun yang unik. Kenapa kita tidak membawanya juga?"     

"Tidak." Berbeda dengan harapan Xiao Yan, Yao Lao yang sedang mengamati teratai hijau itu menggelengkan kepalanya.     

"Eh? Kenapa?" Mendengar jawaban Yao Lao, Xiao Yan kebingungan dan bertanya dengan heran.     

"Bagi benda-benda suci ini yang membutuhkan waktu ratusan dan ribuan tahun untuk terbentuk seperti ini, lebih baik kau tak mengambil seluruhnya dan tetap meninggalkan sesuatu. Anggap saja sebagai perbuatan baik. Meski kali ini kau telah memotong teratai hijau ini, tapi jika kau memberikannya hidup seribu tahun lagi, akan terbentuk teratai hijau yang baru. Tapi, jika kau juga mengambil akar dan batangnya... maka 'Api Inti Teratai Hijau' akan hilang selamanya dari ruang bawah tanah ini. Akan sangat sulit untuk tumbuh lagi..." Yao Lao menatap akar yang bergoyang itu dan menghela nafas. Di dunia Alchemist, merusak bagian akar dan batang saat mengambil benda atau bahan suci merupakan hal yang paling membuat orang lain marah. Lagi pula, syarat yang dibutuhkan oleh benda-benda suci itu agar bisa terbentuk lagi sangatlah berat.      

Mendengar Yao Lao menghela nafasnya dengan emosional, setelah ia terpaku untuk beberapa saat, Xiao Yan akhirnya mengangguk. Dia meletakkan pedang hijau di tangannya ke dalam cincin penyimpanan, dan mengalihkan tatapan matanya ke arah batang dan akar yang panjang. Setelah itu, dia berbalik dan berjalan ke hadapan Yao Lao. Dia tampak begitu bahagia menatap teratai hijau tersebut, seperti penuh dengan kerinduan.     

"Satu, dua, tiga... total ada sebelas Inti-Biji Teratai Api. Haha, kau cukup beruntung." Setelah menghitung cahaya yang berpendar kecil pada teratai hijau, Yao Lao tidak bisa menahan suara tawanya.     

"Sebenarnya aku sangat penasaran kenapa Ratu Medusa tidak mengambil serta semua harta ini saat dia datang kesini untuk mengambil 'Api Surgawi'. Jangan bilang kalau semua ini tidak berharga di matanya?" Tiba-tiba Xiao Yan berkata dengan suara yang bingung sambil menatap teratai hijau.     

"Aku sudah bilang padamu. Mungkin memotongnya menggunakan pedang batu giok tadi terkesan sangat mudah, tapi jika kau menggunakan bahan lain untuk memotongnya secara paksa, maka hal itu akan mustahil. Ratu Medusa bukanlah ahli Alchemist, jadi bagaimana dia bisa tahu trik kecil seperti ini? Terlebih lagi, saat dia mengambil 'Api Surgawi', dia pasti terluka parah karena 'Api Surgawi' itu. Ditambah suhu panas dan tekanan magma yang ada di sekelilingnya, dia tidak bisa menyia-nyiakan waktunya..." Kata Yao Lao sambil tersenyum. Dia kembali mengeluarkan sepuluh botol batu giok kecil dan pedang batu giok dari cincin penyimpanan, kemudian ia memilih sebelas Inti-Biji Teratai Api dari inti teratai dengan hati-hati, dan meletakkannya ke dalam botol-botol batu giok tersebut.     

Setelah menyimpan semua botol giok tersebut ke dalam cincin penyimpanan, Yao Lao mengembalikannya kepada Xiao Yan sambil memberi peringatan, "Sembunyikan ini semua dengan baik. Jangan biarkan orang lain bisa melihatnya, terutama teratai hijau ini. Selain saat berlatih, usahakan untuk tidak menggunakannya terlalu banyak. Kalau tidak, kau hanya akan menimbulkan masalah."     

"Ya." Setelah mengenakan cincin penyimpanan di jarinya, Xiao Yan mengalihkan tatapan matanya ke sekelilingnya. Dia menyadari, sejak teratai hijau itu terpisah dari akar dan batangnya, cahaya berwarna hijau di sekitarnya perlahan tampak menyusut.     

"Ayo pergi." Sambil mengamati perubahan di sekelilingnya, tubuh Yao Lao bergetar dan berubah menjadi api putih tebal yang menutupi seluruh permukaan tubuh Xiao Yan.     

"Ya." Xiao Yan mengangguk ringan dan mendesah pelan. Ia melihat akar teratai hijau itu untu yang terakhir kali, menjilat bibirnya dan melangkah maju. Setelah itu, tubuhnya berenang keluar dari cahaya hijau dengan cepat.     

Setelah meninggalkan area dengan cahaya hijau tersebut, Xiao Yan melambaikan tangannya pada Ular Roh Api yang agak jauh. Dia kemudian bergegas kembali dengan mengikuti di belakang Ular Roh Api, melewati jalan yang telah mereka gunakan sebelumnya.     

"Kenapa dia masih belum keluar?" Di mulut terowongan, Xiao Ding menatap danau magma yang telah cukup lama hening. Suasana hatinya, yang baru saja tenang perlahan-lahan kembali gelisah lagi. Dengan mengerutkan alis, dia mulai berjalan kesana dan kemari dengan gelisah.     

"Pemimpin Perusahaan, jangan khawatir. Aku telah mendapat kabar. Tuan Muda sedang dalam perjalanan kembali. Dia baik-baik saja." Di sampingnya, Qing Lin sedikit membuka matanya. Dia melihat Xiao Ding yang tengah mondar-mandir dengan cahaya berkilauan di mata hijau gelapnya.     

"Kalau begitu..." Mendengar ucapan Qing Lin, Xiao Ding menghela nafas lega. Dia berjalan ke pintu keluar terowongan, melirik magma panas yang berulang kali menggelembung dan tanpa sadar mengeluarkan tawa getir. Dia benar-benar tidak percaya jika Xiao Yan beberapa waktu lalu benar-benar telah melompat ke dalam danau magma tersebut.     

"Ugh, orang yang sangat menakutkan..."     

"Plop..." Sebelum Xiao Ding mengeluarkan suara desahan, suara gelembung air yang meletus kembali terdengar di ruang bawah tanah. Xiao Ding buru-buru menjatuhkan tatapannya ke arah magma, dan mendapati sosok Xiao Yan yang tertutupi api putih tebal perlahan muncul di hadapannya.     

"Hu..."     

Sambil menembus permukaan magma yang tebal, Xiao Yan pun menghela nafas panjang. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Xiao Ding yang berada di atas, kemudian melambaikan tangannya. Dengan menginjakkan kakinya ke magma, tubuhnya pun terangkat. Saat dia bergerak menuju tempat di mana Xiao Ding dan Qing Lin berada, punggungnya bergetar dan Sayap Awan Ungu pun keluar. Dia mengepakkan sayap dan tubuhnya melayang ke arah terowongan.     

Saat kaki Xiao Yan menyentuh tanah, api berwarna putih pekat yang melingkupi tubuhnya perlahan-lahan menghilang. Punggungnya sedikit bergetar dan dengan suara 'suo', Sayap Awan Ungu kembali berubah menjadi tato hitam gelap yang menempel di punggungnya.     

"Apa kau baik-baik saja?" Melihat Xiao Yan, Xiao Ding bergegas mendekatinya dan bertanya.     

"Haha, aku baik-baik saja." Sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya, Xiao Yan berbalik dan menatap dunia magma di ruang bawah tanah yang sangat besar. Xiao Yan pun mendesah.     

"Apa kau sudah mendapatkannya?" Sambil memperhatikan ekspresi Xiao Yan, Xiao Ding pun bertanya sambil tersenyum.     

"Tidak..." Ujung bibirnya bergerak sambil dia tersenyum pahit, "Seseorang telah mengambilnya terlebih dulu."     

"Hah?" Mendengar jawaban Xiao Yan, Xiao Ding terdiam. Dia merenung selama beberapa saat kemudian berkata dengan lembut, "Dia adalah pemilik Qi misterius itu bukan?"     

"Ah, mungkin lebih tepat jika memanggilnya Ratu Medusa." Xiao Yan mengeluarkan Sisik Ular Tujuh-Warna dan melambaikannya pada Xiao Ding sambil tersenyum pahit.     

"Oh, Sisik Ular Tujuh-Warna... ternyata benar-benar dia..." Melihat potongan sisik tujuh warna ini, Xiao Ding menghela nafas sambil tersenyum pahit.     

Xiao Yan menganggukkan kepalanya. Ia berkata dengan lembut, "Aku sudah mengetahui dimana keberadaan 'Api Surgawi'. Setelah ini, aku akan langsung menuju ke bagian dalam Gurun Tager. Jika ada kesempatan... Aku berniat mencuri 'Api Surgawi' itu dari Ratu Medusa."     

"Apa? Kau ingin mencuri 'Api Surgawi' dari tangan Ratu Medusa?" Mendengar ini, Xiao Ding kebingungan selama beberapa saat, kemudian ekspresi wajahnya berubah dan tanpa sadar ia berteriak.     

Di daerah sekitar Gurun Tager, reputasi Ratu Medusa yang garang tidak akan kalah dari reputasinya yang genit. Banyak orang yang tinggal di kota-kota di sekitar Gurun Tager merasa begitu ketakutan akan Ratu Medusa hingga mereka gemetar saat mendengar namanya. Jadi, meski Xiao Ding tahu kalau Xiao Yan cukup kuat, tapi dia masih merasa keinginan Xiao Yan yang berniat mengganggu Ratu Medusa itu tidak masuk akal.     

Karena bagaimanapun juga, Ratu Medusa adalah orang yang sangat kuat yang terkenal di seluruh Kekaisaran Jia Ma, tidak seperti Luo Bu dari Kota Gurun Batu. Dulu, ketika kekaisaran berniat mengirim tentaranya untuk menyerang suku Manusia-Ular, mereka tetap terluka parah karena serangan Ratu Medusa dan terpaksa harus mundur, meski telah dibantu oleh tiga orang Dou Wang. Dari sini, dapat dilihat bahwa reputasi Ratu Medusa yang ganas ini bukan sekedar bualan belaka.     

"Hehe, Kakak Pertama, tenanglah. Aku hanya akan mencobanya. Bahkan jika pada akhirnya aku gagal, aku percaya aku masih bisa melarikan diri." Xiao Yan meyakinkan sambil tersenyum pada Xiao Ding.     

"Kau... ugh..." Melihat sikap gigih Xiao Yan, Xiao Ding hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya sambil mengerutkan kening.     

"Haha, ayo pergi. Hari ini, aku akan kembali dan beristirahat selama satu malam. Besok, aku harus mulai pergi ke area bagian dalam Gurun Tager." Sambil melambaikan tangannya, Xiao Yan berbalik dan menuju terowongan. Di belakangnya, Xiao Ding menghela nafas dan mengikutinya dengan tak berdaya.     

Melihat keduanya berbalik dan pergi, Qing Lin segera bersiul ke arah danau magma. Tak lama kemudian, cahaya hijau di dahi Ular Roh Api Berkepala Dua itu pun melebar. Sesaat kemudian, tubuh besar ular itu menyusut, berubah menjadi cahaya hijau dan masuk ke dalam lengan Qing Lin.     

Dengan tangan kecilnya, Qing Lin menepuk lengan bajunya penuh rasa ingin tahu. Wajahnya tampak tersenyum kecil ketika berbisik, "Jangan membuat masalah. Kalau tidak, Tuan Muda akan marah dan aku akan membuangmu."     

"Hiss..." Suara desisan pelan itu terdengar tidak puas, sepertinya ular itu tidak puas dengan diskriminasi yang dilakukan pemiliknya.     

"Hee hee." Qing Lin menutupi mulut kecilnya dan tertawa pelan. Dia mengangkat tangan kecilnya dan melompat-lompat dengan penuh semangat sambil menyusul Xiao Yan dan Xiao Ding. Perlahan-lahan mereka bertiga menghilang ke dalam terowongan yang gelap.     

Saat langkah kaki ketiga orang itu perlahan-lahan menjauh, magma raksasa itu pun kembali tenang...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.