Perjuangan Menembus Surga

Triple Jade-Green Snake Flower Pupils



Triple Jade-Green Snake Flower Pupils

0Teriakan itu terus terdengar menggema di udara. Saat suara teriakan itu terdengar semakin keras dan nyaring, tiga bintik berwarna hijau di mata Qing Lin tiba-tiba mengeluarkan cahaya terang. Dalam sekejap, tiga bintik tersebut kemudian berubah menjadi tiga bunga kecil berwarna hijau...     

Bersamaan dengan terbentuknya bunga-bunga berwarna hijau yang tampak unik ini, cahaya terang tiba-tiba terpancar dari mata Qing Lin dan tertuju pada Ular Roh Api di depannya.     

Tubuh besar Ular Roh Api tiba-tiba menjadi kaku saat terkena cahaya terang tersebut. Saat menatap gadis kecil di depannya, sepasang mata besarnya tampak ketakutan.     

Cahaya aneh itu perlahan bergerak di tubuh Ular Roh Api hingga akhirnya berhenti di tengah dua dahi kedua kepala ular... Setelah cahaya tersebut berhenti bergerak, ukuran cahaya tersebut perlahan-lahan mulai menyusut. Saat ukurannya menjadi semakin kecil, cahaya yang dihasilkan justru semakin terang.     

Perlahan-lahan, area cahaya tersebut semakin mengecil. Hingga pada akhirnya, cahaya tersebut seukuran dengan telapak tangan. Setelah itu, cahaya itu pun berhenti mengecil. Pada dua kepala Ular Roh Api tercetak dua bunga kecil berwarna hijau yang berasal dari cahaya yang ditembakkan tersebut.     

Setelah bunga-bunga itu muncul, perlahan-lahan cahaya tersebut mulai menghilang. Beberapa saat kemudian, dalam sekejap, bunga-bunga kecil itu lenyap dari mata Qing Lin dan matanya kembali berwarna hijau tua seperti semula...     

Setelah matanya kembali normal, tubuh Qing Lin pun bergoyang. Kelopak matanya kemudian terpejam dan ia terjatuh di tanah.     

Setelah Qing Lin pingsan, Ular Roh Api besar itu dengan bodohnya tetap diam di tempat. Namun, setiap kali ia mengalihkan pandangannya ke arah Qing Lin yang tergeletak di tanah, kejahatan dan kekejaman yang ada dalam dirinya akan menghilang tanpa disadari. Tergantikan dengan kelembutan...     

"Sialan kau!" Saat Ular Roh Api itu linglung, dengan melewati udara, Xiao Yan akhirnya tiba. Pedang Berat Xuan dengan kencang menghantam tubuh besarnya. Seketika, darah segar terciprat dari tubuhnya yang dipukul dengan kencang...     

"Hiss..." Setelah kembali menerima pukulan keras, Ular Roh Api itu akhirnya kembali tersadar. Dia membalikkan tubuhnya yang besar dan mulai menatap marah pada Xiao Yan. Namun, ketika tatapannya tertuju pada Pedang Xuan Berat yang besar, ketakutan muncul di matanya. Di bawah tatapan marah Xiao Yan, makhluk itu kembali menyelam ke dalam danau magma.     

"Sialan." Sambil memperhatikan Ular Roh Api yang memilih untuk melarikan diri, Xiao Yan hanya bisa mengutuk. Dia kemudian mengepakkan sayapnya dan dengan cepat muncul di sisi Qing Lin. Dengan tergesa-gesa, dia mengangkat tubuh Qing Lin dan meletakkan jarinya di bawah hidung Qing Lin, lalu menghela nafas lega ketika dia merasakan nafas Qing Lin.     

Xiao Yan kemudian mengambil pil penyembuh luka dari cincin penyimpanannya dan memasukkannya ke dalam mulut Qing Lin. Dia kemudian membopong Qing Lin dan perlahan-lahan berjalan menuju terowongan. Saat menatap Xiao Ding yang terluka, Xiao Yan hanya bisa tersenyum pahit sambil menyerahkan obat penyembuh luka, lalu berkata, "Bagaimana? Apa Kakak baik-baik saja?"     

"*Uhuk*, tidak ada luka yang serius. Aku akan baik-baik saja setelah beristirahat sebentar." Xiao Ding mengambil pil obat yang diberikan Xiao Yan dan menelannya. Xiao Ding kemudian menghela nafasnya dan tersenyum pahit.     

Xiao Yan menyandarkan tubuhnya di dinding, kemudian perlahan-lahan duduk dan memeluk Qing Lin di dadanya. Dia menggosok wajah Qing Lin yang tertutup debu, "Sayang sekali. Aku belum menemukan 'Api Surgawi'-nya..."     

''Nanti, Kakak kembalilah bersama Qing Lin. Aku akan melanjutkan pencarian di sini. Jangan khawatir. Sekarang binatang itu akan lari ketika melihatku. Jadi sekarang tidak ada lagi yang bisa melukaiku di sini," Xiao Yan merenung sejenak sebelum kemudian memiringkan kepalanya dan memberitahu Xiao Ding.     

"Oh... baiklah. Jika kami terus berada di sini, kami hanya akan menjadi beban bagimu." Mendengar ini, Xiao Ding hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan tak berdaya.     

"Namun, ruang bawah tanah ini sangat besar dan semuanya penuh dengan api. Jadi kau tidak akan mudah mencari keberadaan 'Api Surgawi'."     

"Iya. Selain itu, aku juga tidak bisa berada di sini terlalu lama. Kalau tidak, aku khawatir akan menimbulkan masalah jika ada orang-orang kuat yang menyadari pergerakanku di sini..." Xiao Yan mengangguk dan tertawa getir.     

Mendengar ucapan Xiao Yan, Xiao Ding ikut mengangguk dan tertawa dengan sedih. Dia sangat paham mengenai daya tarik yang dimiliki oleh 'Api Surgawi' bagi orang-orang kuat lainnya.     

"Ughh..." Tepat ketika Xiao Yan merasa tak berdaya, Qing Lin, yang ada di dadanya, perlahan-lahan terbangun. Dia menggelengkan kepala kecilnya yang pusing, kemudian mengangkat kepalanya. Saat melihat Xiao Yan memeluknya, jari-jari mungilnya bergerak menggosok pelipisnya dengan wajah memerah. Tiba-tiba, dia kemudian berkata dengan lembut, "Tuan Muda, Qing Lin mungkin bisa menemukan dimana 'Api Surgawi' berada."     

"Oh?" Seketika, Xiao Yan dan Xiao Ding kebingungan saat mendengar ucapan Qing Lin. Kemudian, Xiao Yan bertanya dengan suara tertegun, "Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"     

Qing Lin menekan kedua bibirnya dan tersenyum. Tiba-tiba ia keluar dari pelukan Xiao Yan dan berlari menuju pintu masuk gua. Dengan tangan mengitari mulutnya yang kecil, dia berteriak, "Keluar!"     

Saat suara teriakannya melemah, Ular Roh Api yang besar tiba-tiba mengeluarkan tubuhnya dari danau magma yang tenang. Setelah itu, perlahan-lahan dia berenang menuju pintu keluar terowongan.     

Melihat kemunculan Ular Roh Api, Xiao Yan pun terkejut. Dia dengan cepat berdiri, kemudian meraih pedangnya yang berat dan memperhatikan Ular Roh Api itu baik-baik.     

Melihat sikap Xiao Yan, Qing Lin bergegas meraih Xiao Yan dan berkata, "Tuan Muda, jangan memukulnya. Dia tidak akan menyerang kita."     

"Apa yang terjadi?" Dengan penuh perhatian, Xiao Yan menatap Ular Roh Api. Ketika Xiao Yan menyadari bahwa makhluk itu tidak memiliki niat untuk menyerang, Xiao Yan pun hanya bisa bertanya dengan heran.     

"Aku tidak begitu yakin..." Qing Lin menggelengkan kepala kemudian mengambil dua langkah ke depan. Mata hijaunya yang gelap menatap makhluk besar di depannya dan berkata dengan suara bimbang, "Aku tidak tahu kenapa, tapi sepertinya aku telah membangun ikatan yang aneh dengannya. Aku bisa merasakan pikirannya..."     

"Uh?" Xiao Yan bingung. Tatapannya tertuju pada Ular Roh Api di depannya yang tiba-tiba menjadi jinak. Kemudian, tatapannya terhenti pada bunga berwarna hijau yang ada di salah satu dahinya. Xiao Yan mengerutkan kening. Tanda itu sebelumnya tidak ada di sana...     

"Tsk tsk, tsk tsk... sungguh luar biasa. Anak kecil, aku tidak tahu apakah kau termasuk orang yang beruntung atau tidak. Kenapa orang-orang yang kau temui bukanlah orang-orang biasa? Sebelumnya kau bertemu dengan seseorang yang memiliki Tubuh Racun Yang Menyedihkan, kali ini tidak lebih buruk. Kau bertemu dengan seorang gadis kecil yang memiliki 'Tiga Biji Mata Bunga Ular Hijau-Giok'..." Saat Xiao Yan merasa bingung, tiba-tiba terdengar suara tawa kagum Yao Lao dari dalam hatinya.     

"'Tiga Biji Mata Bunga Ular Hijau-Giok'? Apa itu?" Mendengar istilah asing ini, Xiao Yan bertanya dengan heran.     

"Hm... bagaimana aku harus mengatakannya... ini adalah mata bawaan yang aneh. Sepertinya mata tersebut hanya akan dimiliki oleh keturunan manusia dan Manusia-Ular. Jika mereka mahir menggunakannya, orang-orang yang memiliki mata seperti ini bisa membuat orang lain berhalusinasi. Coba pikirkan, jika tiba-tiba kau bisa membuat lawan yang tengah berada dalam pertarungan denganmu menjadi linglung, atau lebih hebat lagi membuatnya menyerang temannya sendiri. Bagaimana perasaanmu?" Kata Yao Lao dan menyeringai.     

"Uh... itu pasti akan sangat menyenangkan." Xiao Yan membuka mulutnya, menyeka keringat dingin yang muncul di tubuhnya dan tertawa datar.     

"Selain itu, bisa dikatakan kalau mata seperti ini merupakan musuh dari Binatang Magic berjenis ular. Hal ini karena ada kemungkinan, dengan sepihak mereka bisa membentuk koneksi kuat dengan Binatang Magic berjenis ular dengan paksa... Ah, kau bisa anggap hubungan yang kuat seperti ini merupakan kontrak misterius yang sangat langka." Yao Lao kemudian tersenyum sambil berkata, "Sangat jelas jika Ular Roh Api di depanmu ini telah dengan sialnya menandatangani kontrak dengan 'Tiga Biji Mata Bunga Ular Hijau-Giok' gadis kecil ini..."     

"...Sialan..." Sambil membuka mulutnya, Xiao Yan mengutuk dengan pelan. Dia segera menundukkan kepalanya dan melihat wajah Qing Lin yang tampak malu-malu di sampingnya. Di kemudian hari, gadis kecil ini akan memiliki pengawal yang luar biasa. Pengawal dari Binatang Magic Level Dou Ling. Tsk tsk... Xiao Yan belum pernah melihat ada orang yang memiliki hewan peliharaan dengan tingkat kemampuan bertempur seperti ini.     

"Tuan Muda... ia tahu di mana 'Api Surgawi' berada." Qing Lin menunjuk Ular Roh Api yang ada di depannya, tampak memuji, sambil berkata dengan tersenyum.     

"Dia mengetahuinya?" Mendengar ini, Xiao Yan menjilat bibirnya dengan kebingungan. "Di mana?"     

"Hm..." Qing Lin memejamkan matanya dan merenung untuk beberapa saat. Kemudian ia membuka matanya, menyapukan pandangannya ke segala arah, kemudian menunjuk dengan canggung ke arah danau magma yang panas yang berada di bawah. Dengan suara yang tidak yakin, dia berkata, "Dia bilang... ada di bawah."     

"Hiss..." Ujung bibir Xiao Yan terangkat saat tatapan matanya mengikuti arah jari Qing Lin dan tertuju pada danau magma merah yang berapi-api. Di bawah magma? Tak disangka kalau 'Api Surgawi' itu benar-benar tersembunyi di bawah magma. Tapi... haruskah dia melompat ke dalamnya untuk mencari? Tidakkah itu akan membunuhnya?     

"Ha ha, jadi itu sebabnya. Makanya aku tidak bisa merasakan keberadaan 'Api Surgawi'. Ternyata api itu tertutup oleh magma di ruang bawah tanah ini." Dari dalam hati Xiao Yan, Yao Lao tiba-tiba tertawa karena menyadari sesuatu.     

"Guru... Apa aku bisa melompat turun ke sana?" Mendengar ucapan Yao Lao, Xiao Yan menarik bibirnya dan tertawa datar sambil menunjuk magma panas yang bergejolak di bawah.     

"Hee hee, jika kau ingin mendapatkan 'Api Surgawi', tentu saja caranya tidak akan mudah. Bagaimana? Apa kau berani melompat?" Yao Lao tertawa pelan.     

Xiao Yan menelan ludahnya. Sudut matanya melirik magma merah yang berapi-api sambil menelan ludah. Raut wajahnya tampak sangat berubah.     

Sambil berdiri di sampingnya, Qing Lin melihat ekspresi Xiao Yan yang tiba-tiba berubah dan tampak sangat bimbang. Dia tidak berani menjamin kebenaran informasi yang diberikan oleh Ular Roh Api padanya. Jadi jika sesuatu terjadi pada Xiao Yan setelah dia melompat ke bawah, mungkin dia yang akan disalahkan...     

"Hu..." Setelah terdiam cukup lama, Xiao Yan akhirnya menghembuskan nafasnya dengan pelan. Dia menoleh ke arah Qing Lin dan berbisik, "Suruh dia memimpin jalan!"     

"Ah..." Mendengar ucapan Xiao Yan, tubuh kecil Qing Lin seketika menjadi gemetar. Dia hanya bisa menutup matanya dan memberikan perintah kepada Ular Roh Api.     

Setelah menerima perintah Qing Lin, mata besar Ular Roh Api tersebut tampak enggan. Namun, hubungan yang sangat kuat yang dia miliki dengan Qing Lin, membuatnya hanya bisa mendesis ke arah Xiao Yan lalu menyelam masuk ke dalam magma. Dia kemudian mengangkat kepalanya yang besar dan menatap Xiao Yan yang tidak bergerak dengan tatapan mengejek dan menghasut.     

"Hu..." Menatap Ular Roh Api yang telah melompat masuk ke dalam danau magma, Xiao Yan hanya bisa menghembuskan nafas panjang. Dadanya mengembang dan mengempis. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba dia menutup matanya, dan dengan tatapan terkejut dari Qing Lin dan Xiao Ding, Xiao Yan melompat masuk ke dalam magma yang panas.     

Melihat Xiao Yan melompat ke dalam magma, Xiao Ding dan Qing Lin tiba-tiba menjadi sangat cemas. Mata mereka menatap tajam pada sosok yang melompat dengan cepat.     

Angin kencang dan panas bertiup melewati telinga Xiao Yan. Jantung di dadanya berulang kali berdetak dengan kencang, mengeluarkan suara detak demi detak, seolah-olah suara itu berasal dari samping telinganya.     

Suhu di dalam magma terasa semakin panas dan dalam sekejap, dia merasa benar-benar terisolasi dari dunia luar.     

"splash…"     

Diiringi suara jernih yang mirip dengan suara masuk ke dalam air, perasaan ketiga orang yang berada di ruang bawah tanah itu pun tiba-tiba menjadi tegang, dan seperti pegas yang akan runtuh dengan satu tarikan yang ringan...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.