Perjuangan Menembus Surga

Yao Lao Bertindak



Yao Lao Bertindak

0Di dalam Magma yang sangat besar di bawah tanah, api merah tua menguap di udara. Udara tersebut mengandung uap beracun. Dunia magma ini merupakan tempat di mana manusia biasa akan mati saat dia bersentuhan sedikit saja dengannya.     

Di udara, di mana api berwarna merah gelap melayang-layang, sosok seorang pria muda perlahan-lahan muncul. Saat sosok manusia itu muncul, api yang berwarna merah di sekelilingnya juga tiba-tiba mengelilingi tubuhnya.     

Saat itu, sosok pemuda tersebut telah berubah menjadi sesuatu seperti lubang hitam. Api berwarna merah di sekelilingnya itu pun mengalir dengan liar ke dalam tubuhnya, menghasilkan pembentukan pusaran api yang sangat besar di udara ruang bawah tanah. Sosok pemuda itu tampak berada di tengah pusaran.     

Setelah penyerapan yang begitu serakah ini, api merah yang berada di sekelilingnya menjadi semakin redup. Hingga pada akhirnya, api tersebut benar-benar dikonsumsi ke dalam tubuh Xiao Yan.     

Ketika untaian api terakhir tersebut perlahan menghilang, akhirnya terlihat sosok manusia yang berada di tengah pusaran...     

Xiao Yan tampak berdiri dengan tidak terpengaruh di tengah udara. Lapisan tipis api berwarna putih pekat disisipkan di permukaan tubuhnya dan api merah gelap sepenuhnya ditelan oleh api putih ini.     

''Tidak buruk, sudah lama aku tidak merasakan hidangan yang begitu lezat..." 'Xiao Yan'[1] meregangkan punggungnya dengan malas sambil tersenyum dan berkata pada Ular Roh Api Berkepala Dua di bawahnya.     

"Hiss..." Melihat api yang dia keluarkan benar-benar ditelan oleh manusia yang berada di tengah udara itu, mata besar Ular Roh Api tersebut tampak terkejut.     

"Sudah selesai..." 'Xiao Yan' tersenyum sambil perlahan-lahan mengulurkan tangannya ke arah Ular Roh Api di bawahnya. Dia kemudian menghantamkan telapak tangannya.     

Mengikuti gerakan telapak tangan Xiao Yan, kekuatan menakutkan yang tak berbentuk tampak melewati rintangan di udara dan dengan secepat kilat, menghantam tubuh besar Ular Roh Api dengan kencang. Seketika, kekuatan yang begitu besar menghancurkan sisik merah yang berapi-api pada Ular Roh Api. Selain itu, dengan jumlah kekuatan yang ada di balik serangan tersebut, tubuh Ular Roh Api itu pun menghantam danau magma dengan kencang.     

"Hiss, hiss, hiss..." Rasa sakit yang begitu kuat itu pun membuat Ular Roh Api mengangkat kepalanya dan mengeluarkan suara desisan yang tajam. Matanya yang besar kembali berubah menjadi berwarna merah darah saat dia berulang kali membuka dan menutup mulutnya yang besar. Sejumlah pilar magma panas ditembakkan ke arah 'Xiao Yan' dari segala arah.     

Mengamati pilar magma yang tak terhitung jumlahnya, yang melesat dari bawah, 'Xiao Yan' mengerutkan alisnya. Api putih tebal di tubuhnya menjadi lebih padat. Sayap di punggungnya pun mengepak dan dalam sekejap, dia langsung meluncur ke arah pilar magma tersebut.     

"Chi. Chi..."     

Tubuh Xiao Yan sama sekali tidak terlihat akan menghindar. Tubuhnya mengarah pada pilar-pilar tersebut dengan acak. Namun, setiap kali ada bagian tubuhnya yang bersentuhan dengan pilar magma, dalam sekejap, pilar magma tersebut akan terbakar habis karena api putih tebal yang keluar dari tubuh Xiao Yan…     

Di dalam terowongan, Xiao Ding dan Qing Lin menatap 'Xiao Yan' yang terlihat tangguh. Mereka terkejut hingga merasa mati rasa dan hanya bisa terdiam sambil menatap kosong pada penampilan solo Xiao Yan.     

Seperti kilat, 'Xiao Yan' menembus pilar-pilar magma tersebut dan muncul di atas Ular Roh Api. Berulang kali, pedang beratnya yang telah tertutupi api putih tebal menghantam dengan keras pada tubuh Ular Roh Api yang besar. Setiap kali pedang yang berat itu diayunkan ke bawah, sisik merah berapi-api yang bisa menahan suhu tinggi magma pada tubuh Ular Roh Api itu pun akan terbuka...     

Karena semua serangannya menjadi tidak efektif, tubuh Ular Roh Api yang besar itu hanya bisa berputar karena serangan yang tidak beraturan oleh pedang berat yang dipegang oleh 'Xiao Yan'. Suara jeritan yang menyedihkan terdengar di seluruh ruang bawah tanah.     

Pedang yang berat itu diayun dan berulang kali menyerang tubuh Ular Roh Api. Hingga akhirnya, Ular Roh Api tersebut tidak lagi mampu menahan rasa sakit yang begitu kuat seperti ini. Ia pun menyelam ke dalam danau magma, dengan sisik di tubuhnya yang penuh luka.     

"Hu..." Melihat Ular Roh Api tersebut memilih untuk mundur, 'Xiao Yan' pun menghela nafas lega. Meskipun dia memang bisa membunuhnya, tapi dia harus menggunakan Teknik Dou dengan kekuatan besar. Jika dia melakukannya, beberapa orang kuat yang ada di sekitar gurun mungkin akan menyadari keberadaannya. Bagaimanapun juga, 'Api Surgawi' merupakan lambang kekuatan yang sangat merusak. Di dunia ini, tidak ada orang yang tidak ingin memiliki kekuatan seperti itu...     

Setelah Ular Roh Api tersebut mundur, gerakan kencang yang terjadi di magma bawah tanah perlahan-lahan juga menjadi tenang. Namun, sebagai tindakan pencegahan, 'Xiao Yan' tidak segera bergerak mencari keberadaan 'Api Surgawi'. Sebaliknya, dengan sabar dia menunggu di tengah udara selama lebih dari sepuluh menit. Setelah dia memastikan bahwa Roh Ular Api tersebut telah benar-benar mundur, dia akhirnya menghela nafas lega. Dia kemudian melambaikan tangannya pada dua orang yang ada di dalam terowongan, kemudian mengepakkan sayapnya dan perlahan-lahan mulai mencari di dalam magma ruang bawah tanah.     

...     

Setelah memaksa Ular Roh Api tersebut mundur, Xiao Yan secara perlahan juga mulai kembali mengendalikan tubuhnya sendiri. Tak lama kemudian, dia bertanya dengan pelan, "Guru, apakah ada tanda keberadaan 'Api Surgawi' di sini?"     

"Jika melihat dari suasana lingkungannya, penyebaran energi yang mengganggu, dan binatang aneh, Ular Roh Api yang baru saja terlihat, maka ada kemungkinan yang sangat tinggi bahwa 'Api Surgawi' itu memang ada di sini..." jawab Yao Lao dengan gembira.     

Mendengar jawaban Yao Lao, Xiao Yan pun menghela nafas lega. Dia kemudian menjilat bibirnya dengan bersemangat sambil mengarahkan tatapan matanya inci demi inci melewati danau magma mencari petunjuk keberadaan Api Surgawi. Apapun yang tampak berbeda, akan dia pelajari dengan cermat, sebelum kemudian ia akan melanjutkan pencariannya dengan kecewa.     

Xiao Yan telah melakukan pencarian selama setengah jam. Namun, dia tetap tidak menemukan pertanda apapun yang berhubungan dengan keberadaan 'Api Surgawi'. Hingga kemudian, hati Xiao Yan mulai merasa sedikit tidak sabar.     

"Guru, kita telah mencari lebih dari setengah area ruang bawah tanah. Tapi kenapa kita masih tidak menemukan tanda keberadaan 'Api Surgawi'?" sambil perlahan-lahan menghentikan tubuhnya yang sedang berputar, Xiao Yan akhirnya bertanya dengan nyaring.     

"Itu... Aku juga tidak tahu. Sebelumnya, aku belum pernah datang ke sini..." mendengar pertanyaan Xiao Yan, Yao Lao hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya.     

Mendengar jawaban Yao Lao, Xiao Yan hanya bisa tertawa pahit dan menghela nafas. Dia baru saja akan melanjutkan pencariannya, tiba-tiba terdengar jeritan yang keras dari Qing Lin di dalam ruang bawah tanah.     

Xiao Yan pun terkejut mendengar teriakan yang keras tersebut. Kemudian, dia bergegas memutar kepalanya ke arah dimana terowongan itu berada, dan matanya tiba-tiba menyipit...     

Pada area terowongan yang cukup jauh, Ular Roh Api yang awalnya melarikan diri itu tiba-tiba keluar dari dalam magma. Selain itu, ia terus berenang dengan cepat menuju terowongan di mana Xiao Ding dan Qing Lin berada.     

"Sialan!" sambil memandang Ular Roh Api yang dengan cepat berenang menuju terowongan, wajah Xiao Yan tiba-tiba berubah muram. Dia mengumpat marah, kemudian membalikkan tubuhnya dengan tiba-tiba. Sambil mengepakkan sayapnya, dia menggunakan seluruh kekuatannya dan meluncur dengan kencang.     

"Binatang licik." Ular Roh Api yang tiba-tiba muncul, juga membuat Yao Lao mengumpat marah. Tak lama kemudian, gelombang energi murni terasa memasuki Sayap Awan Ungu Xiao Yan. Seketika, kecepatan terbangnya pun meningkat pesat.     

Xiao Yan meluncur di area bawah tanah dengan sangat kencang. Karena kecepatan terbangnya yang terlalu liar dan tekanan angin yang kencang, dia membuat jejak panjang di atas magma di bawah.     

Xiao Yan pun menggunakan seluruh kekuatannya untuk bergegas kembali, tetapi jaraknya dari terowongan terlalu jauh. Jadi, dia hanya bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri jika jarak antara Ular Roh Api dan pintu keluar terowongan semakin dekat. Ular Roh Api Berkepala Dua yang besar itu pun mengeluarkan suara saat dia membuka mulut besarnya yang terlihat mengancam sambil perlahan-lahan muncul di luar terowongan. Saat menatap Qing Lin dan Xiao Ding yang berada di terowongan, dua pasang mata besarnya tampak haus darah.     

"Pergi, Qing Lin!" Melihat kemunculan Ular Roh Api, Xiao Ding adalah orang pertama yang bisa kembali berpikir dengan tenang. Dia meraih Qing Lin dan segera mundur dengan cepat. Tatapan mengejek tampak melintas di mata besar Ular Roh Api saat dia melihat keduanya melarikan diri. Dengan mulut besarnya yang terbuka, dia tiba-tiba menarik kepalanya ke belakang. Kekuatan hisap yang mengerikan pun tiba-tiba muncul. Dalam sekejap, Xiao Ding dan Qing Lin terjatuh ke belakang dan perlahan-lahan terseret oleh kekuatan hisap ini ke arah Ular Roh Api...     

Ketika kekuatan hisap itu mencapai puncaknya, Ular Roh Api pun melebarkan mulutnya lebih lagi. Sebuah kekuatan mendorong yang menakutkan pun meledak keluar, melemparkan Xiao Ding dan Qing Lin ke dinding dengan keras.     

"Pu Chi." Dengan tubuh terlempar ke dinding, mulut Xiao Ding pun memuntahkan darah. Qing Lin, yang berada di sisi lain, tidak mendapat banyak cedera karena Xiao Ding yang melindunginya. Namun, ketika dia melihat kepala ular biadab itu mendekat, wajah kecilnya tampak ketakutan hingga benar-benar menjadi pucat.     

Mungkin karena garis keturunan Manusia-Ular di tubuh Qing Lin, Ular Roh Api itu pun tampaknya sedikit tertarik padanya. Matanya memperhatikan Qing Lin dengan cermat. Dengan membuka mulutnya yang besar, kekuatan hisap Ular Roh Api yang kuat itu pun menarik Qing Lin, membuatnya terlempar di udara kemudian berguling ke arah dimana terowongan itu berada.     

"Jangan mendekat..." Melihat kepala ular biadab yang semakin dekat, Qing Lin terus bergerak mundur dengan wajah cantiknya yang memucat.     

"Hiss..." Ular Roh Api itu memperpanjang lidah ular merahnya dan membuat lidah tersebut melayang-layang di atas tubuh kecil Qing Lin. Bau busuk dari lidah ular tersebut hampir membuat Qing Lin pingsan.     

Di bagian dalam terowongan, Xiao Ding melihat Qing Lin yang hendak ditelan oleh Ular Roh Api. Dia ingin menyelamatkannya, tetapi serangan dari Ular Roh Api sebelumnya telah membuatnya kehilangan kemampuan untuk bergerak sementara waktu. Sehingga, dia hanya bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri ketika lidah Ular Roh Api tersebut terus bergerak perlahan di atas tubuh Qing Lin. Lidah ular tersebut menjilat tangan kecil Qing Lin sebelum kemudian salah satu kepala Ular Roh Api tiba-tiba berbalik dan melihat Xiao Yan yang bergegas mendekat dengan cepat. Mata Ular Roh Api itu pun tampak bengis. Lidah ularnya yang semula lembut, seketika berubah sekeras baja. Tak lama kemudian, lidah itu dengan tanpa ampun menyerang menuju dada Qing Lin.     

Dari kejauhan, Xiao Yan yang terbang dengan cepat, melihat tindakan Ular Roh Api. Tanpa sadar, dia mengerutkan matanya. Seketika, kemarahan dan niat membunuh pun muncul di wajahnya...     

"Ah!"     

Dalam mata hijau gelap Qing Lin yang terlihat seperti diukir dari kristal giok hijau, lidah ular merah itu terus memanjang. Karena meningkatnya ketakutan di dalam hatinya, Qing Lin pun membuka tenggorokannya dan mengeluarkan teriakan yang keras dan nyaring.     

Tak lama setelah pekikan tersebut terdengar, tiba-tiba muncul tiga bintik kecil berwarna hijau gelap di sudut sepasang mata hijau gelapnya...     

Tiga bintik berwarna hijau yang muncul kali ini jauh lebih jelas daripada yang sebelumnya. Jika dilihat lebih dekat, tiga bintik kecil berwarna hijau ini akan tampak seperti tiga kuncup bunga.     

*) 'Xiao Yan', dalam hal ini mengacu pada Yao Lao yang mengendalikan tubuh Xiao Yan.     

[1] 'Xiao Yan', dalam hal ini mengacu pada Yao Lao yang mengendalikan tubuh Xiao Yan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.