Perjuangan Menembus Surga

Ular Roh Api Berkepala dua



Ular Roh Api Berkepala dua

0"Sekarang apa yang harus kita lakukan? Dengan penjagaan makhluk ini, kau tidak akan memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam magma." Duduk di samping Xiao Yan, Xiao Ding bertanya sambil tersenyum pahit.     

Xiao Yan menghela nafas dengan pelan. Dia kemudian meletakkan 'Pil Pemulih Energi' ke dalam mulutnya. Pil itu bergerak turun di dalam tenggorokannya ketika ia menelan pil tersebut. Setelah merenung sejenak, dia kemudian berkata dengan lembut, "Terlepas dari apapun yang terjadi, aku harus mendapatkan 'Api Surgawi' ini. Aku sudah tahu betapa sulitnya mendapatkan 'Api Surgawi', jadi secara mental, aku sudah siap. Saat ini tingkat kesulitannya masih bisa aku hadapi."     

"Kau masih ingin mencobanya? Melihat kekuatan serangan dari ular berkepala dua itu, setidaknya kekuatannya pasti setara dengan Binatang Magic tingkat empat, yang setara dengan kekuatan Dou Ling. Apalagi tempat ini penuh dengan magma yang panas. Bahkan jika ada seorang Dou Wang yang ke sini, dia akan kesulitan membunuh makhluk itu!" Mendengar ucapan Xiao Yan, Xiao Ding mengerutkan keningnya dan berkata dengan serius.     

"Hehe, jika binatang ini bermaksud menghalangiku, maka aku harus membunuhnya..." Xiao Yan tertawa pelan. Ekspresi wajahnya tampak sedingin es. Matanya menatap tajam ular besar berkepala dua di danau magma. Dia kemudian mengepalkan tinjunya, menutup mata dan secara perlahan memulihkan Dou Qi yang sebelumnya telah dia habiskan saat melarikan diri.     

Melihat Xiao Yan tidak berniat untuk menyerah, Xiao Ding hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya. Meskipun dia tahu kalau Xiao Yan banyak memiliki kartu rahasia, tapi kemungkinannya berhasil mengalahkan ular berkepala dua, yang tidak terpengaruh oleh suhu panas magma di lingkungan ini, sungguh tidak ada apa-apanya di mata Xiao Ding.     

Sambil duduk di dalam terowongan, Xiao Ding menatap kosong dunia magma yang ada di luar. Dia mulai memikirkan berbagai cara agar bisa mengeluarkan Xiao Yan yang keras kepala ini.     

Di satu sisi, Qing Lin juga dengan hati-hati duduk bersila di samping Xiao Yan. Ketika mata hijau gelapnya memperhatikan kulit Xiao Yan yang memerah, matanya tampak begitu sedih.     

Ketika mereka bertiga perlahan-lahan tenang, gerakan meledak-ledak yang terjadi di danau magma juga berubah tenang. Ketika pilar magma yang telah meledak berubah tenang, ular berkepala dua yang telah memperhatikan sekelilingnya itu, akhirnya mengarahkan tatapan matanya ke arah terowongan. Ketika tatapan matanya menemukan keberadaan ketiga orang yang berada di dalam terowongan itu, suara pekikan haus darah tiba-tiba terdengar di dalam ruang bawah tanah yang panas.     

"Sial. Dia telah menemukan kita!" Di dalam terowongan, Xiao Ding tanpa sadar berteriak ketika dia melihat tatapan buas yang diberikan oleh ular berkepala dua itu pada mereka.     

Saat Xiao Ding mengucapkan kalimat tersebut, ular berkepala dua itu mengayunkan kedua kepalanya yang besar. Sesaat kemudian, sebuah pilar magma yang panas tiba-tiba melesat ke arah terowongan. Sepertinya, jika pilar itu melesat ke dalam terowongan, maka dalam sekejap mata, ketiga orang yang ada di dalamnya akan habis termakan magma bersuhu tinggi tersebut.     

Pilar magma yang panas itu seperti naga api yang buas dan secara langsung menembak ke arah terowongan dengan sudut yang berbahaya.     

Tepat ketika Xiao Ding berniat menarik Xiao Yan untuk berbalik dan lari, Xiao Yan, yang matanya tertutup rapat tiba-tiba membuka matanya. Pandangan matanya yang berwarna hitam gelap itu tampak jauh lebih berpengalaman dan dalam. Xiao Yan perlahan-lahan berdiri sambil menatap pilar api yang panas itu dengan acuh tak acuh. Tubuhnya sedikit bergoyang, lalu secara misterius dia tiba-tiba muncul di depan pintu keluar terowongan.     

Melihat kecepatan yang begitu menakutkan yang diperlihatkan oleh Xiao Yan secara tiba-tiba, ekspresi wajah Xiao Ding pun tampak berubah. Tatapan matanya menatap tajam ke arah punggung Xiao Yan dan perasaan aneh tiba-tiba muncul di dalam hatinya tanpa alasan. Perasaan ini... rasanya seperti sosok Xiao Yan yang ada di depannya, tiba-tiba terlihat seperti sosok orang lain.     

Perasaan aneh yang muncul di dalam hatinya itu membuat Xiao Ding mengerutkan keningnya dalam-dalam. Hatinya jelas merasa ada sesuatu yang berbeda pada Xiao Yan, tapi dia tidak bisa menunjukkan dengan tepat apa sesuatu yang berbeda itu...     

Saat Xiao Ding yang berada di belakangnya larut dalam pikirannya, Xiao Yan perlahan-lahan mengangkat telapak tangannya. Kemudian, dia tiba-tiba mengepalkan tinjunya.     

Setelah mengepalkan tinjunya, gelombang energi aneh yang tak berbentuk tiba-tiba tersebar dari telapak tangannya dan dalam sekejap membentuk penutup energi yang tak berwarna di depan pintu masuk terowongan.     

Pilar magma itu terus mendekat dan ketika berada kira-kira sepuluh meter dari pintu keluar terowongan, pilar itu tiba-tiba meledak terpisah tanpa peringatan. Cipratan magma menyebar ke segala arah dan perlahan mengalir ke bawah. Kemudian, cipratan itu mengubah penutup yang awalnya tidak berwarna, menjadi merah menyala.     

"Seekor 'Ular Roh Api Berkepala Dua' biasanya hidup di tempat yang sangat panas dan mengonsumsi magma untuk bertahan hidup. Ia memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk berevolusi. Ketika baru lahir, dia merupakan Binatang Magic peringkat satu. Jika dia cukup beruntung, mungkin dia bisa berevolusi menjadi Binatang Magic peringkat enam yang setara dengan Dou Huang. Tsk tsk. Makhluk yang cukup aneh. Sepertinya 'Api Surgawi' memang berada di sini..." Melihat ular berkepala dua itu menciptakan kehebohan besar di danau magma, Xiao Yan tertawa samar sambil bergumam pelan…     

"Hiss!" Melihat serangannya dihalangi, mata Ular Roh Api terlihat jauh lebih gelisah daripada sebelumnya. Dia kemudian mengayunkan ekornya yang besar, menghantam Xiao Yan yang berdiri di pintu keluar terowongan.     

Sayap Awan Ungu yang ada di punggung Xiao Yan mengepak saat dia tiba-tiba melesat keluar dari dalam terowongan, dia dengan mudah menghindari serangan Ular Roh Api.     

"Bang!" Ekor besar, yang disertai dengan bayangan besar, menghantam dinding tebing dengan keras. Seketika, terdengar suara sayu yang kuat dan beberapa garis retakan yang besar muncul di dinding batu lalu melebar seperti jaring laba-laba. Garis-garis retakan itu terus melebar sejauh lebih dari sepuluh meter sebelum kemudian perlahan-lahan berhenti.     

Sambil melayang di udara, tangan Xiao Yan perlahan-lahan mengambil gagang Pedang Xuan Berat yang ada di punggungnya. Dia tiba-tiba menarik pedangnya dan melangakah ke udara. Kemudian, tubuhnya tiba-tiba muncul di atas kepala Ular Roh Api tersebut.     

Seandainya tubuhnya tidak dikendalikan oleh Yao Lao, maka Xiao Yan akan segera pingsan karena suhu tinggi magma yang berada sangat dekat dengannya.     

Pedang berat yang berada di tangan Xiao Yan kemudian mengeluarkan suara ledakan yang kencang. Pada tubuh pedang tersebut, Dou Qi berwarna ungu yang bergejolak tampak menyapu udara dengan membentuk busur berwarna ungu besar yang terlihat sangat indah.     

"Bang!" seperti petir, pedang berat itu menebas kepala ular dengan ganas tanpa memberikan kesempatan bagi Ular Roh Api itu untuk bereaksi sedikitpun. Seketika, sisik merah keras yang berapi-api itu retak dan terbuka. Darah berwarna merah terang mengalir keluar dari celah sisiknya dan menetes ke dalam magma, dan menghilang.     

"Hiss, hiss!" setelah menerima pukulan berat di kepalanya, Ular Roh Api itu pun mengeluarkan suara desisan yang tajam. Ekor besarnya menebas dengan liar di atas kepalanya. Di tengah gerakan ular yang penuh dengan kekerasan itu, tubuh Xiao Yan tampak seperti perahu kecil yang berada di tengah badai. Namun meski dia terlihat berada di dalam situasi yang berbahaya, dia tetap bisa mempertahankan keseimbangan sempurna antara hidup dan mati sambil bergerak bersama ular tersebut.     

Ular Roh Api yang meronta-ronta dengan kuat di dalam danau magma itu tiba-tiba mengangkat dua kepalanya yang besar. Mata besarnya yang berbentuk belah ketupat, terlihat haus darah saat menatap Xiao Yan yang berulang kali menghindari apapun yang akan mengenainya di udara. Tiba-tiba ular itu mengayunkan kepalanya, dan api merah tua perlahan-lahan melambung dari tubuhnya. Dengan api yang naik dengan perlahan, dalam sekejap, api tersebut mulai menembus ruang kecil.     

Api merah gelap itu pun perlahan-lahan berputar di udara dengan Xiao Yan berada di pusatnya.     

Tetap berdiri di tempat yang sama, Xiao Yan mengerutkan kening saat melihat api besar mengelilinginya. Jika dibandingkan dengan Api Ungu milik Singa Bersayap Batu Kecubung, suhu api ini tidaklah jauh lebih lemah. Karena berada di lingkungan khusus yang dikelilingi oleh api merah yang seperti darah itu, samar-samar suhu api tersebut justru seperti melampaui suhu Api Ungu…     

"Dia menggunakan kekuatannya yang sebenarnya..." Merasakan api yang semakin panas di sekelilingnya, 'Xiao Yan' tersenyum lembut dan berkata, "Hai anak kecil, untuk sementara waktu serahkan dia padaku. Aku akan menghadapinya."     

Di dalam terowongan, yang beberapa bagiannya tampak hancur, Xiao Ding dan Qing Lin tampak mulai terkejut melihat api berwarna darah yang tak berujung telah meresap di seluruh ruang bawah tanah. Tanpa sadar, mereka berdua menarik nafas dingin. Level pertarungan ini... benar-benar menakutkan.     

"Bang!" Dalam sekejap, api merah gelap yang tak berujung tiba-tiba mulai berputar dengan cepat. Suara desisan yang kuat menggema di dalam ruang bawah tanah yang sangat besar.     

Mengikuti peningkatan kekuatan putaran, api di sekelilingnya tiba-tiba bergoyang. Dari api tersebut kemudian tiba-tiba muncul lebih dari sepuluh Ular Roh Api Berkepala Dua yang kesemuanya dipadatkan dari energi api.     

Ukuran sepuluh Ular Roh Api Berkepala Dua itu tidak jauh lebih kecil dari ukuran ular yang sebenarnya. Lusinan mata besar yang buas menatap tajam ke arah Xiao Yan yang berada di tengah dengan tenang. Setelah mengelilingi Xiao Yan selama beberapa saat, tiba-tiba mereka berteriak serempak. Teriakan suara yang kencang itu menggema di dalam ruang bawah tanah dan sangat menusuk telinga.     

Setelah gelombang suara itu terdengar, lebih dari sepuluh Ular Roh Api Berkepala Dua yang sepenuhnya tercipta dari api panas tiba-tiba membentuk sebuah formasi api. Setelah itu, dengan suhu panas yang cukup besar untuk membuat udara beruap, mereka menyerbu Xiao Yan dari segala arah.     

Lebih dari sepuluh makhluk besar yang panjangnya kira-kira puluhan kaki itu, menari dan menyerang di dalam ruang bawah tanah. Pemandangan yang mereka ciptakan tampak sangat spektakuler. Tentu saja, di balik pemandangan spektakuler ini, ada bahaya tersembunyi yang cukup mudah untuk membunuh seseorang.     

Sambil mengangkat matanya menatap Ular Roh Api Berkepala Dua yang menyerang dari segala arah, senyum tipis muncul di wajah Xiao Yan. Ia perlahan-lahan mulai menutup matanya.     

"Bang!" Dengan suara ledakan kencang yang menghancurkan bumi, lebih dari sepuluh Ular Roh Api Berkepala Dua secara bersamaan saling bertabrakan di tengah. Pada saat mereka bertabrakan, mereka tiba-tiba meledak. Ledakan energi kencang tersebut berubah menjadi riak energi dan mulai menyebar ke luar, mengguncang danau magma, yang baru saja sedikit tenang, hingga kembali menggelora dengan liar.     

Di dalam terowongan, Xiao Ding menyaksikan pemandangan dunia magma yang hancur di depannya dengan tatapan kosong. Tanpa disadari, wajahnya tampak pucat. Di bawah serangan menakutkan yang dapat menghancurkan setengah dari Kota Gurun Batu seperti ini, dia sulit membayangkan jika Xiao Yan akan bisa bertahan menghadapinya. Dia belum pernah melihat secara langsung seberapa kuat seseorang dari tingkat Dou Wang, tapi dia kira bahkan seorang Dou Wang tidak akan berani dengan bodoh menghadapi serangan itu secara langsung.     

"Orang ini... apa sebenarnya yang dia lakukan?" sambil bersandar di dinding batu yang agak panas, Xiao Ding duduk di tanah dengan wajah yang lemas.     

"Pemimpin Perusahaan... Tuan Muda... masih hidup!" Tepat ketika kepala Xiao Ding terasa berkabut, teriakan terkejut dari Qing Lin tiba-tiba terdengar di telinganya.     

Mendengar ini, Xiao Ding tiba-tiba mengangkat kepalanya. Tatapan matanya tertuju pada api yang tak terbatas dan menemukan sosok seorang pria muda muncul di tempat dimana energi tersebut menyebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.