Perjuangan Menembus Surga

Potongan Peta Misterius?



Potongan Peta Misterius?

0Setelah mencapai tempat yang letaknya sekitar beberapa ratus meter dari kota, kecepatan terbang Xiao Yan perlahan menurun. Tubuhnya sedikit bergeser dan Sayap Awan Ungu di punggungnya mengeluarkan gelombang cahaya berwarna ungu pucat sebelum kemudian berangsur-angsur menyusut. Setelah itu, sayap tersebut berubah menjadi tato dan menempel di punggung Xiao Yan.     

Xiao Yan memutar tubuhnya di udara sebelum kemudian kakinya dengan kuat mendarat di tanah. Setelah dengan lembut menepuk-nepuk debu dari pakaiannya, dia mengangkat kepalanya dan melihat kota berwarna kuning besar yang nampak di kejauhan. Dia mendesah lega sambil tersenyum.     

Mungkin karena tempat itu terletak di dekat padang pasir, sehingga udaranya sangat kering dan panas. Sinar matahari bersinar terik dari langit dan memanggang tanah yang luas, membuatnya memancarkan udara panas yang bisa membuat air mendidih. Gelombang udara panas itu perlahan naik, menyebabkan beberapa kekacauan di sekitarnya.     

Menurut akal sehat, tempat ini tidak bisa dianggap sebagai lingkungan yang baik dan tidak seharusnya ada orang yang bisa memiliki perasaan senang di lingkungan ini. Namun, Xiao Yan sedikit tertegun saat menyadari bahwa sejak kakinya menginjak area tanah ini, Dou Qi Api Ungu yang mengalir di tubuhnya benar-benar menjadi jauh lebih gembira.     

Setelah sedikit merasa kagum sejenak, Xiao Yan mengulurkan tangannya dan menangkap udara dari ruang di depannya. Dia mengerucutkan bibirnya. Beberapa saat kemudian, dia tiba-tiba berbisik, "Tidak heran. Sekitar delapan puluh persen dari udara di sini milik Energi Dou Qi jenis tanah dan api..."     

"Ah. Karena alasan ini, Gurun Tager paling cocok untuk mereka yang berlatih Metode Qi tipe Api dan Tanah. Selain itu, Api Ungu di tubuhmu merupakan api khusus yang memiliki hubungan dekat dengan matahari. Tentu saja, kau jadi sedikit lebih sensitif dibandingkan dengan yang lain." Tawa samar Yao Lao memancar dari dalam cincin.     

"Dan ini juga alasanku memintamu datang ke gurun ini untuk berlatih. Keadaan di sini sangat sulit. Jika seseorang ingin berlatih, maka tidak akan ada tempat lain yang lebih baik dari di sini."     

Xiao Yan mengangguk dan menghembuskan nafasnya. Dia menepuk jubah panjang Alchemist yang sangat indah yang hampir seperti karya seni sebelum kemudian melangkah dan perlahan-lahan menuju Kota Tanah Kuning.     

Saat ia perlahan berjalan mendekati kota, jumlah pejalan kaki di sekitarnya juga meningkat. Di antara para pejalan kaki ini, sebagian besar prianya memperlihatkan tubuh bagian atas mereka dan menunjukkan bahwa kulit mereka gelap dan kuat. Ketika seseorang melihatnya, mereka tampak blak-blakan. Adapun wanita yang sesekali lewat, kulit mereka juga sedikit gelap tapi lebih mengarah pada warna perunggu. Para wanita di sini tidak malu-malu dan pendiam seperti mereka yang ada di pedalaman kekaisaran. Blus kulit ketat yang mereka kenakan hanya menutupi area dada dan area lain yang sedikit lebih rendah. Garis pinggang ramping mereka terlihat jelas. Rok pendek atau celana pendek yang ketat menutupi paha panjang mereka. Ketika mereka berjalan, pinggang mereka bergoyang seperti ular, memperlihatkan pesona dan keindahan yang unik dan menggoda.     

Selama berjalan, Xiao Yan berpesta dengan matanya. Dia mendecakkan bibirnya dan mengangkat kepalanya untuk melihat ukuran spesifik kota berwarna kuning itu. Di daerah di mana gerbang kota berada, dua kata merah pucat besar terukir di tembok kota. Melihat dari kejauhan, tulisan itu samar-samar memiliki perasaan berdarah.     

"Kota Gurun..." Xiao Yan membaca dengan pelan sambil tersenyum dan perlahan berjalan menuju pintu masuk kota.     

Di pintu masuk kota, tampak lebih dari sepuluh tentara mengenakan baju besi sedang membawa tombak panjang dan berteriak kepada orang-orang yang memasuki kota untuk membayar pajak masuk. Melihat para prajurit ini mengabaikan panas dan mengenakan baju besi lengkap, Xiao Yan merasa sedikit terkejut di dalam hatinya. Mengapa pertahanan di sini lebih ketat daripada kota-kota besar seperti Kota Batu Hitam?     

Mungkin karena cuaca yang sangat panas tetapi para prajurit yang berjaga di tempat ini tampak menjadi sedikit kesal. Sejumlah teriakan kasar dan keras terus terucap membuat pejalan kaki mempercepat memasuki kota.     

Berjalan menuju pintu masuk kota dan mendengar teriakan keras yang keluar dari mulut prajurit itu, Xiao Yan sedikit mengernyit. Dia menggelengkan kepalanya dan langsung berjalan ke dalam kota. Dalam Kekaisaran Jia Ma, seorang Alchemist adalah sebuah profesi yang menikmati banyak fasilitas yang hampir seperti bangsawan. Pajak pintu masuk yang dikumpulkan di pintu masuk kota ini juga dicabut oleh kekaisaran.Meskipun seorang Alchemist tidak akan peduli pada jumlah uang yang tak seberapa ini, tapi status yang diberikan pada mereka adalah sesuatu yang dinikmati semua Alchemist.     

"Hei, bocah. Apa kau tidak melihat apa yang tertulis di sini..." Melihat Xiao Yan langsung berjalan masuk ke dalam kota seolah-olah tidak ada seorangpun di pintu masuk, membuat mata seorang prajurit menatapnya sejenak. Sebelum teriakannya bisa benar-benar diucapkan sepenuhnya, tatapannya melayang pada jubah panjang Alchemist yang indah di tubuh Xiao Yan. Seketika, omelan dari bibirnya tertelan. Wajah marah itu juga berubah menjadi senyum menjilat, "Tuan, apa Anda berencana untuk memasuki kota?"     

"Ya." Tanpa menghentikan langkahnya, Xiao Yan perlahan berjalan menuju prajurit itu. Dia melirik acuh tak acuh pada prajurit itu. Setelah itu, tumitnya sedikit bergetar saat bahunya menyapu melewati penjaga dan menuju ke bagian dalam kota sesuka hatinya.     

"Gleg..." Melihat Xiao Yan telah mengabaikan teriakannya sebelumnya, sukacita muncul di wajah prajurit itu. Dia menelan ludahnya dan buru-buru berbalik dan memanggil dengan hormat, "Tuan, baru-baru ini ada beberapa manusia ular di Gurun Tager yang mencari masalah. Jika Anda berniat meninggalkan kota, Anda harus lebih berhati-hati."     

Memperlambat langkahnya, Xiao Yan mengangguk saat mendengar berita yang tidak terduga ini. Kemudian punggungnya perlahan menghilang ke dalam kegelapan terowongan tembok kota.     

"Sialan, riwayatku hampir tamat. Jika atasanku mengetahui aku telah mencari masalah dengan Alchemist tingkat dua, maka akan menjadi aneh jika dia tidak mengumpankanku pada anjing-anjing.'' Melihat sosok Xiao Yan menghilang, tentara itu akhirnya benar-benar menghela nafas lega. Dia menghapus keringat dinginnya dan sekali lagi kembali ke kantornya. Mungkin karena ketakutannya yang sebelumnya, tapi emosinya sekarang berkurang, dia tidak berani secara asal memarahi mereka yang memasuki kota.     

Setelah perlahan keluar dari terowongan dinding kota yang agak gelap, penglihatan Xiao Yan menjadi lebih cerah. Bangunan yang memiliki ciri padang pasir muncul di hadapannya. Sejumlah rumah dan bangunan yang tampak aneh ini adalah pembuka mata Xiao Yan.     

Berjalan di jalanan, tatapan mata Xiao Yan menyapu orang-orang yang berjalan di jalanan. Sesaat kemudian, Xiao Yan yang bingung bertanya dalam hatinya, "Guru. Sekarang ke mana kita akan pergi? Apakah kita langsung pergi ke Gurun Tager?"     

"Jika kau sembarangan masuk ke dalam gurun seperti yang kau inginkan, bahkan jika kau tidak tersesat di gurun, cepat atau lambat kau akan mati karena kekurangan sumber air." Suara pasrah Yao Lao terdengar dari dalam cincin.     

Memberikan senyum malu, Xiao Yan tertawa kering, "Ini adalah pertama kalinya aku bertemu dengan padang pasir... lalu apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"     

"Pergi dan beli peta yang paling rinci dari Gurun Tager. Di kota ini, seharusnya ada toko yang secara khusus menjual peta. Ini sangat penting! Selain itu, siapkan air secukupnya. Dan satu hal lagi, pergi ke toko obat di sini dan beli obat untuk mengusir ular. Manusia-manusia Ular di Gurun Tager paling mahir dalam memerintahkan ular berbisa untuk menyerang. Memang sebaiknya sedikit lebih berhati-hati." Yao Lao merenung.     

"Setelah menyiapkan semua benda ini, waktu kita hari ini akan habis dan tidak akan cukup untuk memasuki Gurun Tager. Karena itu, kita akan bermalam di kota. Oh, ya, Pill Pemulih Energi' mu telah habis. Obat ini adalah sesuatu yang penting untuk mempersiapkan latihanmu. Untungnya, kau telah mengumpulkan bahan obat yang cukup dari lembah kecil di Pegunungan Binatang Magic. Malam ini, aku akan menyempatkan diri untuk membantumu menyuling setumpuk obat. Setelah kita menyelesaikan semua tugas ini, kita akan memasuki Gurun Tager besok pagi."     

Mendengar sejumlah instruksi yang keluar dari mulut Yao Lao, Xiao Yan hanya bisa mengangguk tak berdaya. Dia menghela nafas dan segera menghentikan seorang pejalan kaki untuk bertanya mengenai toko-toko yang menjual peta Gurun Tager.     

Pejalan kaki yang Xiao Yan hentikan awalnya tampak tidak sabar. Namun, ketika dia melihat lencana Alchemist di dada Xiao Yan, dia buru-buru mengubah ekspresinya dan dengan sangat sopan menunjuk ke arah toko. Bahkan setelah Xiao Yan mengucapkan terima kasih, orang ini masih dengan semangat memberitahunya tentang perkiraan harga peta.     

Setelah mengucapkan terima kasih pada orang yang lewat tersebut, Xiao Yan menggosok lencana Alchemist di dadanya dengan telapak tangannya. Dia menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. Harus dikatakan bahwa identitas sebagai Alchemist ini sangat menyenangkan untuk digunakan.     

Sambil mendesah lagi di dalam hati, Xiao Yan dengan cepat melewati sudut jalan dan menuju ke arah toko peta terbaik di Kota Gurun yang ditunjukkan oleh pejalan kaki tersebut.     

Setelah berjalan beberapa saat dengan kecepatan yang tidak terlalu cepat atau lambat, toko peta yang bernama 'Peta Kuno' pun nampak di mata Xiao Yan. Tatapannya menyapu toko tersebut dan merasa sedikit terkejut. Toko ini tidak megah atau ditampilkan seperti yang lain. Melihat toko itu, samar-samar terlihat suasana pedesaan.     

Dengan beberapa keterkejutan di dalam hatinya, Xiao Yan perlahan masuk ke dalam toko. Bagian dalam toko itu tidak terlalu luas. Dua Batu Lampu Bercahaya memancarkan cahaya redup yang mampu menerangi seluruh toko sehingga terlihat sangat terang. Tatapan Xiao Yan menyapu bagian dalam toko; tidak banyak orang yang membeli peta di sini. Suasana yang sepi membuat Xiao Yan curiga jika dia datang ke tempat yang salah.     

Perlahan-lahan berjalan ke toko, tatapan Xiao Yan memperhatikan sekitar dan akhirnya tertuju pada seorang lelaki tua di belakang konter yang sedang menundukkan kepalanya membuat peta. Orang tua sangat terlihat cukup tua. Meskipun kepalanya penuh dengan rambut putih, tapi tangan keriput yang dia gunakan untuk memegang pena hitam yang digunakan untuk menggambar peta, masih cukup kuat.     

Tanpa membuat suara yang akan mengganggu orang tua itu, tatapan Xiao Yan menyapu sejumlah peta yang ada di atas meja. Dia ingin tahu dan mengangkatnya dengan tangannya lalu membalik-baliknya untuk melihat-lihat. Rute yang tergambar jelas di peta membuatnya mengangguk puas.     

Setelah mengamati peta selama beberapa saat, Xiao Yan melihat lelaki tua itu masih tidak memiliki niat untuk berhenti. Dia menekan bibirnya dan dengan langkah pelan, tiba di sudut toko di samping rak kayu kuno.     

Rak ini terlihat sangat tua dan penuh dengan lubang-lubang busuk. Beberapa peta yang menguning dengan sembarangan tertumpuk di atasnya. Dari tampilan tanda yang rusak di permukaan peta, terlihat jelas jika mereka adalah peta-peta produk gagal.     

Tangan Xiao Yan secara asal membalik peta yang menguning itu dan mencium bau apek yang menyengat datang padanya. Sedikit mengerutkan kening, Xiao Yan mengangkat satu tumpukan produk gagal tersebut. Tangannya sedikit bergetar dan sepotong potongan peta seukuran telapak tangan tiba-tiba terjatuh dari tumpukan produk gagal ini.     

Tanpa terlalu memperdulikan potongan peta yang terjatuh, Xiao Yan membolak-balik produk gagal di tangannya tersebut. Dia kemudian dengan bosan meletakkannya kembali. Ketika dia meletakkan potongan peta tersebut, tatapan matanya melayang ke arah potongan peta kecil itu. Dia mengedipkan matanya terlebih dahulu... lalu tangannya yang bergerak tiba-tiba membeku.     

"Ini..." telapak Xiao Yan sedikit gemetar saat dia dengan hati-hati mengambil potongan peta itu dengan dua jari. Dia bisa merasakan jantungnya berdegup kencang. Dengan paksa menelan ludahnya, ia meletakkan potongan peta kuno itu di tangannya. Tatapannya penuh dengan ekspresi kegembiraan yang tak terkendali ketika dia dengan cermat mengamati garis misterius yang sedikit taka sing pada peta tersebut.     

Beberapa saat kemudian, Xiao Yan perlahan menyipitkan mata. Dia menarik nafas dalam-dalam dan gemetar saat bergumam, "Ini benar-benar yang itu..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.