Perjuangan Menembus Surga

Bahaya Di Pintu Masuk Gua



Bahaya Di Pintu Masuk Gua

0Di tebing terjal, terlihat dua bayangan di bawah cahaya sinar bulan yang terang.     

"Bagaimana kalau kita mulai?"     

Xiao Yan melangkah maju menatap ruang gelap gulita di luar tebing sebelum berbalik tersenyum dan bertanya pada Peri Dokter yang berpakaian ketat dengan warna hitam.     

Menganggukkan kepalanya ringan, Peri Dokter berjongkok mengambil beberapa potong ranting kering sebelum dengan cepat mengikatnya, membentuk dua obor. Dia menaburkan bubuk kuning muda di atasnya dan mencari sumber api untuk menyalakan obor.     

"Ambil ini." Menyerahkan obor pada Xiao Yan, Peri Dokter kembali mengeluarkan tali panjang dan melambaikannya pada Xiao Yan, tersenyum sambil berkata, "Sebagai seorang laki-laki, kau tidak akan membiarkan seorang gadis lemah sepertiku berada di barisan depan kan?"     

Xiao Yan mengangkat obor dan menarik tali dengan seluruh kekuatannya, setelah itu memastikan jika tidak ada masalah. Dia kemudian melemparkan tatapannya pada Peri Dokter yang tersenyum, menggelengkan kepalanya, dan dengan tenang menjawab, "Mari kita pergi bersama, aku tidak mudah percaya pada orang yang belum lama aku kenal."     

"Kau… apa kau benar-benar tidak punya kejantanan?"     

Diragukan oleh Xiao Yan membuat Peri Dokter merasa marah. Biasanya, tentara bayaran yang dia temui agak blak-blakan dan lugas, ia jarang melihat seseorang seperti Xiao Yan yang sangat berhati-hati bahkan terhadap seorang gadis yang lemah seperti dia yang hanya seorang Dou Zhe.     

"Aku hanya punya satu nyawa dan aku tidak mau mempertaruhkannya, bersikap seperti seorang pahlawan di depan seorang gadis cantik akan membahayakan diriku… *terkekeh*, sebaiknya lupakan." Xiao Yan mengabaikan Peri Dokter, nadanya tetap setenang air.     

"Kau..."     

"Masih berniat turun? Jika semakin ditunda, akan keburu pagi." Xiao Yan kembali memiringkan kepalanya sambil tersenyum dan bertanya.     

"Pergilah!" Menatap senyum menjijikkan Xiao Yan, Peri Dokter hanya bisa menggertakkan giginya dan menghentakkan kakinya penuh kebencian.     

Dengan senyum samar, Xiao Yan mengikat tali ke sebuah pohon besar dan kokoh. Sekali lagi mengetesnya dengan sekuat mungkin sebelum melebarkan lengannya sebagai isyarat pada Peri Dokter untuk memeluknya, "Kemarilah."     

"Aku punya tali sendiri, aku tidak butuh bantuanmu!" Ketika dia melihat tindakan Xiao Yan, Peri Dokter tiba-tiba mundur beberapa langkah, wajahnya yang menawan memerah malu dan marah saat ia berseru.     

"Baiklah kalau begitu. Kau bisa pergi sendiri tapi aku ingatkan kalau tak seorangpun bisa menjamin kalau tidak akan ada ular berbisa, kalajengking atau tikus… di bawah tebing malam ini." Xiao Yan santai tersenyum dan berkata sambil mengangkat bahunya.     

"Brengsek kau. Kau pasti akan mati dengan mengerikan!"     

Sebuah sosok bayangan hitam terlihat melempar dirinya dengan keras pada Xiao Yan, kemudian mengulurkan telapak tangannya dan meraih dengan tangannya. Mengamatinya, Xiao Yan menyadari itu adalah bundel tali yang awalnya berada di tangan Peri Dokter.     

"Jika kau berani mengambil keuntungan dariku, aku benar-benar akan meracunimu hingga mati!"     

Di tengah ancaman Peri Dokter, aroma harum tertiup ke arah Xiao Yan. Tak lama, tubuh lembut dan halus itu jatuh ke pelukannya.     

Tubuh lembut dan halus yang jatuh ke pelukannya itu terasa seperti menabrak bagian bawah hatinya juga, dan membuatnya gemetar tak terkendali.     

Sambil mendesah dalam-dalam, Xiao Yan menekan api yang berkobar di dalam hatinya. Xiao Yan mengulurkan tangannya mengelilingi pinggang ramping yang pernah dia puji dengan kualitas terbaik. Dengan kedua lengan memeluk erat di pinggang lembut dan ramping menghadap dirinya, Xiao Yan kehilangan akalnya sejenak.     

"Apa kau masih tidak mau pergi?"     

Saat Xiao Yan menikmati kelembutan yang menawan itu, suara marah Peri Dokter tiba-tiba bergema di telinganya.     

"Maaf."     

Xiao Yan tertawa, namun, kata-katanya tidak benar-benar merasa bersalah. Kembali dengan kencang memeluk keindahan pinggang itu ke arahnya, ujung kakinya dengan ringan menyentuh tepi tebing. Keduanya seketika terjun ke dalam kegelapan yang berada di bawah tebing.     

Hembusan angin keras menyerang telinga mereka, menempelkan pakaian mereka ke kulit mereka masing-masing. Tangan kiri Xiao Yan memegang Peri Dokter sedangkan tali yang terikat di sekitar tangan kanannya tiba-tiba ditarik kencang membuat tubuh mereka turun dengan cepat kemudian perlahan-lahan melayang di tengah udara.     

Setelah beberapa saat, dengan napas panjang, Xiao Yan menoleh melihat ke arah Peri Dokter yang memeluknya erat-erat yang membuat dia tersenyum mengejek. Tatapannya menyelidik sekitarnya yang gelap gulita, sambil bertanya lembut, "Bisa kau katakan di mana posisi gua itu?"     

Saat dia mendengar Xiao Yan bertanya mengenai hal yang serius, ketegangan Peri Dokter karena 'bungee jumping' tersebut kemudian mereda. Tatapannya menyapu sekeliling sambil dia bergumam pada dirinya sendiri, kemudian menunjuk ke arah salah satu sisi dari kegelapan tersebut dan berkata lembut, "Seharusnya ada di sana…"     

Xiao Yan menatap ke arah yang ditunjuk oleh Peri Dokter, kemudian menganggukkan kepalanya ringan dan mengingatkannya dengan suara rendah, "Pegang erat-erat."     

Mendengar kata-kata ini, Peri Dokter sedikit ragu, namun ketika Xiao Yan menjejak dinding tebing dengan ujung kakinya dan tubuh mereka kembali terpental keras, dia segera meraih pinggang Xiao Yan, membenamkan wajahnya ke dalam pelukan Xiao Yan.     

Ujung kaki Xiao Yan terus bergerak di sepanjang dinding tebing dan dengan bantuan kekuatan dari menarik tali, jarak antara mereka berdua dengan gua tersebut semakin menipis.     

"Lemparkan obornya ke sana." Sekali lagi memperpendek jarak, Xiao Yan berkata dengan suara pelan sambil mendongakkan dagunya ke arah kegelapan di kejauhan.     

"Oh." Wajah menawannya mengangguk pelan tanda mengerti ketika Peri Dokter menunjuk tempat yang gelap dan melemparkan obor di tangannya ke arah tersebut.     

Obor yang terlempar ke dinding tebing memercikkan bunga apinya ke segala arah. Memanfaatkan cahaya redup tersebut, Xiao Yan dengan samar berhasil melihat gua yang tersembunyi dari kejauhan.     

"Huu…" melihat mereka hampir tiba di tempat tujuan, Xiao Yan menghela napas lega. Kemudian rambut di seluruh tubuhnya tiba-tiba berdiri ketika sebuah peringatan tiba-tiba terlintas di benaknya. Ujung kakinya menjejak dengan keras dinding tebing saat sosok Xiao Yan membidik arah luar.     

"Chi…" samar-samar terdengar suara dari udara menembus langit malam. Xiao Yan meminjam cahaya api yang ada untuk mengidentifikasi serangan yang menyelinap.     

"Ular Tebing." Kulit Xiao Yan menggelap saat dia meneriakkan nama ini dan ekspresi wajahnya berubah muram.     

Ular Tebing, seperti namanya, adalah jenis Binatang Magic tipe ular yang hidup di dalam tebing berbatu dan kekuatannya berada di sekitar peringkat satu. Binatang Magic jenis ini, memanfaat tubuh panjangnya yang mirip sayap untuk melambung tinggi di langit seperti elang; lalu karena Binatang Magic ini memiliki atribut batu, maka tubuhnya keras seperti batu dan biasanya senjata biasa tidak akan bisa melukainya.     

Pada hari biasa, bahkan jika Xiao Yan bertemu dengan Ular Tebing sendirian, dia belum tentu bisa memenangkannya. Namun sekarang, karena dia berada di tengah udara sambil memeluk Peri Dokter, dia tidak mungkin mencoba untuk melawannya. Jadi itulah alasan kenapa kulit Xiao Yan berubah muram.     

"Ular Tebing? Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Mendengar teriakan waspada Xiao Yan, tubuh halus Peri Dokter gemetar sambil dia buru-buru bertanya, dia juga pernah mendengar informasi tentang Binatang Magic ini.     

Xiao Yan menyipitkan matanya pada Ular Tebing berwarna kuning yang berputar di udara sambil menatap dingin ke arah mereka dengan mata segitiganya. Dia menggumam pada dirinya sendiri selama beberapa saat sebelum sebuah ide tiba-tiba muncul dan dia bertanya dengan suara pelan, "Apa kau masih memiliki bubuk yang bisa membuat orang kehilangan kesadaran itu?"     

Mendengar ini, mata hitam pekat Peri Dokter berputar, beberapa saat kemudian dia mengangguk sebelum mengambil kantong bubuk dari dadanya dan menyerahkannya pada Xiao Yan, dan berkata, "Hanya ini sisanya, gunakan dengan hemat…"     

Xiao Yan mengambil kantong itu dan menuangkan semuanya ke dalam tangannya sebelum mencengkeram erat. Dia menatap Ular Tebing yang mulai akan menyerang mereka.     

"Chi ..."     

Dengan kembali mendesis, sayap kecil Ular Tebing mengepak. Dengan tatapan yang tidak menyenangkan di matanya, dia menukik ke arah Xiao Yan. Dalam mulutnya yang besar, taring tajam tampak bersinar dingin.     

Menatap dingin Ular Tebing yang semakin mendekat, Xiao Yan mencengkeram tinjunya semakin erat.     

"Cepat serang dia, bodoh!" Dalam pelukannya, melihat Xiao Yan belum bergerak, Peri Dokter buru-buru mendesaknya.     

Mengabaikan desakan tersebut, Xiao Yan tetap diam, namun Dou Qi di dalam tubuhnya sudah mulai mengalir melalui arteri dan pembuluh darahnya.     

Melihat Ular Tebing yang sudah hampir sepuluh meter dari mereka, Peri Dokter kembali mencakar punggung Xiao Yan dengan marah, "Brengsek, aku akan mati karena kau!"     

Tepat ketika Ular Tebing itu berada sekitar sepuluh meter dari mereka berdua, Xiao Yan kemudian bergerak. Tinjunya yang mencengkeram erat-erat tiba-tiba terbuka dan dari dalam telapak tangannya sebuah tenaga Qi yang ganas meledak keluar, membawa bubuk putih tersebut. Seperti panah putih, menyerang ke arah Ular Tebing.     

Bubuk putih yang terarah menyerang Ular Tebing itu, kemudian tiba-tiba meledak menjadi bubuk awan, menyelimuti Ular Tebing di dalamnya.     

"Duk!"     

Sosok berwarna kuning itu tampak berjuang di dalam bubuk putih selama beberapa saat sebelum jatuh dengan kaku dari langit, dengan keras membentur lembah yang dalam.     

Menatap Ular Tebing yang menghilang dalam kegelapan, Xiao Yan kemudian menghela napas lega. Dari ketinggian ini, bahkan jika tubuh itu sekeras batu, pasti akan berubah menjadi daging cincang kan?     

Xiao Yan mengangkat kepalanya menatap bubuk putih yang mengambang di udara. Sekali lagi melambaikan telapak tangannya, tenaga Qi yang ganas tiba-tiba terdorong ke depan, menyapu udara.     

"Aku tidak menyangka kau memiliki kemampuan lain selain tahu bagaimana caranya menggertak wanita." Meskipun Xiao Yan sedikit curang dalam pertarungan ini, ketenangannya yang bahkan saat berada di tengah-tengah situasi berbahaya terlihat dengan jelas. Bahkan Peri Dokter mulai merasa menghormatinya.     

Dengan tidak antusias tersenyum, Xiao Yan kemudian membawa Peri Dokter ke dalam pelukannya sambil pelan-pelan turun di bagian luar gua. Saat ia menatap pintu masuk gua, dia melihat pintu itu tertutup rapat dengan puing-puing dan potongan-potongan kayu yang aneh. Alisnya berkerut kemudian dia menggelengkan kepala tak berdaya setelah melihatnya, terlihat seperti ada pekerjaan sulit lainnya untuk dia.     

Xiao Yan perlahan membuka telapak tangannya, mengambil napas dalam-dalam, ia kemudian berteriak dalam hati: "Telapak Tangan Api!"     

Ketika teriakan menggema dalam pikirannya, kekuatan yang besar terdorong menyembur keluar dari pusat telapak tangannya. Seperti angin kencang yang menyapu daun-daun yang jatuh, angin tersebut meniup tumpukan pecahan batu dan kayu ke dalam ruang gelap gulita di antara pegunungan.     

Setelah menyelesaikan tugasnya, butir-butir keringat dingin muncul di dahi Xiao Yan sementara napasnya juga menjadi sedikit tersengal-sengal. Di bawah tekanan pedang hitam besar di punggungnya, jumlah Dou Qi yang bisa dia gunakan bahkan tidak mencapai 60-70% dari Qi Vortexnya.     

Setelah terengah-engah selama beberapa saat, Xiao Yan menatap ke arah pintu masuk gua yang sekarang sudah bersih.     

Sekarang setelah reruntuhan kayu dan batu itu telah hilang, dengan menggunakan cahaya bulan yang samar-samar, Xiao Yan dan Peri Dokter akhirnya bisa melihat gua yang telah ditinggalkan oleh beberapa leluhurnya.     

Pintu masuk gua tidak terlalu lebar, paling hanya bisa muat sekitar dua atau tiga orang sekaligus. Gua itu gelap tapi seseorang bisa melihat cahaya samar dari dalam, memberikan kesan misterius.     

Di sekitar pintu masuk gua, ada banyak bilah pisau tapi mungkin karena waktu yang sudah berlalu cukup lama, bekas bilah pisau itu menjadi sangat samar. Jika bukan karena penglihatan Xiao Yan yang tajam, mungkin dia tidak akan pernah bisa menyadarinya.     

"Kita akhirnya di sini ..."     

Tertawa bahagia, Xiao Yan memeluk Peri Dokter. Dengan satu dorongan terakhir dari dinding tebing, keduanya terbang di udara sebelum akhirnya mendarat dengan mantap di depan pintu masuk gua.     

Setelah mendarat, Peri Dokter segera melepaskan pelukan Xiao Yan kemudian mengukur pintu masuk gua dengan ekspresi bahagia di wajahnya yang menawan.     

"Ayo masuk dan mencari tahu apa yang bisa kita dapatkan, aku berharap mereka tidak akan mengecewakanku."     

Xiao Yan tersenyum ringan pada Peri Dokter dan mengeluarkan obor, dia memimpin jalan masuk ke dalam gua yang gelap gulita.     

Menatap bagian dalam gua yang gelap gulita, Peri Dokter merasa sedikit ragu-ragu. Sesaat kemudian, dia menjejakkan kakinya dan menggertakkan gigi kemudian mengikuti Xiao Yan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.