Perjuangan Menembus Surga

Meminta Izin Untuk Cuti



Meminta Izin Untuk Cuti

0Melihat Guru Ruo Lin yang sedang menatapnya dengan senyum palsu terpasang di wajahnya, Xiao Yan tidak bisa berbuat apa-apa selain merentangkan tangannya kemudian berpura-pura melirik tajam pada Xun Er yang menutupi bibirnya untuk menyembunyikan tawanya.     

"Hehe, baiklah mari kita tutup pendaftaran hari ini; kita masih harus menghabiskan tujuh hari lagi di sini. Selamat kepada semua murid baru yang telah lulus hari ini; mulai sekarang kalian adalah anggota Akademi Jia Nan. Aku harap kalian semua dapat menyelesaikan persiapan kalian dalam waktu tujuh hari, setelah itu utusan yang dikirim oleh Akademi Jia Nan akan tiba di Kota Wu Tan dan kita akan kembali ke Akademi." Guru Ruo Lin menggulung gulungan kulit domba di tangannya sambil tertawa lembut.     

Mendengar ini, wajah semua orang yang ada di dalam tenda pun bersinar dengan penuh kebahagiaan.     

Xiao Yan menatap Guru Ruo Lin yang tersenyum pelan sambil melangkah maju dan tersenyum datar, "Guru Ruo Lin, masih ada sesuatu yang ingin aku bicarakan…"     

"Oh? Xiao Yan, si bocah jenius, apa lagi yang ingin kau bicarakan dengan guru?" Guru Ruo Lin mengangkat wajahnya yang cantik dan menawan sambil menjawab Xiao Yan dengan nada menggoda.     

Panggilan canggung itu membuat Xiao Yan tersenyum malu sambil menggelengkan kepalanya dan menyelidik, "Umm… aku pikir jika memungkinkan aku tidak bisa mengikuti kalian semua ke Akademi Jia Nan dalam waktu dekat karena masih ada urusan penting lain yang harus aku lakukan. Guru Ruo Lin, apakah bisa aku meminta izin cuti?"     

"Meminta izin cuti?" sedikit kaget, Guru Ruo Lin mengerutkan alisnya sebelum menjawab dengan lembut, "Menurut aturan, selain hari-hari yang ditentukan… selama satu tahun pertama, murid baru tidak boleh izin cuti."     

"Tapi aku ada urusan yang benar-benar penting." Xiao Yan mengangkat bahu dan berkata dengan nada serius, "Sangat penting, sampai-sampai aku tidak punya pilihan selain pergi."     

Tepat di sampingnya, wajah lembut Xun Er berubah menjadi murung karena mendengar kata-kata Xiao Yan, tangannya pun mulai memain-mainkan rambutnya. Dia awalnya mengira kalau perjalanannya ke Akademi Jia Nan akan sangat menyenangkan tapi sekarang antusiasme itu tiba-tiba berkurang.     

"Meminta izin cuti?" juga, Xiao Yu pun terkejut mendengar kata-kata Xiao Yan. Dia menatap Xiao Yan, tidak paham situasi ini.     

Ketika Guru Ruo Ling menatap serius wajah Xiao Yan, alisnya pun mengerut. Beberapa saat kemudian dia akhirnya mengangguk pelan dan dengan lembut berkata, "Baiklah. Berapa lama waktu cuti yang kau butuhkan, jika tidak terlalu lama aku mungkin bisa membantumu dengan otoritas yang aku miliki."     

Xiao Yan menatap mata Ruo Lin yang lembut dan tiba-tiba merasa wajahnya memerah. Setelah diam beberapa saat, dia kemudian menjawab canggung, "Mungkin… sekitar satu tahun."     

Setelah kalimat ini keluar dari mulutnya, seluruh tenda tiba-tiba menjadi hening. Satu per satu, tatapan terkejut segera tertuju pada pemuda yang tengah tersenyum canggung itu. Sekitar satu tahun? Saat ini, semua orang berpikir kalau ada masalah dengan pendengaran mereka. Meskipun mereka telah mendengar permintaan cuti sebelumnya… namun meminta izin cuti selama satu tahun tepat setelah mendaftar… ini adalah yang pertama kalinya terjadi sejak berdirinya Akademi Jia Nan.     

"Yu Er. Pemuda dari Klanmu ini… sangat sombong ya? Satu tahun? Apa dia sengaja tidak ingin pergi ke Akademi Jia Nan?" Xue Ni menatap Xiao Yan dengan kaget, kemudian dia segera menyodorkan pertanyaan pada Xiao Yu dengan suara terkejut.     

Xiao Yu tertawa getir sambil menggelengkan kepalanya, dia juga tidak mengerti dari mana keinginan Xiao Yan ini berasal.     

"….Apa kau bercanda denganku?" Guru Ruo Lin mengedipkan bulu mata lentiknya karena dia tidak tahu harus tertawa atau menangis mendengar perkataan Xiao Yan. Meminta izin cuti selama satu tahun? Itu hampir sepertiga dari total waktu yang harus dia habiskan di Akademi.     

Xiao Yan menggelengkan kepalanya tak berdata dan berkata, "Aku serius membicarakan hal ini dengan guru."     

Dengan alis hitamnya yang berkerut kencang, Guru Ruo Lin menatap wajah Xiao Yan, meski ada ekspresi tidak berdaya, tapi dia tidak bisa menemukan sedikitpun tanda bahwa Xiao Yan ingin bercanda. Guru Ruo Lin kemudian mendesah sambil menggelengkan kepalanya lalu berkata pelan, "Itu masa cuti yang terlalu lama, aku tidak punya wewenang untuk menyetujuinya. Kau harus melupakannya, melihat kemampuanmu, kau pasti bisa mendapatkan pelatihan terbaik di Akademi. Jadi kenapa kau justru harus membuang-buang waktu untuk mengambil cuti?"     

Mendengar saran Guru Ruo Lin, Xiao Yan tertawa pahit, "ini sudah perkiraan yang paling tepat."     

Tangan kosong Guru Ruo Lin memijat dahinya yang bersih dan bersinar, seperti yang telah ia sangka, bocah brengsek ini sudah membuatnya sakit kepala dengan persoalan yang sangat sulit; bahkan dia sudah membuat masalah sebelum resmi menjadi muridnya. Sepertinya dia memiliki bakat untuk menjadi murid yang membuatnya pusing.     

"Cuti itu terlalu lama…." kembali menggelengkan kepalanya, Ruo Lin menghela napas, kalimatnya sudah menunjukkan tanda bahwa dia akan menolaknya.     

"Jika aku tidak bisa mendapat izin cuti satu tahun, maka aku kira aku harus mengundurkan diri. Jika ada kesempatan tahun depan, aku akan berpartisipasi kembali dalam pendaftaran Akademi Jia Nan." Xiao Yan mengerucutkan bibirnya dan berkata enggan dengan suara lembut.     

"Mengundurkan diri?" mendengar perkataan Xiao Yan, kericuhan mulai muncul di tenda. Di satu sisi, Xiao Yu menginjak kakinya sendiri karena merasa khawatir.     

Melihat Xiao Ya menggunakan kalimat mengundurkan diri sebagai ancaman, akhirnya ada sedikit perubahan dalam ekspresi lembut Guru Ruo Lin. Dia benci kehilangan murid yang berbakat yang baru saja dia terima. Jadi setelah menatap tajam pada pemuda keras kepala itu, sesaat kemudian, dengan suara lembutnya dia berkata, "Xiao Yan, bisakah kau tidak membuat ini sulit untuk Guru? Cuti yang kau inginkan terlalu lama."     

Bercampur dengan sedikit memohon, suara lembut Guru Ruo Lin dengan wajah manisnya membuat hati para lelaki tertarik; kebanyakan pria secara otomatis tidak akan bisa menolaknya. Banyak murid laki-laki di dalam tenda tanpa sadar telah menganggukkan kepala mereka setelah mendengar ucapan Guru Ruo Lin. Ketika akhirnya mereka tersadar dengan tingkah mereka, wajah mereka memerah karena merasa malu.     

Di bawah serangan kecantikan yang lembut ini, hati Xiao Yan pun berdetak cepat, namun pengendalian dirinya jauh lebih kuat dibandingkan orang biasa. Sambil perlahan membuang napas, di bawah tatapan semua orang, dia menggelengkan kepalanya dan dengan sungguh-sungguh berkata, "Guru Ruo Lin, aku butuh masa cuti satu tahun ini! Tidak ada yang bisa mengubahnya."     

Guru Ruo Ling menatap pemuda yang menjawab dengan jawaban ekstrim itu, kembali merasa sakit kepala, sambil tangan kosongnya kembali memijat ringan dahinya. Sesaat kemudian, karena sedikit marah pada sikap keras kepala Xiao Yan, dia tiba-tiba duduk sambil menggertakkan giginya. Dia berjalan cepat ke depan hingga berhenti di depan Xiao Yan, lalu berkata marah di depan wajahnya, "Kau bocah brengsek, tidak bisakah kau mempertimbangkan perasaanku? Untuk apa kau meminta cuti selama itu?"     

"Ehhh…" melihat sikap guru Ruo Lin, yang tiba-tiba marah karena Xiao Yan, semua orang menjadi terkejut, tapi tak lama setelah itu mereka hanya bisa menggelengkan kepala pasrah.     

"Si brengsek ini bahkan bisa membuat orang mati kembali hidup, bertemu dengannya benar-benar nasib buruk untuk Guru." Xiao Yu teringat saat-saat dia merasa jengkel karena Xiao Yan hingga menghentakkan kakinya dengan marah; sebagai sesama korban dia berempati pada perasaan Guru Ruo Lin.     

Ketika Xiao Yan menatap wajah Guru Ruo Lin yang tepat berada di depannya, dia hanya bisa tertawa canggung melihat wajah cantiknya berubah marah. Dia pasti benar-benar memiliki kemampuan untuk membuat marah orang lain hingga bisa membuat guru yang berhati lembut itu pun kehilangan kontrol hingga sejauh ini, tapi, dia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan cuti tersebut hari ini…     

Sambil menarik napas dengan aroma bunga dari tubuh Guru Ruo Lin sembari melirik sosok cantik itu, Xiao Yan terpaksa menekan kegembiraan di dalam hatinya. Dengan tatapan yang tak tergoyahkan, dia berkata: "Guru, ada masalah yang harus aku selesaikan, tolong setujui permintaanku, atau… aku akan mundur dari pendaftaran ini."     

"Berani kau!" Ruo Lin telah melalui kesulitan besar untuk mendapatkan murid yang bisa dinilai setingkat setan ini, jadi bagaimana dia bisa melepaskannya dengan mudah dan membiarkannya pergi. Memikirkan itu, mata biji almondnya seketika melebar saat dia berteriak.     

Xiao Yan mengangkat bahunya, menolak untuk berkomentar.     

Ketika Ruo Lin melihat Xiao Yan yang terlihat tidak peduli, dia menyadari bahwa dia telah sedikit kehilangan kontrol dirinya, menyadari itu, wajahnya yang menawan sedikit tersipu sambil dia mengambil langkah mundur. Kemudian setelah keheningan panjang, mata cantiknya sedikit miring sambil dia berkata dengan nada datar: "Apa kau benar-benar berencana untuk meminta cuti selama satu tahun bagaimanapun caranya?"     

Saat Xiao Yan melihat bagaimana sikap Guru Ruo Lin yang tiba-tiba tenang, hatinya sedikit menegang. Kemudian saat kembali menatap mata indahnya, dia melihat tanda bahaya di dalamnya.     

Pandangan mata Guru Ruo Lin ini membuat Xiao Yan dan murid-muridnya yang sudah tinggal bersamanya lebih dari satu tahun pun memiliki sebuah firasat. Tanpa diragukan lagi, perubahan Guru Ruo Lin yang begitu mendadak ini adalah tanda bahaya.     

Meskipun Xiao Yan telah merasakan tanda-tanda bahaya, saat ini, bahkan jika dia dihadapkan pada gunung belati dan lautan api, dia hanya bisa memantapkan dirinya. Sambil menelan air liurnya, dia segera tersenyum datar dan menganggukkan kepalanya.     

Melihat Xiao Yan mengangguk, Guru Ruo Lin perlahan mendesah.     

Menganggukkan kepalanya dengan berat, jari-jari Guru Ruo Lin yang ramping menyisir rambut hitamnya yang halus sambil dia berkata dengan tenang: "Baiklah kalau begitu, meminta cuti satu tahun bukanlah hal yang mustahil."     

Mendengar perkataan tersebut, Xiao Yan tidak merasa sedikit bersemangat, karena dia justru tahu kalau kalimat tersebut mengandung maksud tersembunyi.     

Ketika mata guru Ruo Lin menatap tenang dan memperhatikan Xiao Yan, alisnya berkerut takjub. Terbukti, kontrol diri Xiao Yan telah jauh melebihi dugaannya.     

Sambil melirik Xiao Yan, Guru Ruo Lin tiba-tiba tersenyum lembut, tapi suara lembut dan halusnya membuat semua orang melihat Xiao Yan dengan kasihan.     

"Jika kau bisa bertahan dalam 20 putaran dengan serangan guru, permasalahan yang mungkin akan muncul karena izin cutimu, maka guru yang akan mengurusnya!"     

Mendengar kata-kata Guru Ruo Lin, Xue Ni dan murid perempuan lainnya menghela napas pda Xiao Yan. Tak lama setelah itu, mereka melihat ke arah Xiao Yu yang sedang berusaha keras untuk memaksakan senyum, dengan penuh simpati dan menghibur: "Yu Er, jangan terlalu sedih."     

"Bocah sombong ini." Xiao Yu menggertakkan giginya sambil menghentakkan kaki dengan keras ke tanah. Namun dalam matanya, dia terlihat khawatir.     

"Bagaimana sekarang? Apa kau masih ingin meminta cuti?" Guru Ruo Lin berkata lembut sambil dia tersenyum dan menatap Xiao Yan.     

Bibir Xiao Yan terbuka sambil dia menggaruk kepala, dalam matanya yang hitam pekat, tampak raut mengejek di sana. Menggumam pada dirinya sendiri selama beberapa saat, Xiao Yan kemudian dengan tegas menganggukkan kepalanya di bawah tatapan semua orang.     

"Tentu saja!"     

Mendengar hal ini, senyum di wajah Guru Ruo Lin bahkan menjadi lebih cantik, sementara jiwanya…. menjadi semakin lebih membahayakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.