Perjuangan Menembus Surga

Diserang



Diserang

0Dari dalam magma, makhluk hidup misterius itu keluar dengan suara yang melengking. Dia dengan keji menyerang ke arah Xiao Yan yang berada di tengah udara, melemparkan tembakan-tembakan magma terbang secara asal. Danau magma yang tenang tiba-tiba berubah bergejolak. Sejumlah pilar api magma tampak melonjak, menciptakan pemandangan yang megah.     

Xiao Yan di udara mengepakkan sayap dengan cepat. Danau magma yang tiba-tiba bergejolak juga membuat kulit di kepalanya terasa mati rasa. Dia mengepalkan giginya dengan kencang sambil melarikan diri dengan sekuat tenaga.     

Xiao Yan melarikan diri dengan sangat cepat dengan menggunakan Sayap Awan Ungu. Namun, makhluk misterius itu ternyata tidak kalah cepat darinya. Ketika suara melengking itu menghilang, makhluk itu pun terlihat meluncur dengan lebih cepat. Perlahan-lahan dia menyusul Xiao Yan, kemudian membuka mulutnya yang besar dengan menyeramkan dan menjulurkan tiga lidahnya yang berwarna merah cerah berbentuk garpu dengan kencang.     

"Tuan muda. Hati-hati. Dia di belakang Anda!'' Di pintu keluar terowongan, Qing Lin berteriak dengan kencang saat dia melihat makhluk hidup besar yang tengah mengejar Xiao Yan. Wajahnya tampak sangat terkejut.     

Di sampingnya, Xiao Ding juga tampak penuh cemas. Dia ingin pergi membantu Xiao Yan tapi tidak bisa. Sehingga dia hanya bisa menatap Xiao Yan dengan penuh rasa cemas.     

Setelah mendengar teriakan nyaring Qing Lin, Xiao Yan yang terbang dengan cepat merasa kulit tubuhnya mengencang. Pada saat yang sama, tembakan panas pun ditembakkan dari belakangnya.     

Xiao Yan menelan ludah. Dia bahkan tidak punya waktu untuk berbalik. Dia mengepakkan Sayap Awan Ungu-nya dengan kaki menendang pilar batu besar di sampingnya yang tergantung di langit-langit sambil berteriak, "Langkah Meledak!" Setelah meneriakkannya, Xiao Yan menekuk tubuhnya menyerupai busur. Dengan suara 'Chi La', pakaian Xiao Yan melekat erat di kulitnya dengan tubuh yang menegang dan dengan cepat melesat seperti panah yang meninggalkan busurnya. Kecepatannya tiba-tiba meningkat.     

Dengan memanfaatkan kekuatan dari 'Langkah Meledak', Xiao Yan dengan beruntung berhasil menghindari pukulan mematikan dari makhluk hidup misterius di belakangnya. Pada saat yang sama, dia juga sedikit memperpanjang jarak di antara mereka.     

"Hiss!" Melihat mangsa, yang hampir terjangkau mulutnya, telah melarikan diri, makhluk hidup misterius itu pun mengeluarkan suara desisan marah. Ekornya yang besar terayun dengan kencang. Seketika, pilar batu kokoh yang telah berkali-kali dihantam magma panas itu pun meledak.     

Ketika pilar batu itu meledak, sejumlah reruntuhan batu pun menghujani ke bawah. Ekor makhluk hidup misterius itu terus berayun dengan ganas. Setiap pecahan batu yang mengenai ekornya, seperti menjadi bola meriam yang baru saja dilepaskan, menembaki Xiao Yan yang tengah melarikan diri dengan kencang dan ganas.     

Suara-suara ledakan yang terdengar dari belakangnya, membuat Xiao Yan yang baru saja sedikit tenang, kembali cemas. Persepsi Spiritual-nya kemudian keluar dari tubuhnya dan mengelilingi beberapa meter area di sekitarnya. Tubuhnya kemudian mulai berputar dan berbalik secara aneh.     

"Chi. Chi..." sejumlah potongan batu dengan tepian tajam, terus melewati kulit Xiao Yan dengan suara kencang. Berulang kali, Xiao Yan berusaha menghindari serangan bertubi-tubi dari pecahan-pecahan batu ini. Namun ketika batu-batu itu melewati tubuhnya dengan jarak dekat, kekuatan kencang yang dimiliki batu-batu tersebut menggoreskan beberapa luka yang memerah di tubuh Xiao Yan.     

Pecahan-pecahan batu yang meleset dan tidak mengenai Xiao Yan, terus meluncur ke depan hingga menabrak batu keras magma lainnya. "Bang!" Seketika, pecahan-pecahan batu itu pun meledak dengan menimbulkan garis-garis retakan pada pilar batu yang kokoh tersebut, memperlihatkan betapa menakutkannya kekuatan yang ada dalam pecahan batu tersebut. Jika Xiao Yan sebentar saja teledor dan terkena pecahan batu tersebut, dia mungkin akan kehilangan kemampuan bertarungnya saat itu juga dan terlempar ke dalam magma, berubah menjadi abu dalam sekejap.     

Melihat garis-garis retakan yang muncul pada batu magma, tanpa sadar keringat dingin muncul di dahi Xiao Yan. Jika saja sebelumnya dia tidak melatih kemampuan menghindarnya menggunakan pilar-pilar kayu yang telah disiapkan Yao Lao secara khusus di dalam Pegunungan Binatang Magic, dia mungkin benar-benar harus tinggal di sini selamanya…     

"Makhluk ini benar-benar tahu bagaimana cara memanfaatkan benda lain untuk menyerang musuh. Sudah pasti tingkat kecerdasaannya tidaklah rendah. Sialan..." Dengan sekejap Xiao Yan menyadari sesuatu. Tepat ketika Xiao Yan merasa bahwa makhluk itu begitu merepotkan, kakinya dengan kencang menginjak pilar batu yang lainnya. Seketika kecepatannya kembali meningkat drastis. Dengan selisih jarak yang dia peroleh dari kecepatannya yang meningkat, Xiao Yan memutar kepalanya dengan susah payah. Xiao Yan menarik napas dingin dengan tatapan mata yang tertuju pada makhluk misterius yang berada tidak jauh di belakangnya…     

Makhluk hidup misterius yang tiba-tiba keluar dari dalam magma itu adalah Binatang Magic dengan bentuk seperti ular. Tubuhnya sangat panjang. Dengan penilaian asal, setidaknya panjang tubuhnya sekitar empat puluh hingga lima puluh kaki dengan seluruh tubuh yang merah menyala. Seluruh tubuhnya tertutupi sisik berwarna merah seukuran telapak tangan. Yang dari kejauhan, tampak seperti batu giok api berbentuk bulat. Yang paling mengejutkan bagi Xiao Yan, binatang itu memiliki dua kepala... yang bercabang dari lehernya yang panjang. Kedua kepala yang tampak seram itu memiliki mata besar berbentuk belah ketupat yang penuh dengan kebuasan dan ekspresi haus darah dengan keinginan membunuh.     

"Sungguh makhluk yang aneh. Sebenarnya Binatang Magic jenis apa ini?" Pikiran yang menakutkan melintas dalam benaknya. Xiao Yan memperhatikan gerakan ular berkepala dua itu tiba-tiba melambat. Perlahan area leher mereka tampak seperti membengkak, seperti bermaksud meludahkan sesuatu.     

Melihat situasi aneh ini, Xiao Yan merasa hatinya gelisah. Dia segera mengepakkan sayapnya dan dengan cepat mengubah gerakan majunya menjadi meluncur ke atas.     

Tepat ketika tubuh Xiao Yan melesat ke atas, ular berkepala dua di belakangnya dengan seram membuka mulut mereka. Dua buah pilar magma besar yang terbentuk dari magma dan api tiba-tiba tersembur seperti letusan gunung berapi. Seketika dua pilar magma yang bergelora menembak ke arah Xiao Yan dengan ganas.     

"Bang!" Salah satu pilar magma tersebut berlalu sejauh dua meter di bawah Xiao Yan dengan ganas. Suhu tinggi pilar magma tersebut membakar bagian celana Xiao Yan. Sensasi terbakar yang dirasakan kulitnya, membuatnya menarik napas dingin.     

Salah satu pilar magma itu mungkin meleset, tapi satu pilar lainnya melewati udara dengan kencang seperti kilat dan meninggalkan jejak api berwarna merah tua, hendak menabrak Xiao Yan dengan kekuatan menghancurkan yang dimilikinya.     

Di pintu keluar terowongan yang berada tak terlalu jauh, Xiao Ding dan Qing Lin tampak ketakutan ketika melihat Xiao Yan hendak ditelan oleh pilar api.     

Suhu tinggi yang tiba-tiba muncul di belakangnya, dalam sekejap membakar pakaian di punggung Xiao Yan menjadi abu. Kulitnya yang awalnya agak hitam, kini benar-benar telah memerah.     

"Sialan..." Suhu panas yang tiba-tiba muncul di belakangnya, membuat Xiao Yan merasa pusing. Dia kemudian mengepakkan sayapnya dengan sekuat tenaga dengan ujung mata memperhatikan belakangnya. Dia terkejut saat mendapati pilar magma yang besar itu telah benar-benar mengelilingi beberapa meter area di sekelilingnya. Dalam waktu singkat, mustahil untuk melarikan diri dari wilayah yang sepenuhnya telah tertutupi oleh pilar api.     

"Guru, aku benar-benar akan mati jika kau tidak melakukan sesuatu!" Serangan menghancurkan yang berada di dekatnya membuat Xiao Yan menyipitkan matanya seukuran lubang jarum. Setelah gagal melarikan diri meski telah menggunakan seluruh kekuatannya, Xiao Yan hanya bisa buru-buru meraung dalam hati.     

"Haha, apa kau sudah mencapai batas kemampuanmu?" suara tawa tua yang menggoda terdengar dari dalam hati Xiao Yan.     

Pada saat suara tawa tua itu terdengar, energi aneh tiba-tiba mengalir ke dalam Sayap Awan Ungu yang ada di punggung Xiao Yan. Diiringi suara halus, sejumlah garis berwarna ungu samar-samar muncul di Sayap Awan Ungu tersebut. Dengan diiringi suara 'Chi La' sepasang sayap itupun mengepak dan tubuh Xiao Yan melewati udara yang berlawanan. Seperti ikan kecil yang berenang di danau, ia melesat keluar dari garis batas yang tertutupi pilar api dengan cepat...     

Serangan pilar api magma besar itu pun meleset dan dengan keras menembak ke arah danau magma. Seketika, terdengar suara ledakan dan seluruh area tersebut mulai bergetar.     

Ketika pilar api magma besar tersebut memasuki danau magma, pilar itu seperti masuk ke dalam magma dengan cepat. Beberapa pilar magma besar berulang kali melesat keluar dari permukaan danau yang tenang dengan suara benturan kencang yang mengiringi.     

Situasi yang sangat menakutkan ini sedikit mengingatkan seperti kejadian di neraka.     

Sambil berdiri di dalam terowongan, Xiao Ding dan Qing Lin menyaksikan dunia magma yang tiba-tiba berubah sangat liar. Karena terkejut, tanpa sadar mereka pun menelan air liur mereka. Di depan fenomena alam yang sangat hebat ini, kekuatan manusia terlihat sangat kecil...     

"Tidak heran jika keberadaan 'Api Surgawi' itu sangat langka dan sulit didapatkan. Mendapatkan 'Api Surgawi' dari tempat yang bisa disebut dengan tempat mematikan ini sama sulitnya dengan naik ke surga," gumam Xiao Ding.     

"Bang!" Tepat ketika dua orang itu menatap dengan ekspresi terkejut. Dari danau magma, tiba-tiba pilar magma tampak melesat ke langit dan mendarat tidak jauh dari terowongan. Magma panas itu pun memercik dan menghujani ke segala arah.     

Melihat magma yang bercipratan, Xiao Ding buru-buru menarik Qing Lin dan mundur sedikit jauh hingga mereka berhasil menghindari tetesan magma yang panas tersebut.     

"Bagaimana keadaan Xiao-Yan-Zi ? Di mana dia?" sambil berdiri di dalam terowongan, Xiao Ding berkata dengan suara yang sangat cemas begitu pandangannya benar-benar terhalang oleh magma yang meledak.     

Di sampingnya. Wajah mungil Qing Lin juga tampak pucat. Sikapnya yang sangat pemalu benar-benar tampak tak berdaya dan cemas.     

Tepat ketika keduanya merasa sangat cemas akan keadaan Xiao Yan, sesosok manusia tiba-tiba keluar dari dalam danau magma dan berbelok di dalam pilar-pilar magma tersebut dengan ceroboh.     

Melihat sosok manusia yang secara langsung menerobos jalan melalui pilar magma yang tak terhitung jumlahnya itu, secara bersamaan hati Xiao Ding merasa sedikit terkejut dan bahagia. Saudaranya benar-benar dapat mengabaikan suhu panas magma yang begitu tinggi? Bukankah ini terlalu menakutkan?     

Setelah bergegas melalui pilar magma yang terakhir, sosok manusia, yang seluruh tubuhnya ditutupi Dou Qi berwarna ungu, akhirnya menyerbu ke dalam terowongan. Sambil menarik napas dengan kasar, telapak tangannya memegangi dinding. Dengan suara serak, dia berkata, "Sialan. Makhluk itu terlalu menakutkan..."     

Saat itu, pakaian yang menempel di tubuh Xiao Yan telah terbakar dalam kondisi yang mengerikan hingga compang-camping. Seluruh kulitnya juga tampak memerah. Rambutnya yang berwarna hitam juga menjadi sedikit cokelat.     

"Apa kau baik-baik saja?" Melihat Xiao Yan berulang kali menghirup udara dengan kasar, Xiao Ding menghela napas lega kemudian buru-buru bertanya.     

Xiao Yan tersenyum pahit sambil mengangguk. Dengan menyandarkan punggungnya di dinding terowongan, dia perlahan-lahan duduk. Tatapan matanya tertuju ke danau. Mungkin karena ia telah kehilangan targetnya, tetapi ular berkepala dua itu hanya berenang pelan di permukaan magma. Empat mata cokelatnya yang besar terus memperhatikan sekelilingnya. Karena tertutup uap magma, pencariannya pun sia-sia. Yang bisa dia lakukan hanyalah mendesis marah. Ekornya yang besar terayun dengan liar, membuat danau magma berulangkali bergejolak dan menggelora.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.